Selasa, 18 Agustus 2015

MENERAPKAN IMAN DALAM PELAYANAN

MENERAPKAN IMAN DALAM PELAYANAN
Lukas 8:1-3

Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Melayani bagi kaum perempuan di zaman ini tentulah bukanlah sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Tetapi jika kita melihat ke belakang bagaimana Alkitab memberikan kesaksian tentang pelayanan seorang perempuan, hanya sedikit informasi yang kita dapatkan.
Terlebih lagi dalam budaya patriakal yang dianut orang Yahudi, dimana peran seorang laki-laki lebih diutamakan, kita menemukan sangat jarang nama wanita yang disebutkan dalam Alkitab. Jadi saudara, jika ada wanita yang sampai disebutkan dalam Alkitab, itu berarti bahwa wanita tersebut adalah wanita yang spesial. Dan pastinya ada maksud khusus mengapa wanita yang khusus ini dicatat dalam Alkitab.
Kaum ibu yang kekasih,
Dalam Lukas 8:1-3 yang kita baca ini dijelaskan bahwa “tidak lama sesudah itu...” (ayat 1). Ungkapan, ini memberikan kepada kita satu informasi bahwa peristiwa-peristiwa selanjutnya yang dibicarakan dalam ayat 2-3 berhubungan erat dengan ayat-ayat sebelumnya. Dan ayat sebelum perikop ini dituliskan adalah ayat-ayat yang mengisahkan tentang seorang wanita yang membasuh kaki Tuhan Yesus dengan air matanya. Pertanyaan bagi kita mungkinkah bahwa ia adalah salah seorang dari kelompok tersebut yang menyertai Tuhan kita? Kita akan lihat jawabannya nanti.
Yang jelas saudara, semenjak pelayanan Tuhan Yesus itu, Ia mengajak murid-muridNya untuk berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah (ayat 1). Saudara inilah komitmen Tuhan Yesus terhadap pelayanan yang dipercayakan kepadaNya. Hal ini nampak dari Lukas 4:43 yang mengatakan: “Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku di utus.
Komitmen yang tinggi ini didorong oleh satu kerinduan bahwa setiap orang yang percaya akan namaNya, percaya akan kuasaNya, percaya akan diriNya akan diselamatkan. Inilah kasih yang tulus yang berusaha menjangkau banyak orang dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Saudara kita bisa melihat bahwa dalam perjalanan pelayananNya, Tuhan Yesus mengajak kedua belas murid-muridNya untuk berkeliling dari kota ke kota dan desa ke desa dalam pelayananNya, mereka juga disertai oleh beberapa orang wanita yang pernah mengalami mukjizat kesembuhan.
Dalam hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa yang mendasar dari setiap pelayanan adalah mendapatkan pengajaran akan firman Tuhan. Sebab iman timbul dari penerimaan akan firman Tuhan dalam hati yang memahami. Yang kedua adalah iman itu harus mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan menyerahkan hidup bagi Tuhan.
Jadi saudara dalam hal ini, Tuhan Yesus tidak melayani seorang diri, melainkan Ia melayani dalam sebuah tim. Secara jelas bahwa Tuhan Yesus memilih dua belas orang murid untuk menjadi anggota tim yang tetap. Dan Dia juga mengizinkan para wanita kaya untuk menyokong dana bagi pelayanan-Nya (8:2-3).
Dengan kata lain saudara, Tuhan Yesus tidak merasa malu untuk hidup dari keranjang orang lain, sementara Ia menyediakan makanan rohani untuk jiwa-jiwa dari semua orang. Sebab sumber berkat yang sesungguhnya adalah Dia sendiri.
Lagi pula hal ini lumrah bagi guru Yahudi untuk menerima pemberian dari orang-orang yang berterima kasih, dan perempuan-perempuan ini tentunya telah memperoleh banyak berkat dari pelayanan Tuhan Yesus. Para pemimpin gereja Perjanjian Baru juga disokong dengan pemberian dari teman-temannya (2 Timotius 1:16-18) dan dari gereja (Filipi 4:15-17), yang walaupun demikian, Paulus sendiri memiliki pertimbangan khusus untuk menyokong dirinya sendiri dengan pekerjaannya (2 Tesalonika 3:6-10).
Saudara, para wanita yang melayani Tuhan Yesus ini pastinya tidak hanya mendukung Tuhan Yesus tetapi mereka mendukung seluruh tim pelayanan yang ada. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk membenarkan diri bahwa kita hanya mau mendukung pelayanan hamba Tuhan secara pribadi sementara hamba Tuhan itu ada dalam sebuah tim. Yang benar adalah ketika kita ingin mendukung sebuah pelayanan dukunglah untuk sebuah tim.
Yang berikutnya saudara,
Ketika kita membaca kitab Lukas, rasa-rasanya Lukas adalah seorang pria yang memberikan perhatian yang lebih besar pada wanita dalam catatannya daripada penulis-penulis Perjanjian Baru lainnya. Demikian pula dengan Tuhan Yesus. Sepanjang kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus, Ia pun mengasihi dan menjunjung tinggil para wanita. Karenanya saudara, jika Tuhan Yesus mengijinkan para wanita terlibat dalam pelayanan, hal ini disebabkan karena Ia melihat komitmen dan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Karenanya Tuhan Yesus memberi nilai pada pelayanan-pelayanan mereka sebagai suatu kemitraan dalam mengabarkan Injil.
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Bukan tanpa alasan jika Tuhan Yesus tidak memakai kaum wanita dalam pelayanan dengan cara-cara yang sama yang Ia gunakan terhadap pria. Ia tidak memilih 6 pria dan 6 wanita sebagai rasul-rasul; tetapi Ia hanya memilih 12 pria. Ia tidak mengutus 35 pria dan 35 wanita dari kota ke kota untuk mendahului pelayanannya (Lukas 10:1.); tetapi Ia mengutus 70 pria. Dengan kata lain saudara, dalam konteks itu Tuhan Yesus tidak mengutus kaum wanita untuk berkhotbah kepada orang-orang. Tuhan Yesus tidak memakai kaum wanita dalam pelayanan-pelayanan yang menyebabkan mereka mengajar atau memiliki otoritas di atas kaum pria. Sebaliknya, Tuhan Yesus menerima pelayanan wanita sesuai dengan kemampuan mereka melayani. Tuhan menghargai kaum wanita untuk melayani secara praktis dalam kehidupan mereka. Dan praktek bahwa Tuhan kita didukung oleh para wanita memberikan pemahaman kepada kita bahwa dukungan secara material terhadap pekerjaan Tuhan juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Jangan pernah merasa minder kalau ibu-ibu tidak memiliki kecakapan untuk mengajar. Ibu-ibu masih dapat melayani Tuhan dengan cara yang berbeda yang tentunya memiliki nilai yang sama di mata Tuhan.
Yang jelas saudara, para wanita ini adalah orang-orang yang telah diselamatkan, dan tampaknya mereka juga diberkati dengan kekayaan. Tapi lihatlah bahwa mereka tidak menjadi lupa diri dengan kekayaan mereka, mereka bukan termasuk kategori kacang yang lupa kulit. Mereka melayani bersama-sama dengan Tuhan Yesus, dan mempergunakan kekayaan mereka untuk melayani dan memberkati sesama.
Jadi saya yakin betul bahwa mereka sadar bahwa sumber berkat yang sesungguhnya adalah dari Tuhan, dan ketika mereka tidak segan-segan mempergunakan harta kekayaan mereka untuk memberkati orang lain, karena mereka sadar betul, Tuhan telah memberkati mereka agar dapat menjadi berkat bagi sesamanya.
Ibu-ibu siapa yang dipakai Tuhan dalam kisah ini?

Maria Magdalena
Maria Magdalena adalah seorang perempuan dari desa Magdala, yang darinya pernah disembuhkan dari tujuh roh jahat/ setan (Band. Markus 16:9). Namun ada yang menafsirkan bahwa Maria Magdalena ini dulunya adalah seorang pelacur. Ada juga yang menganggap bahwa Maria Magdalena adalah perempuan berdosa yang mengurapi Yesus dalam Lukas 7:36-50. Memang saudara, perikop yang kita baca ini, didahului oleh kisah Maria Magdalena yang mengurapi Tuhan Yesus (Lukas 7:36-50). Tetapi tidak ada bukti yang kuat yang mendasarkan bahwa Maria yang dimaksudkan dalam ayat ini sama dengan perempuan yang diceritakan dalam Lukas 7:36-50.
Yang jelas adalah Maria Magdalena memiliki latar belakang kehidupan yang kelam dan menakutkan sebelum bertemu dengan Tuhan Yesus. Sebab Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang pernah dilepaskan oleh Yesus dari tujuh setan (ay 2 band. Markus 16:9). Ia dengan setia mengikut Tuhan Yesus, sampai pada penyaliban (Yohanes 19:25) dan kebangkitan Kristus (Yohanes 20:1-18).
Saudara mungkin kita tidak pernah mengalami hal dibebaskan dari 7 setan seperti Maria Magdalena, tetapi kalau saudara betul-betul adalah orang kristen yang sejati, maka kebenarannya bahwa saudara sudah dibebaskan dari api neraka yang seharusnya kita terima. Itu justru membuktikan kepada kita bahwa sebenarnya kehidupan kita jauh lebih mengerikan daripada kehidupan Maria Magdalena. Kalau Maria Magdalena mampu menyatakan kesetiaannya dalam melayani Tuhan, bukankah juga seharusnya mempunyai kesetiaan seperti Maria?

Yohana
Perempuan yang kedua bernama Yohana. Ia adalah  istri Khuza, bendahara Raja Herodes. Sebagai seorang istri pengurus dari rumah tangga Herodes, pastinya Yohana memiliki kedudukan yang lebih terhormat daripada wanita-wanita pada umumnya.
Kita tidak pernah mendapatkan informasi mengenai pertobatan, yang jelas sekarang ia bersama Maria Magdalena turut dalam pelayanan Tuhan Yesus. Dan nama Yohana muncul sekali lagi dalam Lukas 24:10, yaitu setelah kebangkitan Yesus.

Susana & Perempuan lainnya.
Yang terakhir disebutkan nama Susana dan perempuan lain. Sekali lagi kita tidak mengetahui latar belakang mereka. Tetapi bukan berarti Tuhan tidak menghargai kehidupan mereka. Peran mereka sama berharganya dimata Tuhan. Buktinya para wanita yang berbeda latar belakangnya ini bisa bersatu dalam mengikut Yesus. Para wanita ini melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka. Di dalam ayat 3, dituliskan mengenai keterlibatan mereka disana, yaitu: "Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Lukas 8:3).
Pertanyaannya bagi kita, apa yang mendorong mereka melayani Tuhan? Jawababnnya adalah: Kasih Tuhan dalam hidup mereka. Hal ini terbukti dari latar belakang yang disebutkan dalam ayat 2, seperti disembuhkan dari penyakit dan dibebaskan oleh roh-roh jahat.  Mereka pun bertekad mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan sebagai perwujudan syukur.
Ibu-ibu yang kekasih,
Ketika seseorang menyadari kasih dan anugerah Tuhan dalam kehidupannya, seseorang akan terdorong untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan dengan roh yang menyala-nyala. Bahkan perempuan-perempuan itu rela berkorban materi untuk mendukung pekerjaan Tuhan, rindu menjadi saluran berkat bagi orang lain.  Mereka berkorban bukan supaya dipuji dan terkenal, tapi karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Apakah saudara yakin bahwa diri saudara sudah diselamatkan, bukan oleh perbuatan baik saudara, tetapi karena hanya karena kasih karunia yang saudara terima melalui iman? Kalau ya, apakah hal itu membangkitkan kasih dan syukur dalam diri saudara kepada Tuhan? Dan apakah kasih dan syukur itu mewujudkan diri dalam pelayanan/ persembahan harta benda kepada Tuhan.
Lukas ingin memberikan kepada kita satu pelajaran bahwa para wanita ini bukan semata-mata “ikut”, mereka adalah donatur-donatur aktif bagi pelayanan pekabaran Injil.
Secara manusia, pelayanan ini pastinya akan menghadapi banyak kendala tanpa dukungan mereka. Dimana rombongan harus makan, yang kita tahu mereka bisa membelinya dengan uang yang disediakan oleh para wanita ini. Dengan demikian, para wanita memainkan sebuah peranan penting dalam pelayanan Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan kita saudara?
Tidakkah kita juga dengan penuh semangat rindu untuk melayani Tuhan sepanjang kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita? Tidakkah kita rindu menyatakan syukur kita untuk memperlancar pekerjaan Tuhan dalam gereja kita? Jika jawabannya adalah “iya” marilah kita berdoa kiranya Tuhan memberikan kita kesetiaan dalam melakukannya, sebagai wujud dari iman kita kepada Tuhan. Amin.

1 komentar: