Selasa, 08 Maret 2016

KARYA ALLAH DI TENGAH KEJAHATAN MANUSIA

KARYA ALLAH DI TENGAH KEJAHATAN MANUSIA (Yohanes 11:45-57)

Bapak, ibu, sdr.i yang kekasih dalam Tuhan
Memasuki bulan Maret ini, gereja-gereja biasanya mulai membicarakan topik tentang hari-hari kesengsaraan Tuhan dalam khotbah-khotbah mingguannya. Demikian pula dengan gereja kita saudara, bulan Maret ini, menjelang peringatan Paskah tahun ini, gereja kita pun akan mengupas topik yang sama. Dan khususnya pada hari ini, saya mengambil tema tentang “Karya Allah Di Tengah Kejahatan Manusia”.
Bapak/ ibu yang kekasih
Berbicara tentang Karya Allah, saya percaya di dalam kehidupan manusia Allah terus bekerja dari dulu, sekarang dan dimasa yang akan datang. Bahkan saat Tuhan Yesus berhadapan dengan orang-orang Farisi yang mempermasalahkan soal penyembuhan atas seorang yang lumpuh, Tuhan Yesus berkata: “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17).
Saudara, pernyataan Tuhan Yesus ini menimbulkan konflik yang berkepanjangan.  Hingga dari kalangan orang-orang Yahudi sendiri sudah ada niat untuk membunuh Yesus saat itu (Yohanes 5:18). Bahkan sampai dipenghujung perdebatan soal kebangkitan Lazarus, niat jahat manusia terhadap Tuhan Yesus sepertinya sudah tidak dapat terbendung lagi.
Disini kita melihat saudara, sekalipun dosa merajalela dan sepertinya terus menguasai hati umat manusia, akan tetapi Allah tidak akan pernah kehabisan cara untuk berkarya dalam kehidupan manusia.
Sebaliknya “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Dari sinilah kita pahami saudara, tidak pernah ada niat jahat muncul dari hati Allah, sekalipun itu muncul dalam situasi yang sulit yang sedang kita hadapi.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kembali kepada topik yang kita baca hari ini, perikop yang ini dilatar-belakangi oleh peristiwa kebangkitan Lazarus. Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati adalah mujizat Tuhan Yesus yang terakhir sebelum penyalibanNya, tetapi mujizat tersebut pastilah yang terbesar dan yang menimbulkan paling banyak tanggapan baik dari sahabat-sahabatNya maupun dari musuh-musuhNya. Yohanes memilih mujizat itu sebagai mujizat ketujuh yang dicatat dalam kitabnya, karena mujizat itu benar-benar yang paling penting dalam pelayanan Tuhan Yesus di bumi. Ia telah membangkitkan orang lain dari antara orang mati, yang tentunya sudah terkuburkan selama empat hari lamanya. Secara logika, kejadian ini sangat tidak masuk di akal. Sebab jasad yang telah mati itu telah membusuk secara alamiah. Ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” (Yohanes 11:39).
Tetapi faktanya Lazarus kembali hidup dalam kondisi segar bugar seperti sediakala. Kebangkitan itu adalah suatu mukjizat yang tidak dapat disangkal atau dihindari oleh para pemimpin Yahudi.
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Yohanes tidak menceritakan mengenai pengalaman Lazarus tentang bagaimana ia dapat hidup kembali. Dia tidak menceritakan hal itu karena waktu itu, dan masa kini pun, kejadian itu tidaklah penting untuk diceritakan. Tetapi yang lebih penting adalah kesaksian mengenai Tuhan Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup. Sebab, jika Tuhan Yesus tidak dapat melakukan apa pun atas kematian, semua yang dilakukanNya menjadi tidak berarti. Demikianlah dikatakan oleh Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15:19, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.”
Namun masalahnya saat itu adalah peristiwa kebangkitan Lazarus, telah menimbulkan banyak reaksi-reaksi yang berbeda terhadap peristiwa itu. Yang pada akhirnya menyisakan dua kelompok orang yang memiliki respon yang berbeda terhadap mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Ada sekelompok orang yang kemudian menjadi percaya setelah mereka melihat peristiwa yang spektakuler yang dibuat Tuhan Yesus (45). Sehingga mereka merasa kagum akan apa yang sudah Tuhan lakukan.
Tetapi ada juga kelompok lain, yang justru melalui peristiwa itu hatinya tertutup oleh kebenaran sehingga beberapa orang “ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu” (46).
Saudara, ayat ini sangat mengherankan. Apakah hati manusia begitu buruknya, sehingga orang-orang yang telah menyaksikan mukjizat kebangkitan dari antara orang mati, dapat melawan Dia yang membangkitkan orang?
Masalahnya adalah, mereka pergi kepada orang-orang Farisi, bukan kepada imam-imam, bukan karena orang Farisi berkuasa membunuh Tuhan Yesus, tetapi karena imam-iman berada di lapisan atas, dan sulit dihubungi oleh rakyat, sementara orang-orang Farisi mudah dicari orang, karena mereka berkeliaran dimana-mana.
Yang lebih heran saudara, biasanya orang-orang Farisi tidak senang dengan imam-imam kepala. Sebab Mahkamah Agung dikuasai oleh imam-imam kepala, dan orang-orang Farisi hanya merupakan minoritas. Pemerintah Roma memberikan kuasa atas segala urusan keYahudian di Israel kepada Mahkamah Agung, tetapi mereka tidak berhak menjalankan hukuman maut. Namun dalam kasus ini, mereka bersepakat untuk melakukan makar  melawan Tuhan Yesus. Mereka berniat melakukan tindakan pembunuhan.
Mengapa saudara? Karena orang-orang Farisi lebih mementingkan kekuasaan, kepuasan, keuangan dan kenikmatan yang dinikmatinya selama ini. Sehingga ketenaran yang terjadi pada Tuhan Yesus dianggapnya sebagai suatu batu sandungan yang akan membahayakan reputasinya. Mereka tidak mau disanyingi oleh Tuhan Yesus.
Lagi pula orang Farisi tidak berbahagia ketika sebuah kebenaran diungkapkan, mereka justru merasa was-was dan gelisah saat kebenaran Firman Tuhan dinyatakan atas mereka. Selama ini mereka berlindung dibawah kedok Institusi agama yang sebenarnya hanya tempat untuk menyimpan kebusukan dan kejahatan mereka.
Jadi saudara, siapa yang melawan Yesus? Institusi agama! Siapa yang melawan Yesus? Ahli-ahli Taurat! Dan orang-orang Farisi!
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Hingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan cara yang seksama, mereka mengadakan rapat mendadak. Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi itu memanggil Mahkamah Agama untuk menanyakan apa yang harus diperbuat?
Saudara ini bukan kasus moral yang melanggar Hukum Taurat. Tetapi kasusnya diungkapkan sangat jelas, bahwa Tuhan Yesus telah banyak membuat mujizat.
Kalau seandainya mereka peka terhadap kebenaran. Bukankah seharusnya mujizat-mujizat besar yang dilakukan itu cukup menjadi bukti bahwa ada kuasa Allah dibaliknya?
Tetapi seperti Musa yang banyak melakukan mujizat ketika dia akan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir tapi Firaun semakin tidak percaya. Demikianlah yang dilakukan Tuhan Yesus atas mujizat-mujizatNya dan orang-orang Yahudi pun tidak mau percaya.
Bapak/ ibu/ sdr yang kekasih
Hal ini membuktikan bahwa orang-orang Yahudi tidak mencari kebenaran tetapi mereka mencari cara untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Memang saudara, kejadian itu semakin menjadikan Tuhan Yesus menjadi popular di mata rakyat, lagi pula mereka tidak dapat menyangkal kuasa-Nya.
Mereka tidak mengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mau memimpin pemberontakan melawan Roma, sehingga ketakutan yang mereka ucapkan dalam ayat ini masuk akal. Pasti Pemerintah Roma, yang gagah perkasa, tidak membiarkan pemberontakan yang mereka bayangkan. Mereka jauh lebih senang dengan keadaan yang enak yang mereka nikmati saat itu, dari pada kekacauan politis dan militer yang mereka bayangkan.
Bapak,ibu,sdr.i yang terkasih
Yesus semakin tenar dan semakin memiliki banyak pengikut. Hal tersebut dapat mengundang bahaya bagi keamanan apabila penjajah Roma mengetahuinya. Karena mereka takut kalah popular. Mereka takut rahasia kebusukan mereka pada akhirnya terbongkar karena Tuhan Yesus mengungkapkan kebenarannya.
Jadi, motivasi mereka nyata. Mereka tidak melawan Dia demi kepentingan kebenaran dan kemuliaan Allah.
Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri. Karenanya mereka mengambil keputusan yang masuk akal, yaitu bahwa Tuhan Yesus mengancam keamanan bangsa yang dikuasai orang Romawi.
Dua kali mereka seolah-olah menunjukkan keprihatinannya tentang bait Allah kita dan bangsa kita”. Tetapi, sebenarnya yang sedang mereka pikirkan adalah status dan popularitas mereka sendiri.
Karena itu di tengah-tengah persidangan yang berlangsung itu Kayafas tampil untuk bicara. Karena dia Imam besar pada tahun itu. Siapakah itu Kayafas saudara? Dia adalah Imam besar orang Saduki bukan orang Farisi, tetapi dalam kasus ini, kedua golongan tersebut sepakat bersama melawan musuh.
Kayafas menghina mereka, dan menuntut bahwa mereka membunuh Tuhan Yesus, demi kepentingan mereka. Namun perkataannya mengandung arti yang lain. Dia tidak memikirkan kematian Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat di kayu salib. Dia hanya memikirkan kematian Tuhan Yesus sebagai pemberontak. Demikian juga dia tidak memikirkan kebinasaan di neraka. Sebaliknya dia hanya memikirkan kebinasaan di tangan tentara Roma.
Tetapi saudara, ucapannya itu sekaligus bernilai nubuat dalam kedudukannya sebagai orang yang mewakili bangsa. Karena itu ia berkata lebih berguna bagimu jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.Artinya bahwa seorang harus menjadi pengganti bagi orang banyak sesuai dengan ajaran PB tentang penebusan dosa. Sebab dalam pengertian Yohanes, Kayafas telah menyampaikan hal tentang penyelamatan.
Kekhawatiran Kayafas cukup dibuktikan hampir empat puluh tahun kemudian ketika Yerusalem dihan-curkan oleh tentara Romawi karena orang-orang Yahudi memberontak. Tentu, kita sebagai pembaca tahu bahwa Yesus tidak bermaksud untuk memberontak terhadap kuasa Romawi.
Juga, ada petunjuk yang dapat kita lihat yaitu dalam kata “bagimu” di ayat 50, yang merujuk kepada kepentingan satu kelompok yang dijaga. Dalam hal ini, Kayafas serta Mahkamah Agung dapat berkuasa karena dukungan orang Romawi, walaupun kuasanya juga terbatas. Namun karena kepentingan itu, mereka menolak Yesus meskipun mereka menerima bahwa Yesus melakukan banyak mujizat (Ayat 47).
Namun, di tengah maksud jahatnya itu, Kayafas tetap mengerjakan apa yang menjadi kehendak Allah dimana Kristus harus mati bagi penebusan banyak orang. Dengan demikian saudara, di tengah-tengah konspirasi ini, kata-kata yang diucapkan Kayafas di ayat 49-50 merupakan kata-kata yang bersifat ironis, karena memuat makna yang lebih dalam yang tidak disadarinya: Yesus akan mati "untuk bangsa itu ...ini memang benar akan tetapi bukan seperti apa yang dimaksudkan oleh Kayafas. Ini adalah benar dalam arti dan cara yang lebih besar dan mulia.
Tuhan dapat berkata-kata bahkan melalui orang-orang yang paling tidak disukaiNya terkadang Dia memberi pesanNya melalui seorang tanpa orang itu sendiri menyadarinya. Yesus harus mati bagi bangsa dan juga bagi umat Tuhan di seluruh dunia. Tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai" (Ayat 51-52). Kematian Yesus di pandang sebagai sesuatu yang mempunyai tujuan yang mempersatukan. Istilah anak-anak Allahdipergunakan tentang mereka yang akan percaya.
Bapak,ibu,sdr.i yang kekasih
Inilah yang sebenarnya menjadi "puncak" konspirasi para pemimpin Yahudi, bahwa siasat jahat mereka pada akhirnya digunakan Allah untuk menyelamatkan orang yang percaya kepada Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus.
Dengan demikian, pernyataan Kayafas menjadi salah satu penjelasan yang penting tentang makna kematian Kristus (Ayat 51), yaitu bahwa kematian-Nya adalah cara Allah untuk keselamatan, yang sekalipun saat itu ia tidak memahaminya secara pasti.
Tetapi pada akhirnya penjelasan itu diperluas oleh penulis Injil dalam Ayat 52 bahwa Kematian Kristus “bukan hanya berlaku untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai.”
Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Yohanes dalam Yohanes 1:12, “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
Dari sini kita melihat saudara satu misteri kedaulatan Allah berlaku didalam kejahatan manusia sekali pun. Dimana Kristus memang diutus untuk menyelamatkan dunia melalui kematian-Nya.
Bapak,ibu,sdr.i yang terkasih
Akan tetapi, apakah dengan demikian Allah menguasai para pemimpin Yahudi untuk membunuh Kristus? Ternyata tidak! Alasan mereka untuk membunuh Kristus sangat masuk akal. Tidak ada pemaksaan atau manipulasi oleh Allah. Kedaulatan Allah tetap bekerja di tengah-tengah kehendak manusia, dan bukan melawan kehendak manusia.
Karenanya saat hari Paskah mulai mendekat, banyak orang mencari-cari Tuhan Yesus, sementara imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu dimana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia” (Ayat 57).
Saudara, rencana mereka untuk membunuh Dia mungkin belum diumumkan, tetapi perintah ini jelas merupakan hasil dari pertemuan mereka dengan Mahkamah Agama.
Sidang jemaat yang kekasih,
Hari ini, melalui perenungan kita kali ini, saya mau menantang respon kita atas kebenaran firman ini. Apakah kita masih menganggap bahwa Allah hanya berdiam diri saat kita berada ditengah-tengah kejahatan manusia? Ataukah kita mulai percaya bahwa Allah juga turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita? Masalah bisa datang kapan saja dan dimana saja. Datangnya masalah tidak menunggu kita terlebih dahulu untuk siap menghadapinya. Tetapi satu hal yang dikehendaki Tuhan bagi kita adalah, percayalah bahwa apa yang dikerjakan Tuhan bagi kita adalah yang terbaik bagi kita. Supaya melaluinya iman kita menjadi setahap lebih tinggi dari yang biasanya. Dan kita menjadi orang-orang yang percaya yang menang di dalam iman.
Yang berikutnya, jika kita adalah orang yang berkuasa, kita perlu merenungkan kepentingan apa yang kita berhalalkan di atas Kristus. Saudara, kepentingan yang paling berbahaya adalah melegalkan kepentingan lembaga gereja. Misalnya, kita mendiamkan kebenaran untuk menjaga keamanan. Kita tahu bahwa itu adalah suatu ketidak-benaran. Tetapi kita berdalih dengan alasan untuk kebaikan gereja, untuk kebaikan jemaat, pada akhirnya kita melanggar norma-norma firman Tuhan. Saudara, gereja adalah milik Kristus, maka kelolalah gereja sesuai dengan kehendak Kristus. Bukan berdasarkan apa yang kita tahu atau yang kita sepakati bersama.
Jika kita berada pada posisi bersama dengan Kristus, biarlah kita dapat dikuatkan bahwa Allah tetap bekerja di tengah-tengah niat jahat manusia.
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Peristiwa ini juga mengingatkan kepada kita semua, bahwa kepercayaan kita di dalam Kristus bukanlah pilihan kita, tetapi karena anugerahNya semata, yang sanggup membukakan hati kita dan mengubah hati kita untuk mengenal kebenaran.
Dengan demikian, ingatlah saudara! Bukan kita yang memilih Dia, tetapi Dia yang memilih kita, oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri karya keselamatan Yesus yang ada dalam hidupmu. Namun bukan hanya mensyukurinya saja tetapi semakin hari semakin hidup dalam kebenaran-kebenaranNya, sehingga kita semakin mengenal Dia dan semakin bertumbuh ke arah Dia.
Anugerah Allah tidak dapat dibeli, namun hanya dapat dihidupi. Oleh karena itu selama kita masih bernafas selama kita masih hidup di dunia ini marilah kita terus hidup benar di hadapanNya, terus mengasihinya merenungkan firmanNya sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan dan perbuat dalam hidup ini sebagai anak-anak Tuhan.   Selamat memasuki bulan Paskah. Tuhan Yesus memberkati. Amin

0 komentar:

Posting Komentar