Rabu, 04 Mei 2016

YESUS KRISTUS ADALAH RAJA

YESUS KRISTUS ADALAH RAJA
Lukas 24:50-53


Sidang jemaat yang kekasih,
Pentingnya kenaikan Kristus ke sorga seringkali diabaikan oleh gereja-gereja pada zaman modern ini. Gereja-gereja Protestan biasanya lebih memfokuskan pelayanannya untuk merayakan Natal, Jumat Agung, dan Paskah. Sebagian gereja yang lain juga merayakan hari Pentakosta. Tetapi sedikit gereja Protestan yang memberikan perhatian yang cukup pada hari Kenaikan Yesus. Padahal saudara, peristiwa kenaikan Tuhan ke Surga adalah sebuah peristiwa penting dalam rangka penebusan. Kenyataan ini mungkin disebabkan oleh ketidak-cukupan pemahaman gereja akan pentingnya peristiwa kenaikan ini. Seharusnya peristiwa kenaikan Tuhan Yesus menjadi suatu hal yang fenomenal dalam kekristenan. Sebab kenaikan Yesus merupakan puncak dari pelayananNya di bumi dan pantas untuk diperlakukan sama seperti hari Natal, Jumat Agung, Paskah dan Pentakosta.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Peristiwa-peristiwa di atas tidak bisa dipisahkan satu sama yang lain. Keempat peristiwa di atas saling berhubungan satu sama lain. Kita melihat, tanpa kelahiranNya tidak mungkin kasih Allah yang besar dapat dirasakan umat manusia, tanpa adanya salib bisa dipastikan tidak ada yang namanya penebusan. Dan tanpa adanya kebangkitan Yesus, bisa dipastikan kita akan mengesampingkan “Juruselamat” yang telah mati, dimana kuasa untuk menyelamatkan akan dipertanyakan. KebangkitanNya justru menandakan persetujuan Allah atas pengorbanan Kristus. Karenanya saudara, sangat tidak masuk di akal jika dalam Kekristenan diperkenalkan tentang makna salib tanpa adanya kebangkitan. Dapat dipastikan bahwa kotbah Petrus di saat Pentakosta, adalah sebuah omong kosong, jika Kristus tidak bangkit dari kematian. Justru kebangkitanNya menyatakan bahwa kematian tidak berkuasa atas Dia. Karena itu kematian tidak akan menjadi bagianNya.
Sama halnya bahwa tidak mungkin ada salib tanpa Kebangkitan, demikian pula dengan Kebangkitan tanpa Kenaikan. Maksudnya saudara, kalau tidak ada kenaikan Tuhan Yesus, maka tidak akan ada kemuliaan Kristus. Dan lebih lagi, kita menjadi orang-orang yang gagal memperoleh janji kemuliaan dari Allah. Tanpa kenaikan Yesus, bisa dipastikan tidak akan ada Pentakosta dan tidak akan ada Kedatangan Kristus kedua kali.
Karenanya lebih berguna bagi kita jikalau Tuhan Yesus naik ke sorga, bukan hanya menyatakan tentang KeilahianNya, tetapi juga sebagai jalan masuk bagi peran Roh Kudus dalam kehidupan orang-orang percaya.
Demikianlah janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 16:7. Tuhan Yesus berkata: “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."
Dengan demikian saudara, KenaikanNya yang mulia menyatakan bahwa Tuhan Yesus telah memenuhi kurban penebusanNya. Dan sejak itu Dia menjadi pengantara dan pembela kita di hadapan Allah. Dengan kata lain, Dia tidak hanya menjadi pengantara kita di Bumi ketika masih “dalam hidupNya sebagai manusia” ketika “Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia.....dan menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua yang taat kepadaNya” (Ibrani 5:7, 9), tetapi juga Tuhan Yesus meneruskan pengantaraanNya itu di Surga.
Dengan demikian, peristiwa itu menandai momen tertinggi penghormatan kepada Kristus sebelum kedatanganNya yang kedua kali. Justru pada peristiwa Kenaikan inilah Kristus memasuki kemuliaanNya. Hal ini menunjukkan ke-tuhan-an Yesus, kepenuhan hidup dan kuasa serta kuasanya sebagai raja semesta alam.
Lagi pula saudara, kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke sorga bukanlah sebuah cerita fiksi. Setelah menggenapi misi Allah datang ke dunia "...bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28). Dengan demikian kembalinya Tuhan Yesus ke sorga adalah menyatakan tempat asalNya. Sebab demikianlah firman Tuhan dalam Yohanes 8:23 berkata: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini."
Dari sini kita mengerti saudara, bahwa jika Yesus Kristus tidak naik ke sorga, apa yang dikatakanNya selama ini adalah bohong. Justru dengan KenaikanNya ke sorga merupakan sebuah bukti sekaligus penegasan kepada dunia bahwa Dia benar-benar utusan Allah, Dia berasal dari sorga dan kembali ke sorga. Lagi pula kenaikanNya disaksikan oleh seluruh murid-muridNya.
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan,
Sekarang mari kita perhatikan bagaimana peristiwa besar ini terjadi dengan disaksikan oleh para murid-muridNya? Dalam ayat 50 dikatakan: “Lalu sampailah Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka.”
Tindakan Tuhan Yesus yang memberkati para murid bukanlah hal yang aneh bagi mereka. Sebab tangan Tuhan memang sudah biasa memberkati mereka. Kita melihat bahwa selama 3½ tahun pelayananNya di bumi. Tuhan Yesus selalu memberkati banyak orang, tetapi juga secara khusus Ia memberkati murid-muridNya. Karena itu tindakan memberkati adalah hal yang biasa dilakukan Tuhan Yesus terhadap murid-muridNya, dan Ia selalu melakukan hal itu.
Lagi pula saudara, tangan Tuhan Yesus adalah tangan yang penuh berkat. Kita mengingat kembali bagaimana pada awal pelayananNya, saat Tuhan Yesus hadir dalam sebuah pernikahan yang diadakan di Kana, Tuhan Yesus mampu mengubah air menjadi anggur, sehingga peristiwa itu menjadi kesaksian yang baik bagi keluarga yang mengadakan pesta. Atau mungkin kita ingat dengan peristiwa Tuhan Yesus yang memberi makan 4000 orang dan 5000 orang. Dimana melalui beberapa roti dan ikan yang ada Tuhan Yesus mampu melipatgandakan hingga cukup memberi makan semua orang, bahkan lebih. Tangan yang sama juga yang telah memberkati orang yang buta sehingga dapat melihat. Tangan ini pula yang menyembuhkan penderita kusta hingga tahir dengan sempurna. Tangan ini pulalah yang membangkitkan seorang muda di Nain. Ada begitu banyak peristiwa-peristiwa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus melalui tanganNya yang penuh berkat.
Namun saudara, berkat yang diberikan Tuhan bukan hanya bersifat umum, yaitu kepada orang-orang secara umum. Kepada para murid-muridNya pun, Tuhan Yesus memberikan berkat khusus. Hal ini nampak saat Tuhan Yesus berdoa untuk memberkati murid-murid yang sudah diberikan Bapa kepadaNya (Yohanes 17:9). Dan juga terhadap semua orang yang percaya kepadaNya (Yohanes 17:20). Demikian pula halnya saat Tuhan Yesus mengajak para muridNya ke daerah sekitar Betania, saat dimana Tuhan Yesus hendak naik ke sorga, Tuhan Yesus menyiapkan berkat khusus bagi murid-muridNya.
Kita melihat saudara, bahwa Tuhan Yesus memberkati murid-murid sebagai seorang yang memiliki kewenangan untuk itu. Sebagai Imam Besar yang telah selesai melakukan tugas pendamaian/ penebusan, karena Yesus memang baru saja menyelesaikan penebusan di atas kayu salib. Saudara, ini adalah sesuatu yang sangat spesial. Dan dengan tangan yang sama Tuhan Yesus kembali memberkati murid-muridNya sebelum terangkat ke surga.
Dengan berkat ini seolah-olah Ia berkata: “Ini adalah ringkasan dari seluruh hidupKu; Aku hidup untuk memberkati engkau. Ini adalah tujuan akhir dari pengajaranKu, pelayananKu, dan kematianKu, yaitu supaya Aku memberkati engkau”.
Tangan yang diangkat untuk memberkati murid-murid itu adalah tangan yang berlubang bekas paku. Ini menunjukkan adanya harga yang harus Ia bayar untuk bisa memberikan berkat kepada kita.
Karena itu, Bapak/ ibu yang kekasih, kalau saat ini saudara masih ada di luar Kristus, datanglah segera kepada Yesus, supaya saudara pun dapat menerima berkat khusus ini! Percayalah bahwa kesenangan dunia manapun tidak dapat dibandingkan dengan berkat khusus ini! Jadi kalau Yesus memberkati saudara, maka saudara pasti akan diberkati.
Kalau saudara adalah orang-orang kristen yang sungguh-sungguh, maka sadarilah dan percayalah bahwa Tuhan Yesus selalu memberkati saudara. Jadi apakah saudara sedang mengalami hal yang enak atau sedang dalam keadaan yang menderita, apakah saudara sedang dalam keadaan sehat atau sakit, apakah saudara sedang mempunyai banyak uang atau dalam kemiskinan, percayalah bahwa Ia selalu memberkati saudara. Apapun hal yang tidak enak yang saudara alami itu, percayalah bahwa Allah sedang merancangkan sebuah berkat yang terselubung, yang pasti akan membawa kebaikan bagi saudara. Sebab berkatNya tidak dapat disamakan dengan materi dunia. BerkatNya jauh melebihi apa yang ada di dunia. Karena itulah janji firmanNya yang dinyatakan dalam Roma 8:28 yang berbunyi: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah". Dengan demikian bapak/ ibu yang kekasih, apalagi yang bisa membuat kita kuatir, jika Allah selalu menjanjikan penyertaanNya dalam kehidupan kita. Apalagi yang bisa menjadikan kita gusar, jika janji penyertaanNya bukan hanya berlaku saat kita di dunia, tetapi juga bernilai kekal. Yang pasti adalah, percayalah dengan sungguh-sungguh kepada janji Tuhan itu saudara.
Bapak, ibu, saudara yang terkasih
Dalam Ayat 51 dikatakan: “Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.”  Ayat ini memiliki kesan bahwa momen perpisahan Tuhan Yesus disertai dengan tangan yang selalu memberkati. Lagi pula patut kita sadari bahwa kenaikanNya ke sorga bukanlah sebuah pembiaran Allah terhadap para murid yang baru dilatihNya selama 3 ½ tahun. Allah tidak membiarkan Murid-murid sendirian, atau membiarkannya dalam kondisi putus asa tanpa harapan. Kembalinya Yesus ke sorga bukan berarti Dia meninggalkan dan membiarkan umatNya bergumul sendiri di tengah-tengah dunia ini. JanjiNya bahwa Ia akan selalu menyertai kehidupan umat pilihanNya sampai selama-lamanya. Karena itu Ibrani 13:5b berkata: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Lagi pula saudara, kepergian Tuhan Yesus ke sorga adalah lebih berguna dan harusnya demikian. Saudara Tuhan Yesus pernah berkata, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yohanes 16:7). 
Dari sini kita ketahui bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin. PenyertaanNya bukan hanya diberikan saat Dia masih di dalam dunia, tetapi dengan memberikan Roh kudus bagi kita, membuktikan bahwa Allah selalu menjamin pemeliharaanNya atas kita, dimana "...Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26). Kuasa Roh Kudus akan menyertai, menguatkan, menuntun, menopang dan menolong kita dalam segala hal. 
Memang saudara, saat Tuhan Yesus naik ke sorga, tidak ada paduan suara yang menyanyikan kidung perpisahan, sebagaimana pewartaan kelahiranNya kepada para gembala (Lukas 2:13-14). Tidak ada band yang meniupkan lagu-lagu kemenangan. Namun, walaupun demikian, peristiwan kenaikan Tuhan Yesus bukanlah sebuah perpisahan yang membawa kesedihan. Sebaliknya ini adalah hari yang berbahagia, dimana Tuhan Yesus ke sorga adalah untuk menyediakan tempat bagi kita. Demikianlah janji Tuhan Yesus yang mengatakan "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:3). Iniah berita sukacita kita. Berita bahwa Allah ada bersama-sama dengan umat yang dikasihiNya bukan saja di dalam dunia, tetapi jaminanNya diberikan hingga kita dapat tinggal bersama-sama denganNya selama-lamanya. Karena itu pada saatnya nanti, kita pasti tinggal bersama dengan Dia di sorga.
Bapak/ Ibu/ Saudara yang kekasih,
Dalam catatan Injil Markus, disebutkan bahwa terangkatNya Tuhan Yesus ke sorga adalah untuk duduk di sebelah kanan Allah. Dikatakan bahwa: “terangkatlah Ia ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah.” (Markus 16:19). Hal ini menggenapkan apa yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Lukas 22:69 dimana: “Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.”
Dari sini menjelaskan satu makna penting bagi kita bahwa inti dari kenaikan ke Surga terletak pada kenyataan bahwa Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, yaitu mengambil bagian dalam kemaha-kuasaan Allah yang telah memberi Dia “segala kuasa di Surga dan di Bumi” (Matius 28: 18).
Apa artinya ketika dikatakan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa? Setiap kata hanya dapat dimengerti dalam konteksnya. Tanpa memahami konteks maka arti sebuah kata bisa diselewengkan. Tuhan Yesus telah didudukkan di sebelah kanan Bapa di Sorga, artinya: Allah telah memberikan sebuah kedudukan tertinggi, yaitu untuk memerintah bersama dengan kuasa ilahi bersama Allah Bapa.
Gambaran tersebut diambil dari praktik kuno dimana seorang yang secara khusus diperkenankan oleh sang raja didudukkan di sebelah kanannya. Hal ini berbicara tentang penghormatan yang diberikan kepada orang itu dan akan perannya di dalam kekuasaan sang raja.
Bahwa Yesus telah dihormati dengan cara yang demikian dijelaskan di banyak tempat dalam Kitab Suci. Ibrani 1:3 adalah contohnya “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk disebelah kanan Yang mahabesar, di tempat yang tinggi.”
Hal ini berarti bahwa kepadaNya diberikan kehormatan serta kemuliaan yang paling tinggi, artinya bahwa Ia benar-benar mengambil bagian dalam kemuliaan Allah Bapa. Posisi Kristus disebelah kanan Bapa juga berbicara tentang kuasa Tuhan yang sekarang atas dunia dan gereja. Ini adalah kuasa yang Ia katakan sebelum kenaikanNya tetapi setelah kebangkitanNya. Semua kuasa di sorga telah diberikan kepada Yesus hanya dapat berarti bahwa kuasa yang harus Ia jalankan di bumi juga akan diakui di sorga. Jika demikian, ini merupakan sebuah pernyataan yang baik tentang keilahian Kristus yang penuh – karena kuasa itu adalah kuasa Allah.
Posisi Kristus disebelah kanan Bapa juga berbicara tentang kuasa Tuhan yang sekarang atas dunia dan gereja. Ini berarti bahwa semua kuasa di sorga telah diberikan kepada Yesus hanya dapat berarti bahwa kuasa yang harus Ia jalankan dibumi juga akan diakui di sorga.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Ayat 52 berkata: “Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.”
Kita melihat saudara, dimana perasaan para murid setelah Yesus meninggalkan mereka sangat berbeda dengan perasaan saat Tuhan Yesus pertama kali berbicara bahwa Ia akan meninggalkan mereka (Yohanes 14:1). Saat ini tidak ada lagi perasaan sedih yang dirasakan murid-muridNya. Catatan Lukas memperlihatkan keadaan emosi mereka: "Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Luk. 24:51-52)
Pada ayat-ayat ini, Lukas menunjukkan bahwa para murid penuh dengan sukacita ketika mereka kembali ke Yerusalem. Perubahan perasaan ini tercatat dengan sangat jelas.
Perenungan tentang kenaikan Kristus ke surga ini memang seharusnya memberikan sukacita kepada semua kita yang percaya kepadaNya. Dan sekaligus menyadarkan kita akan ketuhanan Yesus. Itulah yang dipahami para murid sehingga mereka serentak sujud menyembah kepadaNya. Mengapa saudara? Sebab dengan kenaikanNya ke sorga memberikan kepada para murid suatu kepastian bahwa mereka mempunyai seorang sahabat, bukan saja di atas bumi, tetapi juga di surga.
Sesungguhnya merupakan hal yang sangat indah untuk mengetahui bahwa di sorga yang adalah tempat Yesus berdiam. Sekarang kita mungkin mengalami banyak penderitaan, tetapi ada satu saat kelak, kita akan menyusul Tuhan dan Juruselamat kita ke surga. Renungkan ini, dan bersukacitalah di tengah-tengah segala penderitaan saudara! Sebab itu para murid pulang ke Yerusalem dengan penuh sukacita.
Tuhan Yesus naik ke Sorga dengan tubuh kemuliaan. Tubuh ini merupakan suatu berkat akhir zaman. Pada waktu kebangkitan tubuh jasmani Kristus telah mengalami perubahan menjadi tubuh yang tidak bisa rusak dan mengalami pemuliaan. Pada zaman sekarang ini tubuh orang mati akan kembali menjadi tanah, tetapi pada akhir zaman kita akan dibangkitkan dan diubahkan menjadi tubuh kemuliaan, yaitu tubuh yang tidak cacat, yang tidak dapat hancur, yang kekal dan sempurna. Hanya tubuh seperti inilah yang masuk dan menetap di Sorga. Artinya: pada waktu Tuhan Yesus naik ke Sorga, berkat akhir zaman telah tiba, seperti halnya Tuhan Yesus bangkit dari kematian. Kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus merupakan hadirnya berkat akhir zaman. Dengan kuasa-Nya yang mengatasi waktu Tuhan telah membawa berkat akhir zaman itu masuk ke dalam masa kini.
Tidak ada pribadi yang kemuliaannya melampaui Tuhan Yesus Kristus. KemuliaanNya melampaui segala sesuatu. Tuhan Yesus telah mengalami kebangkitan dari kematian, maut telah dikalahkanNya, dan dengan tubuh kemuliaanNya Dia telah naik ke Sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan kepada-Nya segala kuasa diberikan. Tidak ada nama paling tinggi yang melampaui Dia (Efesus 1:20-22).
Yang terakhir saudara,
Perhatikan ayat 53: “Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.” Ayat ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, dan bersama-sama memuliakan Allah. Dari sini memberikan satu pengajaran berharga bahwa penting bagi kita untuk senantiasa menyenangi persekutuan, ibadah atau kebaktian. Orang-orang Kristen yang memahami karya Kristus dengan benar pastinya akan lebih menyenangi waktu-waktu ibadah ketimbang hal-hal yang lain.
Namun kenyataannya saudara, ada orang kristen yang lebih senang berteman dengan orang kafir sehingga melupakan persekutuan. Kalau saudara adalah orang seperti ini, bertobatlah! Saudara harus ingat saat saudara masuk surga nanti, tidak akan ada satupun orang kafir di sana, tempat kita berbeda. Dunia kita berbeda. Jadi saudara, kalau saudara merasa tidak senang bersekutu dengan sesama saudara seiman, bisa jadi saudara tidak mengerti kebenaran firman Tuhan ini. Lagi pula saudara, ini merupakan perintah yang penting untuk kita pahami. Justru menjelang kedatanganNya yang kedua kali, kita harus menunjukkan kerajinan kita dalam beribadah. Seperti yang nyata dalam firman Tuhan dalam Ibrani 10:24-25, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Dengan demikian sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan, tidak ada sesuatu yang lebih indah yang dapat kita temukan dalam sebuah persekutuan, kecuali dalam persekutuan dalam orang-orang beriman.
Kenaikan Tuhan Yesus mengandung arti bahwa Ia pergi ke tempat yang khusus untuk tujuan yang khusus pula. Dia pergi kepada Bapa, ke sebelah kanan Allah Bapa. Dia naik ke tahta yang memiliki kuasa atas dunia ini. Yesus pergi untuk pengangkatanNya dan peneguhanNya sebagai Raja atas segala raja. Kerajaan Allah merupakan suatu kenyataan pada masa kini dalam hal yang rohani.
Demikianlah Kristus memerintah atas gerejaNya: dengan kekuasaan serta kekuatan Injil. Di dalam Yesus Kristus, Allah telah datang kepada kita dengan kemahakuasaanNya untuk melepaskan, membenarkan, menyelamatkan dan memerdekakan kita. Kristus meme-rintah gerejaNya melalui firman dan Roh.
Kita melihat bahwa tujuan Kenaikan Kristus adalah untuk berkuasa di sorga. Melalui Kenaikan-Nya, Ia mengambil peran Raja dari alam semesta. Kekuasaan-Nya pada masa ini tidak terlihat oleh penduduk dunia. Ini merupakan tugas para murid, dan sekarang kita, untuk menyaksikan kekuasaan yang tidak terlihat tersebut. Yohanes Calvin menegaskan bahwa ini merupakan tugas dari gereja yang kelihatan untuk memperlihatkan pada dunia akan pemerintahan Kristus yang tidak kelihatan.
Dengan demikian, sudahkah kita menjadi saksi bagi Tuhan yang telah bangkit dan yang sekarang bertahta di dalam Kerajaan Sorga? Atau sudah setiakah kita kepada Tuhan menjelang kedatanganNya dengan tekun bersekutu bersama saudara seiman kita? Ataukah justru kita semakin menjauhkan diri dari persekutuan dan sibuk dengan urusan kita masing-masing. Seakan-akan apa yang kita kerjakan lebih penting dari persekutuan dengan Tuhan.  Kiranya pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan ini, menjadi perenungan berharga bagi kita dalam memperingati hari kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus. Sehingga kita dapat lebih memaknai peristiwa yang besar ini dengan cara yang benar yang Tuhan kehendaki. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar