Senin, 05 Oktober 2015

DLEPASKAN PADA HARI SABAT

DILEPASKAN PADA HARI SABAT
(Lukas 13:10-17)



Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Kitab Lukas yang ditulis oleh tabib Lukas, rekan sepelayanan Paulus di dalam memberitakan Injil mempunyai kekhususan sendiri dibandingkan dengan kitab-kitab Injil lainnya.
Lukas mempunyai ketertarikan khusus terhadap mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus di dalam menyembuhkan penyakit menahun yang tidak dapat disembuhkan oleh para medis ataupun tabib pada jaman itu. Terlebih-lebih karena pada jaman itu ada pemahaman yang mengatakan bahwa penyebab orang itu sakit adalah karena dosa-dosa atau pelanggarannya.
Bagi Lukas, hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan (ilmu kesehatan) adalah sesuatu yang sangat menarik. Lukas menjelaskan dengan sangat panjang lebar tentang bagaimana kehamilan Maria yang masih Perawan, Lukas juga menjelaskan bagaimana Yesus memyembuhkan dengan berbagai media, Lukas juga menjelaskan bagaimana kematian Yesus dibuktikan dengan keluarnya air dan darah, dan itu semua adalah kebenaran di dalam ilmu kedokteran. Salah satu penyembuhan Yesus akan penyakit menahun yang tidak ada di kitab injil lainnya adalah nas kita ini.
Lukas 13:10-17 merupakan satu kisah unik yang terjadi pada hari Sabat. Saat dimana Tuhan Yesus sedang mengajar di salah satu Sinagoge pada hari sabat. Sinagoge atau kanisah adalah nama tempat bagi orang-orang Yahudi untuk berkumpul dan mengadakan ibadah pada hari Sabat. Dan sebagai seorang guru, Tuhan Yesus seringkali mendapat kesempatan untuk memberikan pengajaran kepada orang-orang Yahudi pada waktu itu.
Saudara, kita tahu bahwa hari Sabat adalah hari peristirahatan bagi setiap orang percaya termasuk pula bagi orang-orang Yahudi.  Namun bagi orang-orang Yahudi, makna Sabat rupanya telah bergeser menjadi satu aturan yang lain dimana hari itu tidak seorang pun diperbolehkan melakukan suatu kegiatan, sekalipun untuk menyembuhkan orang sakit.
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Kita bisa bayangkan saudara, jika hal ini dilakukan oleh seorang dokter. Saat tepat hari sabat mereka tidak mau menolong pasien yang tengah sakit parah, tidak ada rumah sakit yang mau menerima pasien di hari Sabat.  Dalam kondisi yang demikian, pastinya kita bisa menebak apa yang akan terjadi dengan nasib orang yang sakit parah itu bukan?
Bapak/ ibu yang kekasih,
Saat Allah menetapkan hari Sabat, sebenarnya Allah tidak bermaksud untuk memberikan satu beban bagi manusia. Justru hari Sabat diberikan Allah bagi manusia, dengan satu tujuan agar manusia mampu mengingat adanya satu hari yang perlu dikhususnya untuk memuliakan Allah. Enam hari lamanya Allah bekerja menciptakan langit dan bumi. Dan pada hari yang ketujuh, Allah Allah menetapkan hari itu sebagai hari yang khusus bagi Dia. Karena itu Allah menghendaki agar manusia menjadikan hari Sabat sebagai hari yang kudus bagi Allah. Hari untuk beribadah kepada Allah.
Dalam hal ini saudara, tindakan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, di Sinagoge pada hari Sabat sebenarnya bukanlah suatu pelanggaran. Justru saat inilah waktu yang terbaik bagi Tuhan Yesus untuk meluruskan makna hari Sabat yang sesungguhnya dan Ia pun ingin mengajarkan satu cara bagaimana memelihara hari Sabat dengan benar yakni dengan jalan berbuat kebajikan bagi orang lain.
Karena itu, saat Tuhan Yesus melihat seorang perempuan yang sudah 18 tahun dibelenggu oleh kuasa roh Jahat, hingga mengakibatkan tubuhnya membungkuk. Tuhan Yesus menyambutnya dengan penuh belas kasihan.
Kita melihat saudara, secara pasti Tuhan Yesus tahu jika perempuan itu dirasuki roh Jahat selama 18 tahun. Selama 18 tahun kuasa roh Jahat itu, menekan kehidupannya. Bebannya menjadi amat berat, hingga mempengaruhi gesture tubuhnya. Dan pada akhirnya menjadikan perempuan itu bungkuk terus-menerus.
Dalam perikop ini kita membaca, Yesus menyembuhkan seorang wanita yang bungkuk oleh roh Iblis selama 18 tahun. Kita bisa membayangkan bagaimana menderitanya perempuan ini, Satu jam saja kita bungkuk badan terasa pegal, apalagi wanita ini bungkuknya sudah 18 tahun. Tetapi menarik sebab wanita ini hadir dalam kebaktian dimana Yesus hadir. Lukas memang tidak menjelaskan apakah wanita ini memang selalu datang atau datang hanya karena ia mendengat bahwa Yesus sedang datang dan akan mengajat di Bait suci itu. Namun yang pasti wanita ini datang ke rumah Allah dan ingin mendengar Tuhan berfirman. Namun kalau kita memperhatikan reaksi awal perempuan ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulan kecil bahwa perempuan ini memang rajin datang ke rumah ibadah itu untuk beribadah dan mendengarkan pengajaran akan Firman Tuhan. Bukan karena semata-mata ia mendengar Yesus datang karena ketika ia datang dan mendengar Yesus mengajar ia tidak langsung berseru-seru untuk meminta agar disembuhkan. Namun ia datang dan mendengarkan pengajaran Yesus. Ia mendengarkan Yesus dan percaya kepadaNya.
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Alkitab memang tidak menjelaskan kepada kita, mengenai dosa yang telah dilakukan oleh perempuan ini. Namun yang jelas, 18 tahun bukanlah waktu yang sangat pendek bagi perempuan ini mengalami penderitaan yang luar biasa. Sebab selama 18 tahun, perempuan ini disiksa kuasa roh Jahat hingga tubuhnya terus membungkuk.
Ada beberapa penyebab orang menjadi bungkuk :
Pertama, karena sakit/ penyakit. Orang tua biasanya bungkuk karena osteoporosis. Tulang belakang keropos dan tidak mampu menahan tubuhnya. Sebagian lagi karena penyakit kanker menyerang tulang belakangnya sehingga tubuhnya bungkuk, dlsb.
Kedua, orang bisa menjadi bungkuk karena terbiasa dengan sikap tubuhnya yang tidak baik ketika masih anak-anak sehingga ketika dewasa menyebabkan tubuhnya menjadi bungkuk. Karena ketika kecil terbiasa memundak sesuatu (beban-benan yang sangat berat ) yang membuat badannya menjadi bungkuk.
Ketiga, bungkuk dalam arti metafora  karena beban hidup. Masalah yang terlalu berat dalam keluarga atau dalam pekerjaan bisa mengakibatkan hidup terasa sakit bungkuk.
Keempat, bungkuk karena kesibukan atau bisnis. Orang banyak mengejar jabatan dan untung, tetapi setelah mendapat yang diinginkannya menjadi jarang bertemu dengan keluarga. Hari-harinya penuh dengan kesibukan, untuk karir, untuk mencari uang. Kesibukannya menyebabkan dia bungkuk.
Kelima, bungkuk karena dirasuk Iblis, seperti wanita dalam perikop di atas. Ada roh jahat masuk ke dalam tubuhnya, menjadi penyakit, merusakkan organ-organ tertentu dalam tubuhnya sehingga bungkuk.
Mata orang yang bungkuk biasanya lebih banyak mengarah ke tanah. Ia hanya bisa memandang ke bawah dan kesamping, dan sangat sulit memandang kedepan apalagi ke atas.
Bisa kita bayangkan bagaimana menderitanya ia selama itu saudara. Saya yakin, kalau kita mau mencoba satu jam saja kita berjalan dengan cara membungkuk, pastinya kita akan merasakan badan kta akan pegal-pegal, kepala kita akan semakin berat, sebab aliran darah kita tidak lagi lancar. Keseimbangan tubuh menjadi berkurang, akibatnya mata kita akan berkunang-kunang. Karena itu 18 tahun bukanlah hal yang mudah dan gampang bagi perempuan ini untuk menjalani hidup.
Yang menarik disini saudara, bahwa wanita ini hadir dalam kebaktian yang diadakan oleh Tuhan Yesus tidak dimaksudkan khusus untuk meminta kesembuhan dari Tuhan Yesus. Artinya, tidak selamanya kesembuhan itu terjadi atas permintaan seseorang.
Biasanya saudara, seseorang datang kepada Tuhan Yesus adalah untuk meminta kesembuhan bukan? Tetapi perempuan ini sama sekali  tidak  menunjukkan bahwa dia ingin minta disembuhkan atau sedang mengharapkan sesuatu dari Tuhan Yesus. Kehadirannya justru dipakai Tuhan Yesus untuk memberikan pelajaran berharga bagi semua orang.
Karena itu, saat ia berada di rumah Tuhan. Tuhan tahu apa yang ia butuhkan. Karena itu inisatif datang dari Tuhan Yesus yang melihat kondisi perempuan yang mengenaskan ini.
Ketika Yesus melihat penderitaan perempuan itu, Tuhan Yesus tergerak oleh belas kasihan, kemudian Ia memanggilnya: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh” (ayat 12). Dalam terjemahan aslinya, saudara ayat ini berkata: “Hai ibu, saat ini juga engkau telah dilepaskan dari penyakitmu itu.”
Saudara, suatu pemandangan yang pastinya mengejutkan banyak orang. Ditengah-tengah semua orang berkonsentrasi ke depan dengan apa yang sedang Tuhan Yesus jelaskan. Tiba-tiba Tuhan Yesus berteriak kepada seorang perempuan yang berada di belakang mereka. Seketika itu pastinya seluruh mata memandang kepada perempuan itu.
Saudara, mereka melihat seorang perempuan yang bungkuk badannya, sedang tertatih-tatih berjalan ke depan mimbar. Dan saat Tuhan Yesus menjamahnya, saat Tuhan Yesus meletakkan tanganNya atas perempuan itu. Tiba-tiba perempuan itu pun berdiri tegak. Wajahnya seketika berseri-seri, beban yang selama ini ia harus pikul, kini lepas oleh kuasa Tuhan Yesus.
Dan kalau pun itu adalah kejadian yang paling ajaib bagi dia, pastinya ia akan menunjukkan gelagat kegirangan. Karena itu dikatakan, perempuan itu seketika memuliakan Allah yang telah menolongnya lepas dari jerat kuasa roh Jahat.
Saudara tidak ada yang dapat menyangkal kejadian ini. Semua mata melihatnya dengan jelas kejadian yang ajaib ini. Semua orang pastinya mengenal siapa yang dipanggil oleh Tuhan Yesus, sebab perempuan itu sudah 18 tahun dikenak sebagai perempuan bungkuk. Dan kejadian itu pastinya membawa decak kagum diantara banyak orang.
Namun yang aneh saudara, ditengah-tengah kekaguman orang banyak, tiba-tiba kepala rumah ibadat itu berdiri. Hatinya sangat gusar karena penyembuhan itu dilakukan Tuhan Yesus pada hari Sabat. Ia marah dengan kejadian yang tidak lazim baginya itu. Ia menganggap seolah-olah kejadian itu, adalah suatu kesalahan besar. Namun ia tidak berani menunjuk Yesus secara langsung. Matanya hanya tertuju kepada seluruh hadirin yang hadir saat itu, sekalipun ia sedang menyindir Tuhan. Dan ia pun berkata: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (ayat 14).
Dari sini kita melihat, sepertinya ia ingin berkata, bahwa teknik menyembuhkan itu sama artinya dengan bekerja. Dan karena itu Tuhan Yesus dianggap telah melanggar hukum hari Sabat, karena Tuhan Yesus menyembuhkan pada hari Sabat.
Saudara,
Rasanya tidak habis pikir mengapa kepala rumah ibadat merasa gusar atas perbuatan Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang pada hari Sabat. Mungkin kepala rumah ibadat itu berfikir bahwa kerasukan roh Jahat tidak akan membahayakan nyawa perempuan itu, sebab hal itu bisa menunggu hari berikutnya untuk disembuhkan. Namun bagi Yesus tidak ada yang salah atas perbuatannya.
Untuk sebuah kesembuhan, pertobatan dan pengampunan hanya ada satu kata yang tepat untuk kita ucapkan dan lakukan yaitu “SEKARANG JUGA”. Bagi Tuhan Yesus yang membuat hari sabat dan Kristus atas hari Sabat, melakukan mujizat atas seorang wanita yang sakit bukanlah suatu pelanggaran akan perintah Tuhan.
Yesus menyebut kepala rumah ibadat yang datang kepadanya dengan cara seperti itu merupakan orang-orang yang munafik, karena sesungguhnya pada hari Sabat mereka selalu melepaskan ternaknya untuk minum. Itu artinya mereka tetap juga melakukan suatu aktifitas di hari Sabat.
Jadi apa bedanya dengan tindakan Tuhan Yesus yang menyembuhkan atau melepaskan ikatan roh yang membelenggu perempuan tersebut pada hari Sabat?
Sekarang Tuhan Yesus ingin menunjukkan mana yang lebih berharga manusia atau ternak? Kedua-duanya sama-sama mahkluk hidup!! karena jika ternak mereka tidak dilepaskan untuk minum maka ternak-ternak mereka akan mati kehausan. Begitu pun dengan perempuan itu saudara, jika tidak segera ditolong, mungkin roh Jahat segera merenggut nyawanya dan jiwanya tidak dapat diselamatkan.
Dan lagi, Tuhan Yesus memandang perempuan ini sebagai keturunan Abraham. Apa maksudnya saudara? Keturunan Abraham adalah keturunan yang diberkati Tuhan. Abraham adalah bapa segala orang beriman. Karena kita adalah keturunan atau anak-anak Abraham maka kita berhak menerima berkat janji-janji Tuhan kepada Abraham, yaitu janji berkat, janji keselamatan, janji kemakmuran, janji kesembuhan, dll.
Siapa lagi yang disebut keturunan Abraham? Galatia 3:29 menyebutkan, “kalau kita milik Kristus, percaya kepada Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Tuhan”
Jadi saudara, perempuan ini dianggap sebagai keturunan Abraham bukan karena keturunan secara darah, tetapi karena ia percaya pada perbuatan tangan Tuhan.
Saudara, kepala rumah ibadah itu, tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. Ia pun memiliki asumsi yang salah mengenai hukum hari Sabat.
Oleh sebab itu ketika seseorang tidak peka dan tidak lagi mendengar keluh kesah penderitaan orang alias telah menjadi buta-tuli terhadap keluh kesah orang lain, maka hal tersebut merupakan hal yang memalukan bagi Allah.
Saudara, entah mengapa di jaman sekarang banyak orang mengalami krisis iman. Nyawa manusia  oleh sebagian orang dianggap tidak penting dan tidak berarti sama sekali. Tindakan bunuh diri dan membunuh orang seolah-olah menjadi hal yang biasa dilakukan. Begitu mudahnya orang berteriak bahwa tindakan seperti itu sebagai suatu jihat.
Dari sini kita diingatkan bahwa, ikatan roh yang mengikat perempuan itu sehingga sakit dan menderita secara jasmani maupun rohani, adalah gambaran dari kehidupan manusia yang terikat oleh iblis yang berakibatkan pada dosa, penderitaan dan kematian.  Dan tindakan Tuhan Yesus terhadap perempuan yang dirasuk roh Jahat ini, membuktikan bahwa kita sangat memerlukan pertolongan dari Tuhan.
Demikianlah kata firman Tuhan dalam Matius 9:12-13: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Kita memiliki waktu 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, akan tetapi anehnya banyak orang merasa seolah-olah waktu itu tidak cukup untuk segala pekerjaan dan rutinitas yang ada. Yang secara tidak sadar telah menyeret orang untuk mencuri waktunya Tuhan. Mereka merasa biasa jika tidak beribadah hari minggu. Mereka tidak merasa bersalah jika tidak hadir dalam ibadah minggu. Yang seharusnya waktu itu kita pakai untuk beribadah kepada Tuhan. Tetapi mereka memandang enteng hari itu. Sikap ini saudara, sama artinya dengan sikap orang-orang yang munafik.
Padahal ibadah, adalah hal penting yang harus dilaksanakan oleh setiap orang beriman, sebagai bukti yang kelihatan bahwa seseorang menyatakan sikap taat, dan hormat kepada Allah yang ia muliakan.
Melalui ibadah kita memuji akan kebesaran Tuhan. Melalui ibadah rasa syukur kita ungkapkan. Melalui ibadah juga permohonan ampun atas dosa-dosa kita sebutkan. Tidak ketinggalan segala pinta kita panjatkan, bahkan nilai-nilai persekutuan kita nampakkan!
Dalam perintah ke-4 hukum Taurat yang tercatat dalam Alkitab, secara jelas Allah sendiri yang memerintahkan: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh adalah hari Sabat TUHAN Allahmu.....” (Keluaran 20:8-11).
Ibadah itu sangat penting! “…Ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:8) Jadi janganlah kita meremehkan dan melalaikan arti sebuah ibadah! Khususnya ibadah di hari Sabat.
Janganlah kita habiskan waktu hanya untuk bekerja dan mengumpulkan harta. Tetapi pakailah juga waktu untuk bersekutu dan bersukacita bersama Tuhan.
Hari ini, kiranya pengajaran Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk memprioritaskan ibadah dalam setiap jadwal-jadwal rutinitas kita. Orang yang memberikan waktunya untuk bersekutu dengan Tuhan, dengar-dengaran akan Firman Tuhan pasti akan merasakan jamahan Tangan Tuhan yang akan menyembuhkan dan memulihkan.
Dikatakan, hari itu semua lawanNya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukanNya. Begitu pula kiranya kita merasa malu, apabila selama ini kita memiliki konsep yang salah tentang hari Sabat. Dan mulai membenahi diri dan semakin giat melakukan ibadah.
Begitu pula, untuk melakukan kebaikan. Perbuatan baik seharusnya tidak mengenal libur. Perbuatan baik kita lakukan bukan supaya kita diselamatkan dan menambah pahala, tetapi perbuatan baik kita lakukan karena kita telah menerima keselamatan itu dan sebagai bukti kasih kita kepada Allah dan sesama.
Peraturan semestinya dibuat untuk mempermudah pelayanan, bukan untuk menghambat atau membatasinya. Mari kita mengikuti jejak keteladanan Tuhan Yesus. Dia mementingkan menolong orang lain daripada mematuhi peraturan yang membelenggu. Apabila kita merasa sanggup menolong hari ini, jangan menundanya untuk esok hari, sebab belum tentu kesempatan itu esok hari kita dapatkan.
Tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menghentikan karya Kerajaan Allah. Biarlah melalui perbuatan baik kita, nama Tuhan dipermuliakan dan Kerajaan-Nya dinyatakan. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar