Kamis, 02 Juli 2015

ANAK-ANAK ADALAH MILIK PUSAKA ALLAH

ANAK-ANAK ADALAH MILIK PUSAKA ALLAH
Mazmur 127:3-5


Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan
Kehadiran seorang anak dalam rumah tangga merupakan anugerah Tuhan yang ditambahkan dalam setiap keluarga. Meskipun hal itu bukanlah tujuan dari sebuah pernikahan Kristen. Karenanya saat keluarga menerima berkat Tuhan melalui kehadiran seorang anak dalam keluarga mereka, itu berarti ada tanggung jawab baru yang diberikan Allah kepada kedua orang tuanya. Tanggung jawab itu tidak lain adalah membawa anak untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Saudara, Penyair kelahiran Lebanon yang bernama Kahlil Gibran pernah menuliskan sebuah syair yang isinya kurang lebih sebagai berikut: Anakmu bukan anakmu! Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu. Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu, curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu, karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri. (…) Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi sepertimu. Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan tidak tenggelam di masa lampau. Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah Mahatahu sasaran bidikan keabadian. Ia menentangmu dengan kekuasaanNya, hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Saya percaya saudara, jauh sebelum Khalil Gibran menuliskan syairnya ini, Raja Salomo telah menuliskan kitab Mazmur 127:3-4 ini berdasarkan hikmat Tuhan. Hingga dikatakan: anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.”
Saudara-saudara yang terkasih,
Dikatakan: “Anak-anak adalah milik pusaka dari pada TUHAN,” itu sama artinya anak-anak adalah harta kesayangan milik Tuhan.
Masalahnya saudara, terkadang sebagai orang tua, kita merasa bahwa anak-anak adalah milik kita, kita anggap anak-anak merupakan aset yang bakal meneruskan nama keluarga, berikut segala harta yang kita miliki. Karenanya, kita berani merawat anak-anak kita dengan dana yang cukup besar, dengan harapan agar di kemudian hari mereka akan merawat dan memelihara kehidupan kita di hari tua. Saudara, harapan itu tidak keliru, tetapi harapan itu kurang sesuai dengan rencana Ilahi.
Karena itu, kita perlu mengetahui lebih mendalam, untuk apa Tuhan mengijinkan anak-anak hadir dalam keluarga kita. Saudara, kelahirannya bukanlah suatu kebetulan atau sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya. Tetapi melalui hikmat yang ditaruh Allah dalam benak orangtua, Allah menentukan, dimana ia akan dilahirkan, akan diberi nama apa kelak anak mereka, dan yang paling mengagumkan adalah Allah menentukan bagaimana proses kelahirannya akan berlangsung.
Dalam hal ini saudara, tidak ada yang namanya kebetulan bagi kelahiran seorang anak. Semuanya diatur secara seksama oleh Allah mulai dari dalam kandungan ibunya. Karenanya Allah memiliki rencana yang besar untuk apa seorang anak dilahirkan dalam sebuah keluarga, yaitu tidak lain adalah untuk mereka dapat dilatih menjadi orang-orang yang dewasa dan matang, yang kelak akan mengarahkan hati dan hidupnya untuk hormat dam kemuliaan nama Tuhan.
Dalam hal ini, bapak/ ibu yang kekasih,
Bagaimana seorang anak menuju masa depannya yang sesuai harapan Tuhan, sebenarnya tergantung daripada orangtuanya. Allah mengibaratkan anak-anak seperti sebuah anak panah yang berada di tangan Pahlawan. Saudara, pastinya kita tahu, bagaimana pahlawan menembakkan anak panahnya tepat menuju sasaran yang dikehendaki. Ia tidak pernah membiarkan sebuah anak panah melesat dengan sia-sia. Tetapi ia akan membidik baik-baik dengan perhitungannya yang matang, agar anak panahnya dapat tepat mengenai sasaran. Saudara, seperti itulah pentingnya mengarahkan anak-anak sejak masa kecil mereka agar mereka tampil menjadi orang-orang yang baik dan benar ketika mereka dewasa kelak.
Saudara, Orangtua adalah pahlawan kepercayaan Tuhan, melalui orangtualah Allah menitipkan peran tanggung jawab itu untuk pertama kalinya bagi anak-anak untuk menjalani proses pembentukan ilahi di dalam kehidupan ini.
Begitu pentingnya peran orangtua hingga Allah mensejajarkan peran orangtua seperti seorang pahlawan bagi anak-anaknya. Artinya, jika orang tua malas mengurus anak, tidak memperhatikan atau mempedulikan mereka dan lebih suka memberikan anak-anaknya ke tangan orang lain untuk mengurus, itu berarti mereka tidak bertindak sebagai pahlawan di mata Tuhan.
Dengan kata lain, saudara, sebagai orang tua, kita adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menjadi guru, teladan, mentor, fasilitator yang pertama dan terutama, di samping berbagai pihak lainnya (termasuk sekolah dan gereja).
Setiap orangtua bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan untuk mendidik anak-anak dengan kasih yang murni dan tegas. Terlebih dari semuanya itu, anak-anak perlu dibimbing untuk mengenal Tuhan dan belajar takut Tuhan.
Jadi saudara, anak-anak perlu ditegur dan dinasihati bilamana mereka bersalah, tetapi perlu dipuji dan diperkuat perilakunya jika mereka melakukan tindakan yang benar. Jangan segan-segan menyatakan hal-hal baik yang sudah dilakukan anak-anak, tetapi juga mampu menunjukkan hal-hal keliru yang harus diperbaikinya.
Ketika anak-anak mengalami kegagalan akibat ketidaktaatannya pada orangtua, ijinkan dia menjalani pendisiplinan yang baik sebagai bagian dari konsekuensi perilakunya. Berikan contoh melalui perkataan dan perbuatan kita, sehingga anak tidak sekadar mengetahui suatu hal secara teoritis saja. Dengan demikian saudara, hati nuraninya akan bertumbuh, moralnya akan menguat, dan perilakunya konsisten di dalam perjalanan hidupnya. Terlebih lagi dia akan tahu apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan mereka.
Hari ini, bapak/ ibu yang kekasih,
Kita merayakan ulang tahun adik Faith Victoria Horas yang pertama. Kita berdoa, kiranya kedua orangtua dapat menjadi seorang pahlawan yang perkasa yang mampu membawa adik kita mencapai pertumbuhan yang dikehendaki oleh Tuhan. Sehingga Faith bukan saja dapat bertumbuh dengan baik secara jasmani, tetapi ia juga memiliki pertumbuhan rohani yang baik. 
Seperti Samuel yang dikenal semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia,” (1 Samuel 2:26). Demikianlah kita juga berharap adik Faith menjadi anak yang semakin besar dan disukai oleh Tuhan dan manusia. Kiranya Tuhan memberkati. Amin.

5 komentar:

  1. Makasih sudah disetujui komen saya. Infokan saya bila anda berkenan untuk tukar link. Terima kasih lagi sebelumnya. Tuhan Memberikan 3 Hadiah Kepada AnakNya, Apakah Itu?

    BalasHapus
  2. Seorang anak yang lahir di dunia ada dalam rancangan Tuhan. Ia ada karena Tuhan berkenan. Karena itulah patut kita mensyukuri anugerah Tuhan itu dimana Dia berkenan kita miliki, tidak semua orang Ia berkenan memberi. Berbahagia kita karena kasihNya.

    BalasHapus
  3. Puji Tuhan,..makasih perenungan yg sangat indah dan pastinya memberkati saya sbg orang tua dlm mendisik anak2 dan kirannya renungan ini memberkati juga setiap pembaca untuk di sampaikan pd semua orang.

    BalasHapus
  4. Amin.puji tuhan renungan ini menuntun sy sebagai orang tua untuk mendidik anak anak.

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas renungannya karena sangat membantu saya sebagai org tua untuk dapat membimbing anak anak saya. Amin๐Ÿ™๐Ÿ™

    BalasHapus