MENGANDALKAN TUHAN
DALAM SEGALA HAL
Mazmur 127:1-2
Dalam hidup, biasanya ada
tiga hal yang selalu dicari manusia, yaitu: Kebahagiaan, Keamanan dan Kekayaan.
Kenyataannya, setuju atau tidak kita pun membutuhkan ketiga hal
ini. Kita rindu kehidupan kita senantiasa dipenuhi dengan kebahagiaan. Kita
rindu sepanjang hidup kita, kita ada dalam keadaan yang aman dan tentram.
Terlebih lagi kalau sepanjang hidup kita, kita tidak lagi dikuatirkan oleh masa
depan anak cucu kita, sebab deposito kita mampu mencukupi kebutuhan kita bahkan
cukup untuk keturunan kita.
Saudaraku,
Karena semua orang pastinya mendambakan hidupnya senantiasa
bahagia. Maka demi mencapai kehidupan yang bahagia itu, banyak orang
mengupayakan segala cara untuk memperolehnya. Ditambah lagi, ada beragam
anggapan yang muncul untuk mengartikan “kebahagiaan”.
Saudara, orang berpikir kebaha-giaan bisa didapat ketika mereka
mempunyai uang, mobil, rumah mewah, isteri cantik atau suami yang tampan.
Kenyataannya banyak orang kaya yang hidupnya tidak bahagia dan
bahkan merana, saudara. Kita melihat
beberapa Selebritis kawin – cerai disebabkan perkawinannya yang tidak bahagia,
padahal mereka serba kelimpahan. Ada pula yang berusaha mencari kebahagiaan
dengan mengkonsumsi narkoba atau dengan seks bebas.
Namun sesungguhnya kebahagiaan yang ditawarkan Allah bukanlah sebagaimana
yang telah disebutkan di atas. Kebahagiaan kita sebagai orang percaya yang
sesungguhnya adalah saat kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan
kita. Saat kita mengikutsertakan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Sekarang coba kita hitung, berapa kali kita bangun tidur dan
langsung melakukan aktivitas kita tanpa berdoa kepada Tuhan, atau berapa kali
kita meminta Tuhan agar menyertai kita dalam segala aktifitas kita? Berapa kali
sebelum mengendarai mobil atau sepeda motor kita berdoa memohon Tuhan
melindungi kita agar sampai di tempat yang kita tuju dengan selamat? Berapa
kali sebelum kita bekerja, kita berdoa meminta Tuhan supaya memberkati apa yang
kita lakukan di kantor? Berapa kali sebelum mengambil bagian dalam pelayanan
kita bersikap biasa saja, karena kita sudah sering melakukan pelayanan itu?
Jika jawabannya kadang-kadang atau bahkan tidak pernah, maka itu
berarti kita tidak pernah mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Kita menganggap
semua rutinitas kita dapat kita lewati dengan begitu saja. Yang mengalir bak
sebuah aliran sungai yang mengalir setiap saat.
Kenyataannya saudara, bukankah seringkali kita melupakan Tuhan dalam
berbagai aktifitas kita. Kita menganggap sesuatu yang kita alami, kita kerjakan
dapat berlalu begitu saja tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
Dalam pelayanan mungkin, ada diantaranya yang sudah sering
menjadi Worship Leader, saat memilih lagu kita tidak lagi meminta pimpinan
Tuhan mengenai lagu yang akan dibawakan. Atau saat melakukan persiapan dengan
team music kita langsung berlatih tanpa lagi berdoa terlebih dahulu. Sehingga yang
terjadi, kita hanya asal pilih, lalu cek suara yang kita selaraskan dengan
musik.
Atau mungkin, kita sebagai Hamba Tuhan yang karena sudah sering
turun- naik mimbar untuk berkhotbah, menganggap khotbah sebagai sebuah
rutinitas sehingga pada akhirnya ia berkhotbah tanpa lagi dengan persiapan yang
cukup. Saudara, jangan pernah menjadi hamba Tuhan yang tukang khotbah. Tetapi
jadilah hamba Tuhan yang selalu siap mewartakan kebenaran Firman Tuhan.
Sebab dengan kesadaran ini, maka sejatinya ia akan selalu
belajar mengandalkan Tuhan dalam segala persiapannya.
Karena itu saudara-saudara,
Firman Tuhan malam ini sebenarnya sangat jelas berbicara kepada
kita mengenai arti hidup mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Dikatakan dalam ayat 1a bahwa: “Jika bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya;”
Saudara,
Apa yang mau dijelaskan oleh si pemazmur? Bahwa ada korelasi/
hubungan yang sangat erat antara Tuhan dan manusia. Tuhan adalah sumber segala kehidupan
sementara manusia hanyalah pekerjaNya. Jadi, jika kita artikan secara sederhana
sebenarnya ayat ini ingin mengatakan bahwa kita berusaha sekuat tenaga
membangun sebuah rumah, namun jika Tuhan katakan tidak akan jadi, maka
sia-sialah pekerjaan kita. Tetapi jika Tuhan katakan hal itu bisa terjadi, maka
berhasillah ia membangunnya. Jadi kuncinya bukan hanya terletak pada usaha
manusia itu sendiri saudara, tetapi pada otoritas Tuhan yang memberikan berkat
kepada kita.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Membangun rumah disini bukan rumah dalam pengertian membangun
tempat tinggal yang saudara tempati. Bukan berbicara soal gedung. Bukan pula
soal bangunan secara fisik yang dilengkapi dengan berbagai macam perabot rumah
tangga yang serba lengkap. Tetapi yang lebih ditekankan disini adalah membangun
sebuah keluarga atau pribadi-pribadi yang tinggal di dalamnya.
Dan uniknya saudara, kata “membangun” yang dipakai disini memiliki pengertian harfiah “memperbaiki” atau “merenovasi.” Membangun rumah itu ibarat
kita sedang merenovasi sebuah rumah, kita memperbaiki hal-hal yang kurang indah
dipandang. Dan jika kita melibatkan Tuhan dalam renovasi rumah kita maka
sejatinya akan tercapailah rencana itu.
Kalau dikaitkan dengan rumah sebagai sebuah keluarga, tempat
dimana sebuah keluarga mendapatkan kenyamanan, kedamaian, sukacita dan
penghiburan. Tempat dimana kita memperoleh kekuatan kala masalah atau badai
kehidupan datang menerpa. Tempat dimana kita mempraktikan kasih Kristus kepada
seluruh anggota keluarga dalam wujud nyata. Tempat dimana kita dibentuk,
diproses dan diajar, ibarat sekolah atau gereja kecil bagi anak-anak. Serta tempat
dimana para orangtua mengajarkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan dan
memberikan teladan hidup.
Maka semua hal itu tidak akan terwujud jika kita tidak
mendasarkan Tuhan di dalam rumah tangga kita. Sebab rumah yang melambangkan
kebahagiaan - tempat kita bisa merasakan
diterima dan dikasihi - bisa terjadi apabila kita menjadikan Tuhan sebagai dasar
bangunan dalam rumah tangga kita. Termasuk dalam segala aktifitas kita, bahkan
dalam kegiatan kita yang terkecil sekalipun.
Karena kita harus mengakui bahwa segala kemuliaan adalah dari
Dia, oleh Dia dan juga untuk Dia sebagaimana yang dijelaskan dalam Roma 11:36.
Selain itu kita juga perlu melibatkan Tuhan dalam segala aktifitas kita. Kita
perlu membangun dan mendasarkan kehidupan kita di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Itulah kunci memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.
Jadi jelas sekali Firman Tuhan mengatakan kepada kita bahwa
sesungguhnya kita membutuhkan Tuhan di dalam hidup kita. Kita harus membangun
persekutuan yang intim dengan Dia, dimana bukan saja berbicara soal membaca dan
merenungkan firman Tuhan, tetapi di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, kita
mengikutsertakan Tuhan. Sebab tanpa Kristus semua yang kita bangun, kita kejar,
kita usahakan akan berujung kepada kesia-siaan. Yohanes 15:5 mengatakan bahwa “Di luar Kristus kita tidak dapat berbuat
apa-apa”.
Begitu pula ketika kita berbicara soal keamanan. Pertanyaannya
saudara, adakah tempat yang teraman didunia ini? Tidak ada saudara! Sebenarnya
rasa aman tidak ditentukan oleh “sesuatu” yang
berada di luar diri kita. Melainkan siapa yang “bertahta” di
dalam hati kita. Perasaan aman dan damai ada di dalam hati kita yang
mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Dalam hal inilah Salomo menuliskan “Jikalau bukan Tuhan yang
mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga” (ayat 1b).
Saudara, ada banyak orang-orang yang merasa mampu menjaga
dirinya dan keluarganya dengan mempe-kerjakan sekuriti-sekuriti sewaan. Mereka
menempatkan para penjaga untuk melindungi rumah dan keluarganya. Pertanyaannya,
apakah memang hal itu mampu melindungi secara sempurna? Kenyataannya tidak
saudara! Orang-orang yang mampu menyewa sekuriti sebetulnya hanya mempekerjakan
mereka saat sang tuan tidak ada di rumah. Sebaliknya saat tuan istirahat di
rumah, jujur seringkali sekuriti itu pun turut tertidur bukan?
Jadi sangat jelas Tuhan ingin mengajarkan kepada kita bahwa seorang
anak Tuhan tidak boleh bergantung kepada kemampuan atau kekuatan manusia. Sebab
keamanan yang sejati hanya kita dapatkan saat kita mengandalkan Tuhan dalam
hidup kita.
Yang terakhir menyangkut kekayaan. Siapa yang mampu menjamin
bahwa kekayaan adalah jawaban hidup seseorang? Saya mau katakan bahwa uang
bukan segala-galanya, kekayaan bukan jawaban atas hidup kita. Tetapi sumber
jawaban hidup kita sekali lagi adalah Tuhan sendiri.
Saudara, ayat ke-2 ini, bukan berarti bahwa Tuhan melarang
seseorang untuk menjadi kaya. Saat Salomo menuliskan ayat 2 ini: “Sia-sialah kamu bangun
pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh
dengan susah payah…” bukan berarti bahwa Tuhan
melarang kita untuk bekerja keras. Bukan berarti bahwa Tuhan menyuruh kita
untuk bersantai-santai dalam hidup. Tetapi perhatikankan kalimat selanjutnya! “…sebab Ia memberikannya
kepada yang dicintaiNya pada waktu tidur” (ayat 2b).
Apa maksudnya saudara?
Ternyata Tuhan ingin mengajarkan kepada kita bahwa sebenarnya
Tuhan sudah mengatur berkat-berkat itu kepada siapa saja yang dicintaiNya pada
saat tidur. Pada malam hari, pada saat tubuh dan pikiran ini sedang
beristirahat Tuhan merancangkan berkat-berkat yang akan diperolehnya keesokan
harinya. Karena itu, ketika Tuhan melihat seorang yang senantiasa terpaut pada
Tuhan, saat ia sedang tertidur lelap, Tuhan tahu bahwa Ia akan memberkati apa
yang akan diusahakan orang itu keesokan harinya.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Perhatikanlah Salomo, Salomo adalah seorang raja yang sangat
kaya bahkan kekayaannya dikatakan “melebihi semua raja di bumi baik sebelum dia
ataupun sesudahnya” (1 Raja-raja 10:23). Namun
ia sadar bahwa kemampuan menikmati kekayaan dan menikmati hidup adalah karunia
atau pemberian Tuhan.
Jadi yang mau dikatakan dalam ayat ini adalah sia-sia bila kita
memiliki kekayaan, namun kita tidak dapat menikmatinya! (Ayat 2a). Sebab kenyataannya
tidak semua orang diberikan Tuhan karunia untuk menikmati apa yang telah diberikan
Tuhan. Dalam pengkhotbah 6:2, dijelaskan bahwa: “orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta
benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya,
tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya! Inilah
kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.”
Memang sakit saudara, ketika kita sudah susah payah mengerjakan
apa yang menjadi impian kita, tetapi kita melihat orang lainlah yang
menikmatinya. Lalu apa gunanya kita bersusah payah?
Namun saudara, bagi orang yang percaya selalu ada rencana Tuhan
yang indah dibalik berkat yang Tuhan limpahkan atas hidup kita yaitu supaya
kita juga menjadi berkat bagi orang lain. Hanya saja jangan sampai kekayaan itu
menjadi “ilah”
lain dalam hidup kita, sebaliknya “muliakanlah Tuhan dengan hartamu…” (Amsal 3:9).
Jadi bapak/ ibu yang kekasih,
Bersyukurlah kepada Tuhan ketika saudara diberikan Tuhan untuk bekerja
dengan giat dan menikmati:
· Rasa kenyang
· Rasa cukup
· Rasa Nikmat
Sebab yang menjamin kelangsungan hidup kita saudara, bukanlah
harta atau kekayaan. Tetapi yang menjamin kelangsungan hidup kita adalah
anugerah Tuhan dalam hidup kita.
Dengan kita mengandalkan Tuhan, di situ Tuhan akan memberikan
berkatNya kepada kita bahkan di saat kita sedang tidur lelap. Artinya bukan
kita yang susah payah mencari berkat, tetapi ketika kita hidup dekat dengan
Tuhan, Tuhan sendiri yang akan menyuruh berkat untuk datang mencari kita. Hanya
yang terpenting adalah kita harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Saudaraku yang kekasih,
Apakah selama ini kita merasa bahwa apa yang kita lakukan
seringkali terasa sia-sia dan hampa? Cobalah periksa diri kita masing-masing,
apakah selama ini kita telah menempatkan Tuhan dalam posisi yang seharusnya? Menjadikan
Tuhan sebagai dasar dari seluruh aspek kehidupan kita! Ataukah kita telah
menjadi tuan atas hidup kita sendiri?
Mari kita intropeksi diri kita masing-masing. Dan mulai sekarang
belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Berikanlah
hidup saudara untuk dipimpin dan dipelihara Tuhan. Biarkanlah Tuhan yang
membangun hidup saudara, supaya tidak sia-sialah hidup saudara, dan hadirkanlah
Tuhan dalam hidup saudara supaya Tuhan mengawal setiap apa yang saudara
kerjakan dan tidak menjadi sia-sia. Dan ingatlah: Kebahagiaan, Rasa aman, dan berkat hanya disediakan
Allah bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan! Amin.
0 komentar:
Posting Komentar