Minggu, 15 Mei 2016

PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA

PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
Yohanes 16:4-15


Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Hari ini seluruh gereja memperingati satu peristiwa besar dalam sejarah gereja, yaitu tentang hari TurunNya Roh Kudus. Saudara, hari turunNya Roh Kudus atau yang lebih dikenal dengan sebutan hari Pentakosta, adalah hari ke-50 sesudah paskah. Pertanyaannya, mengapa turunNya Roh Kudus dikaitkan dengan peristiwa paskah? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, pastinya kita perlu mengetahui latar belakangnya terlebih dahulu.
Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Peristiwa Pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, atau pun sebuah kebetulan. Peristiwa ini adalah peristiwa yang memang direncanakan Allah, jauh sebelumnya. Perjanjian Lama sudah menubuatkannya pada tahun 400 sM tepatnya dalam Yoel 2:28-32, yang berkata: “Kemudian dari pada itu akan terjadi bahwa Aku akan mencurahkan Rohku ke atas semua manusia, maka akan-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.”
Dan dalam akhir pelayananNya di dunia sebelum Ia disalibkan, Tuhan Yesus menjanjikan akan datangNya Roh Kudus bagi murid-muridNya (Yohanes 16:4-15). Karena itu, apa yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus pada waktu hidupNya itu telah dipenuhi pada hari Pentakosta. Saudara, nubuatan ini digenapi tepat pada peristiwa pencurahan Roh Kudus yakni pada hari Pentakosta, dimana saat semua orang percaya berkumpul di suatu tempat, Tuhan mencurahkan Roh Kudus (Kisah 2:17-21). Dalam hal ini saudara, perayaan Pentakosta diberi makna baru Oleh Tuhan, dengan pencurahan Roh Kudus. Maka Pentakosta dalam Perjanjian Baru merupakan hari permulaan zaman baru. Dan ini terjadi hanya satu kali dalam sejarah. Maka mulai itulah perayaan Pentakosta bagi Gereja, merupakan hari raya gerejawi, yang dihitung sebagai hari ke-50 sesudah Paskah.
Melalui ayat-ayat dalam Yohanes inilah saudara, kita akan merenungkan bagaimana peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Pada saat Tuhan Yesus hendak disalibkan, Tuhan menyampaikan berita yang sangat mengejutkan bagi para murid, bahwa tidak lama lagi diriNya akan segera mati untuk menyelesaikan tugas penebusan yang diterimaNya dari Bapa. Tuhan Yesus yang bermula datang dari Sorga, akan kembali ke sorga (Yohanes 8:23 band. 16:5). Fakta yang disampaikan Tuhan Yesus menjadikan para murid kecewa dan tawar hati. Untuk sesaat mereka diliputi oleh hati yang berdukacita. Hati yang berdukacita dalam konteks ini mengacu pada pikiran, perasaan, dan kehendak dari seluruh pribadi yang sedang berdukacita.
Memang saudara, perpisahan sejatinya membawa kita kepada kondisi yang berdukacita. Begitupula yang terjadi dengan murid-murid Tuhan Yesus. Selama ini, Tuhan Yesus telah bersama-sama dengan para murid-muridNya. Mereka berjalan bersama-sama, bekerja, dan bercakap-cakap dengan Yesus. Mereka percaya kepadaNya dan mengasihiNya. Tiga setengah tahun, bukanlah waktu yang panjang untuk belajar saling mengenal, tetapi bukan pula waktu yang singkat untuk tidak merasakan kehilangan.
Tetapi masalahnya saudara, saat itu mereka berasumsi, bahwa selama masih bersama dengan guru, mereka tidak akan merasa takut, sebab pembela mereka ada didekat mereka. Tetapi kalau kepergian Tuhan Yesus itu terjadi, siapa yang akan membela mereka lagi? Karena itulah, mereka semua menjadi takut mati dan menderita. Mereka semua terkejut, mereka tertekan dan bingung. Guru mereka, Tuhan mereka, motivator mereka, keajaiban pekerjaan Anak Allah akan meninggalkan mereka dan tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Yang mereka tahu bahwa mereka akan kehilangan Guru Agungnya yaitu Yesus Kristus. Dia akan pergi dan kembali ke sorga. Tetapi dalam hal ini tidak ada seorang pun yang berani bertanya, kemana Ia akan pergi! Yang jelas, ini sama sekali tidak masuk akal mereka. Mereka berkumpul seperti domba yang ketakutan ditengah-tengah gembala mereka pada malam itu. Mereka takut ditinggalkan, mereka tidak siap untuk ditinggalkan.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Ditengah-tengah kebingungan dan ketakutan para murid, Tuhan Yesus berkata “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Ayat 7).
Melalui pernyataan ini saudara, seakan-akan Tuhan Yesus ingin mengatakan kepada murid-muridNya: ingatlah semua hal yang sudah Aku ajarkan kepadamu, dan kamu tahu kebenarannya. Dalam hal ini pun adalah kebenaran bahwa lebih baik bagi kamu jikalau Aku pergi ke sorga, sebab jika Aku tidak pergi, maka orang yang percaya tidak akan pernah menerima segala janji Allah, yaitu seorang penghibur yang akan tinggal diam di hatimu. Tetapi jika Aku pergi maka Aku akan mengutusNya kepada kamu (Yohanes 16:7). Dari sini Tuhan menegaskan bahwa semua yang dilakukanNya pada akhirnya akan menjadi sebuah kebaikan bagi mereka yang percaya kepadaNya.
Lagi pula jika Tuhan Yesus tetap dalam tubuh jasmani, maka tubuh itu akan terbatas di satu tempat dan dalam suatu waktu tertentu, sehingga ini akan membatasi kemampuanNya baik untuk mengajar dan melayani kepada semua murid-muridNya. Waktu Dia masih dalam tubuh, Ia tidak bisa bersama mereka dimana saja. Waktu Ia masih dalam tubuh jasmani, Ia tidak bisa mencapai pikiran, hati manusia dimana-mana, sebab Ia dibatasi oleh tempat dan waktu. Karena itu saudara, selama kehidupan pelayananNya di dunia yang hanya 3 ½ tahun, Tuhan Yesus memang lebih berfokus hanya pada orang-orang Israel saja.
Tetapi dengan kedatangan Roh Kudus maka Ia akan membuka suatu jaman baru yang akan menerbitkan suatu pelayanan yang lebih luas (Efesus 2:11-3:13). Tidak ada keterbatasan dalam Roh Kudus. Kemana orang pergi, Roh itu ada dalam orang itu. Karena itu kedatangan Roh Kudus akan menjadi penggenapan janji Tuhan Yesus bahwa Ia akan menyertai sampai selama-lamanya sampai akhir zaman (Matius 28:20).
Sebagai manusia, kita pun sering berpikir adalah lebih baik jika kita hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus yang kasat mata, kita bisa melihatNya, merabaNya, dan mendengarkanNya secara langsung. Tidak ada yang dapat menghalangi kepeduliaan Tuhan Yesus bagi setiap orang yang membutuh-kanNya. Tetapi saudara, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas bahwa fisik memiliki keterbatasan pada waktu dan tempat. Karenanya kepergian Tuhan Yesus adalah lebih berguna bagi kita, ketimbang Ia tetap bersama-sama dalam keterbatasan fisik.
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih, maka genaplah apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Bahwa Ia datang bukan saja melakukan tugas penebusan dimana akan menyucikan kita dari dosa, tetapi Dia juga memberikan “penghibur” bagi kita, yang mana penghibur itu adalah “Roh Kudus” dan setiap orang yang memiliki Roh Kristus adalah milik Yesus (Roma 8:9). Dia akan berdiam di dalam diri setiap orang percaya. Sehingga hari ini adalah hari yang terbaik agar Roh Kudus masuk dan tinggal di dalam setiap diri orang percaya, dimana Roh Kudus sendiri adalah Allah sendiri. Roh Kudus akan membawa manusia pada persekutuan yang tidak terputus-putus untuk selama-lamanya; dan membawa kepada pengkhotbah Kristen kuasa dan keefektifan di mana pun ia berkhotbah.
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih, ketika Roh Kudus datang untuk membantu kita, sebaiknya kita benar-benar meminta bantuan untuk membantu/ menolong diri kita sendiri. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, kita meminta bantuan orang lain untuk membantu kita dalam segala aspek kehidupan kita. Karena jika ingin berhasil, kita membutuhkan bantuan orang lain. Karena kita tidak bisa berhasil tanpa ada dorongan dan bantuan dari pihak lain karena ketidak sempurnaan kemampuan kita.
Demikian juga halnya mengenai iman. Kita sangat membutuhkan pertolongan agar iman kita selalu kuat dalam menghadapi godaan dan penganiayaan iman dari dunia ini, terutama kenikmatan yang ditawarkan dunia ini. Kita membutuhkan Roh Kudus yang meneguhkan dan menghibur kita dalam iman kita kepada Yesus. Allah ingin melakukan pekerjaanNya di dalam diri kita.
Sekarang mari kita melihat bagaimana pekerjaan Roh Kudus ini berlaku dalam kehidupan manusia. Saudara melalui bagian ini, ada dua peranan Roh Kudus yang dijabarkan Tuhan Yesus atas manusia:

1.  Ia Menginsafkan Dunia. Atau lebih tepatnya, Roh kudus bekerja kepada orang-orang yang terhilang secara rohani (8-11).
Ayat 8 Yesus berkata “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan Dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”. Ketika orang-orang Yahudi menyalibkan Tuhan Yesus, mereka tidak percaya bahwa mereka sedang berdosa; mereka percaya bahwa mereka sedang melayani Allah.  Akan tetapi ketika cerita mengenai penyaliban itu kemudian dikhotbahkan, hati mereka sangat terharu (Kisah 2:37). Mereka sekonyong-konyong menjadi sangat yakin, (insyaf) bahwa penyaliban itu adalah kejahatan yang terbesar dalam sejarah dan bahwa dosa merekalah yang menyebabkannya. Apakah yang memberi manusia kesadaran tentang dosa? Apakah yang merendahkan dia di hadapan Salib? Itulah pekerjaan Roh Kudus. Hal ini menarik saudara, dimana Roh Kudus melakukan pekerjaan untuk menginsyafkan dunia akan dosa.
Saudara, Kata insyaf merupakan istilah hukum yang berarti menerangi, mengungkapkan, membuktikan kesalahan, menyadarkan dan meyakinkan. Kata ini juga dapat diartikan sebagai “menjatuhkan keputusan.” Kalau dikatakan bahwa “Roh Kudus akan menginsyaf dunia akan dosa…” ayat ini memberikan satu pemahaman bahwa menginsyafkan dosa adalah sebagai hasil dari karya Roh Kudus dalam mengerjakan sebuah pertobatan sejati pada seseorang. Namun yang patut kita mengerti adalah Roh Kudus datang kepada gereja, Ia bekerja di dalam dan melalui gereja. Roh Kudus tidak “melayang-layang” naik turun secara gaib di deretan bangku-bangku gereja, dan berusaha memenangkan orang yang terhilang. Sebaliknya Roh Kudus bekerja melalui orang-orang yang menjadi tempat tinggalNya. Ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, Ia memampukan Petrus untuk berkhotbah; dan pemberitaan firman itu menginsyafkan mereka yang mendengar.
Masalahnya dalam kehidupan manusia, ada pertobatan yang bukan merupakan karya Roh Kudus. Contohnya, Firaun. Sesudah tulah ketujuh yakni hujan es, kelihatannya Firaun sungguh-sungguh menyesal. Kepada Musa dia berkata: ”aku telah berdosa kali ini, TUHAN itu yang benar, tetapi aku dan rakyatkulah yang bersalah. Berdoalah kepada TUHAN, guruh yang sangat dahsyat dan hujan es itu sudah cukup. maka aku akan membiarkan kamu pergi, tidak usah kamu tinggal lebih lama lagi” (Keluaran 9:27-28). Tetapi apa yang terjadi saudara, setelah hujan es itu berhenti, ia kembali lagi ia berbuat dosa, dengan tetap mengeraskan hatinya (Keluaran 9:34). Ia justru menolak untuk mengizinkan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Firaun bukannya insaf bahwa dirinya sudah berbuat kesalahan karena menentang Tuhan. Dia hanya ingin supaya tulah-tulah itu berlalu makanya, dia seolah-olah insaf. Namun setelah tulah berlalu, Firaun kembali menentang Tuhan dengan melarang bangsa Israel keluar dari Mesir. Dari sini kita melihat bahwa penyesalan karena dosa, ternyata juga dapat dipalsukan. Karenanya terbukti bahwa tidak semua manusia di dunia bertobat.
Jadi bagaimana kita bisa membedakannya? Bapak/ ibu yang kekasih, sekarang mari kita lihat, bahwa Roh Kudus hanya datang pada orang-orang yang sudah dipilih sejak masa kekekalan, kepada orang-orang yang terhilang secara rohani untuk membuat mereka menjadi insyaf. Insyaf dari sikap tidak percaya kepada pekerjaan Tuhan Yesus dan Isyaf bahwa apa yang dilakukan Tuhan Yesus adalah sebuah kebenaran (Yohanes 16:9-10). Karenanya saudara, kita seharusnya bersyukur jika dari milyaran manusia di bumi ini, Tuhan Allah menurunkan anugerahNya sehingga kita dapat isyaf dari kesalahan kita dan kita menjadi sadar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa campur tangan Tuhan. Karena itu jangan pernah mempermainkan anugerah Tuhan yang sudah kita terima. Kalau Roh Kudus sudah turun atas kita maka kita harus bertanggung jawab atas hidup kita.
       Pertobatan yang sejati adalah pertobatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Penyesalan ini bukanlah penyesalan seperti Firaun. Penyesalan ini akan membuat seseorang berbalik sepenuhnya kepada Allah dan tidak lagi berhubungan dengan perbuatan-perbuatan buruknya. Ketika orang berdosa terhilang benar-benar diinsyafkan, ia akan melihat kebodohan dna kejahatan dari ketidak-percayaannya; ia akan mengakui bahwa ia tidak hidup sesuai dengan kebenaran Kristus; dan ia akan menyadari bahwa ia berada di bawah hukuman karena ia milik dunia dan Iblis (Efesus 2:1-3). Jadi pertobatan sejati terjadi di dalam, tidak sekedar di luar atau di permukaan. Pertobatan sejati yang dikerjakan oleh Roh Kudus akan menghasilkan bukti-bukti eksternal, yakni sebuah perubahan hidup (1 Raja 21:27; Yesaya 58:5; Nehemia 9:1; Hosea 7:14; Yunus 3:8). Jadi disinilah bedanya, bahwa seseorang yang sudah diinsyafkan, ia akan menunjukkan kehidupan Kristianinya dengan baik sebagai bentuk perubahan hidup yang sudah diterimanya.
Bagaimana dengan kita saudara, sudahkah kita merasakan pertobatan yang sejati dalam kehidupan kita? Ataukah kita bertobat karena kita terancam oleh perasaan takut yang pada akhirnya ketika ancaman itu tidak lagi dirasakan kita kembali menjadi bebal?
Mari kita bertobat setiap hari dan memohon belas kasihan Tuhan agar Roh Kudus menginsafkan kita akan dosa-dosa kita. Celakalah kalau kita tidak bisa melihat lagi akan dosa-dosa kita. Celakalah kalau mata rohani kita sudah tertutup dan tidak melihat akan kejahatan-kejahatan kita. kita harus dengan sungguh-sungguh memohon agar Roh Kudus menginsafkan kita akan dosa-dosa kita.
Bapak/ ibu/ saudara yang kekasih,
Seorang religius bertanya kepada orang berdosa yang baru bertobat: “Bagaimana caranya kamu bisa bertobat, padahal aku sering mengalami kesulitan untuk bertobat?” Jawab orang berdosa tersebut adalah: “Karena aku seorang yang berdosa, maka aku seperti seorang pengemis yang tidak memiliki baju baru. Begitu Tuhan menawarkan aku sebuah baju baru, maka aku segera menerimaNya dengan sukacita. Sebaliknya karena kamu merasa diri sangat rohaniah, maka kamu merasa memiliki banyak baju baru. Itu sebabnya ketika Tuhan menawarkan kamu sebuah baju baru, kamu menolak pemberian Tuhan tersebut karena kamu merasa telah memiliki banyak baju baru.”
Pekerjaan Roh Kudus yang menginsafkan akan dosa ini bukan hanya bagi mereka yang belum percaya kepada kristus, tetapi ini merupakan pekerjaan Roh Kudus yang akan terus dikerjakannya dalam diri kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Maka rendahkanlah diri kita untuk menerima karya Roh Kudus ini yang menginsafkan kita akan dosa
Hal ini perlu dikatakan oleh Kristus supaya para murid dapat melihat betapa hebatnya karunia Roh Kudus yang akan diberikan kepada mereka. Juga, supaya mereka melihat bahwa sekalipun dunia membenci dan menganiaya mereka, tetapi melalui pekerjaan Roh Kudus mereka bisa mempertobatkan dunia. Pada waktu dunia membenci dan memusuhi kita, maka secara alamiah kita juga ingin membalas. Tetapi jelas bukan itu sikap yang Tuhan kehendaki dari kita. Kita harus mengampuni, mengasihi mereka, dan tetap berusaha memberitakan Injil kepada mereka, supaya mereka bisa diselamatkan. Dan Roh Kudus membantu kita dalam hal ini.
Satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan dari situasi mengerikan itu adalah Yesus Kristus, Anak Allah. Tidak ada pertobatan tanpa keinsyafan, dan tidak ada keinsyafan tanpa pekerjaan Roh Kudus melalui firman Allah yang diberitakan oleh kesaksian orang-orang percaya yang setia. Dengan demikian, Injil mulai dengan suatu pengakuan akan keberdosaan umat manusia dan kebutuhan akan kebenaran Allah (lih. Roma 3:9-18,23). Sebelum ada kesadaran dalam diri seseorang bahwa dia adalah orang berdosa, maka seseorang tersebut akan tetap merasa tidak membutuhkan seorang Juruselamat. Berarti fokusnya bukanlah dosa pribadi. Karena Yesus telah lunas membayarnya. Fokusnya adalah “apakah saudara menerima atau menolak Yesus?” dan “Apakah yang sudah saudara lakukan untuk Yesus?”. Roh Kudus akan membimbing dan membalut mereka untuk percaya kepada kebenaran Yesus dan bukan kebenaran diri sendiri seperti kain yang sudah kotor oleh dosa.
Yang berikutnya adalah Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan “Realita Penghakiman”. Dalam Ayat 11 dikatakan: “akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Tuhan Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus akan menghukum dunia ini karena realitas penghakiman, sebab penguasa dunia ini telah dihukum. Dan hal ini menjadi referensi untuk penghakiman masa depan.
Kata menghukum berasal dari drama dalam ruang persidangan. Ini merujuk kepada pekerjaan jaksa dan kasusnya, dimana tersangka akan berada di kursinya, dan bukit-bukti yang dipegang oleh jaksa sebagai berkasnya. Fakta pada fakta, bukti pada bukti, saksi pada saksi, kebenaran pada kebenaran, dan berlahan apabila punya bukti yang cukup kuat, dengan tidak terelakkan maka hakim akan berkata: “tanpa diragukan lagi, aku memutuskan kamu bersalah”, dan juga dengan tidak dapat mengelak terdakwa juga akan berkata “Saya mengakui bahwa saya bersalah”.
Dengan demikian kita melihat saudara, bahwa ke semua bidang dari kesaksian Roh berhubungan dengan keperluan manusia dan karya penebusan dari Yesus Kristus.
Setan mungkin adalah penguasa dan mempunyai kekuatan yang sangat besar di dunia ini. Tapi pada hakekatnya setan/iblis telah dikalahkan dan telah dihukum melalui kematian Yesus. Ini sepenuhnya akan disadari ketika manusia berdosa, malaikat yang jatuh, setan sendiri diperhadapkan kepada Allah yang benar (Filipi 2:6-11).
Roh Kudus akan memenuhi tugasNya untuk menghukum dunia. Tetapi Dia juga mengharapkan dan memerintahkan kita untuk memenuhi tugas panggilan kita dan melayani orang-orang yang belum percaya (15:26-27). Ketika kita ingin memenangkan jiwa-jiwa yang belum percaya, kita harus juga melakukan: dalam hidup kita berdoa bagi mereka orang-orang yang belum percaya kepada Yesus, Menyatakan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa Yesus adalah jalan satu-satunya untuk menuju kepada Allah, Informasikan keburukan yang terjadi sebelum mendengarkan kebesaran Allah.
Yesus ingin memberikan dan berbagi banyak informasi/ kabar baik kepada kita dan kepada murid-muridNya saat itu. Tetapi terkadang kematangan spiritual kita tidak sanggup dan belum dewasa untuk menerima kabar ari Yesus karena kita hanya mementigkan diri kita sendiri. Ketika kita mendengar dan mematuhinya, maka Yesus juga akan berbagi dan memberikan banyak kemampuan kepada kita. Maka sangatlah diperlukan kita mematangkan spiritual kita.
Ini jelas menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga. Karena itu janganlah menolak Dia, dan kalau saudara sudah menerimaNya, rajinlah memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya kepadaNya.

2. Ia berkomunikasi dengan orang percaya (12-15). Ini lebih berkaitan dengan tugasnya diantara orang-orang percaya.
Ayat 13 berkata: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan membimbing kita kedalam kebenaran Yesus Kristus. Ini tidak menunjuk pada kebenaran absolut di tiap bidang, namun di bidang kebenaran rohani dan pengajaran Yesus. Jadi maksudnya adalah Dia akan membimbing kita dalam membuat keputusan-keputusn yang praktis yang diperlukan dalam hidup kita. Yang penting kita mendengar dan mematuhiNya sehingga kita akan diberikan kebenaran yang dari atas. Sekarang Roh Kuduslah Guru kita, dan Ia menerapkan prinsip yang sama: Ia mengajar kita kebenaran yang perlu kita ketahui, pada waktu kita membutuhkannya dan pada waktu kita siap untuk menerimanya. Jadi ketika oleh Roh kita diminta untuk berpaling dari perbuatan dan sikap kita yang salah, walaupun dari segi duniawi itu sangat menguntungkan, maka kita harus mematuhinya apabila memang kita telah memiliki kematangan spiritual. Kita harus merespon, bergerak dalam perubahan yang positif terutama dalam memenangkan jiwa-jiwa yang masih dalam dunia kegelapan.
Dalam 16:14 “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya daripadaKu.” Dari sini kita pahami bahwa pekerjaan utama dari Roh Kudus adalah meninggikan dan menerangkan Yesus Sang Mesias. Ia akan memuliakan Tuhan Yesus. Pekerjaan Roh Kudus sejatinya tidak akan pernah bertentangan dengan apa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita. Jadi kita harus tahu bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak akan pernah terpisah dari Yesus Kristus atau firman Allah. Nyatanya Roh tidak pernah menyinarkan lampu sorot kepada DiriNya sendiri, namun selalu pada Yesus (Yohanes 14:26).
Roh itu ternyata akan berkomunikan (berhubungan) dengan kita sebagaimana Tuhan Yesus sendiri yang berhubungan dengan kita. Pekerjaan Roh Kudus bersifat Kristosentris artinya berpusatkan pada Kristus. Ia akan menarik perhatian bukan kepada diriNya sendiri, tetapi kepada Kristus. Ia akan memuliakan Kristus. Dan Rohlah yang menjadi teman kita berbagi dalam mengarungi kehidupan ini. Dan satu hal yang perlu kita ingat. Pekerjaan dari roh Kudus adalah untuk memuliakan Yesus.
Jadi jika segala pekerjaan yang dilakukan adalah untuk kemuliaan roh itu sendiri, sebenarnya itu bukanlah Roh Kudus tetapi pekerjaan roh busuk yang berusaha mencuri kemuliaan Yesus. Dan ini berlaku juga bagi kita dalam melayani dan berbuat baik. Bahwa semuanya itu bukanlah untuk diri kita sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Dan hal ini juga ditekankan dalam ayat 15. Bapa sama dengan Anak.
Kemuliaan dari Anak adalah untuk kemuliaan Bapa. Dengan demikian, Tuhan Yesus tidak berjanji mengenai apa dan bagaimana langkah kita sampai jauh kedepan. Tapi Dia berjanji akan menuntun kita apa langkah yang akan kita ambil hari ini dan saat ini. Itulah makanya Mazmur 119:105 berkata: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”. Ini bukan berbicara soal lampu sorot, tetapi sebuah pelita kecil yang sangat berguna untuk menerangi jalan kita 2 atau 3 langkah kedepan. Ini dilakukan agar kita tetap berjuang dan berpengharapan teguh. Kita harus berjalan bersama Allah langkah demi langkah dalam kehidupan ini.
Orang yang mengatakan bahwa dirinya dipenuhi Roh Kudus tetapi tidak pernah memberitakan Injil/ berusaha membawa orang kepada Kristus, jelas bahwa segala yang ia bicarakan adalah omong kosong. Demikian juga kalau ia terus menerus meninggikan Roh Kudusnya dan bukan Kristusnya. Meninggikan Roh Kudus sebetulnya tidak salah, karena Ia juga adalah Allah sendiri. Tetapi kalau seseorang hanya meninggikan Roh Kudus tetapi tidak meninggikan Kristus, orang itu pasti tidak dipenuhi oleh Roh Kudus, dan mungkin bahkan sama sekali tidak memiliki Roh Kudus. Sekarang Kristus mengingatkan mereka bahwa Roh Kudus tidak akan datang untuk mendirikan kerajaan yang baru, tetapi sebaliknya meneguhkan kemuliaan yang telah diberikan kepadaNya oleh Bapa.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan
Hari ini, kita mengerti bahwa Penolong itu sudah datang, yaitu Roh Kudus. Dia tinggal dan berdiam dalam hati setiap pengikutNya. Hebatnya, Roh Kudus tinggal bersama mereka selama-lamanya dan ditawarkan kepada setiap pribadi. Roh Kudus datang untuk bersaksi tentang Kristus, menginsafkan akan dosa, menuntun pada segala kebenaran, memberikan keberanian, dan hikmat. Melalui kuasa Roh Kudus, kehidupan Kristus, sifat-sifat-Nya, kuasaNya, dan kekuatan-Nya nyata melalui kehidupan seseorang. Setiap orang yang dikuasai Roh Kudus tak akan menjalankan tugasnya dengan kekuatan sendiri atau meniru-niru sifat Kristus. Hidupnya akan selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, Kristus sendiri menyatakan kehidupanNya melalui kehidupan orang itu. Sehingga kehidupan kita mencerminkan kemuliaan Tuhan Yesus. Selamat merayakan Pentakosta. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar