Kamis, 07 Januari 2016

MENIKMATI HIDUP

MENIKMATI HIDUP
Pengkhotbah 9:7-10; 12:1

Sidang jemaat yang kekasih,
Hidup adalah anugerah Tuhan. Karena itu kita patut bersukacita selama kita masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita tahu apa yang dinyatakan Allah pada saat Dia menciptakan manusia pertama: “Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kejadian 2:7).
Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada bentuk kehidupan lain. Dan bahwa ada hubungan yang unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia (bd. Kejadian 1:26-27). Dalam hal inilah, Allah merupakan sumber pokok dari seluruh hidup manusia.
Sekarang mari kita perhatikan ketiga pernyataan penting saat Tuhan Allah menciptakan manusia, dikatakan: Tuhan Allah membentuk (yãsãr) manusia itu dari debu tanah ... menghembuskan (nãpah) napas hidup ke dalam hidungnya ... manusia itu menjadi (hãyãh) makhluk yang hidup (Kejadian 2:7).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Langkah pertama saat Tuhan Allah menciptakan manusia memang sangat penting, namun tanah yang basah itu masih jauh dari sempurna sebelum terjadi mukjizat yang kedua. Karena itu, saat Tuhan Allah menyalurkan hidupNya sendiri ke dalam gumpalan mati yang sebelumnya sudah Ia ciptakan dan bentuk. Nafas ilahi itu kini menyusupi materi tersebut dan mengubahnya menjadi makhluk hidup. Sebuah perpaduan antara debu dan karya Ilahi menghasilkan makhluk ciptaan yang menakjubkan (Band. I Korintus 15:47-49), yaitu manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Selaku makhluk hidup, manusia dipersiapkan untuk menunjukkan sifat-sifat dari Pemberi kehidupan. Bahasa yang dipakai ini tidak menunjukkan bahwa manusia memiliki keserupaan fisik dengan Allah. Sebaliknya manusia diciptakan dengan kekuatan rohani seperti Allah. Kepada manusia diberikan kemampuan untuk berpikir dan merasakan, berkomunikasi dengan pihak lain, membedakan dan memilah, dan, hingga taraf tertentu manusia menentukan wataknya sendiri.
Karena itulah saat manusia diberikan kesempatan untuk hidup, itu adalah sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya. Dalam hal inilah, Allah menghendaki kita untuk senantiasa bersukacita menjalani kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Akan tetapi ironisnya bapak/ ibu yang kekasih,
Ada begitu banyak orang yang menjalani hidup penuh dengan kesedihan, bahkan tidak sedikit yang mati dalam kepahitan. Dalam menghadapi kehidupan ini, sering kali kita merasa hidup itu begitu menekan dan sulit. Berbagai pekerjaan membuat kita melewati hari demi hari dalam stres yang tak berkeputusan. Berbagai masalah membuat kita tak mampu lagi melihat hal-hal yang indah dan menarik dalam hidup. Bahkan kadangkala ada juga orang yang begitu putus asa sehingga mencoba mengakhiri hidupya sendiri. Kalaupun tidak seekstrim itu, banyak orang telah menjadi robot. Mereka melewati hari-harinya dalam sebuah rutinitas. Tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa harapan. Hidup menjadi monoton. Padahal bapak/ ibu semangat dan harapan itu penting!
Kita melihat, bahwa dengan memiliki harapan:
Manusia mempunyai alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya.
Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti untuk berjuang dalam hidup.
Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah yang tepat bagi kelangsungan hidupnya.
Ini membuktikan bahwa hidup manusia itu berharga karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.
Karena itu, bapak/ ibu yang kekasih
Memiliki kehidupan adalah satu hal yang sangat berharga. Meskipun kita tahu bahwa semua manusia pastinya akan mengalami kematian, tetapi sebelum kita mengalami hal itu, kehidupan yang kita jalani adalah sebuah kesempatan yang tidak boleh kita sia-siakan. Hidup menjadi berharga karena kita melakukan sesuatu; berbuat sesuatu seperti untuk menikmati segala hal dalam hidup ini dengan sukacita dan kita senatiasa hidup dalam kebenaran dan keadilan, dengan tetap menjaga hidup kerohanian kita.
Semua hal ini memberi penjelasan kepada kita, bahwa keindahan hidup tidak dapat diukur dari panjang pendeknya umur, tidak juga diukur dari kaya miskinnya orang, tetapi dari bagaimana ia mengisi hidupnya.
Hidup menjadi berarti ketika kita mengisinya dengan kerja dan usaha tentang hal-hal yang baik. Yang paling penting dari semua itu adalah meskipun hidup ini sia-sia kata Pengkhotbah, tetapi hidup ini adalah pemberian Tuhan. Hanya dengan kesadaran yang demikian, kita dapat menemukan keindahan hidup, pendek atau panjang umur kita. Kita dapat menikmati keindahan hidup, kaya atau miskinnya keadaan kita. Karena hidup adalah Anugerah.
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Saat Steven Covey memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya pada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
Kemudian dia melanjutkan: "Ini bukanlah masalah berapa beratnya, tetapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey. "Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak akan ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya pastinya akan terasa kram. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya"
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Cangkir yang dipegang Steven Covey sebenarnya beratnya sama, tapi jika dipegang semakin lama, maka bebannya terasa seperti semakin berat. Sama halnya dalam hidup, Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Dan beban itu akan terus meningkat beratnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Langkah yang lebih baik adalah meletakkan gelas tersebut, dan beristirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi.
Dalam hal inilah, Pengkhotbah mengajak kita untuk menikmati anugerah Allah melalui empat segi kehidupan.

1. Nikmatilah kegembiraan hidup (9:7).
Hal yang paling mendasar untuk menikmati hidup adalah hal makan dan minum. Pengkhotbah menggambarkan makan dan minum sebagai berkat dasar dari Tuhan sekaligus suatu cara untuk bersukacita yang memperkenan Allah (9:7).

2. Nikmatilah hidup yang teratur (9:8).
Pada zaman itu, pakaian putih adalah pakaian yang biasa dipakai untuk pesta, sedangkan minyak adalah benda kosmetika yang mewah dan mahal harganya. Pakaian putih dan minyak adalah gambaran sukacita dan keteraturan. Di sini Pengkhotbah mendorong kita agar menikmati keteraturan yang disediakan Allah.

3. Nikmatilah hidup pernikahan kita (9:9).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Kita tahu bahwa pernikahan adalah persekutuan yang ekslusif seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan adalah satu komitmen antara seorang laki-laki dan perempuan yang melibatkan hak-hak seksual secara timbal balik. Pernikahan adalah satu lembaga yang ditetapkan Tuhan bagi semua orang, bukan hanya orang Kristen saja, tetapi untuk semua orang.
Seorang penulis Kristiani bernama Micha N. L. Tobing, pernah mendefinisikan arti Pernikahan Kristen, bahwa Pernikahan Kristen adalah “Ikatan dan persekutuan hidup yang menyeluruh (total) dari seorang pria (suami) dengan seorang wanita (istri) yang telah diteguhkan Allah dalam pernikahan kudus; yang meliputi roh, jiwa dan tubuh; masa kini dan masa yang akan datang (sampai salah seorang meninggal dunia), dengan tujuan untuk membentuk secara bertanggung jawab suatu rumah tangga Kristiani yang kudus, harmonis dan bahagia serta memuliakan dan melayani Tuhan.”
Karena itu saat kita diberikan kesempatan untuk menjalin hubungan dalam sebuah pernikahan, kita patut menikmati hubungan pernikahan itu.

4. Nikmatilah hari ini (9:10).
Pengkhotbah memberi nasehat, apa yang dijumpai tangan kita, kerjakanlah dengan sekuat tenaga supaya Tuhan dimuliakan melalui apa yang ada pada kita hari ini.
Melalui keempat hal di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa Hidup ini adalah anugerah Allah yang layak kita nikmati menurut cara dan maksud-Nya yang sempurna
Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.
Tuhan menyediakan segala sesuatu untuk dinikmati dan disyukuri. Memang terkadang ada kesulitan yang membuat kita merasa pahit atau sulit untuk menikmatinya. Tapi itulah warna kehidupan. Kasih setia Tuhan itu selalu baru setiap pagi. Jangan terlalu fokus pada ambisi sendiri ataupun pada setitik kepahitan yang ada karena itu dapat membuat kita menutup mata akan kebaikan yang sudah Tuhan anugerahkan kepada hidup kita.
Sebaliknya nikmatilah setiap tarikan nafas kita. Nikmatilah berkat-berkat Tuhan dengan bijaksana. Mengucap syukurlah dalam segala hal. Jangan mengejar berkat dengan keras karena Tuhanlah yang akan mencurahkan berkat-berkat itu pada kita. Sambil tetap mengingat akan karya Tuhan dalam kehidupan kita.
Bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Pengkhotbah 12:1 mengingatkan kepada kita: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!"
Apa artinya mengingat Pencipta? Maksudnya adalah kita mesti selalu mengingat Tuhan Allah kita yang telah menciptakan kita. Kita mengingat bukan sesekali ingat, bukan pula kita membayangkan seperti apa wajah Allah, tetapi menjadikan Pencipta, yaitu Allah sebagai dasar hidup kita. Segala sesuatu dalam hidup kita dibangun berdasarkan Pencipta kita. Bagaimana caranya? Takutlah akan Allah dan berpegang pada perintah-Nya (Pengkhotbah 12:13).
Di masa hidup yang singkat ini manusia semakin mendekati tahun-tahun yang berat karena kekuatan tubuhnya akan semakin menurun. Fajar hidup akan merosot. Kita sudah jatuh dalam dosa maka kita akan mengalami proses penuaan dan di dalam proses penuaan itu ada banyak proses yang harus kita lalui. Salah satunya adalah menikmati kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Saat kita diberikan kesempatan untuk menapaki tahun 2016 ini. Pastinya ada rencana Tuhan yang indah untuk kita masing-masing. Yang walaupun kita tidak tahu akan terjadi apa di tahun 2016 ini. Tetapi yang jelas Allah yang Imanuel, akan senantiasa menyertai setiap langkah hidup anak-anakNya.
Selain itu, kita juga harus percaya bahwa tidak ada perkara, tantangan ataupun masalah yang terlalu berat, melainkan hanya pencobaan-pencobaan biasa. Jika kita menghadapi masalah atau apapun itu, Tuhan akan memberikan pada kita jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. (Band. 1 Korintus 10:13). Selamat menjalani tahun baru 2016. Kiranya Tuhan memberkati. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar