Senin, 18 April 2016

TUHAN SATU-SATUNYA ALLAH

TUHAN SATU-SATUNYA ALLAH
Yesaya 44:1-8

Sidang jemaat yang kekasih,
Mengulas kembali akan topik kita tentang Hukum pertama, perintah pertama ini mengajarkan kepada kita Siapa yang harus disembah. Ini adalah dasar dari seluruh hukum Allah yang ada, dimana kita harus mengasihi Tuhan Allah yang sejati. Sekaligus juga memberikan penegasan bahwa tidak ada peluang bagi kita untuk diperbolehkan menyembah allah lain seperti kita menyembah kepada Allah sejati. Ataupun mengakui adanya allah lain yang secara sah menjadi obyek penyembahan kita.
Saudara, Tuhan adalah satu-satunya Allah! Ini merupakan sebuah doktrin yang sangat penting untuk kita pahami. Sebab segala sesuatu adalah dimulai dari Allah, dan oleh Allah dan kepada Allah (Band. Roma 11:39). Dialah pencipta langit dan bumi dan segala yang ada di dalamnya. Dialah satu-satunya yang berkuasa, dan yang menentukan hukum-hukumNya. Dialah penyelamat dan penebus umat kepunyaanNya. Di dalam dunia ini hanya ada satu Allah yang penuh kasih, yaitu Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus.
Kalau kita melihat kenyataan di dalam dunia ini, mengapa ada begitu banyak jenis agama yang muncul? Saudara, berdasarkan data statistic ada, diperkirakan ada lebih dari 90% penduduk dunia menganut agama tertentu, yang menyembah kepada berbagai macam allah. Di dalamnya juga ada begitu banyak dewa-dewa yang disembah? Ada begitu banyak jenis-jenis ibadah yang berbeda? Lagi pula masing-masing mengklaim bahwa agamanya adalah satu-satunya yang paling benar, satu-satunya dewa yang menyelamatkan! Jika demikian, pertanyaan kita adalah, lantas agama mana yang benar? Agama mana yang sejati, yang sungguh-sungguh membawa kita kepada Allah yang sejati?
Saudara, sepertinya semua umat manusia sedang ditarik ke dalam sebuah kontroversi yang besar antara Allah yang sejati dengan ilah-ilah buatan pikiran manusia. Antara kebenaran dan semua imitasi yang berkembang didalamnya. Tidak mungkin jika di dunia ini ada begitu banyak allah yang disembah oleh berbagai macam agama yang berbeda. Padahal dunia yang ditempati manusia hanya satu. Atau tidak mungkin juga bahwa satu Allah menciptakan berbagai macam bentuk agama yang berbeda-beda, kalau tujuannya sama. Memang Tuhan kurang kerjaan sehingga Ia seolah-olah menyulitkan diriNya sendiri. Jadi yang pastinya adalah dari sekian banyak pribadi yang dianggap sebagai allah, pastinya hanya ada satu pribadi Allah yang sejati, yaitu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
Saudaraku, tidak bisa kita pungkiri, kita memang sedang diperhadapkan pada berbagai macam agama yang berbeda-beda. Namun kalau kita perhatikan, beberapa agama yang lain lebih berorientasikan pada ritual upacara dibandingkan ketaatan pada aturan. Dengan mempersembahkan korban ini, melakukan tugas itu, ambil bagian dalam pelayanan ini, menyantap hidangan ini dan itu, maka seseorang akan terlihat benar di hadapan Tuhan. Dari sini kita pahami, bahwa sesungguhnya yang menentukan kehidupan benar atau tidak bukanlah Tuhan, tetapi tingkah laku dan ritual manusia yang menjalankannya. Dengan kata lain, saudara, paham ini sedang mengajarkan bahwa manusia sepertinya sedang berusaha menyogok allah agar ia dapat menuruti keinginannya dengan berbagai macam ritual yang dijalankannya.
Tetapi berbeda dengan agama yang sejati. Agama yang sejati tidak berorientasikan pada aturan atau upacara. Agama yang sejati lebih menekankan pada ada-tidaknya relasi yang sejati dengan Tuhan.
Saudara, mari kita melihat dalam Yesaya 1:11-15, disana digambarkan bagaimana orang Israel secara rutin mempersembahkan korban, rutin beribadah, rajin memberikan persembahan, rajin berdoa dan lain sebagainya, tetapi semuanya itu justru melukai hati Tuhan. Mengapa saudara? Karena semua itu tidak lahir dari hati nurani yang tulus, semua dijalani berdasarkan rutinitas, lagi pula bangsa Israel memiliki kehidupan yang dualisme. Disatu sisi kelihatannya beribadah kepada Tuhan, tetapi disisi yang lain mereka berbuat jahat didepan mata Tuhan (Yesaya 1:16). Ini yang tidak diperkenankan Tuhan. Ini bukan ibadah yang sejati.
Dari sini kita melihat bahwa Tuhan Allah menuntut adanya relasi yang intim antara umat manusia dengan Allah. Namun masalahnya saudara, dosa yang telah merasuk dalam kehidupan manusia menjadikan manusia tidak sanggup untuk mencari Allah. Dosa merusak seluruh tatanan hidup manusia, sehingga manusia bukan saja menjadi buta terhadap kebenaran, tetapi yang pasti mereka telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Karena itu ada dua hal yang menjadi kebutuhan dasar yang diyakini semua agama yaitu bahwa manusia telah terpisah dari Tuhan dan perlu diperdamaikan kembali denganNya.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan.
Kita kembali kepada Alkitab. Alkitab berbicara dengan jelas tentang fakta bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah. Di dalam PL kita mengenal Allah menyatakan diri: Siapa jati diri-Nya? Saudara, Tidak ada kata yang mampu mencakup kebesaran-Nya, kecuali yang diistilahkan sendiri oleh Tuhan sebagai “AKU ADALAH AKU”, “I Am That I Am”, “Hayah Asher Hayah” (Keluaran 3:14) dan Dialah Tuhan Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub - bukan Ismael (Keluaran 3:15)! Pernyataan ini lebih dari sekedar nama, saudara. Itu adalah suatu nama yang deskriptif, yang menunjuk kepada apa adanya Allah dalam diriNya. Secara khusus nama ini menunjuk bahwa Dialah sepenuhnya eksistensi dalam diriNya sendiri, cukup dalam diriNya sendiri, dan kekal.
Siapakah nama diriNya? Nama diriNya dikenal dengan sebutan Yehovah! Atau dalam bahwa Ibrani ditulis sebagai YHWH, dan diterjemahkan sebagai Yahweh. Itulah namaNya yang melekat kekal selama-lamanya dan itulah sebutanNya yang dikenal turun-temurun hingga hari ini.
Karena tidak ada seorang pun yang mampu mencari jati diri Allah yang sejati. Maka Allah sendiri yang turun menemui umatNya. Dalam hal ini, Tuhan yang benar memilih umatNya, yang menyatakan kuasaNya yang besar dalam tindakanNya, kasih besarNya, serta memenuhi segenap keperluan umatNya. Tuhan yang sejati dipandang sebagai Allah yang menyertai umatNya dengan segala tindakanNya yang ajaib dan mengatasi segala allah bangsa-bangsa. Dialah yang menjadikan langit dan memberi pernyataan tegas bahwa tidak ada yang lain selain diriNya (Ulangan 4:39).
Dengan demikian saudara, penebusan hanya dapat dikerjakan oleh seorang yang mengambil bagian secara penuh dalam situasi manusia, bukan oleh seorang dewa yang berjalan di atas bumi. Dalam pemahaman ini, maka makna "Tuhan satu-satunya Allah" bukan ditemukan dalam debat yang abstrak, tetapi melalui tindakan dan kehadiran Tuhan yang secara nyata hadir dalam kehidupan umat-Nya. Tindakan Allah yang spektakuler, yang diperbuat Allah ini menunjukkan bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang hidup. Kuasa besarNya mampu membawa umat pilihan Alah keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan (Ulangan 20:2).
Karena itu bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan
Sekarang umat pilihan Allah sedang dalam masa pembuangan di Babel. Disatu sisi keberadaan bangsa Israel di Babel tidak lebih adalah bagian dari hukuman Allah atas pemberontakan mereka. Tetapi disisi yang lain, Allah menetapkan ini untuk mengajar bangsa Israel senantiasa ingat akan kedaulatan Tuhan dalam kehidupan mereka.
Secara keseluruhan Yesaya 44 merupakan satu bagian yang di dalamnya Allah mengingatkan kembali status bangsa Israel dan janji pemulihanNya. Yang walaupun sebelumnya, dijelaskan bagaimana dosa dari umat Allah yang telah begitu memberatkan dan menyusahkan hati Allah, namun Allah tetap menyertai dan menghibur umat-Nya. Karena itu Tuhan Allah ingin mengingatkan kembali bangsa Israel, dengan satu perkataan yang tidak boleh diabaikan. Ia berkata: “Tetapi sekarang dengarlah, hai Yakub, hambaKu, dan hai Israel, yang telah Kupilih!” (Ayat 1). Pernyataan ini menegaskan bahwa status Israel dimata Tuhan tidak berubah saudara. Di hadapan Tuhan mereka tetap adalah hambaNya.
Yang menarik saudara, kata "Dengarlah" merupakan kata yang ditulis dalam bentuk imperative yang menjadi ciri banyak nubuat dalam Yesaya (lih. 1:2, 10; 6:8, 9, 10; 7:13; 28:14; 32: 9; 33:13; 34:1; 36:13; 39:5; 42:18; 46:3, 12; 47:8; 48:1, 12, 14, 16; 51:1, 7, 21; 55:2, 3; 59:1; 66:5). Dengan demikian, jika kata ini disandangkan dengan kondisi bangsa Israel sebagai hambaNya, maka kata ini mengandung arti bahwa sebagai hambaNya mereka harus "Mendengar baik-baik dan setelah itu haruslah mereka melakukan."
Lagi pula kalimat ini diakhiri dengan kata “yang telah Kupilih.” Saudara, Kata “Kupilih” memakai bentuk tense perfek yang menunjuk pada suatu tindakan yang sudah selesai. Artinya Allah telah memilih satu kali menjadi umat kepunyaanNya, dan tidak ada pilihan yang lainnya.
Saudara, Faktanya adalah Tuhan Allahlah “yang telah menjadikan", Tuhan Allahlah “yang membentuk Israel sejak dalam kandungan”, dan Tuhan Allah sendirilah “yang menolong Israel”. Pertolongan Allah ini ditunjukkanNya secara terus-menerus disetap kebutuhan umatNya. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Karena itu Allah meminta Israel agar mereka tidak takut terhadap pimpinan Allah dalam kehidupan mereka.
Ada hal lain yang menarik saudara, nama Yakub disejajarkan dengan nama Yesyurun. Yakub berarti "dia memegang tumit" (Kejadian 25:26), yang secara figuratif berarti "penipu." Sedangkan Yesyurun, berasal dari kata “yasar”, yang berarti "lurus/ benar." Ini merupakan gelar langka yang diberikan Tuhan bagi Israel (Ulangan 32:15; 33:15, 26). Lagi pula penyematan kata un dalam kata yasar mengandung arti bahwa bangsa Israel merupakan umat kesayangan Allah sendiri. Dari sini kita pahami bahwa nama Yakub lebih menunjuk kepada kegagalan dari umat, sedangkan nama Yesyurun menunjukkan apa yang akan terjadi pada umat berdasarkan anugerah Allah.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan.
ini merupakan suatu ironi yang positif, yang menunjukkan kasih Allah yang begitu agung dan terus-menerus akan membentuk umatNya sampai menjadi seperti yang Ia rencanakan walaupun umatNya terus-menerus tidak taat dan gagal.
Allah memberikan satu penegasan dengan mengatakan kepada bangsa Israel, supaya mereka “tidak perlu takut karena mereka adalah umat kesayangan Allah. Saudara, kalimat perintah ini ditulis 62 kali dalam seluruh Alkitab, dan terbanyak terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu disebutkan 48 kali. Perintah ini juga berkaitan dengan situasi psikologis seseorang, yang sedang diperhadapkan dengan masalah.
Karena itu ketika Allah mengatakan kepada bangsa Israel untuk tidak takut, sejatinya Allah ingin mengatakan bahwa Allah akan selalu bersama-sama dengan mereka. Kata ini juga mengandung arti bahwa hukuman Allah atas mereka sudah berakhir. Dan yang terpenting kata ini juga mengandung arti bahwa Tuhan akan selalu mencukupi segala kebutuhan mereka. Allah sendiri yang akan menggenapi rencana-Nya, yang dimulai dengan pencurahan RohNya. Hasil dari pencurahan Roh Tuhan tersebut adalah membawa umat untuk bertobat dan menyebut diri mereka sebagai kepunyaan Tuhan (Ayat 5). Mereka adalah hamba Allah. Dari sini kita memahami bahwa Allah bukan sekedar berjanji, tetapi memeteraikan janjiNya dengan kedaulatan penuh.
Saudara, ini juga menjadi satu pembalajaran berharga bagi kita dimana hasil penting dari pencurahan Roh Kudus atas kita adalah kesaksian kita bahwa kita ini milik Tuhan dan bahwa Dia itu adalah Bapa sorgawi kita. Roh Kudus yang ada dalam diri kita menciptakan keyakinan bahwa kita adalah milik Allah dan bahwa kita mempunyai segala hak dan wewenang selaku anakNya.
Dengan demikian keselamatan semata-mata dapat tergenapi karena kasih dan kehendak Tuhan yang tidak berubah bagi umat-Nya. Karena itu, marilah kita bersyukur untuk anugerah yang indah dan tak berubah tersebut. Sidang jemaat yang kekasih,
Betapa pun menakjubkannya, dimana semua yang kita lihat dalam kehidupan kita pastinya ada awalnya. Dari yang tidak ada menjadi ada. Namun tidak demikian halnya dengan Tuhan Allah. Tuhan semesta alam menyebut diriNya “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah lain selain dari padaKu” (ayat 6). Jika kalimat ini dihubungkan dengan nama diri Allah, maka Allah tidak memiliki asal-usul, eksistensiNya tidak bergantung kepada siapa pun. Justru di dalam Dialah diciptakannya waktu dan ruang sehingga kita dapat hidup di dalamnya.
Saudara coba perhatikan beberapa gelar Allah yang disebutkan dalam ayat ini: Tuhan menyatakan diriNya sebagai:
-        Raja Israel (41:21; 43:13b)
-        Penebus Israel (41:14)
-        Tuhan semesta alam
-        Akulah yang terdahulu dan yang terkemudian (41:4, 43:10; 48:12; Wahyu 1:8, 17; 22:13).
Gelar-gelar ini saudara menekankan keunikan, keabadian, kesetiaan, dan kekuatan Allah Israel. Saya rasa tidak ada allah lain yang secara jelas menyatakan diriNya sebagai Raja atas umatNya, yang menebusnya, selain daripada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
Kemudian Tuhan Allah kembali menegaskan bahwa: “Tidak ada Allah lain selain dari padaKu.” Saudara Ini merupakan sebuah penegasan dari keunikan dan monoteisme Tuhan Allah. Yang didalamnya memiliki pengertian bahwa tidak ada sesuatu yang jadi diluar sepengetahuan Allah. Sekaligus memberikan satu pemahaman kepada kita bahwa seharusnya kita mencari dan menyembah Allah yang sejati. Tuhan adalah yang awal dan yang akhir, ini membuktikan bahwa tidak ada Tuhan yang lain selain Dia semesta alam, itu sebabnya kita harus mengakui sepenuhnya dan menyerukan namaNya di muka bumi ini kepada seluruh bangsa-bangsa. Kalimat ini juga menegaskan kepada kita bahwa masa lalu dan masa depan ada dalam kuasa-Nya (ayat 7-8). Hal ini nampak dari pertanyaan retoris Allah tentang jati diriNya: “Adakah Allah selain dari padaKu?” Faktanya adalah “tidak ada Gunung Batu yang lain” selain daripada Allah Israel sendiri.
Dari sini kita melihat saudara, bahwa pernyataan tidak ada Allah lain selain dari padaKu” merupakan sebuah penguatan Allah atas umat Israel yang berada dalam tekanan bangsa Babel. Sehingga Allah ingin mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada Gunung Batu yang lain selain daripada diriNya sendiri.
Hal yang sama juga dinyatakan Paulus dalam Roma 8:35 “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”
Apapun bentuknya itu saudara, faktanya “…tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:39).
Dari penjelasan di atas memberikan satu pemahaman kepada kita bahwa tidak ada yang lebih besar selain kasih Allah yang senantiasa melingkupi kehidupan kita. Karena itu kita harus menyembah Allah dan menaati Dia. Kita harus percaya kepadaNya, tidak peduli apapun kondisi dan situasi yang sedang kita hadapi.
Namun sadar atau tidak sadar, terkadang orang-orang Kristen pun tergoda untuk melupakan Tuhan dalam kehidupannya. Dan mencari allah lain sebagai tempat sandarannya yang baru.
Mereka berlaku seolah-olah mampu menjalani kehidupannya tanpa penyertaan Tuhan. Mereka hidup semaunya sendiri. Pikiran mereka, filsafat mereka, telah menjadikan allah baru yang memimpin kehidupannya. Padahal faktanya saudara, tidak ada seorang pun yang dapat hidup kalau bukan karena Tuhan yang mengaruniakannya.
Ada pula yang tidak lagi peduli apakah dengan kehidupan kita, kita telah menyakiti hati Allah. Saudara, berapa banyak orang-orang Kristen yang dengan sengaja menyakiti hati Allah dengan kehidupannya.
Kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai macam karakter orang Kristen. Ada orang Kristen yang bersikap cuek dan masa bodoh demikian: "Yang penting sudah beribadah ke gereja setiap Minggu, itu sudah lebih dari cukup. Urusan pelayanan di gereja dan persekutuan dengan saudara seiman lainnya aku tidak mau ambil pusing, emang gue pikiran." Apakah itu kekristenan yang sejati? Apakah itu yang diajarkan Tuhan dalam gerejaNya? Kalau kita mengerti sungguh-sungguh kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita maka tidak akan mungkin orang bermain-main dengan kehidupannya. Sebab hidupnya adalah ibadah kepada Tuhan.
Ada pula orang Kristen yang sukanya hanya menuntut untuk dilayani dan diberi, namun ia sendiri tidak mau melayani dan memberi. Yang lebih ekstrem lagi, ada orang Kristen yang punya kebiasaan menjadi juri di gereja: mengkritik sana-sini, menghakimi saudara seiman lainnya dan selalu mencari kelemahan hamba-hamba Tuhan, padahal ia sendiri tidak mau terlibat dalam pelayanan.
Ingatlah saudara, bahwa kita menjadi Kristen bukan karena pilihan kita. Kita dapat mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita, juga bukan karena keinginan kita. Tetapi semua itu dikerjakan Allah melalui RohNya yang memberikan kita pembaharuan, sehingga kita dapat menyadari anugerah Allah yang besar itu dalam kehidupan kita.
Kalau Allah yang merancang sedemikian rupa sehingga Ia memilih kita, mengapa kita tidak bersedia untuk hidup dalam pimpinanNya? Seharusnya kita menolak menyembah allah lain apa pun bentuknya itu, baik yang kelihatan ataupun yang terjadi dalam keseharian kita. Kita harus menolak penyembahan kepada Allah yang sejati dengan sarana apa pun yang tidak layak bagiNya, seperti penggunaan gambar-gambar atau patung-patung.
Dengan demikian saudara, kita akan memahami apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita. Begitu pula yang terjadi pada bangsa Israel. Pengalamannya dalam pembentukan Allah yang sejati, membuat Israel menyadari arti pentingnya kedudukan sebagai kepunyaan Tuhan. Semua yang dialami Israel dalam hubungannya dengan Tuhannya itu menjadi dasar bagi Israel untuk menyaksikan kesetiaan dan kuasa Tuhan bahwa Tuhan Allah yang memanggil mereka sebagai umatNya dan mau menjadi Tuhan bagi mereka, Dialah satu-satunya Allah yang hidup. Tidak ada Allah lain selain daripada Tuhan, Dia pulalah yang menghidupkan umat dalam berkat-Nya.
Bagaimana dengan kita saudara? Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai yang nomor satu dalam kehidupan kita? Ataukah kita masih bergantung dengan hal-hal lahiriah yang ada disekitar kita. Hati-hatilah saudara, sadar atau tidak sadar, hal-hal yang ada disekitar kita dapat menjadi ilah baru dalam kehidupan kita sehingga hal itu akan menyeret kita untuk menjauh dari Allah yang sejati.
Sidang jemaat yang saya kasihi
Perikop ini ditutup dengan satu menyataan penting, dikatakan: "Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku?" Yesaya 44:8b
Apa maksudnya saudara? Maksudnya adalah bangsa Israel tidak saja melihat apa yang sedang terjadi, tetapi sekaligus juga memberitahukan kembali bahwa tidak ada Allah selain dari pada Tuhan. Sehingga mereka dapat mengaku bahwa tidak ada Gunung batu yang lain selain daripada Tuhan Allah yang sejati.
Hal yang sama pun menjadi peringatan bagi kita. Kita adalah saksi-saksi Tuhan. Sebagai umat yang telah ditebus, diselamatkan dan mengalami kasih Tuhan, kita memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai saksi-saksi-Nya di tengah-tengah dunia ini. Yang dimaksud dengan bersaksi adalah menceritakan, memberitahukan dan mengabarkan kepada orang lain tentang segala sesuatu yang telah kita alami bersama dengan Kristus agar orang lain tahu dan dapat mengalami kasih seperti yang kita alami. Karena kita ini adalah saksi Kristus, maka yang harus kita saksikan dan beritakan adalah pribadi Kristus dan karya-Nya, bukan diri sendiri yang dikedepankan dan dinomorsatukan.
Dengan demikian tujuan kita hanya satu seperti yang nyata dalam Mazmur 83:19 “Supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama Tuhan, yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Saya percaya bagi sebagian besar orang Kristen istilah bersaksi tentu saja bukan hal yang asing lagi, namun tidak semua orang Kristen mau mempraktekkannya dengan berbagai alasan, padahal kesaksian hidup adalah manifestasi dari pengakuan iman kita sebagai orang percaya. Kekristenan tanpa sebuah kesaksian hidup bisa dikatakan Kekristenan yang imannya mati. Dikatakan: "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17).
Karena itu, ketika kita menyadari bahwa ini adalah panggilan berharga yang Allah berikan bagi kita, marilah kita bersaksi bagiNya, bahwa tidak ada Tuhan selain daripada Allah yang telah menyatakan diri kepada manusia. Yang kita kenal di dalam pribadi Yesus Kristus yang menjadi Tuhan kita. Sebab demikianlah dikatakan bahwa: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). 
Hanya Yesuslah yang mengalahkan keutamaan Hukum Taurat. Dan Kristus tidak datang untuk “meniadakan hukum Taurat” (Matius 5:7), melainkan menggenapinya. Dengan demikian, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, maka kita akan menyerahkan pengabdian kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi kita untuk menjunjung tinggi nama Tuhan. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar