DILEPASKAN PADA HARI SABAT
(Lukas 13:10-17)
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Kitab
Lukas yang ditulis oleh tabib Lukas, rekan sepelayanan Paulus di dalam
memberitakan Injil mempunyai kekhususan sendiri dibandingkan dengan kitab-kitab
Injil lainnya.
Lukas
mempunyai ketertarikan khusus terhadap mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus di
dalam menyembuhkan penyakit menahun yang tidak dapat
disembuhkan oleh para medis ataupun tabib pada jaman itu. Terlebih-lebih karena
pada jaman itu ada pemahaman yang mengatakan bahwa penyebab orang itu sakit
adalah karena dosa-dosa atau pelanggarannya.
Bagi
Lukas, hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan (ilmu kesehatan) adalah
sesuatu yang sangat menarik. Lukas menjelaskan dengan sangat panjang lebar
tentang bagaimana kehamilan Maria yang masih Perawan, Lukas juga menjelaskan
bagaimana Yesus memyembuhkan dengan berbagai media, Lukas juga menjelaskan
bagaimana kematian Yesus dibuktikan dengan keluarnya air dan darah, dan itu
semua adalah kebenaran di dalam ilmu kedokteran. Salah satu penyembuhan Yesus
akan penyakit menahun yang tidak ada di kitab injil lainnya adalah nas kita
ini.
Lukas
13:10-17 merupakan satu kisah unik yang terjadi pada hari Sabat. Saat dimana
Tuhan Yesus sedang mengajar di salah satu Sinagoge pada hari sabat. Sinagoge
atau kanisah adalah nama tempat bagi orang-orang Yahudi untuk berkumpul dan
mengadakan ibadah pada hari Sabat. Dan sebagai seorang guru, Tuhan Yesus
seringkali mendapat kesempatan untuk memberikan pengajaran kepada orang-orang
Yahudi pada waktu itu.
Saudara,
kita tahu bahwa hari Sabat adalah hari peristirahatan bagi setiap orang percaya
termasuk pula bagi orang-orang Yahudi. Namun
bagi orang-orang Yahudi, makna Sabat rupanya telah bergeser menjadi satu aturan
yang lain dimana hari itu tidak seorang pun diperbolehkan melakukan suatu
kegiatan, sekalipun untuk menyembuhkan orang sakit.
Bapak,
ibu, sdr.i yang terkasih
Kita
bisa bayangkan saudara, jika hal ini dilakukan oleh seorang dokter. Saat tepat
hari sabat mereka tidak mau menolong pasien yang tengah sakit parah, tidak ada
rumah sakit yang mau menerima pasien di hari Sabat. Dalam kondisi yang demikian, pastinya kita
bisa menebak apa yang akan terjadi dengan nasib orang yang sakit parah itu
bukan?
Bapak/
ibu yang kekasih,
Saat
Allah menetapkan hari Sabat, sebenarnya Allah tidak bermaksud untuk memberikan
satu beban bagi manusia. Justru hari Sabat diberikan Allah bagi manusia, dengan
satu tujuan agar manusia mampu mengingat adanya satu hari yang perlu
dikhususnya untuk memuliakan Allah. Enam hari lamanya Allah bekerja menciptakan
langit dan bumi. Dan pada hari yang ketujuh, Allah Allah menetapkan hari itu
sebagai hari yang khusus bagi Dia. Karena itu Allah menghendaki agar manusia
menjadikan hari Sabat sebagai hari yang kudus bagi Allah. Hari untuk beribadah
kepada Allah.
Dalam
hal ini saudara, tindakan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, di Sinagoge pada
hari Sabat sebenarnya bukanlah suatu pelanggaran. Justru saat inilah waktu yang
terbaik bagi Tuhan Yesus untuk meluruskan makna hari Sabat yang sesungguhnya
dan Ia pun ingin mengajarkan satu cara bagaimana memelihara hari Sabat dengan
benar yakni dengan jalan berbuat kebajikan bagi orang lain.
