Rabu, 07 Januari 2015

HIDUP YANG BERPUSAT PADA FIRMAN TUHAN

HIDUP YANG BERPUSAT
PADA FIRMAN TUHAN
2 Timotius 3:16-17

Bapak/ Ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan.
Salah satu hal terpenting dalam menjalin sebuah relasi adalah adanya pengenalan. Sebab tanpa pengenalan, maka relasi yang dijalin menjadi hambar, dan seringkali bahkan terjadinya kesalah pengertian satu dengan yang lain.
Demikian pula saat kita menjalin relasi kita dengan Tuhan, saudara. Tidak akan mungkin dapat berhasil jika tidak ada pengenalan yang baik dengan Tuhan kita. Dan satu-satunya cara kita untuk dapat mengenal lebih dekat, Tuhan yang kita sembah itu adalah melalui firman Tuhan yang telah dituliskan.
Saudara, kita harus ingat, bahwa Alkitab adalah sumber paling utama bagi pengenalan kita akan Allah. Walaupun alam semesta mengajarkan kita tentang Allah, sebagaimana dicatat dalam Mazmur 19, namun pengenalan melalui alam itu belumlah lengkap.
Misalnya, kita tidak akan bisa memahami kasih Allah yang membuat Dia, mengutus Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk mati bagi kita melalui pengamatan kita terhadap alam semesta.
Bahkan pengenalan kita akan Allah berdasarkan pengalaman hidup, belum sepenuhnya dapat dipertanggung-jawabkan. Sebab pengalaman setiap orang tentang Allah tidaklah selalu seragam. Allah kita itu kreatif, Ia pasti memiliki beribu-ribu cara, bahkan jutaan cara untuk membentuk setiap manusia, pribadi demi pribadi dengan cara yang berbeda-beda. Sehingga pengalaman manusia yang satu dengan pengalaman manusia yang lain terhadap karya Allah pastinya sangat unik. Karena itu untuk menilai keabsahan suatu pengajaran harus dinilai lebih dahulu berdasarkan pengajaran seluruh Alkitab.
Dengan alasan ini bapak/ ibu yang dikasihi Tuhan,
Hanya ada satu cara yang paling penting yang tidak boleh diabaikan manusia untuk mengenal Allah dengan benar, adalah melalui firman Allah. Orang Kristen meyakini bahwa Alkitab adalah buku pegangan tertinggi bagi keyakinan (doktrin) Kristen, serta buku petunjuk bagi kehidupan Kristen.
Alkitab merupakan sumber hikmat bagi kehidupan sehari-hari dan sekaligus standar bagi keyakinan yang benar yang membawa kepada keselamatan. Alkitab adalah firman Allah yang artinya apa yang dicatatkan di dalam Alkitab adalah perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih di dalam Tuhan,
Bila kita sungguh-sungguh berpegang pada Alkitab yang adalah firman Tuhan, maka kita akan dituntun untuk tetap pada jalur kehendak Allah. Bila kita menyimpang dari jalur kehendak Allah, kita akan memperoleh teguran dan arahan untuk kembali kepada kehendak Allah.
Firman Allah yang dituliskan di dalam Alkitab itu, telah teruji oleh zaman, teruji oleh setiap kalangan dan budaya dan tidak ada yang mampu melenyapkan firman Allah.
Saudara, sebagaimana yang dijelaskan dalam 1 Petrus 1:24-25, firman Tuhan berkata: “Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.”
Dari sini kita mendapatkan satu pemahaman saudara, bila kita ingin semakin mengenal Allah dan kehendak-Nya, maka kita harus menyediakan waktu untuk membaca dan mempelajari firman Allah. Kita harus bersikap rendah hati saat mendengar pemberitaan firman Allah, serta belajar untuk menghafal dan merenungkan firman Allah di dalam kehidupan kita.
Bapak/ ibu yang saya kasihi
Kita melihat bahwa Timotius semenjak kecil menerima dididikan dalam kerohanian yang baik. Ia diasuh dalam lingkungan keluarga Kristen yang baik. Dan ia pun bertumbuh dalam kerohanian yang matang. Terlebih lagi ketika ia bersama-sama tinggal dengan Paulus. Karena itu Paulus mendorong Timotius untuk tetap setia kepada semua pengajaran yang telah diterimanya.
Di dunia ini, ada banyak orang yang cenderung mengatakan: memang saya memerlukan Alkitab ketika saya masih kecil; tetapi sekarang saya sudah dewasa, saya dapat berbuat sesuatu tanpa Alkitab.” Saudara ini adalah pandangan yang sangat keliru. Sebab setiap orang yang telah dewasa justru ia akan lebih banyak memerlukan bimbingan firman Tuhan daripada anak-anak, sebab orang dewasa lebih banyak menghadapi pencobaan dan mengambil lebih banyak keputusan.
Inilah yang mendasari Nenek dan ibu Timotius sehingga mereka dengan setia mengajarkan Kitab Perjanjian lama kepada Timotius. Dan berharap Timotius dapat terus bertumbuh dan berpegang pada Firman Tuhan yang telah diajarkan kepadanya.
Kenyataannya saudara, kita tidak akan pernah dapat bertumbuh melebihi firman Allah yang telah kita pelajari. Karena itu, kita butuh firman Tuhan setiap saat, setiap waktu sampai kita kembali bertemu dengan sang pencipta kita.
Dari pembacaan kita hari ini, sedikitnya ada empat alasan mengapa kita membutuhkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita.

1.      Alkitab bermanfaat untuk mengajar
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,” (ayat 16).
Kata dasar dari kata “mengajar” adalah kata “ajar.” Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan kata “ajar” adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut).
Sedangkan yang dimaksud dengan kata “mengajar” ialah memberi pelajaran, melatih. Kata benda Yunani yang dipakai ialah “didaskalia.” yang artinya mengajar atau peringatan. Saudara, kata ini muncul 21 kali dalam Perjanjian Baru. Dan kata “mengajar” dalam konteks 2 Timotius 3:16 ialah lebih menekankan pada mengajar tentang keselamatan yang dari Kristus.
Saudara,
Dalam Perjanjian Baru dijelaskan gambaran tentang Yesus, tentang apa yang telah terjadi dalam hidup-Nya dan hal-hal yang telah diajarkan-Nya.
Saudara contoh ayat Alkitab dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan bagaimana Kristus mengajar yaitu dalam Matius 4:23 yang menjelaskan Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.”
juga dalam Matius 7:29 “sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Dalam Perjanjian Lama, Allah sendiri berbicara kepada Musa supaya mereka mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka. Di dalam Ulangan 6:6-9, Firman Tuhan menjelaskan kepada kita: Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.
Umat Israel diperintahkan untuk mengajarkan firman Allah dengan rajin kepada anak-anak mereka. istilah “dengan rajin” dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja yang berarti “mempertajam.” Dalam contoh ini terkandung makna menembus secara dalam.
Dengan demikian saudara,
Firman Tuhan tidak boleh diremehkan, melainkan haruslah menembus dan mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Alkitab merupakan disiplin ilmu yang multigenerasi/ melibatkan semua generasi dan intergenerasi/ pada setiap generasi yang ada. Hal ini lebih dari sekedar tradisi kuno umat Israel mula-mula, sebab ini berhubungan dengan Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Saudara,
Orang biasanya mengikuti ajaran yang sesuai dengan tradisi mereka atau ajaran yang dianggap masyarakat sebagai sumber informasi religius yang benar. Sehingga, kebanyakan orang memperoleh pengajaran tentang Allah dari pendeta, keluarga, sekolah, dll.
Memang tidak ada salahnya dengan sumber-sumber ini saudara, SELAMA apa yang mereka ajarkan tidak bertentangan oleh Alkitab. Namun sayangnya, seringkali sumber-sumber ini yakni keluarga, sekolah, hamba Tuhan ternyata tidak mengajarkan kebenaran, yang walaupun kedengarannya rohani dan tulus, namun tanpa sadar ajaran itu juga SALAH disampaikan karena tidak sesuai dengan konteks Firman Tuhan. Yang mereka sampaikan lebih kepada sebuah dongeng yang diembel-embeli dengan firman Tuhan.
Atau contoh lain, saat Alkitab berkata bahwa keselamatan, adalah kasih karunia Tuhan. Misalnya di dalam Roma 10:9 "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
Juga: Efesus 2:8-9 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri
Bukankah telah dinyatakan dengan begitu jelas bahwa untuk diselamatkan bukan dengan perbuatan baik yang perlu kita lakukan, tetapi kita harus percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati?
Jadi saudara, bila sekolah Anda, Hamba Tuhan Anda, atau keluarga Anda mengajarkan cara yang lain tentang bagaimana memperoleh keselamatan, pengajaran yang mana yang akan Anda ikuti? Pengajaran Alkitabkah atau pengajaran manusia?
Saya pribadi lebih memilih pengajaran Alkitab, karena hanya Alkitablah yang “bermanfaat untuk mengajar”
Bapak/ ibu yang dikasihi Tuhan
Dari sini kita melihat bahwa rupanya tidak mudah untuk menjadi seorang pengajar, terlebih lagi seorang pengajar iman Kristen. Karena beratnya beban yang harus dipertanggung- jawabkan di hadapan Allah. Karena itu supaya tidak salah dalam mengajar, maka kita harus kembali kepada apa yang diajarkan Alkitab kepada kita.

2.   Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan.
…Untuk menyatakan kesalahan...” (ayat 16)
Sidang jemaat yang kekasih
Selain mengajar, Alkitab juga bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Ini berarti Alkitab dapat menunjukkan kepada kita apakah kita salah dan pada bagian mana kita salah.
Saudara, kata dasar dari kata “kesalahan” adalah kata “salah.” Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan kata “salah” adalah tidak benar, tidak betul, keliru, khilaf, menyimpang dari yang seharusnya, luput, tidak mengenai sasaran, gagal, cela, cacat, kekeliruan.  Sedangkan yang dimaksud dengan kata kesalahan” ialah perihal salah, kekeliruan, kealpaan.
Kata “menyatakan” berarti menerangkan, menjadikan nyata, menjelaskan, menunjukkan, memper-lihatkan, menandakan, mengatakan, mengemukakan (pikiran, isi hati), melahirkan (isi hati, perasaan, dsb.), mempermaklumkan, membuktikan.
Jadi jika Alkitab dinyatakan berguna untuk “menyatakan kesalahan” itu berarti bahwa Alkitab “menunjukkan ketidakbenaran atau memperlihatkan atau membuktikan segala sesuatu yang menyimpang.”  Kata Yunani yang dipakai dalam kata “menyatakan kesalahan” ialah “elegchos.” Saudara, kata ini lebih berarti sebuah “teguran atau disiplin.” Sebuah teguran untuk menyatakan dosa dan menolak ajaran sesat.
Kita melihat saudara, kata “dosa” mempunyai banyak segi. Paulus menggunakan macam-macam istilah untuk menjelaskan hal tersebut. Namun dari semua hal yang ada, kata utama untuk dosa lebih cenderung memakai kata “hamartia” yang berarti “meleset dari sasaran” yang dipakai 64 kali oleh Paulus.
Bagi Paulus saudara, dosa bukan hanya sekedar kejahatan yang dilakukan, melainkan suatu kekuatan yang membelenggu seseorang. Paulus memandang semua orang sebagai yang “terjual di bawah kuasa dosa (Roma 7:14). Sebagaimana seorang budak dijual kepada seorang majikan, demikianlah semua orang masuk dalam kuasa dosa. Dosa pun bersifat universal baik menyangkut orang Yahudi maupun orang non Yahudi (Roma 3:23), dan pada hakikatnya semua orang harus dimurkai (Roma 6:23).
Jadi, seandainya saya percaya bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan perbuatan baik, atau dengan percaya ditambah perbuatan baik, atau dengan hal-hal lain selain dari percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka yang saya perlukan adalah saya harus diberitahu supaya kesalah-pengertian saya itu diperbaiki.
Dengan demikian, ayat tersebut mengajar saya, menunjukkan apa kesalahan saya dan mengoreksinya dan semua itu dilakukan oleh satu ayat yang sama.
Contoh lain adalah Efesus 4:31, firman Tuhan ini menjelaskan "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."
Jadi saudara, jika saya mengalami kepahitan, geram dll, maka sebenarnya dengan sendirinya Alkitab sedang memberitahukan bahwa saya salah. Mengapa saudara? Jawabannya karena Allah sendiri yang menyatakanNya di dalam Alkitab, bukan karena masyarakat atau sistem moral dunia ini menyatakan bahwa hal itu salah.
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih,
Untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, kita tidak perlu mengikuti dan mengetahuinya berdasarkan sistem moral dunia. Yang perlu kita ketahui dan ikuti adalah apa yang Firman Tuhan nyatakan kepada kita.

3.       Alkitab berguna untuk memperbaiki kelakuan
“…untuk memperbaiki kelakuan…” (ayat 16).
Sidang jemaat yang kekasih
Manfaat Alkitab yang ketiga adalah untuk memperbaiki kelakuan. Kalimat ini, lebih bermuatan positif daripada point yang kedua. Dalam hal ini, langkah perbaikan selalu menjadi pelengkap yang sangat diperlukan setelah sebuah kesalahan dinyatakan.
Saudara, sebagai manusia, kecenderungan kita, saat kita mendapati suatu kesalahan, respon yang paling spontan adalah kita menegor, mengkritik sebuah kesalahan tersebut. Tetapi kita lupa peran kita yang lain, adalah untuk memulihkan kembali hubungan yang sudah retak itu karena kita telah terbawa emosi.
Namun, tidak demikian dengan Alkitab, saudara. Alkitab secara konsisten bukan hanya menegur setiap kesalahan-kesalahan yang diperbuat manusia. Tetapi juga Alkitab berusaha memperbaiki tingkah laku manusia agar kembali sesuai dengan jalur yang dikehendaki Tuhan.
Kata dasar dari kata “kelakuan” adalah kata “laku.” Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kata “laku” adalah perbuatan, gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kata “kelakuan” ialah perbuatan, tingkah laku, perangai, perihal, keadaan. Kata “memperbaiki” sendiri berarti membetulkan sebuah kesalahan atau kerusakan, menjadikan lebih baik, lebih rapi.
Jadi yang dimaksud dengan kata “memperbaiki kelakuan” ialah membetulkan tingkah laku dan perbuatan yang salah.
Saudara, kata Yunani yang dipakai dalam kata “memperbaiki kelakuan” ialah “epanorthosis” yang berarti “perbaikan dalam bidang kelakuan.” Kata ini berarti membuat kembali lurus atau memulihkan. Kata ini hanya muncul satu kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam ayat ini.
Dengan demikian saudara, yang dimaksud dengan kata “memperbaiki kelakuan” ialah memperbaiki apa yang salah pada tingkah laku manusia dengan kebenaran yang terdapat dalam Kitab Suci.”
Dalam hal ini saudara, semua teori, teologi dan etika harus diuji dengan Alkitab. apabila ternyata semua pengajaran itu bertentangan dengan pengajaran Alkitab, maka semua itu haruslah kita tolak. Karena itu saudara, semua pengajaran harus diuji dan harus sejalan dengan pengajaran Yesus Kristus seperti yang telah dinyatakan dalam Alkitab.
Perhatikan kembali apa yang dijelaskan dalam Efesus 4:31, yang tadi kita baca di atas, ketika Alkitab menyatakan apa yang merupakan kesalahan, maka di ayat selanjutnya Alkitab berusaha untuk memperbaiki kelakuan. Alkitab berusaha untuk memulihkan hubungan.
Perhatikan Efesus 4:32 "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Sungguh luar biasa dalamnya, dan kayanya hikmat Allah kita saudara. Allah bukan hanya Allah yang menuntut disiplin yang tinggi, namun Allah kita juga adalah Allah yang penuh kasih, yang selalu berusaha memulihkan hubungan.


4.  Alkitab berguna untuk mendidik orang dalam kebenaran.
“…untuk mendidik orang dalam kebenaran…” (ayat 16).
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Tujuan Allah memberikan kita sebuah Alkitab adalah tidak lain adalah untuk mendidik orang dalam kebenaran. Tidak ada kebenaran yang lebih absolut selain kebenaran Allah. Kebenaran manusia adalah kebenaran yang normatif
Kata “kebenaran” berasal dari kata dasar “benar.” Di dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya ialah sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah, tidak berat sebelah, adil, dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya), tidak bohong, sah.
Kata kebenaran sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar) ada, kelurusan hati, kejujuran.
Sedangkan arti kata mendidik ialah memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Mendidik orang dalam kebenaran dapat diartikan dengan memelihara atau memuridkan seseorang dalam hal yang sungguh-sungguh benar adanya. Sumber kebenaran ialah Alkitab.
Kata Yunani yang dipakai dalam kata “mendidik orang dalam kebenaran” ialah “paideia en dikaiosune” yang artinya “mendidik seseorang supaya ia berjalan di atas jalan yang benar sesuai kehendak Allah.
Jadi tujuan dari mendidik orang dalam kebenaran adalah tidak lain untuk memperlengkapi setiap perbuatan baik.
Saudara, disinilah kayanya Alkitab. Bahwa setiap orang yang mempelajari Alkitab bukan hanya untuk menambah hikmat diri sendiri, bukan hanya untuk kebaikan hati sendiri. Sebaliknya orang yang mendapatkan pendidikan dalam kebenaran Allah, senantiasa dimampukan Allah untuk menyatakan perbuatan baik kepada orang lain.
Dalam hal ini, pertobatan yang membuat orang hanya berpikir untuk dirinya sendiri bahwa ia telah diselamatkan, bukanlah pertobatan yang sesungguhnya. Sebab pertobatan yang sesungguhnya senantiasa menjadikan orang yang bertobat dapat berguna bagi Allah dan sesama manusia. Dengan kata lain bapak/ ibu yang kekasih, tidak ada seorang pun yang diselamatkan, kecuali supaya dia menjadi suluh untuk menyelamatkan sesamanya.
Sidang jemaat yang dikasihi oleh Tuhan
Tema tahunan kita adalah Hidup Yang Berpusat Pada Firman Tuhan.” Di dalam khotbah-khotbah mingguan kita sepanjang tahun ini, kita akan mengupas lebih dalam bagaimana setiap kita dapat hidup lebih berpusat pada kebenaran firman Tuhan. Melalui tema ini kita berharap, setiap kita akan dapat mengalami pertumbuhan yang iman yang lebih baik, menjadi jemaat yang lebih dewasa di dalam iman. Kiranya melalui kebenaran firman Tuhan ini, kita semakin didorong untuk dapat hidup sebagaimana yang diajarkan oleh Firman Tuhan. Amin

0 komentar:

Posting Komentar