Kamis, 07 Januari 2016

TAHUN BARU TAMBAH MAJU

TAHUN BARU TAMBAH MAJU
Yeremia 17:5-8

Sidang jemaat yang kekasih didalam Tuhan.
Memasuki tahun yang baru ini, pastinya kita memiliki segudang harapan yang kita panjatkan kepada Tuhan. Harapan tentang sesuatu yang baik, yang bakal terjadi didalam kehidupan kita di hari depan. Entah itu kehidupan yang lebih tentram, lebih sejahtera. Usaha yang lebih lancar, dll.
Saudara, tidak salah kalau kita memiliki harapan-harapan yang demikian! Karenanya setiap manusia pastinya mengharapkan segala yang baik terjadi dalam kehidupannya.
Namun dari sekian banyak harapan-harapan yang sudah saya sebutkan tadi, apakah ada diantara kita yang berdoa, agar ditahun yang baru ini, agar kerohaniannya semakin lebih baik? Semakin mencintai Tuhan? Ataukah kita hanya terfokus dengan kebutuhan-kebutuhan jasmani kita saudara. Kira-kira, manakah yang menjadi prioritas dalam kehidupan kita?
Saudara, baru-baru ini saya melihat sebuah tayangan di TV tentang wawancara singkat antara seorang wartawan dengan seorang artis Indonesia yang cukup terkenal. Wartawan tersebut menanyakan kepada sang artis tentang apa yang menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Kemudian sang artis yang kebetulan beragama Kristen ini menjawab bahwa prioritas utamanya tahun ini adalah karirnya, sebab karir itulah akan menjamin masa depannya. Karena itu ia berharap agar ditahun baru ini, kariernya bisa tetap cemerlang.
Sidang jemaat yang kekasih didalam Tuhan.
Memiliki harapan merupakan sebuah cita-cita mulia yang dimiliki seseorang. Karena tanpa harapan, maka seseorang akan menjalani kehidupan seperti seekor ikan yang mati, yang terbawa arus air. Ia akan pergi kemana arah air itu mengalir, tanpa ada sedikitpun keinginan untuk melawannya.
Karenanya sangat disayangkan saudara, jika ada seseorang yang hidupnya hanya menyerah kepada arus dimana dia berada. Pastinya ia seorang yang malang.
Karena itu yang mesti kita mengerti adalah, siapa yang kita andalkan dalam hidup ini, siapakah yang kita percaya dapat menjadi jaminan masa depan kita?
Permasalahannya adalah, ternyata banyak orang Kristen yang masih menaruh harapan dan mengandalkan diri sendiri untuk mencapai sesuatu, sehingga mereka bekerja banting tulang agar masa depan mereka bisa lebih sejahtera.
Bisa jadi mereka, mengandalkan karirnya, uang tabungannya, pekerjaan yang sementara digeluti. Karena bagi mereka, semua yang dikerjakannya maksimal atau tidak, tergantung dari hasil usaha mereka.
Sidang jemaat yang kekasih,
Pertanyaan yang mendasar bagi kita adalah, benarkah semua yang kita kerjakan, semua masa depan kita tergantung dari hasil usaha kita semata-mata?
Kenyataannya dalam pembacaan Firman Tuhan tadi, Yeremia justru mendahului pengajarannya dengan sebuah peringatan keras akan hal ini. Bahwa ternyata Tuhan tidak senang dengan seseorang yang selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri atau kepada kekuatan manusia untuk memperoleh masa depannya. Perhatikan kalimat didalam ayat 5, dengan keras Tuhan berfirman, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandal-kan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan.”
Saudara coba kita perhatikan 3 frase dalam ayat 5-6 dan kemudian coba kita bandingkan dengan ayat 7-8. Ada kaitan antara apa yang menjadi harapan seseorang dengan apa yang menjadi pegangan hidupnya:


Yeremia
17:5-6
Yeremia
17:7-8:
Premis Mayor
Orang yang mengandalkan manusia
Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri.
Orang yang mengandalkan Tuhan
Orang yang menaruh harapan pada Tuhan
Premis Minor
Hati yang jauh daripada Tuhan.
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air.
Silogisme
Mengalami kutukkan Tuhan.
Menerima berkat dari Tuhan.

Dari sini kita melihat bahwa orang yang mengandalkan Tuhan akan jauh lebih berbahagia dibandingkan dengan orang yang mengandalkan diri sendiri atau manusia. Mengapa saudara? Sebab akhir kehidupannya sangat berbeda. Orang yang mengandalkan diri sendiri atau manusia ujung-ujungnya akan semakin jauh dari Tuhan, dan kalau sudah demikian, ia tinggal mengalami kutukan Tuhan.
Saudara kita bisa membandingkan dengan Firman Tuhan dari Matius 6:21, yang mengatakan “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Artinya apa saudara? Orang yang focus hidupnya hanya tertuju pada harta, maka seluruh hati dan perhatiannya akan tertuju pada harta.
Karena itu sangat berbeda dengan orang yang mengandalkan Tuhan saudara, ujung-ujungnya mereka akan seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, ia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik sebab pusat hidupnya bukan kepada berkat, tetapi pada sipemberi berkat yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Karena itu sebagai orang yang telah lahir baru, seharusnya pilihannya jatuh kepada hidup mengandalkan Tuhan. Karena hanya Tuhanlah satu-satunya yang harus menjadi sumber pengharapan dan jaminan masa depan kita.
Saudara,
Jika kita mengerti bahwa plihan terbaik adalah pada kehidupan yang mengandalkan Tuhan. Timbul satu pertanyaan baru, yaitu bagaimana caranya kita dapat mengandalkan Tuhan?
Mengandalkan Tuhan bukan berarti kita tidak perlu bekerja dengan giat dan tekun. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk bekerja dengan giat dan tekun agar bisa berhasil. Tetapi pekerjaan yang kita lakukan bukanlah jaminan atau sumber pengharapan kita di masa depan. Pekerjaan hanyalah saluran berkat dari Tuhan. Sebab sumber berkat dan jaminan hidup itu sendiri asalnya dari Tuhan yang empunya langit dan bumi.
Di dalam Amsal 10:22 dijelaskan kepada kita bahwa: “Karena berkat Tuhan sajalah orang menjadi kaya, kerja keras tidak dapat menambah harta.”
Saudaraku, Ada seorang pemuda ditanya oleh rekannya tentang tujuan hidup. Saat itu ia sedang duduk dibangku SMA, katanya:
Jojo:      “Di, kira-kira tahu tidak untuk apa kamu sekolah?” Lalu tanpa berpikir, si Andi menjawab:
Andi:     “Ya pasti supaya pandailah..” jawab Andi ringan.
Jojo:      “Trus kalau sudah pandai untuk apa?” Tanya Jojo lagi.
Andi:     “Kalau kita pandai, kita dapat memilih jenjang kuliah yang kita mau, mungkin kita bisa mendapat beasiswa.”
Jojo:      “Trus kalau sudah kuliah dan mendapat beasiswa, kamu mau apa lagi Andi?” Tanya rekannya lagi.
Andi:     “Ya… Pastinya kita bekerja dong..” Jawab Andi yang sudah mulai emosi.
Jojo:      “Nah, kalau sudah bekerja, terus mau apa lagi.” Tanya rekannya lagi.
Andi:     “Gini sob gue jelasin ya, Kalau gue sudah kerja, gue pasti nikah sob, punya rumah, terus punya anak, dan menikmati hidup..”
Jojo:      “Oh, … jadi kalau sudah kerja, lu nikah, punya rumah, punya anak, nikmati hidup, hanya itu? Atau ada yang lainnya John?” Sekarang John benar-benar mulai marah. Kemudian dia berdiri memandang rekannya dengan seksama.
Andi:     “Kalau semuanya sudah didapat, lalu gue senang, sekarang tinggal tunggu matilah.” Mendengar ucapan Andi yang emosi, kemudian Jojo mendekati Andi dengan lemah lembut.
Jojo:      “Jadi inti dari semua yang lu dapat, lu cuma nunggu mati, kalau gue jadi lu, gue kagak mau”
Andi:     “Memangnya lu punya pilihan lain apa?”
Jojo:      “Pasti punya Di, gue mau hidup gue menyenangkan Tuhan, apapun yang nantinya bakal gue dialami, gue yakin, semua yang Tuhan beri itu yang terbaik yang gue terima. Sebab hidup bukan cuma untuk hari ini dan didunia ini. Tetapi kita juga perlu mikir kehidupan diakhirat nanti. Jadi dari pada gue mati sia-sia, lebih baik gue mikir yang terbaik dari sekarang.”

Sidang jemaat yang kekasih,
Banyak orang tidak terpikirkan untuk hidup mengandalkan Tuhan. Karena kesibukan, dan focus hidup yang dijalani di dalam dunia, membawa mereka lebih melihat pada apa yang bisa mereka nikmati dalam hidup.
Begitu pula dengan Hamba-hamba Tuhan, saudara. Jangan kira, Hamba-hamba Tuhan bisa secara otomatis pasti bisa mengandalkan Tuhan dalam hidup mereka. Kenyataannya, banyak yang masih menaruh pengharapan kepada karir rohani/ pelayanan yang mereka bangun sehingga tidak sedikit diantaranya yang terjadi perpecahan akibat kasus pencurian domba antar gereja. Bila seorang Hamba Tuhan itu benar-benar mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam melayani, maka seharusnya ia tidak akan takut dan marah bila ada jemaat/ domba yang digembalakannya dicuri oleh gereja lain. Sebaliknya dia harus memikirkan bagaimana caranya merawat dan memelihara dombanya dengan pola dan gizi yang lebih baik.
Saudara,
Kenyataannya, kehidupan yang kita jalani tidak selamanya berjalan sesuai harapan. Ada kalanya kita menikmati berkat yang melimpah, namun juga tidak jarang kita diijinkan Tuhan mengalami hal-hal sulit dalam kehidupan kita. Namun, bagi orang yang percaya kepada Tuhan saudara. Kita tidak perlu merasa cemas dan putus asa. Atau mulai meragukan janji pemeliharaanNya. Akan tetapi melalui masalah yang kita hadapi itu saudara, kita diajar mengenai arti mengandalkan Tuhan yang sebenarnya. Seandainya, kita tidak pernah mengalami pergumulan dan situasi terjepit, maka akan sulit untuk bisa memahami arti mengandalkan Tuhan. Justru hanya setelah melewati pergumulan demi pergumulan dan ujian demi ujian itulah, maka kita akan benar-benar bisa berserah dan sepenuhnya berharap kepadaNya.
Karena itu saudara,
Letak permasalahan sebenarnya adalah pada apa yang kita genggam dalam hidup ini. Setuju atau tidak, pada dasarnya setiap kita merupakan penyembah-penyembah berhala dimana berhala tersebut adalah diri kita sendiri. Saat ini berhala yang perlu dibuang dari hidup orang Kristen bukanlah berupa patung atau pohon keramat melainkan diri sendiri. Seperti Ambisi, karir, keinginan daging dan keangkuhan hidup merupakan berhala yang harus dihancurkan bila kita ingin dipakai oleh Tuhan dengan lebih efektif.
Karena itu, musuh terbesar kita bukanlah iblis, melainkan nafsu kedagingan kita. Sebab Iblis bisa masuk dan mempengaruhi manusia hanya jika ia diberi celah dan kesempatan. Ketika manusia merasa lengah dan kehilangan arah, disitulah Iblis masuk dan menggoda mereka. Karena itu tepatlah Firman Tuhan di dalam Yakobus 1:14-15, yang mengatakan: “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”.
Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih,
Bila kita ingin dipakai Tuhan untuk menjadi berkat dan mengubah dunia maka kita harus terlebih dahulu mati terhadap diri sendiri. Kematian terhadap diri sendiri merupakan kunci utama bila kita ingin dipakai menjadi saluran berkatNya. Bukan talenta atau karunia yang utama melainkan hati yang dipersembahkan sepenuhnya yang dapat dipakai menjadi alatNya.
Dan untuk bisa mati terhadap diri sendiri maka Tuhan mengijinkan penderitaan/ salib yang harus kita pikul. Proses kematian dengan disalib merupakan proses kematian yang paling menyakitkan diantara cara kematian lainnya. Jadi jangan heran kalau dalam mengikut Kristus maka kita akan mengalami penderitaan yang sangat menyakitkan.
Karena itu hal yang paling mengerikan ketika Tuhan Yesus disalibkan bukanlah siksaan secara jasmani. Melainkan untuk sesaat Tuhan Yesus harus ditinggalkan oleh Bapa karena murka Allah yang harus ditanggungNya.
Sidang jemaat yang kekasih,
Tuhan memang mengijinkan setiap masalah dan ujian datang dalam kehidupan kita. Dengan satu harapan agar kita bisa semakin mengakar pada firmanNya dan mengandalkanNya sepenuhnya dalam hidup ini. Karena itu tujuan utama Tuhan memanggil kita adalah agar kita bisa menjadi berbuah sehingga dunia bisa melihat kemulianNya yang terpancar lewat kehidupan kita. Hanya Tuhanlah satu-satunya sumber berkat dan harapan bagi masa depan hidup kita.
Bapak/ Ibu saudara yang kekasih,
Dari sini kita dapat menarik kesimpulan sekalipun dunia akan berguncang, bisnis boleh saja pasang surut, ekonomi boleh menjadi krisis, tetapi iman pada Firman Tuhan harus tetap ada dan berbicara pada setiap anak-anak Tuhan. Seperti halnya Firman Tuhan yang kita renungkan ini, yang mengatakan: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:7-8).
Saudara,
Memang banyak di antara umat Tuhan yang saat ini tidak dapat bangkit dari tengah-tengah ujian dan pencobaan. Sebab, mereka hanya hidup di alam nyata dan membiarkan keadaan menguasai mereka. Sebagai orang yang mengandalkan Tuhan, seharusnya kita jangan membiarkan keadaan yang menguasai kita, tetapi kitalah yang seharusnya mengendalikan keadaan. Dan kita yang mau berusaha mengendalikan keadaan, terlebih dahulu kita mesti menyerahkan segenap pengharapan kita hanya kepada Tuhan.
Jadi jika akarnya dalam dan kuat, sebuah pohon tidak perlu kuatir dengan angin kencang, pasti akan tetap kuat berdiri. Bila kita kuat dalam hidup dan selalu mengandalkan Tuhan, saya rasa tidak ada masalah/ problem apapun yang dapat menghancurkan kita. Asalkan setialah serta tinggallah dan andalkan Tuhan!
Karena itu, pastikan tetap semangat dan kuat selalu dalam Tuhan dan Dia pasti menjadikanmu berhasil. Biarlah ditahun baru ini, kita dapat semakin maju, bukan hanya berbicara soal hal-hal lahiriah kita, tetapi yang terutama adalah maju didalam iman kita kepada Tuhan didalam Yesus Kristus. Andalkanlah Tuhan, maka Ia akan menguatkan dan meneguhkan hatimu. Serta mengubah cara pandang pesimis dengan cara pandang yang lebih optimis.
Dua ayat diatas yang ditulis oleh nabi Yeremia merupakan ayat-ayat favorit yang menjadi pegangan hidup saya. Sudah dari belasan tahun yang lalu saya membaca dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
Semakin hari saya semakin mengerti bahwa memang mengandalkan Tuhan dalam hidup ini merupakan kunci untuk hidup diberkati dan berhasil.
Dan saya yakin, itu juga yang menjadi jawaban dari setiap pertanyaan kita saudara. Bahwa kunci untuk hidup yang diberkati dan berhasil adalah terletak pada mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Untuk mengakhiri renungan kita pagi ini, saya ingin memutarkan sebuah klip yang dapat menginspirasi kita. Sehingga ketika kita menapaki hari-hari di tahun yang baru ini, kita dapat semakin maju di dalam Tuhan.
Selamat menjalani Tahun baru, dan biarlah kita semakin tambah maju. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar