Jumat, 01 April 2016

PERGUNAKANLAH WAKTU YANG ADA

PERGUNAKANLAH WAKTU YANG ADA
Efesus 5:15-17


Bapak ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Berbicara tentang waktu, dalam kaitannya dengan kehidupan kita, kita mendapati satu fakta bahwa kehidupan yang sementara kita jalani adalah sangat singkat. Alkitab menegaskan kepada kita bahwa usia manusia pada umumnya 70 tahun, dan kalau ia kuat ia akan mencapai garis 80 tahun.
Dikatakan dalam Mazmur 90:10 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”
Saudara, berkenaan dengan hal ini, ada seseorang yang mencoba membuat catatan bagaimana ia telah mempergunakan waktu sepanjang hidupnya selama 70 tahun. Setelah ia menghitung-hitung maka ia mendapatkan angka-angka sebagai berikut: Tidur 23 tahun (32,9%), Bekerja 16 tahun (22,8%), Beribadah 0,5 tahun (0,7%), Nonton TV 8 tahun (11,4%), Makan 6 tahun (8,6%), Berpergian 6 tahun (8,6%), Bersantai-santai 4,5 tahun (6,5%), Sakit 4 tahun (5,7%), Berpakaian 2 tahun (2,8%).
Dari sini ia mendapatkan satu kesimpulan bahwa 93,6% ia habiskan hidupnya untuk memuaskan keinginannya. Sebab 5,7% ia harus jalani dalam kondisi sakit. Sisanya hanya 0.5% ia persembahkan untuk Tuhan.
Saudara mungkin kita akan terkejut dengan banyaknya waktu yang disia-siakan untuk hal-hal yang tidak berguna atau untuk hal-hal yang sifatnya duniawi sementara waktu untuk hal-hal yang rohani bagi pekerjaan Tuhan sangat sedikit.
Mungkin kitapun bisa membuat catatan tentang kehidupan kita dalam rentang 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun mengenai hal-hal apa yang kita lakukan. Namun dari semua catatan itu, yang terpenting untuk kita sadari adalah bagaimana kita menjalani waktu yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita dengan sesuatu yang berkenan kepadaNya.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Setuju atau tidak, kehidupan ini penuh dengan pilihan. Kita bisa memilih hidup yang bermakna atau memilih menjalani hidup yang sia-sia. Kita bisa memilih hidup memuliakan Allah atau memilih hidup yang mempermalukan nama-Nya.
Pada saat memilih, kita bisa mengandalkan diri sendiri dan hanya memperhatikan kepentingan sendiri, tetapi kita juga bisa memilih untuk mengandalkan hikmat Allah dan memuliakan Allah.
Akan tetapi saudara, sadarkah bahwa dalam sehari yang kita lalui ada 86.400 detik yang dihadiahkan Tuhan kepada kita, dan itu berlaku sama bagi semua orang. Sebab kita masing-masing menjalani kehidupan selama 24 jam dalam sehari. Sekarang coba kita kalikan angka tersebut dengan umur kita sekarang, maka kita akan terkejut melihat angkanya.
Misalnya kita akan menghitungnya dalam waktu satu tahun. Maka 86.400 x 365 hari = 31.536.000 detik. Kalau kita mau menghitungkan sepanjang umur 40 tahun, maka kita memiliki 31.536.000 x 40 = 1.261.440.000 detik. Saudara, apa yang kita pakai untuk mengisi milyaran atau trilyunan detik yang sudah kita lalui hingga saat ini?
Sebuah bagian dari doa Musa yang pernah dicatat dalam kitab Mazmur menggambarkan akan kesadarannya betapa pentingnya waktu yang telah disediakan Allah bagi kita. Musa berkata: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Jika kita bandingkan kehidupan kekal yang menantikan kita, hidup di dunia ini memanglah sangat singkat. Tetapi bukankah 86.400 detik sehari seharusnya lebih dari cukup bagi kita untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan?
Dalam kaitannya dengan panggilan hidup sebagai anak-anak terang yang disampaikan Paulus dalam surat Efesus 5:1-21 kita bisa melihat dengan jelas bagaimana kita bisa mengisi dan memanfaatkan waktu kita dengan baik. Bahwa sesungguhnya mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya adalah nasehat yang berasal dari Firman Tuhan. Namun sayangnya saudara, banyak orang-orang diluar sana yang tidak tahu pentingnya nilai hidup yang diberikan Tuhan bagi dirinya, sehingga mereka mengabaikan kebenaran firman Tuhan ini.
Tetapi bagi kita yang hidup di dalam kebenaran Tuhan, mari kita memperhatikan apa yang Tuhan mau kita kerjakan sehubungan dengan kehidupan yang Tuhan telah percayakan dalam kehidupan kita:

1. Perhatikanlah Dengan Seksama Bagaimana Kamu Hidup (ay.15).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Apa yang dijelaskan oleh firman Tuhan ini pada dasarnya menunjuk kepada implikasi dari hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan (4:1). Dikatakan disana: “Sebab itu aku menasihatkan kamu, …… supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” Kita perhatikan saudara saat Paulus menasihati para pembacanya untuk memperhatikan dengan seksama bagaimana mereka hidup. Secara literal sebenarnya ia sedang berkata bahwa: “Allah menghendaki agar setiap orang percaya dapat menjalani kehidupan-nya dengan segala kewaspadaan. Atau Allah menghendaki agar setiap kita menjalani kehidupan dengan tepat, akurat dan dalam pertimbangan yang baik.”
Untuk menjelaskan bagian ini, Paulus memberikan suatu perbandingan yang sangat kontras tentang kehidupan dengan memakai kata “bebal” dan “arif”.
Saudara, Orang yang bebal itu adalah orang yang tidak suka diajar, ia tidak peduli dengan yang namanya nasehat apalagi teguran. Orang bebal selalu merasa benar dalam jalan yang ia tempuh. Dan jika ada orang yang tidak sepaham dengan dia maka ia akan menganggap orang yang tidak sepaham itu salah, sebab dia tidak pernah merasa salah.
Orang yang bebal biasanya tidak mau memperhatikan bagaimana dia hidup. Ia menjalani kehidupannya dengan sangat sembrono dan tanpa tujuan. Yang dikejarnya adalah kesenangan diri dan kepuasan jasmani.
Lagi pula orang bebal tentu saja tidak akan menyukai Firman Tuhan, sebab Firman Tuhan seperti yang dikatakan dalam II Timotius 3:16-17 “…memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Orang yang bebal tidak menyukai Firman Tuhan sebab Firman Tuhan itu akan selalu mengajar sementara mereka tidak suka diajar, Firman Tuhan akan menyatakan kesalahan sementara mereka merasa diri selalu benar, Firman Tuhan akan memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran, sementara orang bebal merasa hidupnya telah sempurna. Ia tidak butuh dikoreksi. Maka yang terjadi orang yang bebal akan merasa diri lebih pintar daripada firman Tuhan.
Nah saudara, Firman Tuhan mengingatkan kita supaya jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” Berbeda dengan orang yang bebal, orang Arif adalah orang yang mau diajar, suka menerima nasehat dan bertindak hati-hati dalam hidupnya. Sebab ia tahu, sekali ia memutuskan hal yang salah, keputusan itu akan membawa dampak di masa yang akan datang.
Karena itu, orang yang arif atau bijak, ia akan memilih untuk menjalani kehidupan dengan hikmat Allah. Hikmat Allah akan menjadi fondasi jalan hidupnya. Sebab pertimbangan-pertimbangan yang diambilnya adalah dari firman Tuhan. Kita bandingkan dengan Mazmur 119:105 yang mengatakan: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Jadi saudara, firman Tuhan yang dibacanya setiap hari, yang direnungkannya itulah yang akan menuntun jalan hidupnya. Bagaimana menjalani kehidupan di dalam keluarga, gereja, tempat ia bekerja, masyarakat dan dunia ini? Bagaimana dengan kita saudara? Kalau kita yang hadir disini sadar dan mau untuk memperbaharui kehidupan kita di hadapan Tuhan, maka kita akan hidup seperti orang-orang yang arif.

2. Pergunakanlah Waktu Yang Ada (ay.16).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Ada dua istilah “waktu” yang dipakai dalam bahasa Yunani, yaitu “kronos” dan “Kairos”. “Kronos” berbicara soal kronologi waktu yang terus berjalan dari detik ke detik dan dari hari ke hari. Sedangkan “Kairos” adalah waktu yang berkaitan dengan sebuah momentum atau kesempatan. Nah yang manarik saudara, Paulus menggunakan kata “waktu” dalam ayat ini, adalah pada istilah Kairos.” Jadi kalau kita terjemahkan secara harafiah maka ayat ini akan berbunyi: “Dan tebuslah/ pakailah dengan maksimal segala kesempatan yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
Saudara, dari sini kita mendapatkan satu pemahaman bahwa waktu itu sangat berharga. Jadi sebenarnya Alkitab mau menjelaskan kepada kita bahwa betapa mahalnya sebuah waktu sampai Allah meminta kita untuk menebusnya/ memakainya secara maksimal “segala yang ada”. Karena itu adalah kesempatan yang berharga. Dan setiap kesempatan pastinya tidak boleh kita sia-siakan. Hanya orang-orang yang bodoh yang selalu membiarkan kesempatan itu berlalu dengan sia-sia.
Saudara, kita tidak tahu berapa lama kita menjalani kehidupan kita. Kita tidak tahu berapa lama kita bertahan dalam pengabdian di lembaga yang kita jalani saat ini. Tetapi kalau kita mau kaitkan ayat ini dengan pokok bahasan kita, maka apa yang sedang kita kerjakan saat ini, itu adalah kesempatan yang berharga yang kita peroleh, yang tidak boleh kita sia-siakan.
Jadi saudara, ungkapan “Pergunakan setiap waktu yang ada” lebih berbicara tentang sebuah momentum yang diberikan Tuhan Allah kepada setiap orang. Oleh karena itu biarlah setiap waktu yang kita lalui sejatinya memberikan makna dalam kehidupan kita masing-masing.
Lagi pula Firman Tuhan mengingatkan bahwa “Hari-hari yang kita lalui jahat.” Saudara, yang dimaksud dalam ayat ini adalah segala tipu muslihat iblis untuk menggagalkan masa depanmu dengan berbagai cara. Iblis tahu Allah memiliki rencana yang indah bagi hidupmu, dan iblis sungguh cemburu dan menginginkan agar kita tidak sampai kepada apa yang dirancangkan Allah bagi kita. Bagi orang muda iblis sangat senang menipu kita dengan mempergunakan hawa nafsu orang muda. Bagi orang tua iblis senang memanipulasi mereka sehingga mereka terlena dengan zona nyaman yang mereka peroleh.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Jadi karena kehidupan yang kita sedang jalani dipenuhi oleh kejahatan yang berusaha menjatuhkan anak-anak Tuhan, penting bagi kita untuk mengisinya dengan hal-hal yang berkenan kepada Allah.
Lagi pula saudara, Alkitab mengatakan bahwa sejarah digambarkan seperti sebuah garis linier dari titik alfa sampai titik omega dan semua itu harus dipertanggung-jawabkan satu demi satu di hadapan Tuhan. Kalau tadi dikatakan bahwa waktu yang diberikan Tuhan kepada kita sangat berharga untuk kita abaikan begitu saja. Maka kesadaran kita akan mahalnya sebuah waktu kiranya menjadikan kita seorang yang bijaksana dalam mempergunakan waktu. Kita yang telah mengerti betapa mahalnya sebuah waktu, sejatinya tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang kita peroleh untuk hidup memuliakan Tuhan.
Dengan demikian meskipun kita hidup di tengah-tengah hati yang jahat ini, ditengah-tengah dunia yang bengkok ini, kita tidak akan menghindari ataupun takut terhadap kuasa tersebut. Sebaliknya kiranya justru itu semakin mendorong kita untuk bijaksana, mempergunakan waktu yang ada di dunia yang telah jatuh dalam dosa ini untuk menjalani hidup yang menyenangkan Allah.

3. Berusahalah Supaya Dapat Mengerti Kehendak Tuhan (ay. 17).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Dalam bagian yang terakhir ini, kembali Paulus memperbandingkan dua hal yang kontras. Kali ini ia ia menggunakan kata “bodoh” dan “mengerti”. Dalam terjemahan baru dikatakan: “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (ay 17). Atau dalam terjemahan aslinya berkata; “Karena itu, janganlah kamu menjadi bodoh, tetapi mengertilah apa yang menjadi kehendak Tuhan.”
Saudara, peringatan yang sama juga dapat kita lihat dalam catatan Paulus dalam Kolose. Disana dikatakan: “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada“ (Kolose 4:5).
Dari sini kita mendapatkan satu pemahaman bahwa seseorang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tidak boleh kembali pada cara hidup mereka yang lama karena itu adalah suaru kebodohan (Efesus 4:18). Sebaliknya mereka harus berusaha untuk mencapai tujuan Allah.
Dan tujuan Allah tidak lain adalah supaya kita mengerti kehendakNya. Ini merupakan suatu konsep yang utuh dari pekerjaan Allah di dalam Kristus. Dimana Allah mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus. Allah mengerjakan segala sesuatu dalam kesesuaiannya dengan tujuan kehendakNya (1:11), menetapkan semua orang menjadi anak-anakNya (1:5). Demikian pula sebagai anak-anak Tuhan, tujuan hidup kita tidak lain adalah untuk mengerti kehendak Tuhan. Karena itu Saudara, seorang yang telah mengalami kelahiran baru di dalam Tuhan Yesus pastinya akan menghindari kehidupan yang bodoh, sebaliknya Allah menghendaki kita untuk berusaha mengerti kehendakNya.
Kata “Mengerti” kita pahami berarti menggunakan akal kita untuk mencari dan melakukan kehendak Allah. Allah ingin agar kita tidak hanya mengetahui kehendakNya, melainkan juga dengan akal yang dikaruniakan Tuhan kepada kita, Ia menghendaki supaya kita dapat memahami kehendakNya.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kehendak Tuhan memang seringkali melampaui rancangan dan jalan manusia (Yesaya 55:8-9). Tetapi dalam ketaatan kita untuk melakukan setiap firmanNya disitulah terpancang satu hikmat untuk dapat mengerti kehendak Tuhan.
Karena itu, yang terpenting bagi kita saudara, berusahalah untuk mengerti kehendak Tuhan dengan membaca, merenungkan, memperlajari dan melakukan firman Tuhan. Dengan demikian hidupmu akan berhasil di hadapan Allah dan sesama.
Kembali kepada topik pembahasan kita saudara, Setiap kita dikaruniakan waktu 86.400 detik per-hari. Pertanyaannya, dengan apa kita mengisinya? Sudahkah kita mempergu-nakan setidaknya sedikit dari detik-detik itu untuk mengucap syukur kepada Tuhan? Sudahkah kita mempergunakannya untuk berdoa dan terus membangun hubungan yang lebih dalam lagi kepada Tuhan? Berapa banyak waktu yang kita pakai untuk mempergunakan semua talenta yang diberikan Tuhan demi memuliakanNya? Atau paling tidak mari kita kembali berpikir: Seberapa penting kita menganggap waktu yang ada ini?
Saudara, waktu yang sudah lewat tidak akan pernah bisa kembali lagi. Jika kita masih terbiasa membuang-buang waktu, saya rasa inilah saatnya untuk kita dapat mulai berubah. “supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” (1 Petrus 4:2). Mari kita memanfaatkan waktu yang masih ada dengan melakukan sesuatu yang berkenan kepadaNya. Saya rindu hari ini kiranya Tuhan menyadarkan kita untuk kembali menjadi orang-orang yang bijak dalam menggunakan waktu. Amin

0 komentar:

Posting Komentar