HIDUP YANG BERPUSAT
PADA FIRMAN TUHAN
2 Timotius 3:16-17
Bapak/ Ibu
yang saya kasihi di dalam Tuhan.
Salah satu
hal terpenting dalam menjalin sebuah relasi adalah adanya pengenalan. Sebab tanpa
pengenalan, maka relasi yang dijalin menjadi hambar, dan seringkali bahkan
terjadinya kesalah pengertian satu dengan yang lain.
Demikian
pula saat kita menjalin relasi kita dengan Tuhan, saudara. Tidak akan mungkin
dapat berhasil jika tidak ada pengenalan yang baik dengan Tuhan kita. Dan
satu-satunya cara kita untuk dapat mengenal lebih dekat, Tuhan yang kita sembah
itu adalah melalui firman Tuhan yang telah dituliskan.
Saudara,
kita harus ingat, bahwa Alkitab adalah sumber paling utama bagi pengenalan kita
akan Allah. Walaupun alam semesta mengajarkan kita tentang Allah, sebagaimana
dicatat dalam Mazmur 19, namun pengenalan melalui alam itu belumlah lengkap.
Misalnya, kita
tidak akan bisa memahami kasih Allah yang membuat Dia, mengutus Anak-Nya yang
tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk mati bagi kita melalui pengamatan kita
terhadap alam semesta.
Bahkan
pengenalan kita akan Allah berdasarkan pengalaman hidup, belum sepenuhnya dapat
dipertanggung-jawabkan. Sebab pengalaman setiap orang tentang Allah tidaklah
selalu seragam. Allah kita itu kreatif, Ia pasti memiliki beribu-ribu cara,
bahkan jutaan cara untuk membentuk setiap manusia, pribadi demi pribadi dengan
cara yang berbeda-beda. Sehingga pengalaman manusia yang satu dengan pengalaman
manusia yang lain terhadap karya Allah pastinya sangat unik. Karena itu untuk
menilai keabsahan suatu pengajaran harus dinilai lebih dahulu berdasarkan
pengajaran seluruh Alkitab.
Dengan
alasan ini bapak/ ibu yang dikasihi Tuhan,
Hanya ada
satu cara yang paling penting yang tidak boleh diabaikan manusia untuk mengenal
Allah dengan benar, adalah melalui firman Allah. Orang Kristen meyakini bahwa
Alkitab adalah buku pegangan tertinggi bagi keyakinan (doktrin) Kristen, serta
buku petunjuk bagi kehidupan Kristen.
Alkitab
merupakan sumber hikmat bagi kehidupan sehari-hari dan sekaligus standar bagi
keyakinan yang benar yang membawa kepada keselamatan. Alkitab adalah firman
Allah yang artinya apa yang dicatatkan di dalam Alkitab adalah perkataan-perkataan
yang keluar dari mulut Allah.
Karena itu
bapak/ ibu yang kekasih di dalam Tuhan,
Bila kita
sungguh-sungguh berpegang pada Alkitab yang adalah firman Tuhan, maka kita akan
dituntun untuk tetap pada jalur kehendak Allah. Bila kita menyimpang dari jalur
kehendak Allah, kita akan memperoleh teguran dan arahan untuk kembali kepada
kehendak Allah.
Firman Allah
yang dituliskan di dalam Alkitab itu, telah teruji oleh zaman, teruji oleh
setiap kalangan dan budaya dan tidak ada yang mampu melenyapkan firman Allah.
Saudara,
sebagaimana yang dijelaskan dalam 1 Petrus 1:24-25, firman Tuhan
berkata: “Sebab:
"Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap
untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.”
Dari sini
kita mendapatkan satu pemahaman saudara, bila kita ingin semakin mengenal Allah
dan kehendak-Nya, maka kita harus menyediakan waktu untuk membaca dan
mempelajari firman Allah. Kita harus bersikap rendah hati saat mendengar
pemberitaan firman Allah, serta belajar untuk menghafal dan merenungkan firman
Allah di dalam kehidupan kita.
Bapak/ ibu yang saya kasihi
Kita melihat bahwa Timotius semenjak kecil menerima dididikan dalam
kerohanian yang baik. Ia diasuh dalam lingkungan keluarga Kristen yang baik.
Dan ia pun bertumbuh dalam kerohanian yang matang. Terlebih lagi ketika ia
bersama-sama tinggal dengan Paulus. Karena itu Paulus mendorong Timotius untuk
tetap setia kepada semua pengajaran yang telah diterimanya.
Di dunia ini, ada banyak orang yang cenderung mengatakan: “memang saya memerlukan
Alkitab ketika saya masih kecil; tetapi sekarang saya sudah dewasa, saya dapat
berbuat sesuatu tanpa Alkitab.” Saudara
ini adalah pandangan yang sangat keliru. Sebab setiap orang yang telah dewasa
justru ia akan lebih banyak memerlukan bimbingan firman Tuhan daripada
anak-anak, sebab orang dewasa lebih banyak menghadapi pencobaan dan mengambil
lebih banyak keputusan.
Inilah yang mendasari Nenek dan ibu Timotius sehingga mereka
dengan setia mengajarkan Kitab Perjanjian lama kepada Timotius. Dan berharap
Timotius dapat terus bertumbuh dan berpegang pada Firman Tuhan yang telah
diajarkan kepadanya.
Kenyataannya saudara, kita tidak akan pernah dapat bertumbuh
melebihi firman Allah yang telah kita pelajari. Karena itu, kita butuh firman
Tuhan setiap saat, setiap waktu sampai kita kembali bertemu dengan sang
pencipta kita.
Dari pembacaan kita hari ini, sedikitnya ada empat alasan
mengapa kita membutuhkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita.
1.
Alkitab
bermanfaat untuk mengajar
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar,” (ayat 16).
Kata dasar dari kata “mengajar” adalah kata “ajar.”
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan kata “ajar” adalah petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui (diturut).
Sedangkan yang dimaksud dengan kata “mengajar” ialah memberi pelajaran,
melatih. Kata benda Yunani yang dipakai ialah “didaskalia.” yang artinya mengajar atau peringatan. Saudara, kata
ini muncul 21 kali dalam Perjanjian Baru. Dan kata “mengajar” dalam konteks 2
Timotius 3:16 ialah lebih menekankan pada “mengajar
tentang keselamatan yang dari Kristus.”
Saudara,
Dalam Perjanjian Baru dijelaskan gambaran tentang
Yesus, tentang apa yang telah terjadi dalam hidup-Nya dan hal-hal yang telah
diajarkan-Nya.
Saudara contoh ayat Alkitab dalam Perjanjian Baru
yang menjelaskan bagaimana Kristus mengajar yaitu dalam Matius 4:23 yang
menjelaskan “Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu.”
juga dalam Matius
7:29 “sebab Ia mengajar mereka
sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Dalam Perjanjian Lama, Allah sendiri berbicara
kepada Musa supaya mereka mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka. Di
dalam Ulangan 6:6-9, Firman Tuhan menjelaskan kepada kita: “Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau
mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di
dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada
pintu gerbangmu.”
Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.
Umat Israel diperintahkan untuk mengajarkan firman
Allah dengan rajin kepada anak-anak mereka. istilah “dengan rajin” dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja yang
berarti “mempertajam.” Dalam contoh
ini terkandung makna menembus secara dalam.
Dengan demikian saudara,
Firman Tuhan tidak boleh diremehkan, melainkan haruslah
menembus dan mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Alkitab merupakan disiplin
ilmu yang multigenerasi/ melibatkan semua generasi dan intergenerasi/ pada
setiap generasi yang ada. Hal ini lebih dari sekedar tradisi kuno umat Israel
mula-mula, sebab ini berhubungan dengan Allah yang menciptakan langit dan
bumi.
Saudara,
Orang
biasanya mengikuti ajaran yang sesuai dengan tradisi mereka atau ajaran yang
dianggap masyarakat sebagai “sumber
informasi religius yang benar.” Sehingga, kebanyakan
orang memperoleh pengajaran tentang Allah dari pendeta, keluarga, sekolah, dll.
Memang
tidak ada salahnya dengan sumber-sumber ini saudara, SELAMA apa yang mereka
ajarkan tidak bertentangan oleh Alkitab. Namun sayangnya, seringkali
sumber-sumber ini yakni keluarga, sekolah, hamba Tuhan ternyata tidak
mengajarkan kebenaran, yang walaupun kedengarannya rohani dan tulus, namun
tanpa sadar ajaran itu juga SALAH disampaikan karena tidak sesuai dengan
konteks Firman Tuhan. Yang mereka sampaikan lebih kepada sebuah dongeng yang
diembel-embeli dengan firman Tuhan.
Atau contoh
lain, saat Alkitab berkata bahwa keselamatan, adalah kasih karunia Tuhan. Misalnya
di dalam Roma 10:9 "Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan.”
Juga: Efesus
2:8-9 "Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
Bukankah
telah dinyatakan dengan begitu jelas bahwa untuk diselamatkan bukan dengan perbuatan
baik yang perlu kita lakukan, tetapi kita harus percaya bahwa Yesus adalah
Tuhan dan bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati?
Jadi
saudara, bila sekolah Anda, Hamba Tuhan Anda, atau keluarga Anda mengajarkan
cara yang lain tentang bagaimana memperoleh keselamatan, pengajaran yang mana
yang akan Anda ikuti? Pengajaran Alkitabkah atau pengajaran manusia?
Saya pribadi
lebih memilih pengajaran Alkitab, karena hanya Alkitablah yang “bermanfaat
untuk mengajar”
Bapak/
ibu yang dikasihi Tuhan
Dari
sini kita melihat bahwa rupanya tidak mudah untuk menjadi seorang pengajar,
terlebih lagi seorang pengajar iman Kristen. Karena beratnya beban yang harus
dipertanggung- jawabkan di hadapan Allah. Karena itu supaya tidak salah dalam
mengajar, maka kita harus kembali kepada apa yang diajarkan Alkitab kepada
kita.
2. Alkitab bermanfaat untuk menyatakan kesalahan.
“…Untuk menyatakan kesalahan...” (ayat
16)
Sidang
jemaat yang kekasih
Selain
mengajar, Alkitab juga bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Ini berarti
Alkitab dapat menunjukkan kepada kita apakah kita salah dan pada bagian mana
kita salah.
Saudara, kata dasar dari kata “kesalahan” adalah kata “salah.”
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan kata “salah” adalah tidak benar, tidak betul,
keliru, khilaf, menyimpang dari yang seharusnya, luput, tidak mengenai sasaran,
gagal, cela, cacat, kekeliruan. Sedangkan
yang dimaksud dengan kata “kesalahan” ialah perihal salah, kekeliruan, kealpaan.
Kata “menyatakan”
berarti menerangkan, menjadikan nyata, menjelaskan, menunjukkan, memper-lihatkan,
menandakan, mengatakan, mengemukakan (pikiran, isi hati), melahirkan (isi hati,
perasaan, dsb.), mempermaklumkan, membuktikan.
Jadi jika Alkitab dinyatakan berguna untuk “menyatakan kesalahan” itu berarti bahwa
Alkitab “menunjukkan ketidakbenaran atau
memperlihatkan atau membuktikan segala sesuatu yang menyimpang.” Kata Yunani yang dipakai dalam kata “menyatakan kesalahan” ialah “elegchos.” Saudara,
kata ini lebih berarti sebuah “teguran
atau disiplin.” Sebuah teguran untuk menyatakan dosa dan menolak ajaran
sesat.
Kita melihat saudara, kata “dosa” mempunyai banyak segi. Paulus menggunakan macam-macam istilah
untuk menjelaskan hal tersebut. Namun dari semua hal yang ada, kata utama untuk
dosa lebih cenderung memakai kata “hamartia”
yang berarti “meleset dari sasaran”
yang dipakai 64 kali oleh Paulus.
Bagi Paulus saudara, dosa bukan hanya sekedar
kejahatan yang dilakukan, melainkan suatu kekuatan yang membelenggu seseorang.
Paulus memandang semua orang sebagai yang “terjual
di bawah kuasa dosa (Roma 7:14). Sebagaimana seorang budak dijual kepada
seorang majikan, demikianlah semua orang masuk dalam kuasa dosa. Dosa pun
bersifat universal baik menyangkut orang Yahudi maupun orang non Yahudi (Roma
3:23), dan pada hakikatnya semua orang harus dimurkai (Roma 6:23).
Jadi,
seandainya saya percaya bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan
perbuatan baik, atau dengan percaya ditambah perbuatan baik, atau dengan
hal-hal lain selain dari percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka yang saya perlukan adalah saya
harus diberitahu supaya kesalah-pengertian saya itu diperbaiki.
Dengan
demikian, ayat tersebut mengajar saya, menunjukkan apa kesalahan saya dan
mengoreksinya dan semua itu dilakukan oleh satu ayat yang sama.
Contoh
lain adalah Efesus 4:31, firman Tuhan ini menjelaskan "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,
pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala
kejahatan."
Jadi
saudara, jika saya mengalami kepahitan, geram dll, maka sebenarnya dengan sendirinya
Alkitab sedang memberitahukan bahwa saya salah. Mengapa saudara? Jawabannya
karena Allah sendiri yang menyatakanNya di dalam Alkitab, bukan karena
masyarakat atau sistem moral dunia ini menyatakan bahwa hal itu salah.
Karena
itu bapak/ ibu yang kekasih,
Untuk
mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, kita tidak perlu mengikuti dan
mengetahuinya berdasarkan sistem moral dunia. Yang perlu kita ketahui dan ikuti
adalah apa yang Firman Tuhan nyatakan kepada kita.
3.
Alkitab berguna untuk memperbaiki kelakuan
“…untuk memperbaiki kelakuan…” (ayat
16).
Sidang
jemaat yang kekasih
Manfaat
Alkitab yang ketiga adalah untuk memperbaiki kelakuan. Kalimat ini, lebih
bermuatan positif daripada point yang kedua. Dalam hal ini, langkah perbaikan
selalu menjadi pelengkap yang sangat diperlukan setelah sebuah kesalahan
dinyatakan.
Saudara,
sebagai manusia, kecenderungan kita, saat kita mendapati suatu kesalahan,
respon yang paling spontan adalah kita menegor, mengkritik sebuah kesalahan tersebut.
Tetapi kita lupa peran kita yang lain, adalah untuk memulihkan kembali hubungan
yang sudah retak itu karena kita telah terbawa emosi.
Namun,
tidak demikian dengan Alkitab, saudara. Alkitab secara konsisten bukan hanya
menegur setiap kesalahan-kesalahan yang diperbuat manusia. Tetapi juga Alkitab
berusaha memperbaiki tingkah laku manusia agar kembali sesuai dengan jalur yang
dikehendaki Tuhan.
Kata dasar dari kata “kelakuan” adalah kata “laku.”
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kata “laku” adalah perbuatan,
gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kata “kelakuan” ialah perbuatan, tingkah laku,
perangai, perihal, keadaan. Kata “memperbaiki”
sendiri berarti membetulkan sebuah kesalahan atau kerusakan, menjadikan lebih
baik, lebih rapi.
Jadi yang dimaksud dengan kata “memperbaiki kelakuan” ialah membetulkan tingkah laku dan perbuatan yang
salah.
Saudara, kata Yunani yang dipakai dalam kata “memperbaiki kelakuan” ialah “epanorthosis” yang berarti “perbaikan dalam bidang kelakuan.” Kata
ini berarti membuat kembali lurus atau memulihkan. Kata ini hanya muncul satu
kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam ayat ini.
Dengan demikian saudara, yang dimaksud dengan kata “memperbaiki kelakuan” ialah “memperbaiki
apa yang salah pada tingkah laku manusia dengan kebenaran yang terdapat dalam
Kitab Suci.”
Dalam hal ini saudara, semua teori, teologi dan
etika harus diuji dengan Alkitab. apabila ternyata semua pengajaran itu bertentangan
dengan pengajaran Alkitab, maka semua itu haruslah kita tolak. Karena itu
saudara, semua pengajaran harus diuji dan harus sejalan dengan pengajaran Yesus
Kristus seperti yang telah dinyatakan dalam Alkitab.
Perhatikan
kembali apa yang dijelaskan dalam Efesus 4:31, yang tadi kita baca di atas, ketika
Alkitab menyatakan apa yang merupakan kesalahan, maka di ayat selanjutnya
Alkitab berusaha untuk memperbaiki kelakuan. Alkitab berusaha untuk memulihkan
hubungan.
Perhatikan
Efesus
4:32 "Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
Sungguh
luar biasa dalamnya, dan kayanya hikmat Allah kita saudara. Allah bukan hanya
Allah yang menuntut disiplin yang tinggi, namun Allah kita juga adalah Allah
yang penuh kasih, yang selalu berusaha memulihkan hubungan.
4. Alkitab berguna untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
“…untuk
mendidik orang dalam kebenaran…” (ayat 16).
Sidang
jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Tujuan
Allah memberikan kita sebuah Alkitab adalah tidak lain adalah untuk mendidik
orang dalam kebenaran. Tidak ada kebenaran yang lebih absolut selain kebenaran
Allah. Kebenaran manusia adalah kebenaran yang normatif
Kata “kebenaran” berasal dari kata dasar “benar.” Di
dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya ialah “sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah, tidak berat sebelah,
adil, dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya), tidak bohong,
sah.
Kata kebenaran sendiri dalam kamus besar bahasa
Indonesia berarti keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal)
yang sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar) ada, kelurusan
hati, kejujuran.
Sedangkan arti kata mendidik ialah memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Mendidik orang dalam kebenaran dapat diartikan dengan memelihara atau
memuridkan seseorang dalam hal yang sungguh-sungguh benar adanya. Sumber
kebenaran ialah Alkitab.
Kata Yunani yang dipakai dalam kata “mendidik orang
dalam kebenaran” ialah “paideia en dikaiosune” yang artinya “mendidik seseorang supaya ia berjalan di atas jalan
yang benar sesuai kehendak Allah.”
Jadi tujuan dari mendidik orang dalam kebenaran adalah
tidak lain untuk memperlengkapi setiap perbuatan baik.
Saudara, disinilah kayanya Alkitab. Bahwa setiap
orang yang mempelajari Alkitab bukan hanya untuk menambah hikmat diri sendiri,
bukan hanya untuk kebaikan hati sendiri. Sebaliknya orang yang mendapatkan
pendidikan dalam kebenaran Allah, senantiasa dimampukan Allah untuk menyatakan
perbuatan baik kepada orang lain.
Dalam hal ini, pertobatan yang membuat orang hanya
berpikir untuk dirinya sendiri bahwa ia telah diselamatkan, bukanlah pertobatan
yang sesungguhnya. Sebab pertobatan yang sesungguhnya senantiasa menjadikan
orang yang bertobat dapat berguna bagi Allah dan sesama manusia. Dengan kata
lain bapak/ ibu yang kekasih, tidak ada seorang pun yang diselamatkan, kecuali supaya
dia menjadi suluh untuk menyelamatkan sesamanya.
Sidang jemaat yang dikasihi oleh Tuhan
Tema tahunan kita adalah “Hidup
Yang Berpusat Pada Firman Tuhan.” Di
dalam khotbah-khotbah mingguan kita sepanjang tahun ini, kita akan mengupas
lebih dalam bagaimana setiap kita dapat hidup lebih berpusat pada kebenaran
firman Tuhan. Melalui tema ini kita berharap, setiap kita akan dapat mengalami
pertumbuhan yang iman yang lebih baik, menjadi jemaat yang lebih dewasa di
dalam iman. Kiranya melalui kebenaran firman Tuhan ini, kita semakin didorong
untuk dapat hidup sebagaimana yang diajarkan oleh Firman Tuhan. Amin
0 komentar:
Posting Komentar