Karena
itu, saat Tuhan Yesus melihat seorang perempuan yang sudah 18 tahun dibelenggu
oleh kuasa roh Jahat, hingga mengakibatkan tubuhnya membungkuk. Tuhan Yesus
menyambutnya dengan penuh belas kasihan.
Kita
melihat saudara, secara pasti Tuhan Yesus tahu jika perempuan itu dirasuki roh
Jahat selama 18 tahun. Selama 18 tahun kuasa roh Jahat itu, menekan
kehidupannya. Bebannya menjadi amat berat, hingga mempengaruhi gesture
tubuhnya. Dan pada akhirnya menjadikan perempuan itu bungkuk terus-menerus.
Dalam perikop ini kita membaca,
Yesus menyembuhkan seorang wanita yang bungkuk oleh roh Iblis selama 18 tahun.
Kita bisa membayangkan bagaimana menderitanya perempuan ini, Satu jam saja kita
bungkuk badan terasa pegal, apalagi wanita ini bungkuknya sudah 18 tahun.
Tetapi menarik sebab wanita ini hadir dalam kebaktian dimana Yesus hadir. Lukas
memang tidak menjelaskan apakah wanita ini memang selalu datang atau datang
hanya karena ia mendengat bahwa Yesus sedang datang dan akan mengajat di Bait
suci itu. Namun yang pasti wanita ini datang ke rumah Allah dan ingin mendengar
Tuhan berfirman. Namun kalau kita memperhatikan reaksi awal perempuan ini, kita
bisa membuat sebuah kesimpulan kecil bahwa perempuan ini memang rajin datang ke
rumah ibadah itu untuk beribadah dan mendengarkan pengajaran akan Firman Tuhan.
Bukan karena semata-mata ia mendengar Yesus datang karena ketika ia datang dan
mendengar Yesus mengajar ia tidak langsung berseru-seru untuk meminta agar
disembuhkan. Namun ia datang dan mendengarkan pengajaran Yesus. Ia mendengarkan
Yesus dan percaya kepadaNya.
Bapak,
ibu, sdr.i yang terkasih
Alkitab
memang tidak menjelaskan kepada kita, mengenai dosa yang telah dilakukan oleh perempuan
ini. Namun yang jelas, 18 tahun bukanlah waktu yang sangat pendek bagi
perempuan ini mengalami penderitaan yang luar biasa. Sebab selama 18 tahun, perempuan
ini disiksa kuasa roh Jahat hingga tubuhnya terus membungkuk.
Ada
beberapa penyebab orang menjadi bungkuk :
Pertama, karena
sakit/ penyakit. Orang tua biasanya bungkuk karena osteoporosis. Tulang
belakang keropos dan tidak mampu menahan tubuhnya. Sebagian lagi karena
penyakit kanker menyerang tulang belakangnya sehingga tubuhnya bungkuk, dlsb.
Kedua, orang bisa
menjadi bungkuk karena terbiasa dengan sikap tubuhnya yang tidak baik ketika
masih anak-anak sehingga ketika dewasa menyebabkan tubuhnya menjadi bungkuk.
Karena ketika kecil terbiasa memundak sesuatu (beban-benan yang sangat berat )
yang membuat badannya menjadi bungkuk.
Ketiga, bungkuk
dalam arti metafora karena beban hidup. Masalah yang terlalu berat dalam
keluarga atau dalam pekerjaan bisa mengakibatkan hidup terasa sakit bungkuk.
Keempat, bungkuk
karena kesibukan atau bisnis. Orang banyak mengejar jabatan dan untung, tetapi
setelah mendapat yang diinginkannya menjadi jarang bertemu dengan keluarga.
Hari-harinya penuh dengan kesibukan, untuk karir, untuk mencari uang.
Kesibukannya menyebabkan dia bungkuk.
Kelima, bungkuk
karena dirasuk Iblis, seperti wanita dalam perikop di atas. Ada roh jahat masuk
ke dalam tubuhnya, menjadi penyakit, merusakkan organ-organ tertentu dalam
tubuhnya sehingga bungkuk.
Mata orang
yang bungkuk biasanya lebih banyak mengarah ke tanah. Ia hanya bisa memandang
ke bawah dan kesamping, dan sangat sulit memandang kedepan apalagi ke atas.
Bisa
kita bayangkan bagaimana menderitanya ia selama itu saudara. Saya yakin, kalau
kita mau mencoba satu jam saja kita berjalan dengan cara membungkuk, pastinya kita
akan merasakan badan kta akan pegal-pegal, kepala kita akan semakin berat, sebab
aliran darah kita tidak lagi lancar. Keseimbangan tubuh menjadi berkurang,
akibatnya mata kita akan berkunang-kunang. Karena itu 18 tahun bukanlah hal
yang mudah dan gampang bagi perempuan ini untuk menjalani hidup.
Yang
menarik disini saudara, bahwa wanita ini hadir dalam kebaktian yang diadakan oleh
Tuhan Yesus tidak dimaksudkan khusus untuk meminta kesembuhan dari Tuhan Yesus.
Artinya, tidak selamanya kesembuhan itu terjadi atas permintaan seseorang.
Biasanya
saudara, seseorang datang kepada Tuhan Yesus adalah untuk meminta kesembuhan
bukan? Tetapi perempuan ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia ingin minta disembuhkan
atau sedang mengharapkan sesuatu dari Tuhan Yesus. Kehadirannya justru dipakai
Tuhan Yesus untuk memberikan pelajaran berharga bagi semua orang.
Karena
itu, saat ia berada di rumah Tuhan. Tuhan tahu apa yang ia butuhkan. Karena itu
inisatif datang dari Tuhan Yesus yang melihat kondisi perempuan yang mengenaskan
ini.
Ketika
Yesus melihat penderitaan perempuan itu, Tuhan Yesus tergerak oleh belas
kasihan, kemudian Ia memanggilnya: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh” (ayat 12). Dalam terjemahan aslinya, saudara ayat ini
berkata: “Hai
ibu, saat ini juga engkau telah dilepaskan dari penyakitmu itu.”
Saudara,
suatu pemandangan yang pastinya mengejutkan banyak orang. Ditengah-tengah semua
orang berkonsentrasi ke depan dengan apa yang sedang Tuhan Yesus jelaskan.
Tiba-tiba Tuhan Yesus berteriak kepada seorang perempuan yang berada di
belakang mereka. Seketika itu pastinya seluruh mata memandang kepada perempuan
itu.
Saudara,
mereka melihat seorang perempuan yang bungkuk badannya, sedang tertatih-tatih
berjalan ke depan mimbar. Dan saat Tuhan Yesus menjamahnya, saat Tuhan Yesus
meletakkan tanganNya atas perempuan itu. Tiba-tiba perempuan itu pun berdiri tegak.
Wajahnya seketika berseri-seri, beban yang selama ini ia harus pikul, kini
lepas oleh kuasa Tuhan Yesus.
Dan
kalau pun itu adalah kejadian yang paling ajaib bagi dia, pastinya ia akan
menunjukkan gelagat kegirangan. Karena itu dikatakan, perempuan itu seketika memuliakan
Allah yang telah menolongnya lepas dari jerat kuasa roh Jahat.
Saudara
tidak ada yang dapat menyangkal kejadian ini. Semua mata melihatnya dengan
jelas kejadian yang ajaib ini. Semua orang pastinya mengenal siapa yang
dipanggil oleh Tuhan Yesus, sebab perempuan itu sudah 18 tahun dikenak sebagai
perempuan bungkuk. Dan kejadian itu pastinya membawa decak kagum diantara
banyak orang.
Namun
yang aneh saudara, ditengah-tengah kekaguman orang banyak, tiba-tiba kepala
rumah ibadat itu berdiri. Hatinya sangat gusar karena penyembuhan itu dilakukan
Tuhan Yesus pada hari Sabat. Ia marah dengan kejadian yang tidak lazim baginya
itu. Ia menganggap seolah-olah kejadian itu, adalah suatu kesalahan besar. Namun
ia tidak berani menunjuk Yesus secara langsung. Matanya hanya tertuju kepada
seluruh hadirin yang hadir saat itu, sekalipun ia sedang menyindir Tuhan. Dan
ia pun berkata:
"Ada
enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk
disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (ayat 14).
Dari
sini kita melihat, sepertinya ia ingin berkata, bahwa teknik menyembuhkan itu
sama artinya dengan bekerja. Dan karena itu Tuhan Yesus dianggap telah
melanggar hukum hari Sabat, karena Tuhan Yesus menyembuhkan pada hari Sabat.
Saudara,
Rasanya
tidak habis pikir mengapa kepala rumah ibadat merasa gusar atas perbuatan Tuhan
Yesus yang menyembuhkan orang pada hari Sabat. Mungkin kepala rumah ibadat itu
berfikir bahwa kerasukan roh Jahat tidak akan membahayakan nyawa perempuan itu,
sebab hal itu bisa menunggu hari berikutnya untuk disembuhkan. Namun bagi Yesus
tidak ada yang salah atas perbuatannya.
Untuk
sebuah kesembuhan, pertobatan dan pengampunan hanya ada satu kata yang tepat
untuk kita ucapkan dan lakukan yaitu “SEKARANG JUGA”. Bagi
Tuhan Yesus yang membuat hari sabat dan Kristus atas hari Sabat, melakukan
mujizat atas seorang wanita yang sakit bukanlah suatu pelanggaran akan perintah
Tuhan.
Yesus
menyebut kepala rumah ibadat yang datang kepadanya dengan cara seperti itu
merupakan orang-orang yang munafik, karena sesungguhnya pada hari Sabat mereka
selalu melepaskan ternaknya untuk minum. Itu artinya mereka tetap juga melakukan
suatu aktifitas di hari Sabat.
Jadi
apa bedanya dengan tindakan Tuhan Yesus yang menyembuhkan atau melepaskan
ikatan roh yang membelenggu perempuan tersebut pada hari Sabat?
Sekarang
Tuhan Yesus ingin menunjukkan mana yang lebih berharga manusia atau ternak? Kedua-duanya
sama-sama mahkluk hidup!! karena jika ternak mereka tidak dilepaskan untuk
minum maka ternak-ternak mereka akan mati kehausan. Begitu pun dengan perempuan
itu saudara, jika tidak segera ditolong, mungkin roh Jahat segera merenggut
nyawanya dan jiwanya tidak dapat diselamatkan.
Dan
lagi, Tuhan Yesus memandang perempuan ini sebagai keturunan Abraham. Apa
maksudnya saudara? Keturunan Abraham adalah keturunan yang
diberkati Tuhan. Abraham adalah bapa segala orang beriman. Karena kita adalah
keturunan atau anak-anak Abraham maka kita berhak menerima berkat janji-janji
Tuhan kepada Abraham, yaitu janji berkat, janji keselamatan, janji kemakmuran,
janji kesembuhan, dll.
Siapa
lagi yang disebut keturunan Abraham? Galatia 3:29 menyebutkan, “kalau kita milik Kristus,
percaya kepada Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak
menerima janji Tuhan”
Jadi
saudara, perempuan ini dianggap sebagai keturunan Abraham bukan karena
keturunan secara darah, tetapi karena ia percaya pada perbuatan tangan Tuhan.
Saudara,
kepala rumah ibadah itu, tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. Ia pun
memiliki asumsi yang salah mengenai hukum hari Sabat.
Oleh
sebab itu ketika seseorang tidak peka dan tidak lagi mendengar keluh kesah
penderitaan orang alias telah menjadi buta-tuli terhadap keluh kesah orang
lain, maka hal tersebut merupakan hal yang memalukan bagi Allah.
Saudara,
entah mengapa di jaman sekarang banyak orang mengalami krisis iman. Nyawa
manusia oleh sebagian orang dianggap tidak penting dan tidak berarti sama
sekali. Tindakan bunuh diri dan membunuh orang seolah-olah menjadi hal yang
biasa dilakukan. Begitu mudahnya orang berteriak bahwa tindakan seperti itu
sebagai suatu jihat.
Dari
sini kita diingatkan bahwa, ikatan roh yang mengikat perempuan itu sehingga
sakit dan menderita secara jasmani maupun rohani, adalah gambaran dari kehidupan
manusia yang terikat oleh iblis yang berakibatkan pada dosa, penderitaan dan
kematian. Dan tindakan Tuhan Yesus terhadap perempuan yang dirasuk roh
Jahat ini, membuktikan bahwa kita sangat memerlukan pertolongan dari Tuhan.
Demikianlah
kata firman Tuhan dalam Matius 9:12-13: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan
orang berdosa”
Bapak,
ibu, sdr.i yang terkasih
Kita
memiliki waktu 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, akan tetapi
anehnya banyak orang merasa seolah-olah waktu itu tidak cukup untuk segala
pekerjaan dan rutinitas yang ada. Yang secara tidak sadar telah menyeret orang
untuk mencuri waktunya Tuhan. Mereka merasa biasa jika tidak beribadah hari
minggu. Mereka tidak merasa bersalah jika tidak hadir dalam ibadah minggu. Yang
seharusnya waktu itu kita pakai untuk beribadah kepada Tuhan. Tetapi mereka
memandang enteng hari itu. Sikap ini saudara, sama artinya dengan sikap
orang-orang yang munafik.
Padahal
ibadah, adalah hal penting yang harus dilaksanakan oleh setiap orang beriman,
sebagai bukti yang kelihatan bahwa seseorang menyatakan sikap taat, dan hormat
kepada Allah yang ia muliakan.
Melalui
ibadah kita memuji akan kebesaran Tuhan. Melalui ibadah rasa syukur kita
ungkapkan. Melalui ibadah juga permohonan ampun atas dosa-dosa kita sebutkan. Tidak ketinggalan segala pinta kita
panjatkan, bahkan nilai-nilai persekutuan kita nampakkan!
Dalam perintah ke-4 hukum Taurat yang tercatat
dalam Alkitab, secara jelas Allah sendiri yang memerintahkan: “Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh adalah hari Sabat TUHAN Allahmu.....”
(Keluaran 20:8-11).
Ibadah itu sangat penting! “…Ibadah itu berguna dalam
segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
yang akan datang.” (1 Timotius 4:8) Jadi janganlah kita meremehkan dan melalaikan arti
sebuah ibadah! Khususnya ibadah di hari Sabat.
Janganlah
kita habiskan waktu hanya untuk bekerja dan mengumpulkan harta. Tetapi
pakailah juga waktu untuk bersekutu dan bersukacita bersama Tuhan.
Hari
ini, kiranya pengajaran Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk memprioritaskan
ibadah dalam setiap jadwal-jadwal rutinitas kita. Orang yang memberikan
waktunya untuk bersekutu dengan Tuhan, dengar-dengaran akan Firman Tuhan pasti
akan merasakan jamahan Tangan Tuhan yang akan menyembuhkan dan memulihkan.
Dikatakan,
hari itu semua lawanNya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena
segala perkara mulia yang telah dilakukanNya. Begitu pula kiranya kita merasa
malu, apabila selama ini kita memiliki konsep yang salah tentang hari Sabat.
Dan mulai membenahi diri dan semakin giat melakukan ibadah.
Begitu
pula, untuk melakukan kebaikan. Perbuatan baik seharusnya tidak mengenal libur.
Perbuatan baik kita lakukan bukan supaya kita diselamatkan dan menambah pahala,
tetapi perbuatan baik kita lakukan karena kita telah menerima keselamatan itu
dan sebagai bukti kasih kita kepada Allah dan sesama.
Peraturan
semestinya dibuat untuk mempermudah pelayanan, bukan untuk menghambat atau
membatasinya. Mari kita mengikuti jejak keteladanan Tuhan Yesus. Dia
mementingkan menolong orang lain daripada mematuhi peraturan yang membelenggu. Apabila
kita merasa sanggup menolong hari ini, jangan menundanya untuk esok hari, sebab
belum tentu kesempatan itu esok hari kita dapatkan.
Tidak
ada satu kekuatan pun yang dapat menghentikan karya Kerajaan Allah. Biarlah
melalui perbuatan baik kita, nama Tuhan dipermuliakan dan Kerajaan-Nya
dinyatakan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar