Selasa, 07 April 2015

KEMBALI PADA TUJUAN SEMULA

KEMBALI PADA
TUJUAN SEMULA
Yohanes 20:30-31

 
Bapak/ ibu yang kekasih,
Diakhir dari ibadah sepekan kita kali ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat satu perikop yang cukup unik yang kembali mengingatkan kepada kita mengenai tujuan semula: Untuk apa kita berada disini, dan mengapa kita memperingati kesengsaraan Tuhan Yesus.
Saudara, bukan satu kebetulan jika Rasul Yohanes menempatkan perikop ini setelah kisah penderitaan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Secara pribadi pastinya Yohanes kembali akan merasa sedih saat ia mengingat kembali peristiwa kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus saat berada di dalam dunia.
Namun saudara, sepertinya Rasul Yohanes ingin mengajak para pembaca Injil untuk tidak larut dalam kesedihan. Sebaliknya Ia ingin mengingatkan hal yang paling esensi dari seluruh pemberitaan Injil, yaitu iman di dalam Yesus Kristus. Mari kita membaca Yohanes 20:30-31.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Pernahkah kita merenungkan, saat kita membeli suatu barang elektronik (atau barang lain yang cukup mahal), di dalam kemasannya kita pasti menemukan dua dokumen yang sangat penting? Yang satu adalah kartu garansi, dan yang satu lagi adalah buku panduan!
Dengan kartu garansi, kita mendapatkan satu jaminan, bahwa barang yang kita beli telah melalui suatu proses uji kelayakan pakai. Sehingga barang yang kita beli itu memang benar-benar adalah barang yang berkualitas.
Lalu agar garansi tersebut dapat tetap berlaku - biasanya hingga jangka waktu tertentu, kita perlu menggunakan barang tersebut sebagaimana mestinya, sehingga untuk kepentingan itulah buku panduan disertakan, agar kita meng-gunakannya sesuai tujuan yang diharapkan.
Demikian pula dengan kehidupan kita saudara. Ketika Yesus Kristus menawarkan anugerah keselamatan bagi kita, Tuhan Yesus memberikan satu Garansi kehidupan yang bernilai kekal, kepada siapa saja yang mau percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Nilai ini tidak ada seorang pun yang mampu menakarnya. Tidak juga dengan emas atau pun perak, tidak dengan barang yang fana. Tetapi dengan jiwa Anak Allah yang Mahakuasa, yang rela mati di atas kayu salib.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Saat kita membaca Injil Yohanes, khususnya bagian yang dituliskan Rasul Yohanes pada pasal 20:30-31. Sepertinya Rasul Yohanes ingin menjelaskan kepada kita bahwa kita yang sudah percaya kepada Yesus, telah menerima jaminan kehidupan kekal. Dan sebagai tanggung jawab kita untuk mengisi kehidupan kita adalah kita wajib tetap mengerjakan keselamatan kita tersebut dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).
Pertanyaannya saudara, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita telah mendapatkan jaminan hidup kekal, dan bagaimana pula cara kita tahu buku panduan kita dapat memimpin kehidupan kita mencapai keselamatan itu? Saudara, jawabannya tidak lain dan tidak bukan, kedua hal tersebut telah ada di dalam kitab suci kita yang saat ini sedang kita baca bersama-sama.
Kita percaya bahwa kitab suci yang absah terdiri dari 66 kitab, dimulai dari kitab Kejadian hingga kepada kitab Wahyu. Kitab suci kita diawali dengan kisah penciptaan langit dan bumi, dan diakhiri pula dengan penciptaan langit dan bumi yang baru. Jika boleh saya rangkumkan, isi dari semua kitab suci tersebut adalah Keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dengan kata lain, seluruh berita dari Kitab Suci kita adalah berita tentang Yesus Kristus.
Kita melihat saudara, Perjanjian Lama menggambarkan segala sesuatu tentang Yesus, yang masih samar-samar karena Yesus memang belum turun ke dalam dunia.
Barulah dalam Perjanjian Baru digambarkan dengan sangat jelas, bagai-mana pekerjaan Yesus, hingga pada penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikanNya yang menyelamatkan kita.
Saudara, Jika saja Yesus hidup di zaman sekarang, mungkin seluruh koran, televisi, internet berisikan berita tentang segala pekerjaan Kristus. Saya yakin tidak ada sesuatu yang terlewatkan yang tidak bisa tidak diwartakan kepada dunia.
Namun masalahnya saudara, Tuhan Yesus hidup 2.000 tahun yang lalu, dalam segala keterbatasan teknologi, sehingga masih banyak hal-hal lain yang sebenarnya dibuat Yesus namun tidak tercatat di dalam Alkitab.
Dikatakan: Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini” (ayat 30).
Disini kita melihat bahwa tanda-tanda atau mujizat yang dibuat Tuhan Yesus sebenarnya begitu banyak. Bahkan saking banyaknya, maka tidak semuanya tertuliskan. Karena itu tanda-tanda yang dicatat oleh Yohanes sebenarnya lebih menekankan mengenai konsep saksi mata.
Saudara, dalam ayat ini ataupun dalam pasal 19:35, konsep saksi mata dan iman para pembaca sangatlah berkaitan erat. Jadi dalam pemahaman Yohanes, Injil lebih merupakan kitab kesaksian para saksi mata yang mengalami sendiri, bagaimana Tuhan Yesus berkarya. Bagaimana Tuhan Yesus mengharapkan kita untuk berubah dan melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Dan pada intinya tanda-tanda yang dipilih dan diuraikan Yohanes dalam kitab ini adalah bukti Ketuhanan Kristus.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Tanda-tanda memang penting. Namun, berita Injil sengaja tidak menitikberatkan pada konsep mujizat/ tanda saudara. Orang-orang berdosa tidak diselamatkan oleh kepercayaan kepada mujizat/ tanda; sebaliknya mereka diselamatkan oleh iman kepada Yesus Kristus.
Saudara, hari ini banyak gereja lebih menekankan pada pentingnya tanda atau mujizat Tuhan. Banyak gereja menjanjikan mujizat-mujizat yang spektakuler bagi jemaat yang haus akan tanda-tanda. Apakah hal ini adalah suatu kebenaran?
Kenyataannya saudara, banyak orang Yahudi di Yerusalem yang percaya kepada Yesus karena mujizat-mujizat yang dilakukanNya, tetapi Ia sendiri tidak memercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua (Yohanes 2:23-25). Saudara, Tuhan Yesus mengenal bahwa mereka hanya datang kepada Tuhan Yesus adalah untuk menerima mujizatNya, tetapi sebenarnya mereka sendiri tidak membutuhkan sumber mujizat itu sendiri.
Atau dalam kasus Nikodemus, ia memang percaya kepada mujizat-mujizatNya, tetapi Ia sendiri tidak dilahirkan kembali karena hal itu! (Yohanes 3:3). Demikian juha sejumlah besar orang mengikutiNya karena mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus (Yohanes 6:2), tetapi pada akhirnya, kebanyakan dari mereka justru meninggalkan Dia untuk selamanya (Yohanes 6:66).
Saudara, pemimpin agama sendiri percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup melakukan banyak mujizat, tetapi “iman” itu tidak menyelamatkan mereka, karena mereka membuat siasat untuk membunuh Yesus (11:47-48).
Dengan demikian saudara, iman kepada mujizat-mujizatNya tidak akan sanggup untuk menyelamatkan manusia. Kita harus memiliki iman kepada firmanNya, dan pribadi yang berkuasa yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Sebab Tuhan Yesus sendiri menunjukkan bahwa iman pada pekerjaan-pekerjaanNya, baru merupakan langkah pertama ke arah iman pada firman Allah (5:36-40).
Karena itu Rasul Yohanes merasa tidak perlu untuk menuliskan semua mujizat yang dilakukan oleh Tuhan kita. Bahkan ia menyimpulkan bahwa tidak mungkin mencatat secara lengkap semua perbuatan-perbuatanNya (21:25). Kenyataannya saudara, kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus terlalu besar dan banyak untuk dituliskan secara lengkap oleh siapa pun, sekalipun ia diilhami.
Jika demikian, apakah Alkitab kita ini adalah dokumen yang tidak valid dan tidak sempurna? Apakah Alkitab kita tidak lagi utuh sehingga perlu diragukan keasliannya? Saudara, Kitab suci kita tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu biografi dari Tuhan Yesus Kristus, tetapi dimaksudkan sebagai ajakan dan seruan untuk menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Maksudnya adalah Kitab suci kita, bukan hanya memberikan sebuah informasi, tetapi memberi hidup. Kabar baik untuk mengubah kehidupan manusia. Dengan demikian saudara, bila kita mendekati Injil hanya sebagai sebuah buku sejarah dan biografi, maka kita mendekatinya dengan cara yang keliru. Sebaliknya, kita harus membaca mereka, bukan seperti ahli sejarah yang mencari informasi, melainkan sebagai orang-orang yang mencari Allah.
Karena itu saya percaya, bahwa Alkitab adalah buku yang paling sempurna bagi manusia, karena di dalamnya tertulis Firman Tuhan yang diilhamkan oleh Tuhan melalui para penulis-penulis Alkitab.
Walaupun demikian saudara, banyak di antara kita yang belum sadar akan pentingnya membaca Alkitab? Mereka berdalih, bukankah kita bisa mendengarkan khotbah pendeta di televisi? Bukankah kita juga bisa mendengarkan lagu-lagu rohani? Bukankah kita juga bisa mencari segala sesuatunya di internet?
Saudara, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tujuan Injil ditulis adalah agar kita yang membacanya percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang menyelamatkan semua orang yang mau percaya kepadaNya. Tujuan Alkitab ini ditulis adalah agar kita yang beriman beroleh hidup dalam nama Tuhan Yesus (ay. 31b).
Karena itu Alkitab yang benar adalah Alkitab yang berfokus pada Tuhan Yesus. Demikian juga ajaran yang benar adalah ajaran yang berfokus pada pribadi Tuhan Yesus. Khotbah yang benar adalah khotbah yang berfokus pada Tuhan Yesus, dan yang memuliakan nama Tuhan, bukan nama hamba TuhanNya.
Karena itu, bapak/ ibu yang kekasih,
Kita butuh Firman Tuhan yang hidup, yang dapat menguatkan iman kita, menuntun kita dalam jalan Tuhan sehingga hidup kita boleh menjadi hidup yang berkenan kepada Tuhan, dan kita boleh tetap berada dalam jalan keselamatan itu sendiri.
Dari sini kita melihat, Rasul Yohanes tidak berpuas diri hanya dengan menerangkan satu pokok bahasan. Tetapi ia ingin mengingatkan kepada kita untuk kembali kepada tujuan semula.
Karena itu dikatakan: Supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya” (ayat 31)
Saudara, ada dua penafsiran yang berkembang sehubungan dengan ayat ini, yaitu:
·       supaya kamu percaya.” Dengan kata lain, supaya kamu yang tadinya belum percaya kepada Kristus kini dapat percaya setelah mendengarkan kesaksian ini.”
Penafsiran pertama ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa orang yang belum percaya kepada Kristus, setelah mendengatkan kesaksian rasul-rasulNya kini menjadi percaya. Hal ini sejalan dengan tujuan Yohanes terhadap konsep penginjilan. Jika kita membaca pasal 1-12, kita akan menemukan bahwa tujuan penginjilan dalam pasal-pasal tersebut tidak dapat disangkal.
Kenyataannya saudara, bahwa kebutuhan terbesar dari setiap orang adalah keselamatan dari dosa dan murka Allah. Karenanya para murid dengan berani mengkhotbahkan bahwa kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi oleh seorang lain pun kecuali di dalam Kristus. Ini mengungkapkan sifat ekslusif dari Injil serta tanggung jawab gereja yang berat untuk menyampaikannya kepada semua orang.
Dengan demikian, ungkapan supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah mesias Anak Allahadalah suatu himbauan supaya para pembaca yang belum percaya kepada Tuhan Yesus pada kahirnya dapat menjadi percaya. Mereka dihimbau untuk percaya bukan hanya bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi juga bahwa Yesus adalah Anak Allah.
·       Tafsiran yang kedua adalah supaya kamu terus percaya.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Dalam bahasa aslinya ayat ini menggunakan keterangan waktu present sehingga orang sudah percaya tidak boleh berhenti untuk menjadi percaya; kepercayaan tersebut haruslah bersifat present dan terus menerus. Dengan kata lain “…supaya kamu yang sudah percaya memang tetap percaya dengan iman yang teguh.
Dari penafsiran ini, ingin mengatakan bahwa tujuan Injil Yohanes adalah untuk menjaga supaya orang yang sudah percaya kepada Yesus tidak menjadi sesat, tetapi tetap percaya kepada Yesus. Berita kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, diharapkan dapat menguatkan iman mereka, baik yang melihatNya secara langsung atau pun kepada mereka yang hanya mendengarNya.
Himbauan ini juga bisa berarti supaya kita yang sudah percaya dapat memegang teguh iman di dalam namaNya. Iman yang merujuk kepada kehidupan di dalam nama-Nya.
Namun demikian saudara, nampaknya Injil Yohanes memang memuat kedua tujuan diatas, yaitu bahwa tujuan Injil ditulis adalah supaya orang bertobat dan menjadi percaya. Dan tujuan yang kedua adalah supaya orang percaya dapat meningkatkan iman mereka dan sungguh-sungguh hidup di dalam karyaNya.
Bapak ibu yang kekasih dalam Tuhan.
Apa yang dapat kita lakukan sekarang, setelah kita mengerti kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita? Peringatan Paskah mungkin sebentar lagi akan berlalu. Kita akan kembali disibukkan dengan berbagai macam rutinitas kita. Tetapi yang tidak boleh lalu dalam ingatan kita adalah, kita harus kembali pada tujuan semula kita, yaitu supaya kita semakin percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.” (Yohanes 20:31). Kiranya terpujilah Nama Tuhan kita. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar