Kamis, 01 Desember 2016

KEDATANGAN TUHAN YANG MENGHIBURKAN

KEDATANGAN TUHAN
YANG MENGHIBURKAN
I Tesalonika 4:13-18


Bapak/ ibu yang kekasih.
Nasehat Paulus kepada jemaat di Tesalonika ini dilatar belakangi oleh sebuah pemahaman yang keliru tentang nasib dari orang-orang yang meninggal dunia. Mereka berpikir bahwa kematian merupakan ujung akhir dari keberadaan manusia. Sehingga ketika peristiwa dukacita itu menimpa seseorang, rasa kehilangan, rasa kesedihan begitu menghantui mereka yang ditinggalkan. Terlebih lagi mereka beranggapan bahwa orang yang meninggal adalah orang yang kurang beruntung karena tidak hadir pada waktu Tuhan datang yang kedua kali.
Saudara, kita di sini berkumpul bersama-sama dengan keluarga untuk diajak mengenang 100 hari dari almahumah ibu Corry. Itu artinya lebih dari tiga bulan sudah ibu Corry meninggalkan kita, ia meninggalkan keluarga. Saya pribadi lebih suka menyebut ini sebagai suatu ibadah penguatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Mengapa saudara? Karena sejauh ini, keluarga bisa meyaksikan bagaimana pimpinan Tuhan yang berlaku selepas ibu yang kekasih meninggalkan mereka. Mereka masih tetap diberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan sampai sejauh ini.
Karena itu firman Tuhan berkata kepada kita: “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan” (Ayat 13).
Apakah disini, berarti bahwa Firman Tuhan melarang kita untuk berdukacita? Tidak, saudara! Alkitab tidak melarang kita untuk berdukacita karena kehilangan seseorang yang kekasih. Sebab Perasaan sedih merupakan perasaan yang sangat manusiawi sehingga tidak dapat/ tidak perlu dicegah. Lagipula kematian merupakan kenyataan yang harus diterima oleh setiap makhluk yang hidup. Kematian merupakan fakta akan kedaulatan Tuhan berlaku atas ciptaan-Nya. Yang harus diwaspadai adalah bahwa kita tidak boleh tenggelam dalam kesedihan seperti orang yang tidak memiliki pengharapan lagi. Kita harus menyadari bahwa kematian fisik bukanlah akhir dari "nasib" manusia.
Kematian fisik bagi orang beriman harus dipandang sebagai perpisahan sementara. Walaupun perpisahan sementara itu mendatangkan kesedihan, perpisahan itu sekaligus membangkitkan pengharapan akan masa depan yang lebih baik. Pada waktu Kristus datang kembali ke dunia ini, perpisahan sementara itu akan diganti dengan sukacita yang luar biasa karena kita akan bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang kita kasihi yang mati di dalam Tuhan.
Jadi saudara, pernyataan ini justru dimaksudkan Paulus untuk menanggapi kegelisahan dan kebimbangan yang seringkali dihadapi manusia, tentang bagaimana nasib orang-orang yang telah meninggal. Dan Alkitab membukakan satu rahasia penting kepada kita, bahwa kematian tidaklah meniadakan mereka.
Dengan demikian kita melihat, bahwa sebenarnya Rasul Paulus mencoba membuka pola pikir yang baru, mengenai kebenaran Allah tentang orang-orang yang telah meninggal di dalam Tuhan. Istilah yang dipakai untuk kata “meninggal dunia” disini dalam bahasa aslinya digunakan kata: “tertidur atau yang berbaring”. Jadi arti harafiahnya adalah mereka sedang istirahat panjang, istirahat yang tidak terganggu. Mereka sudah mengundurkan diri dari dunia yang penuh kesukaran ini, untuk beristirahat dari semua susah payah dan kepedihan mereka, dan mereka tidur di dalam Yesus.
Karena itu, perhatikan ayat 14: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal di dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” Frase ini mengandung arti jika kita percaya bahwa Kristus telah mati dan juga telah bangkit, maka mereka juga harus percaya bahwa mereka yang sudah meninggal akan dikumpulkan bersama-sama dengan Kristus di sorga yang mulia. Kematian  dan kebangkitan Kristus menjadi dasar iman orang percaya, dan memberi kita pengharapan akan kebangkitan yang penuh sukacita, sebab Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal, dan karena itu orang-orang yang mati dalam Dia tidaklah binasa atau hilang (1 Korintus 15:18, 20). Kebangkitan Kristus merupakan peneguhan penuh terhadap selurh isi Injil, atau seperti yang dikatakan firman Tuhan, telah mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Jadi orang-orang yang sudah meninggal dipersatukan dengan-Nya dalam keheningan, terlelap di lengan-Nya, dan berada di bawah pemeliharaan dan perlindungan istimewa-Nya. Jiwa-jiwa mereka ada dalam hadirat-Nya, dan debu mereka ada di bawah penjagaan dan kuasa-Nya, sehingga mereka tidaklah hilang ditelan bumi, dan bukan juga orang-orang yang kalah, melainkan menjadi pemenang melalui kematian, sebab mereka berpindah dari dunia ini ke tempat yang lebih baik, yaitu di surga yang mulia. “Kematiannya bukan lagi sebagai tragedi, melainkan kemenangan karena Kristus hidup“.
Dengan demikian saudara, kita tidak perlu lagi risau soal orang-orang yang sudah meninggalkan kita. jiwa-jiwa mereka sudah berada di tangan yang tepat. Dan Allah memastikan bahwa mereka akan bersama dengan Kristus ketika Dia datang kembali dengan penuh kemenangan. Jadi, dimana Kristus berada, disitu juga orang percaya berada.
Hal ini sejalan dengan janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:3, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Dan fakta penting yang harus kita pahami adalah, kita yang masih hidup, sekali-kali tidak akan bisa lagi berkomunikasi dengan yang sudah meninggal. Dunia kita dengan dunia mereka sudah berbeda. Dengan kata lain, orang yang sudah meninggal sudah berada di tangan Tuhan selama-lamanya, dan kita yang masih hidup tidak perlu lagi mengurusi mereka yang sudah meninggal.
Yang harus kita pikirkan sekarang adalah nasib kita yang masih hidup, apakah jiwa-jiwa kita sudah berada di tangan yang tepat? Apakah kita sudah memiliki iman yang sama di dalam Yesus? Inilah yang menjadi PR panjang kita sepanjang umur kita.
Saudara, rahasia besar ini sudah dibukakan secara terang di dalam Alkitab, dalam frase selanjutnya Paulus menegaskan kembali kepada pembacanya, “ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal” (1 Tesalonika 4:15).
Berbicara soal kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya memang tidak seorang pun yang dapat mengetahuinya. Sebab peristiwa ini merupakan misteri Allah yang tidak dinyatakan bagi siapa pun juga. Namun bukan berarti Tuhan Yesus tidak akan datang. Kedatangan-Nya adalah sesuatu yang pasti akan terjadi, namun soal waktunya kapan, tidak ada seorang pun yang diinjinkan Tuhan untuk mengetahuinya. Hanya fakta yang paling penting yang harus kita ketahui adalah bahwa kedatangan kedua tersebut berpusat pada Tuhan sendiri, Tuhan sendiri akan turun dari surga ke tempat kita berada ini.
Jemaat Tuhan yang kekasih,
Dan pada waktu Tuhan datang kembali, Ia akan lebih dahulu membangkitkan orang percaya yang telah mati, membawa roh itu beserta dengan-Nya, sehingga mereka akan bangkit dalam tubuh kemuliaan, dan kedatangan Tuhan akan menyatukan tubuh dan roh menjadi satu makhluk yang akan mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya untuk selama-lamanya.
Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (ayat 17).
Jemaatku yang kekasih,
Frase ini ingin menjelaskan bahwa orang-orang yang masih hidup pada waktu Tuhan Yesus datang akan diubahkan. Mereka akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah dibangkitkan dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Perubahan ini terjadi seketika, perubahan ini akan terjadi dalam sekejap mata (1 Korintus 15:52).
Kedatangan Yesus yang keduakali adalah suatu peristiwa yang gegap gempita yang disertai dengan sebuah pekikan dari penghulu malaikat dan sangkakala Allah.  Setiap orang akan mendengar dan melihatnya (Wahyu 1:7; Matius 24:31; Yohanes 5:28,29; Kisah 1:9-11). Lagi pula, penampakan ini akan disertai dengan kemegahan dan kuasa, dengan sebuah tanda, yaitu seruan seorang  Raja. Sehingga pertemuan itu akan sangat mulia karena kita akan memiliki tubuh kemuliaan. Ketika Yesus masih melayani di atas bumi ini, Ia berdoa kiranya kita pada suatu hari akan memandang kemuliaan-Nya dan mengambil bagian di dalamnya. Dan pada saat kedatangan-Nya yang kedua inilah, doa itu akan digenapi.
Saudara, pertemuan itu akan bersifat abadi karena kita akan selama-lamanya bersama dengan Tuhan. Inilah kebahagiaan orang-orang kudus di hari itu, yang tidak akan pernah dirasakan oleh mereka yang tidak percaya kepada Yesus. Jadi berkumpulnya seluruh orang-orang kudus bersama-sama hanyalah sebagian dari sukacita mereka. Tetapi kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bersama-sama dengan Tuhan selama-lamanya. Fakta inilah yang seharusnya menjadi pendorong bagi kita untuk bisa menghiburkan orang-orang kudus yang mengalami dukacita karena kematian, bahwa sekali-kali kematian tidak akan memisahkan, sebab jiwa dan raga mereja akan diperatukan oleh Tuhan dalam tubuh kemuliaan. Kita yang percaya di dalam Yesus akan bersama-sama kembali dengan mereka yang meninggal di dalam Tuhan dan berkumpul bersama-sama di surganya Tuhan. Demikianlah firman Tuhan berkata: “Karena itu hiburkan seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (ayat 18).
Saudara, pertemuan kita dengan Tuhan juga merupakan saat perhitungan. Inilah yang disebut “tahta pengadilan Kristus” dimana Kristuslah yang akan menghakimi semua manusia tanpa terkecuali, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia. Dikatakan oleh firman Tuhan: “Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Allah” (Roma 14:10).
Pengadilan yang dialami oleh setiap orang percaya tidak bertentangan dengan pembenaran dalam Kristus, karena pembenaran berkaitan dengan keselamatan dari neraka, sedangkan pengadilan yang disebutkan dalam ayat ini berkaitan dengan keadaan orang percaya dalam Kerajaan Kristus. Antara kita semua yang ada yang akan memerintah bersama dengan Kristus (Wahyu 2:26-27 dan 3:21) dan ada yang akan menjadi malu sama sekali (1 Korintus 3:15 dan 1 Yohanes 2:28), karena sepanjang kehidupannya ia tidak pernah menghasilkan buah.
Bapak ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Janji kedatangan Tuhan ini kiranya menjadi penghiburan dan pengharapan yang terus menerus kita dengungkan dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita. Sebab bagi kita yang percaya, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya ini akan menjadi sebuah reuni besar antara mereka yang meninggal dunia di dalam Tuhan dengan orang-orang yang masih hidup. Dengan sahabat-sahabat kita, dengan anggota-anggota keluarga kita yang telah percaya. 
Dengan demikian,
Kita tidak perlu lagi meratapi mereka yang sudah meninggal dunia. Kematian adalah kenyataan hidup yang sudah digariskan Tuhan bagi semua makhluk. Kematian bukanlah suatu kebetulan, melainkan sesuatu yang sudah ditetapkan: “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.” (Ibrani 9:27).
Pengharapan orang Kristen adalah nyata, bukan pengharapan yang sia-sia, walanpun kita diijinkan mengalami dukacita namun ada hal yang jauh lebih mulia dibalik kejadian suka dan duka. Hal itu adalah kedatangan Yesus Kristus kembali untuk membawa kita bersama Dia selamanya di Sorga dan bersama dengan Orang sudah meninggal di dalam Tuhan. 
Karena itu, bersukacita kalau kita sudah berada dalam satu iman di dalam Tuhan Yesus. sebab kita akan kembali bertemu dengan mereka yang kita kasihi. Dan bersukacitalah sebab baik ketika kita masih hidup di dalam dunia, ataupun ketika kita harus berpulang kembali, kita tetap berada di dalam Tuhan yang memberikan keselamatan bagi kita. Kiranya Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar