Rabu, 26 Oktober 2016

MAKNA HIDUP SYUKUR

MAKNA HIDUP SYUKUR
1 Tesalonika 5:18


Kaum ibu yang saya kasihi dalam Tuhan,
Setiap orang pastinya memiliki situasi yang berbeda-beda satu sama yang lain. Dan setiap detail dari kehidupan kita masing-masing adalah sesuatu yang unik. Rasanya sudah menjadi rahasia umum jika orang seringkali sulit untuk mengucap syukur kepada Tuhan, terlebih ketika ia sedang diperhadapkan dengan banyaknya kesulitan, masalah, kesukaran atau pun kekurangan. Nyatanya, bukan perkara mudah memang untuk dapat mengucap syukur di tengah situasi yang tidak baik! Tidak jarang terkadang kita pun menjadi orang-orang Kristen selalu mengajukan syarat: Maksudnya, kalau sakit sudah disembuhkan, kalau ekonomi sudah dipulihkan, kalau sudah mendapatkan jodoh, kalau keadaan berjalan dengan baik dan diberkati barulah dari mulut kita keluar ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan.
Saudara, kalau mengucap syukur dalam keadaan yang baik-baik saja semua orang pasti bisa melakukannya. Sebaliknya mengucap syukur dalam segala hal, rasanya tidak semua orang mampu melakukannya. Yang terjadi adalah kita lebih mudah terjebak dalam situasi yang pesimis dan bersungut-sungut dari pada mengucap syukur bila keadaannya buruk.
Ibu-ibu yang kekasih,
Dunia pastinya akan menjadi heran saat seseorang yang tengah dibebani dengan kesedihan kok disuruh untuk mengucap syukur kepada Allah. Sehingga mereka berkata “Memangnya film India yang dalam segala keadaan hidup selalu diselingi nyanyian. Kehidupan film tidak seindah kenyataan yang kita hadapi tahu!
Betul ibu-ibu, kehidupan dalam film selalunya digambarkan sebagai sesuatu yang sempurna, yang indah dan muluk-muluk. Tetapi janji Tuhan tidak pernah muluk-muluk. Janji Tuhan selalunya tepat sasaran dan disertai berkat bagi mereka yang taat melakukan kehendak-Nya. Lagi pula janji Tuhan berbeda dengan tayangan televisi.
Masalahnya adalah, sadarkah kita bahwa hidup manusia itu ibarat sebuah roda yang senantiasa berputar, kadang kita berada pada posisi atas, dan kadang kita berada pada posisi yang bawah. Dengan kata lain, hidup itu penuh dengan berbagai perubahan. Ada kalanya kita mengalami kesuksesan besar, namun ada kalanya kita mengalami kegagalan besar. Ibaratnya, saat kita berhadapan dengan matahari, bayangan akan jatuh di belakang kita, tetapi jika kita membelakangi matahari, semua bayangan akan tampak di depan kita. Jadi manakah yang mau kita pilih?
Sebagai murid Kristus, kita diperintahkan untuk “selalu bersyukur kepada Tuhan Allah kita dalam segala hal,” Dalam 1 Tesalonika 5:18 tadi firman Tuhan berkata: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Kalimat “Mengucap syukurlah dalam segala hal” bukan hanya berbicara soal hal-hal yang baik-baik  saja, tetapi dalam hal-hal yang tidak baik pun Allah menuntut kita untuk selalu mengucap syukur. Sebab itulah yang dikehendaki Allah! Pertumbuhan rohani kita bukan hanya meliputi pemahaman akan firman Allah, akan tetapi kita juga harus bertumbuh dalam pengucapan syukur kepada Allah. Kita lihat saudara, mengucap syukur selalunya ditujukan kepada Allah dan tidak pernah kepada manusia. Sesama kita merupakan berkat dari Allah.
Mengapa Allah memerintahkan kita untuk selalu bersyukur? Karena semua perintah-Nya ini diberikan untuk menjadikan berkat-berkat tersedia bagi kita.
Masih ingatkah ibu-ibu dengan firman Allah dalam Roma 8:28 yang berkata: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Dari sini menegaskan satu hal kepada kita bahwa yang memegang kendali atas hidup kita bukan diri kita sendiri, tetapi otoritas ada pada Allah sendiri. Dan Allah selalunya mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Jadi bukan pada rencana kita.
Orang Kristen yang sejati pastinya akan menyadari keberadaan dirinya di hadapan sang Penciptanya. Sadar akan ketidaklayakannya dan butuh pertolongan Tuhan, sadar bahwa hidupnya harus senantiasa diisi dengan ungkapan syukur. Karenanya ia akan selalu bersyukur saat kebahagiaan menghampiri hidupnya atau pun ketika permasalahan datang menerpa kehidupannya.
Ibu-ibu yang kekasih,
Alasan yang lain mengapa kita dituntut untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan adalah:
Karena Allah adalah sumber cinta dan berkat kekal. Saudara, Tuhan mengklaim diri-Nya sebagai sumber kasih dan berkat yang tidak pernah berkesudahan. Rahmat-Nya selalu baru tiap pagi dan itu disediakan bagi orang yang bersandar kepada-Nya sebagai bentuk kesetiaan Tuhan (Ratapan 3:22-23). Karenanya saudara, hanya orang-orang yang mampu bersyukurlah yang bisa melihat bagaimana Tuhan terus bekerja di dalam kehidupannya. Sebaliknya, orang yang hidupnya selalu pesimis, selalu mengeluh, ia selalunya melewatkan anugerah Tuhan yang terjadi dalam hidupnya.
Lagi pula, Tuhan Yesus berjanji tak akan pernah meninggalkan dan mengabaikan umat-Nya. Dalam Ibrani 13:5 Allah berfirman: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” Maksudnya adalah dalam situasi apapun, baik susah atau pun senang, Allah yang adalah sumber kehidupan tak akan sekali-kali meninggalkan kita.
Perasaan kehilangan Allah yang seringkali dialami seseorang bukan membuktikan bahwa Allah tidak peduli dalam kehidupan kita. Sebaliknya,  yang mesti kita mengerti adalah, Allah terkadang memakai kesulitan-kesulitan hidup untuk menjadikan batu loncatan bagi iman kita, untuk kita dapat lebih bergantung kepada-Nya.
Saudara, benarkah Tuhan tidak mendengarkan doa kita? Mari kita cross check dengan firman Tuhan dalam Yakobus 4:2-4, “Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Jelas sekali ibu-ibu, permasa-lahanya bukan karena Alah tidak mendengar setiap doa-doamu. “Mata Tuhan selalunya tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (Mazmur 34:15). Terlebih lagi “Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya” (Mazmur 34:18). Jadi saudara, tidak ada doa yang tidak dengar oleh Tuhan. Semua doa di dengar oleh-Nya. Masalahnya adalah apakah doa-doa yang dinyatakan kepada-Nya sudah sejalan dengan rencana dan kehendak-Nya atau tidak? Jangan sampai kata firman Tuhan, doa kita hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita.
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan
Kita harus ingat baik-baik bahwa penderitaan yang kita alami adalah sifatnya sementara. Lagi pula “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Korintus 10:13).
Dari sini kita mengerti bahwa Allah menjanjikan untuk memberikan kemampuan untuk dapat bertahan menghadapi serangan dari pencobaan. Dengan demikian, masalahnya bukan dilihat dari kemampuan yang kita kira kita miliki, tetapi pada ukuran yang Allah lihat dari pandangan-Nya.
Sebab Yesus telah terlebih dahulu menanggung penderitaan di kayu salib, sekalipun Ia tidak pernah berdosa (Ibrani 4:15). Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh-Nya datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka (Ibrani 7:25). Jadi ibu-ibu yang kekasih, ketika kita mengetahui akan semua kebaikan Tuhan ini, masih sulitkah kita untuk bersyukur kepada Tuhan? Saya rasa tidak!  Justru dengan kita belajar untuk bersyukur, kita menempatkan diri siapakah kita di hadapan Tuhan. Syukur yang sejati yang lahir dari anak-anak Tuhan adalah responnya atas anugerah keselamatan yang telah diterimanya dari Tuhan. Syukur yang lahir dari mulut anak-anak Tuhan adalah responnya atas iman yang telah diterimanya dari Tuhan.
Karena itu bukan tanpa alasan Allah memerintahkan kita untuk senantiasa mengucapkan syukur dalam kehidupan kita. Sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi anak-anak-Nya. Ketika kita bersyukur kepada Allah dalam keadaan apa pun juga, Allah menjanjikan untuk memberikan damai sejahtera untuk kita dapat melewatinya. Sehingga saat kita berdukacita sekalipun, kita masih dapat bergembira dengan memuji Allah. Saat merasakan sakit, kita dapat bersukacita karena Pendamaian Kristus. Saat mengalami kesedihan yang mendalam, kita dapat memiliki penghiburan dan kedamaian akan pengaruh ilahi. Jadi meski pun hari ini mungkin kita masih memiliki setumpuk persoalan yang menerpa kehidupan kita, ingatlah bahwa Tuhan tetap baik. Tuhan baik, karena memang Ia baik adanya.
Justru saat kita diijinkan Tuhan untuk menghadapi masalah dan pencobaan, itu karena Dia mempunyai rencana yang indah dan baik dalam hidup kita. Ia ingin melatih kita menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Karena itu jangan pernah mema-damkan karya Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita melalui sikap-sikap yang pesimistis, sebaliknya marilah kita terus bersikap optimis sehingga karya Tuhan dapat memunculkan sesuatu yang baik dalam kehidupan kita.
Latihan mengucap syukur akan menghindarkan kita dari dosa iri hati. Pengucapan syukur membuat kita berkonsentrasi pada apa yang kita terima tanpa membandingkan dan menandingkan dengan apa yang orang lain terima.
Bersyukur berarti bahwa kita melibatkan Allah atas apa yang Allah berikan atau izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Mengucap syukur akan membuat kita memandang kehidupan ini dari sisi yang positif. Oleh karena itu, bersyukurlah senantiasa.
Kaitannya dengan acara HUT Komisi Debora yang ke-31 ini, saya ingin mengajak kita untuk kembali merenungkan, berapa banyak perbuatan Tuhan sudah kita rasakan dalam kehidupan komisi kita? Mungkin perjalanan komisi kita serasa naik turun dan lambat pertumbuhannya, tetapi marilah kita tetap bersykur kepada Tuhan, sambil kita tetap focus terhadap apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan. Bagian kita adalah mari kita tetap setia dalam persekutuan yang telah Tuhan bentuk ditengah-tengah dan selebihnya itu adalah bagian Tuhan. Selamat ulang tahun. Kiranya Tuhan memberkati. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar