TUHAN SATU-SATUNYA ALLAH
Yesaya 44:1-8
Sidang jemaat yang kekasih,
Mengulas kembali akan topik kita tentang Hukum pertama,
perintah pertama ini mengajarkan kepada kita Siapa yang harus disembah. Ini
adalah dasar dari seluruh hukum Allah yang ada, dimana kita harus mengasihi
Tuhan Allah yang sejati. Sekaligus juga memberikan penegasan bahwa tidak ada
peluang bagi kita untuk diperbolehkan menyembah allah lain seperti kita
menyembah kepada Allah sejati. Ataupun mengakui adanya allah lain yang secara
sah menjadi obyek penyembahan kita.
Saudara, Tuhan adalah satu-satunya Allah! Ini merupakan
sebuah doktrin yang sangat penting untuk kita pahami. Sebab segala sesuatu
adalah dimulai dari Allah, dan oleh Allah dan kepada Allah (Band. Roma 11:39). Dialah pencipta langit
dan bumi dan segala yang ada di dalamnya. Dialah satu-satunya yang berkuasa,
dan yang menentukan hukum-hukumNya. Dialah penyelamat dan penebus umat
kepunyaanNya. Di dalam dunia ini hanya ada satu Allah yang penuh kasih, yaitu
Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus.
Kalau kita melihat kenyataan di dalam dunia ini, mengapa ada
begitu banyak jenis agama yang muncul? Saudara, berdasarkan data statistic ada,
diperkirakan ada lebih dari 90% penduduk dunia menganut agama tertentu, yang
menyembah kepada berbagai macam allah. Di dalamnya juga ada
begitu banyak dewa-dewa yang disembah? Ada begitu banyak jenis-jenis ibadah
yang berbeda? Lagi pula masing-masing mengklaim bahwa agamanya adalah
satu-satunya yang paling benar, satu-satunya dewa yang menyelamatkan! Jika
demikian, pertanyaan kita adalah, lantas agama mana yang benar? Agama mana yang
sejati, yang sungguh-sungguh membawa kita kepada Allah yang sejati?
Saudara, sepertinya semua umat manusia sedang ditarik ke
dalam sebuah kontroversi yang besar antara Allah yang sejati dengan ilah-ilah
buatan pikiran manusia. Antara kebenaran dan semua imitasi yang berkembang
didalamnya. Tidak mungkin jika di dunia ini ada begitu banyak allah yang
disembah oleh berbagai macam agama yang berbeda. Padahal dunia yang ditempati
manusia hanya satu. Atau tidak mungkin juga bahwa satu Allah menciptakan
berbagai macam bentuk agama yang berbeda-beda, kalau tujuannya sama. Memang
Tuhan kurang kerjaan sehingga Ia seolah-olah menyulitkan diriNya sendiri. Jadi
yang pastinya adalah dari sekian banyak pribadi yang dianggap sebagai allah, pastinya
hanya ada satu pribadi Allah yang sejati, yaitu Tuhan yang menciptakan langit
dan bumi.
Saudaraku, tidak bisa kita pungkiri, kita memang sedang
diperhadapkan pada berbagai macam agama yang berbeda-beda. Namun kalau kita perhatikan,
beberapa agama yang lain lebih berorientasikan pada ritual upacara dibandingkan
ketaatan pada aturan. Dengan mempersembahkan korban ini, melakukan tugas itu,
ambil bagian dalam pelayanan ini, menyantap hidangan ini dan itu, maka seseorang
akan terlihat benar di hadapan Tuhan. Dari sini kita pahami, bahwa sesungguhnya
yang menentukan kehidupan benar atau tidak bukanlah Tuhan, tetapi tingkah laku
dan ritual manusia yang menjalankannya. Dengan kata lain, saudara, paham ini
sedang mengajarkan bahwa manusia sepertinya sedang berusaha menyogok allah agar
ia dapat menuruti keinginannya dengan berbagai macam ritual yang dijalankannya.
Tetapi berbeda dengan agama yang sejati. Agama yang sejati
tidak berorientasikan pada aturan atau upacara. Agama yang sejati lebih menekankan
pada ada-tidaknya relasi yang sejati dengan Tuhan.
Saudara, mari kita melihat dalam Yesaya 1:11-15, disana
digambarkan bagaimana orang Israel secara rutin mempersembahkan korban, rutin
beribadah, rajin memberikan persembahan, rajin berdoa dan lain sebagainya,
tetapi semuanya itu justru melukai hati Tuhan. Mengapa saudara? Karena semua
itu tidak lahir dari hati nurani yang tulus, semua dijalani berdasarkan
rutinitas, lagi pula bangsa Israel memiliki kehidupan yang dualisme. Disatu
sisi kelihatannya beribadah kepada Tuhan, tetapi disisi yang lain mereka
berbuat jahat didepan mata Tuhan (Yesaya 1:16). Ini yang tidak diperkenankan
Tuhan. Ini bukan ibadah yang sejati.
Dari sini kita melihat bahwa Tuhan Allah menuntut adanya
relasi yang intim antara umat manusia dengan Allah. Namun masalahnya saudara, dosa
yang telah merasuk dalam kehidupan manusia menjadikan manusia tidak sanggup
untuk mencari Allah. Dosa merusak seluruh tatanan hidup manusia, sehingga manusia
bukan saja menjadi buta terhadap kebenaran, tetapi yang pasti mereka telah
kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Karena itu ada dua hal yang menjadi
kebutuhan dasar yang diyakini semua agama yaitu bahwa manusia telah terpisah
dari Tuhan dan perlu diperdamaikan kembali denganNya.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam
Tuhan.
Kita kembali kepada Alkitab. Alkitab
berbicara dengan jelas tentang fakta bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah. Di
dalam PL kita mengenal Allah menyatakan diri: Siapa jati diri-Nya? Saudara, Tidak
ada kata yang mampu mencakup kebesaran-Nya, kecuali yang diistilahkan sendiri oleh
Tuhan sebagai “AKU
ADALAH AKU”, “I Am That I Am”, “Hayah Asher Hayah” (Keluaran 3:14) dan
Dialah Tuhan Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub -
bukan Ismael (Keluaran 3:15)! Pernyataan ini lebih dari sekedar nama, saudara.
Itu adalah suatu nama yang deskriptif, yang menunjuk kepada apa adanya Allah
dalam diriNya. Secara khusus nama ini menunjuk bahwa Dialah sepenuhnya
eksistensi dalam diriNya sendiri, cukup dalam diriNya sendiri, dan kekal.
Siapakah nama diriNya? Nama
diriNya dikenal dengan sebutan Yehovah! Atau dalam bahwa Ibrani ditulis sebagai
YHWH, dan diterjemahkan sebagai Yahweh. Itulah namaNya yang melekat kekal
selama-lamanya dan itulah sebutanNya yang dikenal turun-temurun hingga hari ini.
Karena tidak ada seorang pun yang mampu mencari jati diri
Allah yang sejati. Maka Allah sendiri yang turun menemui umatNya. Dalam hal
ini, Tuhan yang benar memilih umatNya, yang menyatakan kuasaNya yang besar
dalam tindakanNya, kasih besarNya, serta memenuhi segenap keperluan umatNya. Tuhan
yang sejati dipandang sebagai Allah yang menyertai umatNya dengan segala
tindakanNya yang ajaib dan mengatasi segala allah bangsa-bangsa. Dialah yang
menjadikan langit dan memberi pernyataan tegas bahwa tidak ada yang lain selain
diriNya (Ulangan 4:39).
Dengan demikian saudara, penebusan hanya dapat dikerjakan oleh
seorang yang mengambil bagian secara penuh dalam situasi manusia, bukan oleh seorang
dewa yang berjalan di atas bumi. Dalam pemahaman ini, maka makna "Tuhan
satu-satunya Allah" bukan
ditemukan dalam debat yang abstrak, tetapi melalui tindakan dan kehadiran Tuhan
yang secara nyata hadir dalam kehidupan umat-Nya. Tindakan Allah yang
spektakuler, yang diperbuat Allah ini menunjukkan bahwa Tuhan Allah adalah
Allah yang hidup. Kuasa besarNya mampu membawa umat pilihan Alah keluar dari
tanah Mesir, dari tempat perbudakan (Ulangan 20:2).
Karena itu bapak/ Ibu yang kekasih dalam Tuhan
Sekarang umat pilihan Allah sedang dalam masa pembuangan di
Babel. Disatu sisi keberadaan bangsa Israel di Babel tidak lebih adalah bagian
dari hukuman Allah atas pemberontakan mereka. Tetapi disisi yang lain, Allah
menetapkan ini untuk mengajar bangsa Israel senantiasa ingat akan kedaulatan
Tuhan dalam kehidupan mereka.
Secara keseluruhan Yesaya 44 merupakan satu bagian yang di
dalamnya Allah mengingatkan kembali status bangsa Israel dan janji
pemulihanNya. Yang walaupun sebelumnya, dijelaskan bagaimana dosa dari umat
Allah yang telah begitu memberatkan dan menyusahkan hati Allah, namun Allah
tetap menyertai dan menghibur umat-Nya. Karena itu Tuhan Allah ingin
mengingatkan kembali bangsa Israel, dengan satu perkataan yang tidak boleh
diabaikan. Ia berkata: “Tetapi sekarang dengarlah, hai Yakub, hambaKu, dan hai
Israel, yang telah Kupilih!” (Ayat 1). Pernyataan ini menegaskan
bahwa status Israel dimata Tuhan tidak berubah saudara. Di hadapan Tuhan mereka
tetap adalah hambaNya.
Yang menarik saudara, kata "Dengarlah" merupakan kata
yang ditulis dalam bentuk imperative yang
menjadi ciri banyak nubuat dalam Yesaya (lih. 1:2, 10; 6:8, 9, 10; 7:13; 28:14;
32: 9; 33:13; 34:1; 36:13; 39:5; 42:18; 46:3, 12; 47:8; 48:1, 12, 14, 16; 51:1,
7, 21; 55:2, 3; 59:1; 66:5). Dengan demikian, jika kata ini disandangkan dengan
kondisi bangsa Israel sebagai hambaNya, maka kata ini mengandung arti bahwa
sebagai hambaNya mereka harus "Mendengar baik-baik dan setelah itu haruslah mereka
melakukan."
Lagi pula kalimat ini diakhiri dengan kata “yang telah
Kupilih.” Saudara, Kata “Kupilih”
memakai bentuk tense perfek yang menunjuk pada suatu tindakan yang sudah
selesai. Artinya Allah telah memilih satu kali menjadi umat kepunyaanNya, dan
tidak ada pilihan yang lainnya.
Saudara, Faktanya adalah Tuhan Allahlah “yang telah
menjadikan", Tuhan Allahlah
“yang membentuk Israel sejak dalam kandungan”,
dan Tuhan Allah sendirilah “yang menolong Israel”. Pertolongan Allah ini ditunjukkanNya secara terus-menerus disetap kebutuhan
umatNya. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan mereka.
Karena itu Allah meminta Israel agar mereka tidak takut terhadap pimpinan Allah
dalam kehidupan mereka.
Ada hal lain yang menarik saudara, nama Yakub disejajarkan
dengan nama Yesyurun. Yakub berarti "dia memegang tumit" (Kejadian
25:26), yang secara figuratif berarti "penipu." Sedangkan Yesyurun,
berasal dari kata “yasar”, yang berarti "lurus/ benar." Ini merupakan gelar
langka yang diberikan Tuhan bagi Israel (Ulangan 32:15; 33:15, 26). Lagi pula
penyematan kata “un” dalam kata “yasar” mengandung arti bahwa
bangsa Israel merupakan umat kesayangan Allah sendiri. Dari sini kita pahami bahwa
nama Yakub lebih menunjuk kepada kegagalan dari umat, sedangkan nama Yesyurun
menunjukkan apa yang akan terjadi pada umat berdasarkan anugerah Allah.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan.
ini merupakan suatu ironi yang positif, yang menunjukkan
kasih Allah yang begitu agung dan terus-menerus akan membentuk umatNya sampai
menjadi seperti yang Ia rencanakan walaupun umatNya terus-menerus tidak taat
dan gagal.
Allah memberikan satu penegasan dengan mengatakan kepada
bangsa Israel, supaya mereka “tidak perlu takut”
karena mereka adalah umat kesayangan Allah. Saudara, kalimat perintah ini
ditulis 62 kali dalam seluruh Alkitab, dan terbanyak terdapat dalam
Perjanjian Lama, yaitu disebutkan 48 kali. Perintah ini juga berkaitan dengan situasi
psikologis seseorang, yang sedang diperhadapkan dengan masalah.
Karena itu ketika Allah mengatakan kepada bangsa Israel
untuk tidak takut, sejatinya Allah ingin mengatakan bahwa Allah akan selalu
bersama-sama dengan mereka. Kata ini juga mengandung arti bahwa hukuman Allah
atas mereka sudah berakhir. Dan yang terpenting kata ini juga mengandung arti bahwa
Tuhan akan selalu mencukupi segala kebutuhan mereka. Allah sendiri yang akan
menggenapi rencana-Nya, yang dimulai dengan pencurahan RohNya. Hasil dari
pencurahan Roh Tuhan tersebut adalah membawa umat untuk bertobat dan menyebut
diri mereka sebagai kepunyaan Tuhan (Ayat 5). Mereka adalah hamba Allah. Dari
sini kita memahami bahwa Allah bukan sekedar berjanji, tetapi memeteraikan
janjiNya dengan kedaulatan penuh.
Saudara, ini juga menjadi satu pembalajaran berharga bagi
kita dimana hasil penting dari pencurahan Roh Kudus atas kita adalah kesaksian
kita bahwa kita ini milik Tuhan dan bahwa Dia itu adalah Bapa sorgawi kita. Roh
Kudus yang ada dalam diri kita menciptakan keyakinan bahwa kita adalah milik
Allah dan bahwa kita mempunyai segala hak dan wewenang selaku anakNya.
Dengan demikian keselamatan semata-mata dapat tergenapi
karena kasih dan kehendak Tuhan yang tidak berubah bagi umat-Nya. Karena itu, marilah
kita bersyukur untuk anugerah yang indah dan tak berubah tersebut. Sidang
jemaat yang kekasih,
Betapa pun menakjubkannya, dimana semua yang kita lihat dalam
kehidupan kita pastinya ada awalnya. Dari yang tidak ada menjadi ada. Namun tidak
demikian halnya dengan Tuhan Allah. Tuhan semesta alam menyebut diriNya “Akulah yang
terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah lain selain dari padaKu” (ayat 6). Jika kalimat ini dihubungkan dengan
nama diri Allah, maka Allah tidak memiliki asal-usul, eksistensiNya tidak
bergantung kepada siapa pun. Justru di dalam Dialah diciptakannya waktu dan
ruang sehingga kita dapat hidup di dalamnya.
Saudara coba perhatikan beberapa gelar Allah yang
disebutkan dalam ayat ini: Tuhan menyatakan diriNya sebagai:
-
Raja Israel (41:21; 43:13b)
-
Penebus Israel (41:14)
-
Tuhan semesta alam
-
Akulah yang terdahulu dan yang terkemudian
(41:4, 43:10; 48:12; Wahyu 1:8, 17; 22:13).
Gelar-gelar ini saudara menekankan keunikan, keabadian,
kesetiaan, dan kekuatan Allah Israel. Saya rasa tidak ada allah lain yang
secara jelas menyatakan diriNya sebagai Raja atas umatNya, yang menebusnya,
selain daripada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
Kemudian Tuhan Allah kembali menegaskan bahwa: “Tidak ada Allah
lain selain dari padaKu.” Saudara
Ini merupakan sebuah penegasan dari keunikan dan monoteisme Tuhan Allah. Yang
didalamnya memiliki pengertian bahwa tidak ada sesuatu yang jadi diluar
sepengetahuan Allah. Sekaligus memberikan satu pemahaman kepada kita bahwa
seharusnya kita mencari dan menyembah Allah yang sejati. Tuhan adalah yang awal
dan yang akhir, ini membuktikan bahwa tidak ada Tuhan yang lain selain Dia
semesta alam, itu sebabnya kita harus mengakui sepenuhnya dan menyerukan
namaNya di muka bumi ini kepada seluruh bangsa-bangsa. Kalimat ini juga
menegaskan kepada kita bahwa masa lalu dan masa depan ada dalam kuasa-Nya (ayat
7-8). Hal ini nampak dari pertanyaan retoris Allah tentang jati diriNya: “Adakah Allah
selain dari padaKu?” Faktanya adalah “tidak ada Gunung Batu yang lain” selain
daripada Allah Israel sendiri.
Dari sini kita melihat saudara, bahwa pernyataan “tidak ada Allah
lain selain dari padaKu” merupakan sebuah penguatan Allah atas umat
Israel yang berada dalam tekanan bangsa Babel. Sehingga Allah ingin mengatakan kepada
mereka bahwa tidak ada Gunung Batu yang lain selain daripada diriNya sendiri.
Hal yang sama juga dinyatakan Paulus dalam Roma 8:35 “Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”
Apapun
bentuknya itu saudara, faktanya “…tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang
ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:39).
Dari penjelasan di atas memberikan satu pemahaman kepada
kita bahwa tidak ada yang lebih besar selain kasih Allah yang senantiasa
melingkupi kehidupan kita. Karena itu kita harus menyembah Allah dan menaati
Dia. Kita harus percaya kepadaNya, tidak peduli apapun kondisi dan situasi yang
sedang kita hadapi.
Namun sadar atau tidak sadar, terkadang orang-orang Kristen
pun tergoda untuk melupakan Tuhan dalam kehidupannya. Dan mencari allah lain
sebagai tempat sandarannya yang baru.
Mereka berlaku seolah-olah mampu menjalani kehidupannya
tanpa penyertaan Tuhan. Mereka hidup semaunya sendiri. Pikiran mereka, filsafat
mereka, telah menjadikan allah baru yang memimpin kehidupannya. Padahal
faktanya saudara, tidak ada seorang pun yang dapat hidup kalau bukan karena
Tuhan yang mengaruniakannya.
Ada pula yang tidak lagi peduli apakah dengan kehidupan
kita, kita telah menyakiti hati Allah. Saudara, berapa banyak orang-orang
Kristen yang dengan sengaja menyakiti hati Allah dengan kehidupannya.
Kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari ada
berbagai macam karakter orang Kristen. Ada orang Kristen yang bersikap cuek dan
masa bodoh demikian: "Yang penting sudah beribadah ke gereja setiap
Minggu, itu sudah lebih dari cukup. Urusan pelayanan di gereja dan persekutuan
dengan saudara seiman lainnya aku tidak mau ambil pusing, emang gue
pikiran." Apakah itu
kekristenan yang sejati? Apakah itu yang diajarkan Tuhan dalam gerejaNya? Kalau
kita mengerti sungguh-sungguh kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita maka tidak
akan mungkin orang bermain-main dengan kehidupannya. Sebab hidupnya adalah
ibadah kepada Tuhan.
Ada pula orang Kristen yang sukanya hanya menuntut untuk
dilayani dan diberi, namun ia sendiri tidak mau melayani dan memberi. Yang lebih
ekstrem lagi, ada orang Kristen yang punya kebiasaan menjadi juri di gereja:
mengkritik sana-sini, menghakimi saudara seiman lainnya dan selalu mencari
kelemahan hamba-hamba Tuhan, padahal ia sendiri tidak mau terlibat dalam
pelayanan.
Ingatlah saudara, bahwa kita menjadi Kristen bukan karena
pilihan kita. Kita dapat mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi
kita, juga bukan karena keinginan kita. Tetapi semua itu dikerjakan Allah
melalui RohNya yang memberikan kita pembaharuan, sehingga kita dapat menyadari
anugerah Allah yang besar itu dalam kehidupan kita.
Kalau Allah yang merancang sedemikian rupa sehingga Ia
memilih kita, mengapa kita tidak bersedia untuk hidup dalam pimpinanNya?
Seharusnya kita menolak menyembah allah lain apa pun bentuknya itu, baik yang
kelihatan ataupun yang terjadi dalam keseharian kita. Kita harus menolak
penyembahan kepada Allah yang sejati dengan sarana apa pun yang tidak layak
bagiNya, seperti penggunaan gambar-gambar atau patung-patung.
Dengan demikian saudara, kita akan memahami apa yang Tuhan
kehendaki dalam kehidupan kita. Begitu pula yang terjadi pada bangsa Israel.
Pengalamannya dalam pembentukan Allah yang sejati, membuat Israel menyadari
arti pentingnya kedudukan sebagai kepunyaan Tuhan. Semua yang dialami Israel
dalam hubungannya dengan Tuhannya itu menjadi dasar bagi Israel untuk
menyaksikan kesetiaan dan kuasa Tuhan bahwa Tuhan Allah yang memanggil mereka
sebagai umatNya dan mau menjadi Tuhan bagi mereka, Dialah satu-satunya Allah
yang hidup. Tidak ada Allah lain selain daripada Tuhan, Dia pulalah yang menghidupkan
umat dalam berkat-Nya.
Bagaimana dengan kita saudara? Sudahkah kita menempatkan
Tuhan sebagai yang nomor satu dalam kehidupan kita? Ataukah kita masih
bergantung dengan hal-hal lahiriah yang ada disekitar kita. Hati-hatilah
saudara, sadar atau tidak sadar, hal-hal yang ada disekitar kita dapat menjadi
ilah baru dalam kehidupan kita sehingga hal itu akan menyeret kita untuk
menjauh dari Allah yang sejati.
Sidang jemaat yang saya kasihi
Perikop ini ditutup dengan satu menyataan penting,
dikatakan: "Kamulah
saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku?" Yesaya 44:8b
Apa maksudnya saudara? Maksudnya adalah bangsa Israel tidak
saja melihat apa yang sedang terjadi, tetapi sekaligus juga memberitahukan kembali
bahwa tidak ada Allah selain dari pada Tuhan. Sehingga mereka dapat mengaku
bahwa tidak ada Gunung batu yang lain selain daripada Tuhan Allah yang sejati.
Hal yang sama pun menjadi peringatan bagi kita. Kita adalah
saksi-saksi Tuhan. Sebagai umat yang telah ditebus, diselamatkan dan mengalami
kasih Tuhan, kita memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai saksi-saksi-Nya di
tengah-tengah dunia ini. Yang dimaksud dengan bersaksi adalah menceritakan,
memberitahukan dan mengabarkan kepada orang lain tentang segala sesuatu yang
telah kita alami bersama dengan Kristus agar orang lain tahu dan dapat
mengalami kasih seperti yang kita alami. Karena kita ini adalah saksi Kristus,
maka yang harus kita saksikan dan beritakan adalah pribadi Kristus dan
karya-Nya, bukan diri sendiri yang dikedepankan dan dinomorsatukan.
Dengan demikian tujuan kita hanya satu seperti yang nyata
dalam Mazmur
83:19 “Supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama Tuhan, yang
Mahatinggi atas seluruh bumi.”
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Saya percaya bagi sebagian besar orang Kristen istilah
bersaksi tentu saja bukan hal yang asing lagi, namun tidak semua orang Kristen
mau mempraktekkannya dengan berbagai alasan, padahal kesaksian hidup adalah
manifestasi dari pengakuan iman kita sebagai orang percaya. Kekristenan tanpa
sebuah kesaksian hidup bisa dikatakan Kekristenan yang imannya mati. Dikatakan:
"Jika
iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah
mati." (Yakobus 2:17).
Karena itu, ketika kita menyadari bahwa ini adalah
panggilan berharga yang Allah berikan bagi kita, marilah kita bersaksi bagiNya,
bahwa tidak ada Tuhan selain daripada Allah yang telah menyatakan diri kepada
manusia. Yang kita kenal di dalam pribadi Yesus Kristus yang menjadi Tuhan
kita. Sebab demikianlah dikatakan bahwa: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara
kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”
(Yohanes 1:14).
Hanya Yesuslah yang mengalahkan keutamaan Hukum Taurat. Dan Kristus tidak datang untuk “meniadakan hukum Taurat” (Matius 5:7), melainkan menggenapinya. Dengan demikian, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, maka kita akan menyerahkan pengabdian kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi kita untuk menjunjung tinggi nama Tuhan. Amin.
Hanya Yesuslah yang mengalahkan keutamaan Hukum Taurat. Dan Kristus tidak datang untuk “meniadakan hukum Taurat” (Matius 5:7), melainkan menggenapinya. Dengan demikian, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, maka kita akan menyerahkan pengabdian kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi kita untuk menjunjung tinggi nama Tuhan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar