Selasa, 20 Januari 2015

IBADAH YANG BERKENAN KEPADA TUHAN

IBADAH YANG BERKENAN
KEPADA TUHAN
(YESAYA: 1:10-20)


Pendahuluan
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.
Setiap kita pastinya merindukan, dapat menjalin suatu ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Ibadah yang dibangun atas dasar penyembahan umat kepada penciptanya. Ibadah kepada TUHAN ini mengungkapkan satu penghormatan, kasih, dan ketundukan kepada TUHAN.
Karena apa, saudara? Karena ibadah yang sejati sebenarnya timbul dari hati dan dinyatakan dalam sebuah perbuatan. Artinya, apa yang kita nyatakan dalam hal lahiriah dari suatu ibadah, sejatinya tidak akan menjadi berarti jika bukan merupakan ekspresi batiniah kita.
Dalam hal inilah yang juga dipahami oleh Rasul Paulus sehingga Ia menuliskannya dalam Roma 12:1, “demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersem-bahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Karena itu saudara, bila ibadah adalah sebuah ekspresi batiniah, maka tidak akan mungkin timbul satu pertentangan antara ibadah dan perbuatan sehari-hari. Sebab yang terpenting dalam sebuah ibadah bukanlah terletak pada korban persembahan, melainkan pada orangnya. Maksudnya, orang yang beribadah menentukan korban yang dipersembahkannya, sebaliknya korban persembahan tidak menggambarkan sebagai orang yang beribadah.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Ada kesaksian seorang pendeta. Saat Pendeta itu bertanya kepada jemaatnya, “Apa tujuan saudara datang ke gereja?” Dengan spontan semua jemaat menjawabnya, “Untuk beribadah kepada Tuhan.
Namun saudara setelah ibadah usai, mereka berbicara satu dengan yang lain dengan komentar, “Yah… Ibadahnya tidak enak, ibadahnya tidak ada spirit apa-apa, jujur hari ini saya tidak mendapat apa-apa dari ibadah tadi.” Saudara, bukankah komentar seperti itu seringkali kita dengar dari orang yang datang ke gereja dengan tujuan yang salah.
Dari sini kita melihat saudara, rupanya banyak orang datang ke gereja bukan dengan maksud untuk menyembah Tuhan, tetapi hanya untuk mencari berkat dan hiburan. Mereka kira dengan ibadah, mereka harus dipuaskan batinnya, setelah satu minggu bekerja keras. Mereka kira dengan meluangkan waktu selama ibadah, itu berarti Allah harus melayani mereka? Atau memberkati mereka? Dan kalau mereka sudah puas maka itu dianggapnya sebagai suatu ibadah yang sesungguhnya. Karena itu tidak heran saudara, jika mereka menjadi kecewa ketika mereka mendapati suatu ibadah yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Saudara kita patut mengerti, bahwa tujuan dari sebuah ibadah bukanlah kepuasan batin kita. Tetapi tujuan ibadah itu adalah untuk meninggikan dan mengagungkan nama Tuhan, karena memang hanya Tuhanlah yang layak untuk ditinggikan. Karena itu, kita harus menyediakan hati untuk mendengar dan menerima Firman Tuhan. Kita harus mempersiapkan diri untuk dapat menyembah Tuhan dengan benar.
Dengan demikian tujuan utama kita ke gereja adalah untuk mengagungkan serta memuliakan Allah, bukan untuk mendapatkan berkat semata-mata. Allah memang berjanji akan memberkati, kalau kita taat kepadaNya. Namun saudara, jangan sampai setiap doa, puji, persembahan serta ibadah kita pada akhirnya ditolak oleh Allah seperti halnya yang terjadi pada bangsa Israel. Sebab itu akan sangat menyedihkan.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,
Apa yang kita baca dalam Kitab Yesaya ini, merupakan sebuah teguran keras yang dapat menjadi satu pelajaran penting bagi kita. Bahwa Allah tidak membutuhkan adanya sebuah korban dalam sebuah ibadah jika hal itu muncul dari sikap yang tidak sungguh-sungguh, tetapi yang Allah tuntut dari setiap orang yang datang kepadaNya adalah hati yang bersih. Hati yang mau menyembah kepadaNya.
Karena itu kita melihat bagaimana Yesaya sangat menekankan pentingnya pengajaran ini, dengan satu maksud untuk mengingatkan umat Israel dapat menyembah Tuhan Allah saja, serta berbuat sesuai dengan sifat-sifat kekudusan-Nya itu.
Saudara, apa yang salah dari penyembahan bangsa Israel? Salah satu yang disoroti oleh Yesaya adalah upacara-upacara ibadah yang dilakukan umat pada saat itu serta bagaimana sikap mereka kepada sesama manusia.
Bayangkan saudara, Yerusalem yang dahulu sangat dibanggakan sebagai kota hukum yang baik, yaitu di mana umat Allah hidup dalam kebenaran, kejujuran, adil dan kesetiaan kepada Allah, tapi sekarang mereka justru meninggalkan semuanya itu, umat Israel sudah melupakan Allah. Mereka tidak peduli lagi kepada Allah, bahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka abaikan.
Keadaan inilah yang mendorong Yesaya untuk menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel. Peranannya yang sangat penting bagi Israel nampak saat raja-raja yang dipilih dan diurapi, diingatkan untuk memimpin kembali bangsa Israel dapat beribadah kepada Allah. Yang walaupun dalam pelaksanaannya, mereka seringkali mengabaikan tanggung jawab tersebut dan menyalahgunakan kekuasaan yang ada pada mereka untuk kesenangan dan kepentingan-kepentingan pribadi.
Namun yang menarik bagi kita adalah, tekad Yesaya untuk terus membimbing dan menasihati para raja untuk dapat berlaku sesuai dengan kehendak Allah.
Karena itu diawal perikop kita melihat bagaimana Yesaya menyerukan firman Tuhan kepada bangsa Israel supaya mereka meninggalkan ibadah yang sia-sia. Sebab inti dosa mereka adalah ibadah yang penuh kemunafikan terhadap Tuhan. Dosa yang paling berat bukanlah kriminal, melainkan tidak adanya kesadaran tentang dosa itu.
Saudara, kelihatannya bangsa ini sangat-sangat religius. Mereka mempersembahkan begitu banyak korban persembahan bagi Tuhan, tetapi sayangnya itu bukan keluar dari hati nurani yang tulus. Sebaliknya mereka hanya berusaha memamerkan kesalehan diri, supaya dilihat orang bahwa mereka seorang yang suci. Padahal saudara, Allah tidak bisa dikelabui oleh tindakan-tindakan lahiriah yang munafik seperti itu. Sebab Tuhan tahu kedalaman hati setiap orang, bagaimana motivasi mereka saat datang untuk beribadah.
Pertanyaannya bagi kita adalah? Bisakah kita menipu Allah, jika kita percaya Allah adalah Allah yang Mahatahu. Bisakah kita menyembu-nyikan sesuatu yang buruk, jika kenyataannya Allah Mahamelihat? Adakah kebohongan untuk suatu kebaikan? Jawabannya, tidak bisa bukan!
Karena itu Allah ingin agar seluruh umatNya mendengarkan dengan seksama apa yang ingin Allah nyatakan: di ayat 10 Tuhan berkata: “dengarkanlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
Saudara, pernyataan ini begitu keras ditujukan kepada para pemimpin dan seluruh bangsa Israel. Allah menghendaki agar seluruh umat Israel dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang sedang Allah katakan kepada mereka.
Mereka diumpamakan sebagai “para pemimpin, manusia Sodom” dan “manusia Gomora”. Apa maksudnya saudara? Kita mengenal, bahwa kota Sodom adalah salah satu dari daratan dimana Lot, kemenakan Abraham memutuskan untuk tinggal (Kejadian 13:8-13). Kata Sodom juga sering dipakai sebagai lambang untuk menggambarkan dunia yang penuh dengan pemberon-takan terhadap Allah melalui kehidupan yang penuh kejahatan dan perbuatan asusila, serta sebagai lambang dari murka Allah terhadap kejahatan tersebut.
Sedangkan kota Gomora adalah salah satu diantara kelima kota di daratan di sekeliling Yordan, yang dimusnahkan dengan api (Kejadian 19:24). Dalam hal inilah bangsa Israel, diumpamakan seperti bangsa Gomora yang penuh dengan kedegilan hati dank arena itu harus menerima hukuman.
Melalui kedua gambaran ini, Allah ingin agar bangsa Israel dapat bercermin dari prilaku mereka yang salah selama ini. Bahwa apa yang mereka lakukan bagi Tuhan bukanlah sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan. Tetapi, yang terjadi justru sangat-sangat memilukan hati Tuhan:
-        Tuhan jemu dengan korban bakaran berupa domba jantan, lembu jantan ataupun kambing jantan.
-        Tuhan jijik ketika melihat sikap hati mereka yang penuh dengan kejahatan saat memasuki pelataran bait SuciNya.
-        Bukan hanya itu saudara, Tuhan juga merasa bosan saat perayaan ibadah mereka naikan seperti sebuah sandiwara.
-        Dan yang terakhir, Tuhan merasa enggan dengan semua doa yang dipanjatkan namun tangan mereka penuh dengan darah dosa.
Dari sini kita melihat sepertinya Tuhan ingin mengatakan kepada seluruh umat Israel, bukan itu yang Tuhan inginkan dari mereka. Bukan ritual-ritual yang diperankan seperti sebuah sandiwara, sebuah ibadah yang isinya penuh dengan kebohongan.
Begitu pun dengan ibadah gereja masa kini, Allah tidak menginginkan dan tidak menghendaki ibadah-ibadah kita yang penuh dengan kemunafikan. Allah tidak menginginkan persembahan yang kita berikan kepada gereja sebagai hasil dari perbuatan-perbuatan jahat seperti (hasil korupsi dan hasil mencuri).
Saat ini banyak orang Kristen, berbuat sesukanya terhadap gereja. Mereka melecehkan kekudusan Allah dengan cara memberikan persembahan dari hasil perbuatan jahat mereka. Saat ini juga banyak orang Kristen yang seolah-olah “menyuap” Allah dengan uang-uang yang mereka berikan ke gereja. Sekali lagi ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN ITU!! Allah hanya mau kita menyadari akan kekudusan-Nya dan bertindak sesuai dengan kekudusan Allah.
Namun saudara, dibalik semuanya itu, Allah yang adalah Kasih masih memberikan kita kesempatan untuk bertobat. Allah masih mau mengampuni setiap orang percaya yang benar-benar mau bertobat. Tetapi pertobatan yang dituntut Allah di sini bukanlah pertobatan yang hanya bersifat sementara saja, atau hanya sebatas di ibadah saja. Allah mau kita menunjukkan sikap kita yang benar-benar mau bertobat dengan cara melakukan hal-hal yang baik kepada sesama kita.
Tugas kewajiban orang Kristen terhadap masyarakat adalah melaksa-nakan dan mengerjakan kebenaran dan keadilan, memperjuangkan keadilan sosial dan menjunjung tinggi serta membangun mental yang baik. Dan pada saatnya, kita akan melihat hasil ketaatan dan kasih Allah itu dalam kehidupan kita dan kehidupan orang yang kita layani.
Demikian pula yang Tuhan inginkan dalam sebuah ibadah bahwa kita datang dengan penuh kerendahan hati, dan siap untuk menyembah Dia.
Karena itu sebelum Allah menyatakan murkaNya yang dasyat kepada bangsa Israel. Allah memperingatkan mereka untuk kembali kepada jalan yang benar. di ayat 16-17 dijelaskan: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatan yang jahat…, berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan….
Saudara, kita melihat kepedulian Allah yang bukan hanya mengkritik dosa dan kesalahan umat, tetapi juga Allah menyediakan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi, yaitu adanya pertobatan umat untuk kembali kepada Allah.
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.
Ini menjadi satu pelajaran berharga bagi kita, bagaimana kita datang beribadah kepada Tuhan. Memang tidak bisa dipungkiri saudara, bahwa setiap orang pastinya memiliki beragam motivasi untuk datang ke gereja dan beribadah. Setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda saat mereka hadir dalam ibadah. Bisa saja saat mereka datang, mereka sedang dalam pergumulan yang cukup berat sehingga mereka tidak berkonsentrasi dalam ibadah. Atau saat datang beribadah, suami – isteri sebelumnya sedang dalam percekcokan kecil yang membawa hati mereka gusar. Atau bisa saja ada orang yang datang beribadah, tetapi tidak tahu harus bagaimana.
Karena itu saudara, penting bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak sebelum ibadah itu di mulai. Kita datang lebih awal dari jam-jam ibadah kita dan berdiam diri di hadapan Tuhan, dengan mengambil saat teduh. Kita siapkan hati dan pikiran kita, kalau dirasa perlu kita minta ampun kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan memberikan kita damai sejahtera untuk dapat mengikuti ibadah dengan baik. Supaya ibadah yang sedang kita jalani, sungguh-sungguh dapat berkenan kepada Tuhan.
             Bagaimana dengan kita bapak/ ibu yang kekasih. Sudahkah kita mempersiapkan hati dengan baik saat kita datang beribadah kepada Tuhan? Biarlah perenungan ini menjadi koreksi bagi kita untuk dapat memberikan sebuah ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Amin.

2 komentar:

  1. saya setuju,mulai hari ini saya akan berusaha untuk bertobat,percaya,dan menerima Tuhan.

    BalasHapus
  2. Puji Tuhan,,Amin sangat membrkati

    BalasHapus