Kamis, 26 Maret 2015

MENGANDALKAN TUHAN

MENGANDALKAN TUHAN
Yesaya 31:1-9

Pendahuluan:
Kaum ibu yang kekasih,
Umumnya manusia tidak pernah suka dengan yang namanya celaka. Celaka adalah sesuatu yang sangat menakutkan untuk dibicarakan dan dialami oleh seseorang dan kalau bisa tidak pernah terjadi dalam kehidupannya.
Namun anehnya saudara, dalam kehidupan kita sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita justru lebih suka memilih untuk celaka, daripada menjalani kehidupan yang lebih baik. Mereka berpikir kehidupan yang mereka jalani adalah kehidupan yang dapat diaturnya sesuka hati, tanpa lebih dahulu mempertimbangkan campur tangan Tuhan didalamnya. Bahkan yang terjadi lebih sering seseorang mengandalkan apa yang dilihatnya, daripada mengandalkan Tuhan.
Karena ibu-ibu,
Hari ini kita diingatkan kembali bahwa Tuhan sangat menghendaki orang-orang yang dikasihiNya dapat hidup mengandalkan Dia.
Nabi Yeremia pernah menuliskan janji Tuhan yang mengatakan bahwa: "Diberkatilah orang yang mengan-dalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" (Yeremia 17:7).
Dari sini kita melihat saudara,
Bahwa hidup mengandalkan Tuhan merupakan topik yang sangat menarik dan bagus untuk kita pelajari dengan lebih serius. Kenapa? Karena, tidak bisa kita pungkiri, di dalam realitas kehidupan kita dewasa ini, manusia memiliki tendensi untuk beralih kepada hidup mengadalkan diri sendiri, lebih mengandalkan kemampuan orang lain atau sesuatu yang dimilikinya. Sehingga yang terjadi mereka tidak lagi dengan sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan.
Yang lebih tragis lagi, kenyataan ini bukan hanya dilakukan orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Tetapi orang yang mengaku diri anak-anak Tuhan, mereka yang mengaku diri orang Kristen, justru mereka juga dengan terang-terangan tidak mengandalkan Tuhan.
Saudara,
Apa artinya hidup mengandalkan Tuhan? Hidup mengandalkan Tuhan adalah Hidup menaruh kepercayaan kepada Tuhan yang memiliki otoritas tertinggi di dalam kehidupannya, yang dengan kesanggupan, kekuatan, dan kemampuan yang dimiliki Allah menjamin kehidupan kita.
Masalahnya saudara, saat orang Kristen diperhadapkan dengan masalah, kesulitan hidup, pergumulan yang berturut-turut, serta tantangan hidup yang tak kunjung henti, hal yang pertama kali terpikirkan justru adalah siapa yang bisa diajak untuk curhat.
Ibu-ibu yang kekasih,
Kembali kepada pokok bahasan kita, dalam Yesaya 31. Pasal ini mengulas kecaman Allah atas umat Israel yang tidak setia. Yang hidupnya lebih mengandalkan kekuatan manusia daripada kekuatan Allah.
Memang tidak dapat disangkali, pengalaman yang pernah dialami bangsa Israel saat mereka melihat bangsa Mesir, menjadikan mereka memiliki pandangan yang salah. Mereka berpikir kekuatan Mesir yang terkenal dengan tentara berkudanya, adalah bukti kekuatan mesir yang tidak terkalahkan. Kereta-kereta kuda mereka yang gagah perkasa dianggpnya mampu menyelamatkan orang Israel dari serbuan musuh.
Karenanya saat mereka diperhadapkan dengan kondisi yang sulit. Bangsa Israel lebih cenderung untuk mengandalkan kekuatan militer Mesir daripada datang untuk meminta pertolongan kepada Tuhan (31:1).
Namun saudara, apa yang dipikirkan bangsa Israel, rupanya dibantah Tuhan dalam ayat 3. Allah menyatakan bahwa harapan Israel akan menjadi sia-sia jika mereka mengantung kepada bangsa Mesir.
Alasan Allah dinyatakanNya dalam ayat 3: "Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila Tuhan mengacungkan tanganNya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama." (Yesaya 31:3).
Saudara ayat ini sangat jelas memberikan kesaksian kepada kita bahwa Mesir dan segala perlengkapan perangnya bukanlah sesuatu yang dapat menjamin kelangsungan hidup manusia. Sebab hanya tangan Tuhanlah yang berotoritas atas segalanya. Karena itu, Allah memastikan kehancuran bagi siapa yang mengandalkan kekuatan Mesir.
Dengan demikian kaum ibu yang kekasih,
Firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yesaya ini menyiratkan adanya pesan bahwa Allah tidak suka dengan orang yang mengandalkan kekuatan lain selain Allah. Apalagi hal yang salah ini justru dilakukan oleh umat pilihanNya.
Demikian pula dengan kehidupan kita saat ini. Sebagai orang percaya, kadangkala hati ini lebih tergoda untuk mengandalkan kekuatan manusia bukan? daripada hidup berserah kepada Tuhan. Hati-hati saudara, Jangan sampai kita terjebak dengan jaminan yang ditawarkan dunia. Didunia ini tidak ada jaminan yang mampu memberikan garansi yang bernilai kekal. Dunia hanya mampu menawarkan garansi yang sifatnya sementara waktu, dan itu pun terbatas pada hal-hal tertentu saja.
Tetapi berbeda dengan garansi yang ditawarkan Allah. Allah memberikan garansi yang nilainya kekal. Garansi yang tidak dapat digugat oleh siapa pun juga.
Sebab apabila ada seseorang yang berusaha menggugat keputusan Allah, Allah sendiri akan berdiri menghadapi mereka. Dikatakan seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah Tuhan semesta alam akan turun berperang untuk memper-tahankan gunung Sion dan bukitnya.” (Yesaya 31:4).
Saudara,
Dikatakan seperti seekor singa yang mempetahankan mangsanya dari ancaman apa saja, Allah bertindak melindungi umatNya. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada satu hal pun yang mampu menggentarkan Allah dalam melindungi umat kesayanganNya. Justru dengan kuasaNya yang besar, Allah akan berdiri dan menghardik siapa saja yang mau merebut umatNya dari tanganNya.
Dari sini menjadi bukti kepada kita,
Apa gunanya anak-anak Tuhan takut dengan masalah hidup? Untuk apa orang percaya kuatir akan hidup? Yang harus kita mengerti adalah, Allah memang terkadang mengijinkan masalah datang menimpa kita, tetapi bukan berarti Allah akan berdiam diri, dan menutup mata terhadap keluh kesah kita.
Masalah diijinkan Tuhan menghampiri kehidupan anak-anak Tuhan dengan satu maksud supaya kita makin berserah dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. Masalah diijinkan Tuhan datang dalam kehidupan kita seperti sebuah batu loncatan untuk iman kita dapat semakin bertumbuh di dalam Tuhan.
Bisa dibayangkan saudara,
Apabila disepanjang kehidupan kita, tidak ada satu masalah pun yang datang menimpa kita. Kita mungkin akan bertumbuh menjadi orang yang sombong, seorang yang angkuh di hadapan Tuhan, karena kita tidak lagi membutuhkan kekuatan Allah untuk menolong hidup kita.
Karena itu ibu-ibu yang kekasih,
Mari kita kembali kepada apa yang Tuhan ajarkan kepada kita. Percayalah tidak ada satu hal pun yang tidak mungkin tidak bisa kita lewati bersama Tuhan. Sebab Tuhan menjanjikan dalam 1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Hanya masalahnya, maukah kita belajar mengandalkan Tuhan dalam hidup kita atau tidak.
Yang Tuhan mau terjadi dalam kehidupan kita adalah, kita sadar dari kesalahan hidup kita, dan mulai untuk bertobat kepadaNya.
Yesaya 31:6 berkata: “Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan jauh-jauh.”
Mungkin selama ini kita tidak pernah ingat untuk mengandalkan Tuhan. Mungkin selama ini, kita menganggap membutuhkan Tuhan jika kita merasa perlu.
Jika itu yang kita lakukan, Tuhan berkata: bertobatlah. Berbaliklah kembali kepada Dia yang menjamin kehidupan kita.
Sebab disaat kita menyadari kesalahan yang kita buat. Disaat kita melakukan pertobatan di hadapan Tuhan, maka apa yang dulu kita anggap sebagai sesuatu yang bisa menjamin hidup kita, mendorong kita untuk menyingkirkan hal yang tidak berguna di hadapan Tuhan.
Dalam hal inilah, Yesaya menggambarkan seperti tindakan bangsa Israel yang sedang membuang berhala-berhala peraknya dan berhala-berhala emasnya yang pernah dibuatnya saat mereka berdosa.” (ayat 7).
Ibu-ibu yang kekasih,
Apa yang dinyatakan oleh Yesaya terhadap bangsa Israel, kiranya menjadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup saat ini.
Kita memang tidak bisa menghilangkan persoalan dalam kehidupan kita. Persoalan akan selalu datang di sepanjang kehidupan kita. Hanya yang membedakan kita dengan orang yang belum mengenal Tuhan adalah, bagaimana kita menghadapi persoalan yang datang menghampiri kita, yaitu dengan jalan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Hidup mengandalkan Tuhan, terkadang membutuhkan proses yang panjang. Di dalamnya mungkin kita diperhadapkan dengan masalah yang bisa mengikis iman kita. Namun Tuhan telah berjanji kepada kita, apabila kita bisa mengatasi setiap persoalan hidup kita bersama dengan Tuhan.
Yaitu orang yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, akan senantiasa menjadi seorang yang diberkati oleh Tuhan. Kembali saya ingin mengajak kita untuk membaca firman Tuhan dari Yeremia 17:7, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" Amin!

1 komentar: