Jumat, 24 Juli 2015

JANJI BERKAT KEPADA MEREKA YANG TAAT

JANJI BERKAT KEPADA MEREKA YANG TAAT
Ulangan 11:22-25


Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Berbicara soal janji berkat, tidak bisa dipungkiri bahwa ada begitu banyak orang menginginkan berkat, tetapi tidak semua mau taat. Mungkin kita bertanya, mengapa berkat harus dikaitkan dengan ketaatan? Sebab, berkat yang sesungguhnya adalah datang dari ketaatan pada perintah Tuhan. Sedangkan kutuk datangnya dari ketidaktaatan.
Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana Anda diberkati adalah tergantung sejauh mana Anda taat pada Tuhan. Namun lebih dari sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih menyertai kita atau tidak dalam segala yang hal yang kita lakukan.
Saudara,
Pertanyaannya bagi kita saudara: Ketika Anda mendengar kata taat, apa yang muncul di pikiran Anda? Gambaran yang positif atau negatif? Kira-kira, apakah Anda menyukai “ketaatan”?
Bapak/ ibu yang kekasih,
Ada orang yang tidak suka taat karena dia merasa kebebasannya dibatasi. Anak-anak umumnya tidak suka mentaati perintah orang tuanya, oleh karena merasa hak mereka dibatasi. Coba kita perhatikan bagaimana reaksi anak-anak saat orang tua meminta mereka belajar sebelum diperbolehkan untuk main? Atau selama seminggu ini tidak boleh menonton televisi karena sedang menghadapi ujian semester? Apakah mereka taat kepada perintah orang tua? Kebanyakan tidak bukan!
Yang terjadi justru anak-anak mau taat pada sesuatu yang mereka sukai. Sebaliknya, mereka tidak suka taat pada perintah yang mereka tidak sukai. Inilah realita keberadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa. Bahwa kecenderungan manusia adalah mengikuti keinginannya sendiri, mereka cenderung memuaskan keinginan daging.
Bapak/ ibu yang kekasih daam Tuhan,
Tuhan Yesus adalah Pribadi yang memberi contoh kepada kita bagaimana Ia menunjukkan ketaatanNya pada Bapa dalam hidupNya selama 33 ½ tahun di bumi. “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat melalui apa yang telah dideritaNya” (Ibrani 5:8). “Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama” (Filipi 2:9). Dengan kata lain bapak/ Ibu, Allah sangat berkenan kepada orang yang taat kepadaNya dalam situasi sulit sekalipun.
Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kembali kepada Kitab Ulangan yang kita baca kali ini, ini merupakan nasehat Musa yang mengulang kembali kisah perjalanan umat selama 40 tahun di padang gurun dan mengingatkan mereka segala ketetapan –peraturan – hukum Tuhan, Allah Israel supaya mereka tidak melupakan Firman dan kisah perjalanan mereka bersama Tuhan saat akan memasuki Tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan.
Peringatan yang disampaikan Musa kepada umat adalah suatu janji masa depan. Musa mengingatkan umat, bahwa apabila mereka sungguh-sungguh berpegang pada segala perintah Tuhan, mengasihi-Nya, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan berpaut kepada-Nya (ayat 22). Inilah kesuksesan yang menanti umat yang taat, mengasihi, dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan.
Tentu saja yang dimaksudkan disini bukan kesuksesan duniawi, suatu kesuksesan yang diingingkan orang secara pribadi. Faktanya saudara, banyak dari umat Allah yang walaupun tetap miskin secara materail, tetapi mereka sukses dalam kehidupan mereka. Ketika mereka memperoleh rahmat Tuhan untuk menunjukkan jiwa yang puas di tengah keterbatasan sumber daya, mereka berhasil menunjukkan bahwa Tuhan itu cukup, mengatasi segalanya. Itulah kesaksian hidup beriman mereka di tengah bangsa-bangsa yang menyembah ilah-ilah kesuburan dan kemakmuran.
Dalam hal inilah bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan. Saya mengajak kita untuk belajar bagaimana menjadi anak Tuhan yang taat agar janji berkat Tuhan dapat turun atas kita:

1.  Berpegang pada perintah Tuhan (Ayat 22).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Apa yang dilakukan seseorang jika hampir terjatuh? Sudah pasti ia akan mencari sesuatu yang dapat dipegangnya agar ia dapat terbebas dari kejatuhan.
Begitu pula dengan kerohanian bangsa Israel. Perintah Musa kepada bangsa Israel adalah mereka harus “Berpegang pada perintah Tuhan.” Perintah Tuhan adalah pedoman untuk kelangsungan hidup dan keselamatan mereka di tanah Kanaan. Tanpa itu, tidak ada seorang pun dapat berhasil meraihnya. Namun, untuk dapat berpegang pada Perintah Tuhan, perlu bagi mereka untuk mendengar dengan sungguh-sungguh akan isi dari perintah itu.
Saudara, mengapa hal mendengar penting bagi mereka? Sebab kenyataannya, bangsa Israel tidak sungguh-sungguh mendengarkan apa yang diperintahkan Tuhan atas mereka. Perintah Tuhan bagi mereka seperti sesuatu yang lewat begitu saja. Apa yang di sampaikan oleh Tuhan, dengan mudahnya mereka lupakan. Itulah sebabnya, untuk dapat berpegang pada perintah Tuhan, maka terlebih dahulu mereka harus dengan sungguh-sungguh mendengarkan.
Dalam hal ini saudara, sungguh-sungguh mendengar memberi arti bahwa bangsa Israel bukan hanya mendengar sambil lalu, tapi Tuhan menuntut perhatian khusus mereka pada apa yang mereka dengar. Artinya mereka bukan hanya sekedar mendengar lalu melupakan, namun mendengar dan kemudian tetap mengingatnya.
Dampak dari ketaatan mendengar ini adalah menjadikan perintah Tuhan sebagai pegangan dalam hidup. Apapun yang terjadi, perintah dan ketetapan dari Tuhan harus menjadi pegangan dan tolok ukur kehidupan mereka.
Tuhan adalah Bapa yang baik, yang ingin selalu memberkati kita. Karena itu saudara, jangan pernah mencurigai Allah. Iman berarti mempercayai bahwa Allah mau dan ingin memberi yang terbaik untuk kita.
Iman yang benar adalah iman yang lahir dari Allah. Dan iman yang lahir dari Allah pastinya membawa kita untuk mengenal Allah. Jadi semakin kita mengenal Allah, seharusnya membawa kita semakin mentaati Allah. Dalam hal inilah saudaraku, ketaatan yang lahir dari iman, akan menolong kita untuk taat dengan hati yang bersukacita.
Masalahnya, ada begitu banyak orang mau taat sama Tuhan, tetapi mengeluh dalam menjalankannya. Tidak ada sukacita yang membuatnya semakin bersemangat dalam melakukan ketaatan, sebab dijalaninya dengan mengeluh. Taat tanpa sukacita hanyalah mendatangkan kuk atau beban terhadap jiwa kita. Apakah Anda taat kepada orang tua dengan bersungut-sungut? Apakah Anda taat kepada suami dengan mengeluh? Ingatlah bapak/ ibu yang kekasih, ketika kita taat kepada pemimpin kita, sejatinya kita sedang taat kepada Tuhan, karena pemimpin adalah wakil Allah (Roma 13:1).
Allah berkenan kepada ketaatan. Allah menaruh nilai tinggi kepada ketaatan. Karena itu jalan pertama bagi kita untuk dapat menaati Tuhan adalah hanya dengan berpegang teguh pada perintah Tuhan. Sebaliknya, ketidaktaatan kita adalah sebuah pelanggaran yang serius bagi Allah.

2. Mengasihi Tuhan Melalui Hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya (ayat 22).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Umumnya, saat orang melakukan suatu perintah dari atasanya karena motif rasa takutdan segan. Efeknya adalah, mereka hanya taat karena takut dan enggan dan tidak dilakukan dengan ketulusan. Sebaliknya, jika mengerjakan sesuatu karena alasan cinta atau kasih, maka siapapun akan melakukannya dengan sepenuh hati kepada mereka yang dikasihi.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh Musa. Bagian ini bicara soal ketaatan tanpa pamrih untuk mengikuti jalan atau cara hidup sesuai kehendak Tuhan dan bukan sesuai jalan hidup dan kehendak sendiri. Hal itu dilakukan dengan tulus karena mengasihi Allah dan bukan hanya karena takut dihukum.
Taat yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama akan prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. Taat dibangun atas dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan.
Allah memberkati orang yang taat kepada otoritas. Anda mau diberkati? Taatilah dan hormatilah otoritasmu. Berkat Allah melimpah terhadap orang yang menghormati otoritasnya.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang bebal. Mereka cenderung melakukan apa yang dianggap baik dan menyenangkan mereka. Israel diminta mengikuti. Istilah “Menurut jalan yang ditunjukkanNya” ini setara artinya dengan mematuhi. Bukankah Israel terkenal sebagai umat bermental “persungutan”? Banyak hal yang mereka responi dengan bersungut dan membantah. Poin kedua ini mengandung makna penting bahwa mereka bukan hanya mendengar perintah, tapi harus mengingatnya; bukan hanya mengingat perintah, tapi juga harus mengerjakannya; bukan hanya sekedar mengerjakannya, tapi juga harus mengerjakan dengan benar; dan bukan hanya mengerjakan dengan benar, tetapi juga mereka harus melakukannya dengan kasih yang tulus kepada Allah, sehingga dengan kasih itu, mereka dapat melakukan segala sesuatu tanpa lagi bersungut-sungut dan berbantah-bantah dan bukan karena alasan terpaksa.
Jadi bapak/ ibu yang kekasih,
Jika selama ini kita berlaku tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tidak taat artinya kita lebih mengasihi diri kita, lebih mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah.
Kasih yang sejati seharusnya dapat diekspresikan dengan sikap menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti perintah-perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Sebaliknya, taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, maka seharusnya tidak akan menyulitkan kita untuk melakukan perintah-perintahNya.
Bagaimana dengan kita bapak ibu yang kekasih,
Jika kita menginginkan berkat Tuhan hadir dalam kehidupan kita, kunci yang kedua adalah belajar untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang telah ditetapkanNya bagi kita.

3.  Apa gunanya hidup dalam ketaatan?
Pada ayat 23-25 Musa menyampaikan bahwa jika mereka sungguh-sungguh melakukan perintah dan ketetapan Allah sebagaimana yang diperintahkan ayat 22, maka negeri perjanjian yakni Tanah Kanaan akan menjadi milik mereka. Bangsa Israel tidak perlu lagi kuatir apakah mereka dapat merebut tanah Kanaan atau tidak. Sebab tanah Kanaan tidak akan direbut dengan susah payah oleh bangsa Israel, sebaliknya justru diberikan Tuhan bagi mereka.
Hal ini ingin menekankan bahwa hanya lewat ketaatan dan kepatuhan kepada Allah sajalah bangsa Israel akan memperoleh berkat. Pertanyaannya, berkat apakah yang akan mereka terima itu?
Ada banyak jenis berkat yang akan Tuhan berikan, jika umat Israel sungguh-sungguh taat kepada Allah. Silakan bandingkan jenis berkat dalam Ulangan 28:1-10 dst. Bahkan jika kita perhatikan dalam Ulangan 28:15, kita akan menemukan bahwa: hingga urusan dapur, pekerjaan, kandungan dll akan diberkati Tuhan. Terlebih lagi, saat mereka masuk atau keluar, Tuhan pu akan memberkati mereka.

RELEVANSI DAN APLIKASI
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kita tidak mungkin berharap bahwa Allah akan memberkati dan menyertai kita, jika hidup yang kita lakukan tak berkenan kepadaNya. Hidup berkenan kepada Allah hanya dapat terlihat melalui gaya hidup dalam ketaatan melakukan segala yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Tanpa ketaatan, mustahil kita dapat menerima berkat penyertaan dan perlindungan Tuhan. Banyak orang hanya melakukan segala perintah dan Firman Tuhan dengan kemunafikan. Atau berusaha taat melakukan perintah Tuhan tetapi yang sesuai yang ia inginkan.
Tidak demikian yang seharusnya kita lakukan saudara. Semua yang difirman Tuhan harus kita lakukan dengan ketulusan yang sungguh. Orang percaya diajak untuk mengerjakan perintah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa. Itu semua hanya bisa dikerjakan jika kita mengasihi Allah.
Pribadi yang mengasihi Allah, adalah mereka yang rindu menyenangkan Tuhan yang dikasihinya, lewat melakukan segala yang Tuhan kehendaki. Karena itu lakukan dengan setia segala perintah dan FirmanNya sebagai wujud kita mengasihi Tuhan, yang telah lebih dulu mengasihi dan menyelamatkan kita. Tatatilah Tuhan!! Karena di sanalah janji bekat itu diberikan. Ketaatan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang memberatkan kita jika kita mengingat bahwa hidup kita sudah ditebus dari kesia-siaan dan dosa. Amin.

Rabu, 08 Juli 2015

DALAM KESESAKAN KUNAIKAN DOA


DALAM KESESAKAN KUNAIKAN DOA
Yunus 1:17; 2:1-10

Sidang jemaat yang kekasih,
Apa yang biasanya dilakukan seseorang ketika ia diperhadapkan dengan pergumulan dalam hidupnya? Mungkin sebagian kecil, mereka akan menggumuli persoalan itu dalam doa kepada Tuhan. Namun sebagian besar, kecenderungan yang ada adalah mereka mengomel kepada Tuhan. Mereka berkeluh kesah oleh karena pergumulan yang mereka hadapi begitu berat. Sampai-sampai mereka tidak lagi mampu melihat harapan tangan Tuhan yang sanggup menolongnya.
Memang saudara, saat seseorang berada dalam lembah kekelaman, ujian atau masalah yang berat, seringkali memunculkan banyak pertanyaan, terutama pertanyaan yang ditujukan kepada Tuhan, "Mengapa Tuhan hal ini bisa terjadi? Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?"
Saudaraku yang kekasih,
Ketahuilah bahwa kehidupan yang sedang kita jalani bukanlah sebuah kehidupan yang bebas dari hambatan. Bukan pula kehidupan yang tidak ada tantangan. Sebaliknya, kehidupan yang sedang kita jalani ibarat sebuah kapal yang berada di arung samudra besar. Kadang kita mendapati gelombang, terkadang kita juga menemukan lautan yang teduh. Dan adakalanya Tuhan mengijinkan kita untuk masuk ke dalam suatu keadaan yang sepertinya tidak ada harapan, dengan satu tujuan, untuk menguji kesetiaan dan iman kita.
Karena itu saudara-saudara sebagai seorang yang beriman, kita tidak boleh menyerah dan putus asa terhadap keadaan yang sedang kita hadapi. Sebab tangan Tuhan yang besar, sebetulnya sedang merenda kehidupan kita dan Ia menjanjikan penyertaanNya.
Melalui kisah Yunus inilah kita akan mempelajari bagaimana kondisi yang menyesakkan itu pada akhirnya memampukan seseorang untuk tetap berpaut kepada Tuhan dalam doa dan imannya.
Sidang jemaat yang kekasih,
Kitab Yunus diawali dengan satu cerita mengenai panggilan Allah terhadap Yunus. Yunus dipanggil Allah untuk menyampaikan Firman pertobatan kepada penduduk Niniwe agar mereka dapat berbalik kepada Allah dan mengalami pertobatan. Akan tetapi, kenyataannya Yunus justru tidak menaati perintah Allah ini. Ia lari ke kota lain, ke kota Tarsis.
Secara geografis, kota Niniwe terletak di sebelah Timur Israel, sedangkan Tarsis berada di sebelah Barat dekat Spanyol. Saat Allah menyuruh Yunus pergi ke daerah Timur, yaitu ke Ninewe, Yunus malah melarikan diri jauh dari hadapan Tuhan. Ia melarikan diri ke arah Barat, menuju ke Tarsis. Artinya, apa yang dilakukan oleh Yunus adalah 180° bertentangan dari perintah Allah.
Saudara, Niniwe sendiri merupa-kan kota besar dalam Kerajaan Asyur. Dalam sejarah bangsa Israel, kota Niniwe mempunyai reputasi yang buruk. Leluhur Israel pernah menderita di bawah kekejaman Niniwe. Kitab Nahum memberikan gambaran tentang reputasi kota Niniwe sebagai kota yang jahat dan kejam. Mungkin karena inilah Yunus tidak mau menyerukan pertobatan kepada bangsa Niniwe sehingga ia melarikan diri ke Tarsis.
Namun apapun alasannya, kenyataannya Yunus tidak taat kepada Tuhan. Dan karena ketidaktaatan Yunus, pada akhirnya Tuhan memberikan satu ganjaran yang tidak pernah dibayangkan Yunus sebelumnya. Allah mengijinkan Yunus ditelan oleh ikan yang besar dan berada di dalamnya selama 3 hari 3 malam (1:17).
Saudara, banyak orang berspe-kulasi mengenai jenis ikan apakah yang telah menelan Yunus? Apakah seekor ikan Paus atau ikan hiu? Atau adakah ikan lain yang jauh lebih besar dari kedua jenis ini? Yang lain, mengatakan bahwa cerita ini merupakan mitos yang berkembang di wilayah Israel.
Saudara, kita tidak perlu memper-masalahkan apakah ikan besar itu semacam ikan paus atau ikan yang lain, karena Alkitab memang tidak memfokuskan cerita ini pada jenis ikan yang ada. Tetapi yang menjadi penekanan disini adalah, otoritas Allah yang memberikan pertolongan untuk Yunus dapat keluar dengan hidup setelah 3 hari 3 malam di dalam perut ikan.
Sidang jemaat yang kekasih,
Dalam majalah Coronet (Desember 1938) terdapat sebuah artikel yang termuat di headline, dengan judulIa bermain Yunus-yunusan, karangan, Irving Walance. Dikabarkan bahwa tahun 1891, James Bartley hilang dari kapal Star of the East”, pada waktu seekor ikan paus membalikkan sebuah perahu di perairan Kepulauan Falklandia. Sesaat kemudian ikan paus itu pun dibunuh.
Saudara, perlu sehari semalam untuk membedah lapisan lemak ikan paus itu. Dan saat perut ikan itu dibuka, Bartley kedapatan berada di dalamnya dalam keadaan pingsan. Selama kira-kira tiga minggu ia mengigau, sambil berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan dia dari perapian”, karena ia menyangka dirinya sedang dibakar di dalamnya. Pada minggu keempat ia melanjutkan pekerjaan di kapal itu lagi.
Saudara, jikalau kita percaya akan Allah yang dinyatakan dalam Alkitab, maka kita tidak akan mengalami kesukaran untuk mempercayai kebenaran kisah Yunus ini. Karena faktanya, kisah Yunus bukanlah suatu mitos yang berkembang, tetapi kisah ini adalah sesuatu yang betul-betul terjadi, dan pastinya ini merupakan suatu penderitaan hebat bagi Yunus.
Bisa dibayangkan saudara, dalam gelapnya tubuh ikan ini, pastinya penuh dengan kotoran, belum lagi bau yang tidak sedap menyengat hidungnya, saya rasa ini bukan sebuah tamasya yang mengasyikan bagi Yunus. Dan pastinya Yunus berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah kembali melihat kehidupan.
Ini merupakan gambaran suatu keadaan yang tanpa harapan. Kesusahan yang dialami Yunus digambarkan seperti berada dalam dunia orang mati. Ia tertelan hidup-hidup, dan pastinya tidak ada harapan untuk ia dapat keluar dari alam maut itu.
Saudara, kenyataannya tidak ada seorangpun yang dapat memastikan bahwa Yunus akan bertahan hidup selama tiga hari jika bukan karena Tuhan yang berkenan memeliharanya. Sebagaimana Tuhan mengijinkan ikan besar itu menelan Yunus, begitu pula Tuhan berkuasa atas hidup dan matinya Yunus.
Dan yang menarik untuk kita simak disini adalah, keberadaan Yunus dalam perut ikan merupakan gambaran keberadaannya dalam dunia orang mati yang disejajarkan dengan kematian Kristus. Yesus juga tinggal di dalam perut bumi selama tiga hari dan tiga malam, dan Ia dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga (Matius 12:40).
Saudara, dalam pasal 2 ini, Yunus ingin menyatakan rasa syukurnya atas campur tangan Tuhan dalam hidupnya. Ia menyadari bahwa apa yang ia alami, yaitu tertelan oleh ikan besar ialah karena kesalahannya sendiri yang tidak taat kepada Tuhan. Karena itu saudara, butuh suatu pertobatan dalam hidup untuk menyadarkan seseorang untuk mengerti apa yang direncanakan Tuhan dalam hidupnya.
Dan Yunus tahu akan kesalahannya. Ia sadar bahwa ia telah melanggar perintah Tuhan. Karena itu jalan terbaik baginya adalah menyatakan pertobatannya. Dalam masa kesusahannya inilah, Yunus berseru kepada Tuhan dari dalam perut ikan. Ia menaikan suatu doa syukur atas pertolongan Tuhan bagi dirinya.
Disini kita melihat, saat berada di dalam perut ikan, Yunus tetap mengarahkan imannya kepada Allah. Ia menaikan seruan kesedihannya kepada Allah yang pada akhirnya doanya didengar Allah. Dengan seruan yang penuh keimanan Yunus berkata: Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.” (ayat 2).
Saudara, seberapa banyak diantara kita ketika dalam kesesakan, kita berseru dengan iman meminta pertolongan kepada Tuhan? Ataukah justru kita kehilangan iman ketika melihat pergumulan yang sedang kita hadapi terasa semakin menghimpit kehidupan kita. Kita menghindar dari kenyataan, menghindar dari perseku-tuan dan pada akhirnya kita menjalani kehidupan yang tanpa arti.
Saudara mari kita belajar dari Yunus. Sekalipun kita tahu bahwa ia tidak taat pada perintah Tuhan, untuk memberitakan pertobatan bagi Niniwe, tetapi Yunus mengetahui kebenaran yang sejati yaitu iman kepada Allah yang hidup adalah satu-satunya jalan keselamatan baginya.
Dari sini kita mendapatkan satu penjelasan bahwa pertolongan yang sejati hanya datang dari Allah yang hidup. Karena itu jangan sekali-kali kita lari dan mencari pertolongan atau bersandar kepada manusia ketika kita ditimpa pergumulan yang hebat, karena kita pasti akan menjadi kecewa.
Bahkan, Alkitab juga dengan tegas menentang sikap seseorang yang berbuat demikian.  Sebagaimana, Firman Tuhan dalam Yeremia 17:5 berkata: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!”
Memang saudara, kalau kita taat kepada Tuhan, kita juga akan menderita karena serangan setan. Tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyertai kita dan akan menolong kita, sehingga kita dapat menanggungnya.
Tetapi kalau kita menderita karena tidak taat kepada Tuhan, penderitaan itu datang sebagai hajaran dari Tuhan, sehingga tidak ada yang bisa menolong kita dan kita akan merasakan penderitaan itu sebagai sesuatu yang tidak bisa kita tanggung.
Tetapi bagaimanapun juga, semua hajaran ini diberikan oleh Tuhan kepada Yunus, bukan karena Tuhan membenci Yunus, tetapi justru karena Ia cinta kepada Yunus dan karena Ia ingin Yunus bertobat melalui penderitaan itu.
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Illustrasi:
Sebuah kapal sedang berlayar pada suatu malam dengan cuaca buruk. Dari kejauhan tampak sebuah lampu yang kelihatannya berasal dari ‘kapal’ lain yang sedang menuju ke arah kapal itu. Untuk menghindari tabrakan, kapten kapal lalu memerintahkan untuk mengirim pesan ke ‘kapal’ itu, yang berbunyi: Beloklah 10 derajad ke utara”. Tetapi ‘kapal’ itu bukannya belok 10 derajad ke utara, tetapi sebaliknya mengirim pesan balasan: Kamu yang belok 10 derajad ke selatan”.
Mendengar jawaban dari lawannya, Kapten kapal itu jengkel, dan mengirim pesan lagi: “Saya kapten, kamulah yang harus berbelok 10 derajad ke utara”. Kemudian pesan balasan diterima: Saya pelaut kelas satu, kamu harus belok 10 derajad ke selatan”.
Saudara, Kapten itu akhirnya menjadi sangat marah lalu dalam kemarahannya ia mengirim pesan lagi: Ini kapal perang; kamu belok 10 derajad ke utara”. Tidak lama kemudian, pesan balasan ia terima: “Ini mercusuar; kamu harus belok 10 derajad ke selatan”.
Saudara, sebagai kapten kapal yang waras, maka tentunya dialah yang harus membelokkan kapalnya 10 derajad ke selatan, karena mercusuar itu adalah benda yang tidak bisa bergerak.
Sebenarnya saat kehendak saudara dan kehendak Tuhan bertabrakan, yang pertama harus kita sadari adalah ingatlah bahwa kehidupan yang sedang kita jalani, haruslah sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan sesuai dengan kehendak kita. Karenanya, saudaralah yang harus mengubah kehendak saudara, dan menyesuaikannya dengan kehendak Tuhan (bdk. Mat 6:10b Mat 26:39, 42).
Saudara, Yunus menyadari bahwa ketika dia mengandalkan diri dan kepentingannya, kehidupannya bukan menjadi semakin baik, tetapi kehidupannya semakin kacau balau. Sebaliknya, ketika ia mencari Tuhan dalam doa, ia tahu bahwa pintu sorga sudah terbuka, baginya. Dalam hal inilah Yunus mengerti dan meminta pertolongan kepada Tuhan.
Karena itu, apa yang dapat kita pelajari dari hal ini saudara? Yaitu, berhentilah menggerutu dan berkeluh kesah tentang kehidupan ini. Memang perjalanan hidup yang kita jalani bukanlah suatu perjalanan yang gampang untuk kita lalui. Di dalamnya ada banyak tantangan yang membawa kita untuk bersedih dan merasa kehilangan. Di dalamnya ada banyak kemelut yang membuat kita merasa sesak. Di dalamnya tersimpan sesuatu yang menyudutkan seseorang untuk kehilangan pengharapan.
Akan tetapi sebagai seorang yang beriman, jangan biarkan kita terpuruk oleh persoalan yang sedang kita hadapi, sebaliknya tetaplah tenang dan ucapkanlah syukur kepada Tuhan, sebagaimana hikmat Salomo dalam Amsal 14:30a berkata: "Hati yang tenang menyegarkan tubuh…"
Inilah letak kekuatan kita saudara. Ketenangan hati mengarahkan kita untuk berpikir jernih dan menatap masa depan. Ketenangan hati memampukan kita untuk kembali bergantung kepada Tuhan.
Yunus menyaksikan keajaiban Tuhan dalam hidupnya. Ia menda-patkan kesempatan kedua untuk kembali hidup. Dan ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diperolehnya. Karenanya ia tidak salah dalam memilih sikap ketika pergumulan datang menyerang dia, ia menaikan doa syukur kepada Tuhan.
Dengan selalu mengucap syukur semangat yang padam dapat bangkit kembali dan iman yang sudah lemah pun dapat dikuatkan. Karena itu ingatlah saudara-saudara! Kuasa Tuhan tidak dapat bekerja apabila iman kita padam. Sekalipun manusia berkata itu mustahil, penyakitmu tidak akan sembuh, rumah tanggamu akan hancur, namun selalu ada harapan dan jalan keluar di dalam Tuhan. Tiada suatu hal yang mustahil bagi Tuhan! Sebesar apa pun persoalan kita Tuhan Yesuslah satu-satunya jawaban! Dialah yang sanggup menolong umatNya yang berseru kepadaNya. Sebagaimana Tuhan sanggup mengeluarkan Yunus dari dalam perut ikan, demikian pula Tuhan Yesus sanggup menolong kita.
Yang berikut saudara,
Apa yang menyebabkan Yunus mengambil sikap yang benar dalam menghadapi kesesakan? Ialah komitmennya untuk kembali ke jalan Tuhan.
Dikatakan dalam ayat 9: Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan Kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan!
Bapak/ ibu yang kekasih,
Doa Yunus tentang syukur atas keselamatan Tuhan adalah doa yang lahir dari hati yang sangat lega dan bersyukur luar biasa. Dengan iman Yunus mengucap syukur kepada Allah, dan ia mengakui bahwa keselamatannya semata-mata adalah hanya dari Allah (ayat 9). Di dalam doa syukurnya, Yunus mengatakan bahwa ia akan membayar nazarnya dan dia meyakini bahwa Allah adalah pertolongannya. Dia masih percaya bahwa Allah sanggup untuk menyelamatkannya jikalau Allah berkehendak untuk melakukannya. Dan akhirnya Yunus pun betul-betul memenuhi nazarnya. Ia pergi menyatakan pertobatan kepada kota Niniwe (3:1-3). Saudara, ini adalah langkah bijaksana yang diambil Yunus!
        Kenyataannya saudara, Allah memang turut bekerja dalam segala sesuatu. Baik saat kita sukacita ataupun saat kita berdukacita. Sebagaimana yang telah ditulis oleh Rasul Paulus dalam Roma 8:28 bahwa: Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Dalam hal Yunus, Allah meng-ijinkan dia ditelan oleh ikan yang besar untuk menyadarkannya dari apa yang telah dilakukannya, yaitu menolak dan menjauh dari panggilan Allah di dalam kehidupannya.
        Begitu juga dengan anak-anak Tuhan, Allah mengijinkan sesuatu terjadi di dalam kehidupan anak-anaknya untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan anak-anakNya.
Allah dapat mengijinkan persoalan, kesulitan, kesusahan maupun hal-hal lain terjadi di dalam kehidupan anak-anakNya untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya, untuk membentuk anak-anakNya menjadi semakin serupa denganNya. Dan untuk membentuk karakter dari anak-anakNya.
Jadi saudara, walaupun kita mengalami banyak penderitaan, pencobaan, kita harus percaya bahwa Allah sanggup mengubah semuanya itu menjadi indah pada waktunya.
        Berbicara mengenai ucapan syukur, ada beberapa ciri-ciri yang menjadi kelebihan dari orang yang suka mengucap syukur, yaitu:

1. Ia senantiasa memuji Tuhan dan berterima kasih kepada Tuhan baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka. Tidak hanya dalam saat suka orang dapat bersyukur kepada Tuhan, tetapi juga saat dukacita pun orang dapat mengucap syukur kepada Allah, karena ucapan syukur adalah sikap hati yang menerima segala kedaulatan Allah yang kemudian tercermin dalam perkataan dan sikap hidup yang memuliakan Allah.

2. Orang yang mengucap syukur, ia tidak menuduh orang lain atau melempar kesalahan kepada orang lain atas kegagalan, penderitaan atau kesusahan yang dialaminya.

3. Orang yang mengucap syukur, pastinya mau menerima semua keadaan walaupun hal itu tidak sesuai dengan keinginannya, tidak sesuai dengan harapannya maupun di luar dugaannya.

Dari ciri-ciri tersebut, kita bisa melihat bahwa orang yang mau mengucap syukur adalah tanda dari pribadi yang kuat, karena dia bisa menerima segala hal baik yang sesuai dengan harapannya maupun yang tidak sesuai dengan harapannya.
Kisah Yunus ini mengajarkan kepada kita untuk tetap mengucap syukur ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, sambil mengarahkan pandangan kita pada Allah yang hidup. Sehingga dalam kesesakan sekalipun kita mampu menaikan doa kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Dan kita pun dapat kembali hidup di jalan Tuhan. Amin.

TELITI MEMPERHATIKAN


TELITI MEMPERHATIKAN
Ibrani 2:1-4


Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Anugerah Tuhan yang paling besar yang kita terima sebagai anak-anak Tuhan adalah mengalami kelahiran baru dan menerima keselamatanNya.
Keselamatan yang kita terima dari Allah bukan dibeli dengan emas ataupun perak. Bukan juga diperoleh melalui amal baik manusia. Tetapi keselamatan yang kita terima, adalah pemberian cuma-cuma dari Allah, yang dikaruniakanNya bagi setiap orang yang dikasihiNya. Artinya saudara tidak semua orang diberikan hak oleh Allah untuk menerima keselamatan. Nyatanya saudara, ada sebagian orang-orang yang ditentukan Allah untuk menerima keselamatan dan ada pula sebagian orang-orang yang ditentukan Allah untuk mengalami kebinasaan.
Tetapi saudara, bagi orang-orang yang ditentukan untuk selamat, Tuhan Yesus menjanjikan akan memelihara mereka. Demikianlah nats firman Tuhan dalam Yohanes 17:12 berkata Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Karena itu firman Tuhan kita hari ini mengingatkan satu hal yang penting bagi kita, supaya kita lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar. Pertanyaannya bagi kita, apa yang telah kita dengarkan? Yaitu kebenaran yang sejati bahwa keselamatan satu-satunya ialah di dalam Yesus Kristus, Tuhan kita. Tidak ada yang lain.
Saudara dalam Ibrani 1:1-2 memberikan kesaksian kepada kita bahwa: Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Dengan kata lain saudara, ayat ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan yang memberikan anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah Tuhan pencipta alam semesta. Tuhan yang tahu seluk beluk dunia ini. Saudara, fakta ini penting untuk kita pahami, supaya kita dapat memahami dengan benar mengapa kita percaya kepada Yesus dan bukan allah yang lain. Sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai macam rupa-rupa pengajaran.
Hari ini banyak orang Kristen lebih suka mengikuti arus dunia, mereka memiliki kehidupan yang tidak berbeda dari orang-orang dunia. Dan yang lebih menyedihkan adalah banyak orang mengaku diri Kristen tetapi kehidupannya mengabaikan jalan-jalan Tuhan.
Sebenarnya saudara, orang-orang yang demikian adalah orang-orang tidak mengerti artinya sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada mereka. Sehingga mereka menganggap enteng keselamatan. Sebagian dari mereka merasa diri cukup ketika sudah menjadi orang percaya dan telah mengalami keselamatan di dalam Yesus Kristus. Sehingga mereka lupa akan tanggung jawab yang harus dipegangnya, yaitu memelihara iman sampai mati.
Nah orang-orang yang seperti ini saudara, biasanya dapat diidentifikasi dari kebiasaan hidupnya. Ketika disuruh beribadah, ya asal beribadah; mendengarkan firman, asal mendengar saja tanpa menyimak baik-baik. Sehingga ibadah yang dilakukannya bukan sebuah ibadah yang mempertemukan hati kita dengan Allah. Bukan sebagai pusat penyembahan kepada Allah, sehingga kita mengalami hadirat Tuhan sungguh-sungguh hadir dalam ibadah kita. Mengapa saudara? Karena ibadah yang dijalaninya hanya sebuah rutinitas dan formalitas belaka. Padahal saudara, kalau kita mengerti baik-baik fungsi dari ibadah Ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup sekarang maupun hidup yang akan datang” (1 Timotius 4:8).
Saudara,
Ada satu jenis ikan yang mempunyai keunikan, karena selain dapat berkembang biak di air tawar (daerah pegunungan), ia juga dapat hidup di air asin (laut) setelah dewasa.  Ikan itu adalah ikan salmon.
Ketika tiba waktunya untuk bertelur dan berkembang biak, ikan jenis ini akan melawan arus air untuk kembali ke habitat asalnya yaitu air tawar di daerah pegunungan, meski harus bersusah payah bahkan berusaha untuk melompat apabila airnya menurun.  Tidak jarang sebelum sampai ke habitat asalnya, mereka dimakan oleh binatang lain yaitu beruang.
Saudara, untuk bisa menetaskan telur-telurnya ini, ikan salmon dapat menempuh jarak ratusan kilometer. Terkadang untuk mencapai daerah pegunungan sekujur tubuhnya harus terluka. Dan barulah setelah tiba di habitat asalnya, ikan salmon itu bertelur dan kemudian mati.
Sama dengan kekristenan kita saudara, Allah mau kita dapat memperjuangkan iman selama kita masih hidup. Allah tidak menginginkan kita berpuas diri atas keselamatan yang telah kita terima tanpa berbuat apa-apa. Terlebih lagi kita terbawa arus dunia yang menyesatkan.
Kalau kita tidak membekali iman dengan baik, sebetulnya banyak pengajaran-pengajaran palsu yang berkembang diluar sana yang bisa menyesatkan diri kita. Karena itu Allah mau supaya kita lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar.Tujuannya jelas saudara, yaitu “supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”
Sidang jemaat yang kekasih,
Kata “teliti” atau “memperhatikan” dalam ayat ini menggunakan kata "prosecho" yang berarti memegang/ menjaga hati dan pikiran”. Dengan kata lain, sebagai pengikut Kristus yang hidup di jaman akhir ini, Allah mau agar kita sungguh-sungguh menjaga hati dan pikiran sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, supaya kita tidak mudah terpengaruh oleh rupa-rupa pengajaran.
Saudara,
Ini penting untuk kita pahami, sebab Allah menginginkan kekristenan kita tidak menjadi asal-asalan. Asal percaya Yesus, asal ke gereja, asal bertumbuh dan akhirnya asal masuk surga. Saudara, bukan ini yang Tuhan mau kita lakukan!
Yang Tuhan mau kita lakukan adalah kita dapat mengenal Yesus yang kita sembah semakin lama semakin menjadi serupa denganNya. Sebab demikianlah firman Tuhan berkata dalam Filipi 3:10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,”
Karenanya saudara, mengapa nabi-nabi Allah di masa PL terus-menerus mengingatkan pentingnya keselamatan di dalam Tuhan. Mengapa rasul-rasul di masa PB terus-menerus mengingatkan pentingnya keselamatan di dalam Yesus Kristus. Bahkan hingga kini pun setiap hamba-hamba Tuhan tidak henti-hentinya berkotbah menyuarakan keselamatan di dalam kristus sebagai satu-satunya jalan? Mengapa saudara? Jawabannya adalah supaya kita tahu yang benar dan tidak menyia-nyiakan keselamatan di dalam kristus.
Saudara, perhatikan apa yang dituliskan dalam surat Yudas 1:3 yang mengatakan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”
Perhatikan penekanan penulis dalam kalimat ini. Dikatakan “Aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu.” Ada satu greget yang sangat penting yang dirasakan penulis untuk segera menuliskan dan berharap penerima surat segera tahu apa pesan terpenting dari isi suratnya, yaitu supaya berjuang untuk mempertahankan iman.
Kenyataannya tidak mudah saudara berjuang mempertahankan iman. Terlebih di tengah-tengah dunia zaman sekarang ini. Kehidupan kita yang dikenal minoritas, seringkali menyulitkan kita untuk bertindak benar sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Rasanya sangat sulit menjadi orang yang jujur ditengah-tengah korupsi yang sedang merajalela. Rasanya sangat sulit untuk berharap pada kekristenan ditengah-tengah ekonomi yang semakin berat, padahal diluar sana, begitu mudahnya orang-orang mendapatkan jatah sembako dengan modal asal pindah iman.
Saudara, nyatanya hidup memang tidak mudah. Orang-orang percaya pun tidak pernah lepas dari yang namanya pergumulan, tantangan dan cobaan hidup. Tetapi Allah tidak mau kita menyerah dengan keadaan itu. Jikalau kita bandingkan dengan kemuliaan yang dijanjikan Tuhan, semua yang kita hadapi tidak ada apa-apanya.
Karena itu ingatlah nasihat Paulus dalam 2 Korintus 6:1 yang berkata: ”Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.”
Apa maksudnya saudara? Hal ini sama dengan apa yang dinyatakan Ibrani 2:3, yaitu bahwa keselamatan besar dan sempurna di dalam Yesus Kristus itu tidak boleh kita sia-siakan. Bahwa besarnya arus godaan yang kita hadapi tidak boleh membuat kita ragu dan goyah sehingga terhanyut dibawa arus.
Karena itu saudara, yang harus kita lakukan adalah, kita tetap berpegang pada firman yang telah kita dengar sambil kita memperhatikan dengan teliti apa yang firman katakan tentang Yesus Kristus. Sebab hanya Yesus Kristuslah yang dapat menjamin keselamatan kita. Diluar itu, hanyalah keselamatan semu yang sifatnya sementara.
Dengan demikian bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan.
Jangan pernah kecewa dengan kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan kita. Jangan kita menjadi putus asa dengan kondisi yang tidak sejalan dengan impian kita. Sebab kekristenan bukanlah masalah apa yang kita mau jalankan. Sebaliknya kekristenan adalah apa yang Tuhan inginkan kita jalani.
Dalam hal ini saudara,
Jangan bangga dengan keselamatan dan pertobatan yang terjadi di masa lampau. Tetapi bertanyalah bagaimana kondisi saat ini? Jangan pula merasa masih kuat, sehat, kaya raya hingga merasa belum memerlukan keselamatan, menunggu nanti kalau sudah loyo, sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi baru berharap terima keselamatan! Siapa dapat menentukan nasib hidupnya? Bagus kalau Tuhan masih kasih kesempatan untuk terima, bagaimana jika ternyata Tuhan menentukan mereka untuk binasa, yang ada hanyalah penyesalan seumur-umur saudara.
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Keselamatan yang dijanjikan Tuhan bagi kita adalah anugerah yang terbesar yang harus kita pegang seumur hidup kita. Jangan pernah kita menyia-nyiakan keselamatan yang telah dikaryakan oleh Yesus Kristus dalam kehidupan kita. Sebaliknya marilah kita berusaha mengisi keselamatan itu dengan kesetiaan bersekutu, berdoa, memuji Tuhan dan mendengar serta meneliti dan memperhatikan firman Tuhan yang telah kita dengar. Sebab dengan berbuat demikian, dapat dipastikan kita akan dipelihara Tuhan sepanjang umur hidup kita, sampai kita bertemu muka dengan muka sambil kita mempertanggung jawabkan seluruh kehidupan kita dihadapanNya. Kiranya Tuhan memberkati. Amin.

Kamis, 02 Juli 2015

KETIKA HARAPAN MENJADI PUPUS

KETIKA HARAPAN MENJADI PUPUS
Lukas 8:41-56 (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43)


Sidang jemaat yang kekasih,
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.Kehidupan yang ada di depan merupakan rahasia Tuhan yang tidak seorang pun dapat mengetahuinya. Untung maupun malang sering datang tiba-tiba tanpa disangka, rasa-rasanya demikianlah yang dialami oleh keluarga Serka Luthfi.
Pada hari Selasa yang lalu, kita dikejutkan oleh jatuhnya sebuah pesawat Hercules C-130 milik TNI di jalan Jamin Ginting, Medan. Serka Luthfi yang menjadi salah satu korban tewas, yang memang sudah setahun yang lalu bertugas di Skadron Udara 12/ Black Phanter di Lanud Soewondo, Medan.
Padahal saudara, beberapa minggu sebelumnya pihak keluarga sempat mendapat kabar, bahwa serka Luthfi akan berpindah tugas ke Skadron 11/ Serbu di Lanud Ahmad Yani, Semarang. Yaitu tempat dimana keluarga besarnya tinggal. Namun siapa yang sangka, harapan itu pada akhirnya pupus ketika selasa yang lalu, sebuah pesawat Hercules C-130 yang ditumpangi serka Luthfi pada akhirnya jatuh dan merenggut nyawanya. Siapa yang sangka?
Saudara, saat kita membaca perikop ini. Kita sepertinya diperhadapkan dengan dua kisah ganda yang kedua-duanya mengisahkan perbuatan Tuhan Yesus, ketika manusia kehilangan harapan, baik terhadap Yairus ataupun terhadap perempuan yang mengalami pendarahan.
Tetapi ada beberapa perbedaan yang menarik untuk kita simak:

YAIRUS
PEREMPUAN
Namanya: Yairus
Namanya: Tidak disebutkan
Ia seorang yang terkemuka dan kaya. Ia juga seorang kepala synagoge
Ia seorang yang miskin setelah menghabiskan uangnya untuk mendapatkan kesembuhan
Ia telah mencapai puncak tertinggi dari hidupnya dalam hubungannya dengan sesama
Ia telah mencapai puncak keputus-asaan setelah mencoba berulang-ulang berobat namun tak kunjung sembuh
Meminta pertolongan demi anak tunggal perempuannya yang berusia 12 tahun
Meminta pertolongan bagi dirinya sendiri
Dikaruniakan kebahagiaan hidup bersama anak perempuannya dan sekarang ia akan kehilangannya
Mengalami kesusahan dua belas tahun oleh karena penyakitnya dan sekarang ia berharap sembuh
Ia dengan berani menyatakan kebutuhannya dengan berniat mendatangi Tuhan Yesus
Ia memiliki kebutuhan yang tersembunyi karena pendarahan membuatnya merasa diri cemar

Namun yang menarik saudara, bahwa kedua-duanya datang kepada Tuhan Yesus. Kedua-duanya tahu bahwa di tempat lain, tidak ada yang bisa menjamin kebutuhannya. Karenanya kedua-duanya tersungkur di depan kaki Tuhan Yesus.
Bapak/ ibu saudara,
Sebagai seorang kepala Synagoge, rasanya dapat dipastikan Yairus tidak memiliki sikap yang simpatik terhadap perbuatan Tuhan Yesus. Terlebih lagi, kelompok mereka seringkali menganggap Tuhan Yesus sebagai seorang pelanggar hukum Taurat. Apalagi kehidupan yang telah memberikan segala sesuatu kepadanya, membuat dia merasa lebih terhormat daripada orang lain.
Ditengah-tengah puncaknya karirnya yang tinggi, tiba-tiba ia mendapati keadaan anaknya yang sakit parah, bahkan dikatakan hampir mati. Kejadian ini semakin menyedihkan hati, dikarenakan usia anaknya baru menginjak 12 tahun. Dalam kondisi yang terdesak, ia terpaksa mendatangi Tuhan Yesus guna memohon pertolonganNya.
Namun saudara, dalam perjalanan menuju rumah Yairus, keadaan jalan di kota itu semakin padat. Orang-orang dari segala penjuru datang ke jalan itu untuk menyambut Tuhan Yesus. Sebab mereka telah menanti-nantikan kedatanganNya.
Dalam kondisi yang demikian, perjalanan Tuhan Yesus tiba-tiba harus diinterupsi dengan suatu peristiwa yang terjadi tiba-tiba. Seorang perempuan yang mengalami pendarahan berusaha menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus.
Saudara,
Dikatakan bahwa perempuan itu telah menderita pendarahan selama dua belas tahun, suatu waktu yang cukup membuatnya sangat lemah, sangat menyengsarakan hidupnya. Dan pastinya penyakitnya itu bisa mengancam nyawanya. Apalagi, usahanya untuk berobat rupanya tidak membuahkan hasil. Dia sudah pergi ke berbagai tabib terbaik yang bisa ia kunjungi, ia sudah banyak mengkonsumsi obat-batan yang mereka berikan, tetapi penyakit itu tidak juga kunjung sembuh. Rasanya tidak ada lagi harapan bagi dia untuk bisa sembuh. Ditengah-tengah pergumulan hidupnya, ia mendengar bahwa Tuhan Yesus melintasi kota Kapernaum. Karenanya dengan sudah payah ia menyusuri jalanan yang padat itu.
Dan ketika ia mendapatkan kesempatan emas untuk bertemu Tuhan Yesus, ia berusaha mendapatkannya, walaupun hanya sekedar menjamah jumbai jubahNya.
Dalam Injil Matius dan Markus menyebutkan bagaimana imannya yang besar ini muncul, dikatakan: Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh” (Matius 9:21; Markus 5:28).
Bapak/ ibu saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan
Laki-laki Yahudi biasanya mengenakan jumbai dari tali-tali berwarna biru yang dipilin di sudut jubah luar mereka, sebagai suatu peringatan bahwa mereka harus menaati perintah-perintah Allah (Bilangan 15:37-40; Ulangan 22:12). Orang-orang Farisi menaati peraturan ini secara ekstrem untuk menekan orang-orang dengan kesucian mereka (Matius 23:5). Nampaknya Tuhan Yesus pun mengenakan jubah yang ditandai dengan jumbai berwarna biru ini.
Karenanya ketika Tuhan Yesus melintasi kota kapernaum, tiba-tiba ada seorang yang menyelinap secara diam-diam dari arah belakang dan menjamah jubah Tuhan Yesus.
Saudara, mengapa perempuan ini memilih untuk menyentuh bagian ini dari pakaian Tuhan Yesus? Tidak ada yang tahu! Tetapi yang jelas Tuhan Yesus tahu bahwa ada seseorang yang dengan iman telah menyentuh Dia dan ada kuasa yang mengalir keluar dari diri Tuhan Yesus. Dan yang mengherankan seketika itu juga sembuhlah ia. Dikatakan kesembuhan itu terjadi seketika dan utuh. Lukas sebagai seorang dokter menggambarkan perhentian darah seketika sebagai tanda suatu kesembuhan.
Kita perhatikan saudara, perempuan ini tidak membutuhkan demonstrasi yang hebat untuk kesembuhannya. Ia tidak membutuhkan suatu pertunjukan mujizat yang spektakuler.
Hari ini kondisi itu justru terbalik. orang-orang zaman ini begitu haus akan pertunjukan mujizat yang spektakuler. Orang-orang merasa puas diri ketika melihat seorang hamba Tuhan yang mempertunjukkan kebolehannya dalam menyembuhkan penyakit. Apalagi dengan penumpangan tangan yang seketika saja membawa kesembuhan. Padahal mereka lupa, kesembuhan itu adalah karena kuasa Tuhan. Dan kuasa Tuhan hanya bisa didapatkan dari iman yang lahir dari hati yang terdalam.
Saudara,
Tiba-tiba rombongan itu berhenti, ketika Tuhan Yesus yang berdiri paling depan berhenti dan bertanya kepada murid-murid-Nya, Siapa yang menjamah Aku?". Nampaknya murid-murid-Nya kebingungan dengan komentar yang tiba-tiba dari Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus tidak menghiraukan mereka, Ia berusaha menoleh dan mencari seseorang.
Namun karena tidak ada orang yang mengakuinya, Petrus seorang yang sanguine berkata pada Tuhan Yesus: Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau” (Ayat 45). Saudara, sepertinya Petrus ingin berkata mengapa perlu ditanyakan lagi siapakah yang menyentuh Tuhan Yesus, sebab pastinya kondisi yang berdesak-desakan mengerumuni Tuhan Yesus dapat dipastikan siapa saja bisa menyentuhNya. Tetapi rupanya ini bukan sekedar menyentuh saudara, atau secara tidak sengaja tersentuh. Tetapi sentuhan ini keluar dari iman seseorang yang membutuhkan kuasaNya. Karena itu Tuhan Yesus berkata: “Aku merasa ada kuasa keluar dari diriKu” (Ayat 46).
Karenanya ketika perempuan ini menyadari Tuhan Yesus mengetahui perbuatannya, ia begitu ketakutan. Tetapi disaat yang sama ia juga merasakan kehangatan di daerah perutnya bagian bawah. Rasa sakitnya seketika hilang dan ia sadar bahwa dia telah menjadi sembuh.
Karenanya dengan gemetar ia memberanikan diri mendekati Tuhan Yesus. Ia muncul perlahan di hadapan Tuhan Yesus. Sambil menunduk dan terbata-bata ia menceritakan apa yang telah diperbuatnya.
Bapak/ ibu yang kekasih
Pertanyaan bagi kita, mengapa Tuhan memintanya untuk memberikan kesaksian di depan umum? Apakah hal ini tidak memalukan bagiNya? Jawabannya tidak sama sekali! Sebab, pertama-tama kesaksian di depan umum ini adalah untuk kebaikanya sendiri. Itu adalah kesempatan baginya untuk mengakui Kristus dan memuliakan Allah. Seandainya ia pergi secara diam-diam dari antara kerumunan orang banyak, pastinya ia tidak akan bertemu dengan Tuhan Yesus secara pribadi atau mendengar perkataanNya yang memberikan jaminan dan penghiburan.
Karenanya saat Tuhan Yesus mendapati sosok perempuan itu, di angkatnya wajah perempuan itu. Dan berkata kepadanya: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah engkau dengan selamat!" (ayat 48).
Saudara, rupanya inilah alasan mengapa Tuhan Yesus sengaja berhenti dan mencari perempuan itu. Tuhan Yesus ingin memastikan kepada perempuan itu bahwa bukan jubahnya yang berkuasa tapi Yesus sendirilah tabib yang agung, dokter yang ajaib. Hal ini berbeda jauh dengan situasi zaman sekarang. Bagaimana demontrasi hamba-hamba Tuhan yang tidak bertanggung jawab. Yang melempar jubahnya dan jemaat menggelepar. Yang menumpangkan tangan dengan alasan memberi kuasa, dan jemaat terlempar. Sungguh suatu kondisi yang tidak terkontrol bukan?
Tetapi apa yang dinyatakan dalam Firman Tuhan, selalu membawa damai sejahtera. Ketika perempuan ini mendapatkan kesembuhan dari Tuhan Yesus, hidupnya dipulihkan. Disinilah kita ketahui bahwa sekecil apapun peristiwa yang terjadi pada Yesus, pada akhirnya peristiwa itu memuliakan Tuhan.
Disisi yang lain, kesaksian ini juga menjadi suatu penguatan bagi Yairus yang sejak semula berusaha meminta pertolongannya. Sebab di saat Tuhan Yesus sedang berbicara, tiba-tiba datang serombongan dari keluarga Yairus memberitahukan bahwa anaknya kini sudah mati.
Saudara, berita itu bagaikan petir di siang bolongyang mengejutkan Yairus. Berita itu pastinya sempat membuat dirinya terdiam sejenak. Secara spontan berita itu membuat harapannya menjadi pupus. Disisi yang lain, interupsi ini bisa merupakan suatu pencobaan bagi Yairus untuk menerima mujizat Tuhan. Ia bisa saja menyalahkan perempuan yang telah menginterupsi waktu Tuhan Yesus hingga tidak bisa bergegas ke rumahnya. Atau ia bisa mengurungkan niatnya membawa Yesus kerumahnya karena kini harapan itu telah sia-sia.
Namun semua praduga tersebut dimengerti Tuhan Yesus, karenanya Ia berkata kepada Yairus: “Jangan Takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat!” (Ayat 50). Disini kita mengerti saudara, bahwa Tuhan Yesus sedang mengajar Yairus bahwa persoalan apapun yang sedang dia hadapi tidak boleh membuatnya kehilangan pengharapan, karena Tuhan menyertainya. Sebaliknya perkataan Tuhan Yesus tentang: Jangan Takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.Lebih merupakan sebuah jaminan yang ditawarkan bagi Yairus.
Nyatanya saudara, pencobaan yang dialami perempuan ini selama dua belas tahun telah berakhir oleh karena pertolongan Tuhan Yesus. Dan pertolongan yang sama pun ditawarkan Tuhan bagi Yairus.
Kita melihat saudara, Tuhan Yesus rela untuk diinterupsi oleh seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan, dan itu dijadikanNya sebagai suatu kemuliaan. Perempuan ini menjadi kesaksian tentang kuasa iman.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Suatu kali, kami tergesa-gesa untuk pergi mengantar anak-anak ke sekolah. Tiba-tiba kami melihat begitu banyak polisi berdiri disepanjang jalan Ahmad Yani. Tiba-tiba mobil kami dihentikan oleh seorang polisi. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Sampai seorang polisi mendekat dan meminta kami mengantarkan seorang korban kecelakaan yang adalah rekan sekerjanya. Seorang polwan mengalami tabrak lari, bagian dagunya penuh luka yang menganga, darahnya berceceran disekujur bajunya.
Saudara, dengan spontan kami putar arah menuju rumah sakit umum. Kami tidak lagi berpikir anak-anak yang terlambat. Dipikiran kami, bagaimana korban kecelakaan itu segera ditangani. Hingga sampai di UGD, kami berurusan dengan pihak rumah sakit dan tepat jam 8.00 kami melanjutkan perjalanan ke sekolah. Saudara, kami merasa tidak dirugikan dengan peristiwa itu. Justru keberadaan kami, setidaknya meringankan beban sikorban untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Sidang jemaat yang kekasih,
Seandainya Tuhan Yesus tidak bersedia diinterupsi oleh perempuan ini, dan tidak menggubris kebutuhannya. Mungkin perempuan itu tidak akan pernah mengalami keselamatan. Dan Tuhan Yesus akan dicap sebagai seorang yang pilih-pilih dalam mengasihi. Tetapi syukur Tuhan Yesus mengasihi semua orang yang membutuhkan perto-longanNya. Bagaimana dengan kita? Akankah kita menahan suatu kebaikan kepada seorang yang tengah membutuhkan pertolongan kita?
Sidang jemaat yang kekasih, rupanya Tuhan Yesus tidak lupa dengan tujuan pertamanya, yaitu mengunjungi rumah Yairus dan menyembuhkan anaknya. Karenanya saat Tuhan Yesus tiba dirumah Yairus, ia mengajak orang-orang pilihanNya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes, suatu jumlah yang memadai untuk menjadi saksi mujizat dan bukan jumlah orang yang berlebihan yang akan menimbulkan kesan seolah-olah Tuhan Yesus mau pamer.
Sekali lagi saudara, tidak selalu mujizat itu dipertunjukkan secara spektakuler. Disaat orang-orang berniat untuk mencari tahu apa yang Tuhan Yesus ingin perbuat, justru Tuhan Yesus memintanya untuk menunggunya diluar. Tuhan Yesus hanya mengajak orangtua anak itu dan beberapa murid pilihanNya saja yang menyaksikan peristiwa besar itu.
Disini Tuhan Yesus menghidupkan kembali anak itu melalui suatu perkataan yang mengandung kuasa, yang berkata: “Hai anak, bangunlah!” (ayat 54). Yang dalam Bahasa Aram digunakan kata “Talitakum” dan seketika itu juga kembalilah roh anak itu dan ia pun bangkit berdiri.
Puji Tuhan saudara, Tuhan Yesus menepati janjiNya. Anak kesayangan Yairus seketika itu juga hidup kembali. Hal ini dibuktikan dengan tawaran Tuhan Yesus untuk memberinya makan. Sebab seorang yang telah mati tidak mungkin bisa mengkonsumsi makanan.
Dan peristiwa ini, menjadikan kedua orangtuanya menjadi takjub atas kuasa yang dimiliki Tuhan Yesus. Dan sekaligus merupakan pengalaman kedua dari penyataan kuasa Tuhan Yesus bagi Yairus. Sebab Tuhan Yesus berkuasa atas penyakit dan kematian sekalipun.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan
Kehidupan yang kita jalani memang merupakan misteri besar yang harus kita jalani. Hidup layaknya sebuah roda yang terus bergerak berputar. Terkadang kita ada di atas menikmati kebahagiaan, terkadang kita pun berada di bawah merasakan pahitnya kehidupan.
Tetapi saudara, saat harapan kita menjadi pupus, iman kepada Tuhan Yesus akan menyalakan kembali harapan itu. Namun iman yang dimaksud di sini bukanlah optimisme yang didasarkan pada kemungkinan. Tetapi Iman yang didasarkan pada pribadi Allah, pada janji dan kuasa-Nya, bahkan ketika tidak ada lagi kemungkinan atau pilihan lain.
Tidak ada problem yang Tuhan tidak bisa bereskan. Bawalah problem saudara kepadaNya dalam doa dan percayalah bahwa Allah akan bertindak. Kiranya kita menaruhkan iman dan pengharapan kita hanya pada Kristus saja. Amin.