Jumat, 24 Juli 2015

JANJI BERKAT KEPADA MEREKA YANG TAAT

JANJI BERKAT KEPADA MEREKA YANG TAAT
Ulangan 11:22-25


Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Berbicara soal janji berkat, tidak bisa dipungkiri bahwa ada begitu banyak orang menginginkan berkat, tetapi tidak semua mau taat. Mungkin kita bertanya, mengapa berkat harus dikaitkan dengan ketaatan? Sebab, berkat yang sesungguhnya adalah datang dari ketaatan pada perintah Tuhan. Sedangkan kutuk datangnya dari ketidaktaatan.
Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana Anda diberkati adalah tergantung sejauh mana Anda taat pada Tuhan. Namun lebih dari sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih menyertai kita atau tidak dalam segala yang hal yang kita lakukan.
Saudara,
Pertanyaannya bagi kita saudara: Ketika Anda mendengar kata taat, apa yang muncul di pikiran Anda? Gambaran yang positif atau negatif? Kira-kira, apakah Anda menyukai “ketaatan”?
Bapak/ ibu yang kekasih,
Ada orang yang tidak suka taat karena dia merasa kebebasannya dibatasi. Anak-anak umumnya tidak suka mentaati perintah orang tuanya, oleh karena merasa hak mereka dibatasi. Coba kita perhatikan bagaimana reaksi anak-anak saat orang tua meminta mereka belajar sebelum diperbolehkan untuk main? Atau selama seminggu ini tidak boleh menonton televisi karena sedang menghadapi ujian semester? Apakah mereka taat kepada perintah orang tua? Kebanyakan tidak bukan!
Yang terjadi justru anak-anak mau taat pada sesuatu yang mereka sukai. Sebaliknya, mereka tidak suka taat pada perintah yang mereka tidak sukai. Inilah realita keberadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa. Bahwa kecenderungan manusia adalah mengikuti keinginannya sendiri, mereka cenderung memuaskan keinginan daging.
Bapak/ ibu yang kekasih daam Tuhan,
Tuhan Yesus adalah Pribadi yang memberi contoh kepada kita bagaimana Ia menunjukkan ketaatanNya pada Bapa dalam hidupNya selama 33 ½ tahun di bumi. “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat melalui apa yang telah dideritaNya” (Ibrani 5:8). “Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama” (Filipi 2:9). Dengan kata lain bapak/ Ibu, Allah sangat berkenan kepada orang yang taat kepadaNya dalam situasi sulit sekalipun.
Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kembali kepada Kitab Ulangan yang kita baca kali ini, ini merupakan nasehat Musa yang mengulang kembali kisah perjalanan umat selama 40 tahun di padang gurun dan mengingatkan mereka segala ketetapan –peraturan – hukum Tuhan, Allah Israel supaya mereka tidak melupakan Firman dan kisah perjalanan mereka bersama Tuhan saat akan memasuki Tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan.
Peringatan yang disampaikan Musa kepada umat adalah suatu janji masa depan. Musa mengingatkan umat, bahwa apabila mereka sungguh-sungguh berpegang pada segala perintah Tuhan, mengasihi-Nya, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan berpaut kepada-Nya (ayat 22). Inilah kesuksesan yang menanti umat yang taat, mengasihi, dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan.
Tentu saja yang dimaksudkan disini bukan kesuksesan duniawi, suatu kesuksesan yang diingingkan orang secara pribadi. Faktanya saudara, banyak dari umat Allah yang walaupun tetap miskin secara materail, tetapi mereka sukses dalam kehidupan mereka. Ketika mereka memperoleh rahmat Tuhan untuk menunjukkan jiwa yang puas di tengah keterbatasan sumber daya, mereka berhasil menunjukkan bahwa Tuhan itu cukup, mengatasi segalanya. Itulah kesaksian hidup beriman mereka di tengah bangsa-bangsa yang menyembah ilah-ilah kesuburan dan kemakmuran.
Dalam hal inilah bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan. Saya mengajak kita untuk belajar bagaimana menjadi anak Tuhan yang taat agar janji berkat Tuhan dapat turun atas kita:

1.  Berpegang pada perintah Tuhan (Ayat 22).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Apa yang dilakukan seseorang jika hampir terjatuh? Sudah pasti ia akan mencari sesuatu yang dapat dipegangnya agar ia dapat terbebas dari kejatuhan.
Begitu pula dengan kerohanian bangsa Israel. Perintah Musa kepada bangsa Israel adalah mereka harus “Berpegang pada perintah Tuhan.” Perintah Tuhan adalah pedoman untuk kelangsungan hidup dan keselamatan mereka di tanah Kanaan. Tanpa itu, tidak ada seorang pun dapat berhasil meraihnya. Namun, untuk dapat berpegang pada Perintah Tuhan, perlu bagi mereka untuk mendengar dengan sungguh-sungguh akan isi dari perintah itu.
Saudara, mengapa hal mendengar penting bagi mereka? Sebab kenyataannya, bangsa Israel tidak sungguh-sungguh mendengarkan apa yang diperintahkan Tuhan atas mereka. Perintah Tuhan bagi mereka seperti sesuatu yang lewat begitu saja. Apa yang di sampaikan oleh Tuhan, dengan mudahnya mereka lupakan. Itulah sebabnya, untuk dapat berpegang pada perintah Tuhan, maka terlebih dahulu mereka harus dengan sungguh-sungguh mendengarkan.
Dalam hal ini saudara, sungguh-sungguh mendengar memberi arti bahwa bangsa Israel bukan hanya mendengar sambil lalu, tapi Tuhan menuntut perhatian khusus mereka pada apa yang mereka dengar. Artinya mereka bukan hanya sekedar mendengar lalu melupakan, namun mendengar dan kemudian tetap mengingatnya.
Dampak dari ketaatan mendengar ini adalah menjadikan perintah Tuhan sebagai pegangan dalam hidup. Apapun yang terjadi, perintah dan ketetapan dari Tuhan harus menjadi pegangan dan tolok ukur kehidupan mereka.
Tuhan adalah Bapa yang baik, yang ingin selalu memberkati kita. Karena itu saudara, jangan pernah mencurigai Allah. Iman berarti mempercayai bahwa Allah mau dan ingin memberi yang terbaik untuk kita.
Iman yang benar adalah iman yang lahir dari Allah. Dan iman yang lahir dari Allah pastinya membawa kita untuk mengenal Allah. Jadi semakin kita mengenal Allah, seharusnya membawa kita semakin mentaati Allah. Dalam hal inilah saudaraku, ketaatan yang lahir dari iman, akan menolong kita untuk taat dengan hati yang bersukacita.
Masalahnya, ada begitu banyak orang mau taat sama Tuhan, tetapi mengeluh dalam menjalankannya. Tidak ada sukacita yang membuatnya semakin bersemangat dalam melakukan ketaatan, sebab dijalaninya dengan mengeluh. Taat tanpa sukacita hanyalah mendatangkan kuk atau beban terhadap jiwa kita. Apakah Anda taat kepada orang tua dengan bersungut-sungut? Apakah Anda taat kepada suami dengan mengeluh? Ingatlah bapak/ ibu yang kekasih, ketika kita taat kepada pemimpin kita, sejatinya kita sedang taat kepada Tuhan, karena pemimpin adalah wakil Allah (Roma 13:1).
Allah berkenan kepada ketaatan. Allah menaruh nilai tinggi kepada ketaatan. Karena itu jalan pertama bagi kita untuk dapat menaati Tuhan adalah hanya dengan berpegang teguh pada perintah Tuhan. Sebaliknya, ketidaktaatan kita adalah sebuah pelanggaran yang serius bagi Allah.

2. Mengasihi Tuhan Melalui Hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya (ayat 22).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Umumnya, saat orang melakukan suatu perintah dari atasanya karena motif rasa takutdan segan. Efeknya adalah, mereka hanya taat karena takut dan enggan dan tidak dilakukan dengan ketulusan. Sebaliknya, jika mengerjakan sesuatu karena alasan cinta atau kasih, maka siapapun akan melakukannya dengan sepenuh hati kepada mereka yang dikasihi.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh Musa. Bagian ini bicara soal ketaatan tanpa pamrih untuk mengikuti jalan atau cara hidup sesuai kehendak Tuhan dan bukan sesuai jalan hidup dan kehendak sendiri. Hal itu dilakukan dengan tulus karena mengasihi Allah dan bukan hanya karena takut dihukum.
Taat yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama akan prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. Taat dibangun atas dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan.
Allah memberkati orang yang taat kepada otoritas. Anda mau diberkati? Taatilah dan hormatilah otoritasmu. Berkat Allah melimpah terhadap orang yang menghormati otoritasnya.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang bebal. Mereka cenderung melakukan apa yang dianggap baik dan menyenangkan mereka. Israel diminta mengikuti. Istilah “Menurut jalan yang ditunjukkanNya” ini setara artinya dengan mematuhi. Bukankah Israel terkenal sebagai umat bermental “persungutan”? Banyak hal yang mereka responi dengan bersungut dan membantah. Poin kedua ini mengandung makna penting bahwa mereka bukan hanya mendengar perintah, tapi harus mengingatnya; bukan hanya mengingat perintah, tapi juga harus mengerjakannya; bukan hanya sekedar mengerjakannya, tapi juga harus mengerjakan dengan benar; dan bukan hanya mengerjakan dengan benar, tetapi juga mereka harus melakukannya dengan kasih yang tulus kepada Allah, sehingga dengan kasih itu, mereka dapat melakukan segala sesuatu tanpa lagi bersungut-sungut dan berbantah-bantah dan bukan karena alasan terpaksa.
Jadi bapak/ ibu yang kekasih,
Jika selama ini kita berlaku tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tidak taat artinya kita lebih mengasihi diri kita, lebih mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah.
Kasih yang sejati seharusnya dapat diekspresikan dengan sikap menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti perintah-perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Sebaliknya, taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, maka seharusnya tidak akan menyulitkan kita untuk melakukan perintah-perintahNya.
Bagaimana dengan kita bapak ibu yang kekasih,
Jika kita menginginkan berkat Tuhan hadir dalam kehidupan kita, kunci yang kedua adalah belajar untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang telah ditetapkanNya bagi kita.

3.  Apa gunanya hidup dalam ketaatan?
Pada ayat 23-25 Musa menyampaikan bahwa jika mereka sungguh-sungguh melakukan perintah dan ketetapan Allah sebagaimana yang diperintahkan ayat 22, maka negeri perjanjian yakni Tanah Kanaan akan menjadi milik mereka. Bangsa Israel tidak perlu lagi kuatir apakah mereka dapat merebut tanah Kanaan atau tidak. Sebab tanah Kanaan tidak akan direbut dengan susah payah oleh bangsa Israel, sebaliknya justru diberikan Tuhan bagi mereka.
Hal ini ingin menekankan bahwa hanya lewat ketaatan dan kepatuhan kepada Allah sajalah bangsa Israel akan memperoleh berkat. Pertanyaannya, berkat apakah yang akan mereka terima itu?
Ada banyak jenis berkat yang akan Tuhan berikan, jika umat Israel sungguh-sungguh taat kepada Allah. Silakan bandingkan jenis berkat dalam Ulangan 28:1-10 dst. Bahkan jika kita perhatikan dalam Ulangan 28:15, kita akan menemukan bahwa: hingga urusan dapur, pekerjaan, kandungan dll akan diberkati Tuhan. Terlebih lagi, saat mereka masuk atau keluar, Tuhan pu akan memberkati mereka.

RELEVANSI DAN APLIKASI
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kita tidak mungkin berharap bahwa Allah akan memberkati dan menyertai kita, jika hidup yang kita lakukan tak berkenan kepadaNya. Hidup berkenan kepada Allah hanya dapat terlihat melalui gaya hidup dalam ketaatan melakukan segala yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Tanpa ketaatan, mustahil kita dapat menerima berkat penyertaan dan perlindungan Tuhan. Banyak orang hanya melakukan segala perintah dan Firman Tuhan dengan kemunafikan. Atau berusaha taat melakukan perintah Tuhan tetapi yang sesuai yang ia inginkan.
Tidak demikian yang seharusnya kita lakukan saudara. Semua yang difirman Tuhan harus kita lakukan dengan ketulusan yang sungguh. Orang percaya diajak untuk mengerjakan perintah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa. Itu semua hanya bisa dikerjakan jika kita mengasihi Allah.
Pribadi yang mengasihi Allah, adalah mereka yang rindu menyenangkan Tuhan yang dikasihinya, lewat melakukan segala yang Tuhan kehendaki. Karena itu lakukan dengan setia segala perintah dan FirmanNya sebagai wujud kita mengasihi Tuhan, yang telah lebih dulu mengasihi dan menyelamatkan kita. Tatatilah Tuhan!! Karena di sanalah janji bekat itu diberikan. Ketaatan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang memberatkan kita jika kita mengingat bahwa hidup kita sudah ditebus dari kesia-siaan dan dosa. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar