Rabu, 29 Oktober 2014

MENGUCAP SYUKUR

MENGUCAP SYUKUR
Efesus 5:20


Bapak/ibu yang dikasihi oleh Tuhan
Sebagai orang beriman kita seringkali diingatkan untuk selalu mengucap syukur dalam segala keadaan. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan penting bagi kita adalah apakah ucapan syukur itu?
Saudara, mengucap syukur bukan sekadar kata-kata yang keluar dari mulut kita, bahwa kita mau mengucap syukur. Akan tetapi ungkapan syukur yang dinaikan seharusnya merupakan hasil dari kehidupan yang tinggal di dalam Kristus, dan sebagai buah dari kehidupan anak-anak Tuhan. Sebab kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya ayat ini dituliskan sebagai bagian dari penjelasan Rasul Paulus mengenai karakteristik kehidupan anak-anak terang.
Dimana Jemaat di Efesus dituntut untuk mengucap syukur dalam segala keadaan dikarenakan ini merupakan suatu gaya hidup yang didasarkan pada karya keselamatan dan hidup baru di dalam Kristus. Itulah sebabnya, dalam segala hal, orang percaya harus dapat mengucap syukur, karena keselamatan dalam Kristus Yesus yang telah berlaku dalam hidupnya, lebih besar daripada persoalan hidup yang mereka hadapi!
Ucapan syukur sekaligus juga menjadi tanda bagi orang Kristen, bahwa mereka percaya pada kasih setia Tuhan yang tidak pernah meninggalkan mereka, sekalipun mereka menghadapi berbagai kesulitan.
Saudara, mari kita perhatikan kalimat dari Firman Tuhan ini secara seksama: Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.
Saya melihat ada tiga point penting yang harus kita mengerti dengan benar bagaimana seharusnya kita mengucap syukur.

1.  Ucapkanlah syukur senan-tiasa dalam segala sesuatu”.
Kata “se­nantiasa” yang ditulis dalam bentuk tenses present active participle = present continous active-Inggris) mengandung arti sesuatu yang dilakukan secara te­rus-menerus sepanjang kehidupan kita. Itulah yang dinamakan (habit/ kebiasaan) yang seharusnya menjadi ciri khas baru ketika kita hidup di dalam Kristus.
Karena itu saudara, dari sini kita tahu bah­­­­wa se­be­nar­nya dalam kehidupan yang kita jalani ini, kita harus pe­nuh dengan ucapan syukur. Namun kita patut jujur bahwa secara fak­ta hidup kita rupanya ti­­daklah demikian bukan? Banyak orang tidak dapat hi­dup seperti apa yang Alkitab katakan, mereka hidup pe­­nuh de­ngan stress akibat tekanan kesulitan dan pen­de­­ritaan yang sangat berat dan semakin ha­­ri semakin bertambah, bertambah dan bertambah. Demikian pula yang dialami oleh orang Kristen tanpa kecuali.
Saudaraku yang kekasih
Fanny Crosby menulis lebih dari 8.000 lagu rohani. Meskipun buta sejak usia 6 minggu, ia tidak mempersalahkan Tuhan atas hal itu. Suatu kali seorang hamba Tuhan berkata kepadanya, “Sayang sekali ya, Sang Pencipta tidak memberi Anda penglihatan, padahal Dia memberikan banyak sekali karunia lain pada Anda.” Fanny menjawab, “Tahukah Anda, seandainya pada saat lahir saya bisa mengajukan permohonan, saya akan meminta agar dilahirkan buta?” Hamba Tuhan itu terkejut. “Mengapa?” tanyanya. “Karena bila saya naik ke surga nanti, wajah pertama yang akan saya lihat adalah wajah Sang Juru Selamat!” Sungguh sebuah hati yang berlimpah dengan rasa syukur.
Bagaimana dengan ucapan syukur dalam hidup kita? Mengucap syukur atas segala sesuatu berarti lebih dari sekadar ungkapan sukacita, ucapan syukur kita menjadi ungkapan iman bahwa di dalam segala keadaan Allah senantiasa bekerja, berkarya, dan memberikan yang terbaik kepada kita.

2. Ucapkanlah syukur dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Ini merupakan kenyataan yang seringkali kita lupakan. Banyak orang mengucap puji syukur oleh karena merasa mampu melakukan hal ini dan hal itu. mampu melewati masalah ini dan masalah itu, yang seakan-akan ia mau mengatakan bahwa semuanya itu adalah hasil usahanya sendiri. Semuanya itu adalah jerih payahnya sendiri. Jika bukan karena aku mungkin hasilnya tidak begini!
Saudara, sebagai orang Kristen tidaklah demikian, konsep mengucap syukur kita. Orang Kristen dituntut untuk mengucap syukur semata-mata demi nama Tuhan Yesus Kristus. Yang artinya kekuatan utama untuk kita bisa melewati segala rintangan dan persoalan dalam hidup adalah campur tangan Tuhan kita Yesus Kristus.
Dialah Tuhan yang memampukan kita melihat tangan kemurahan Allah yang merajut kehidupan kita. Dan bahwa orang yang senantiasa mensyukuri kebaikan Tuhan atas hidupnya akan menemukan banyak cara untuk hidup yang lebih baik.
Saudaraku,
Suatu hasil penelitian mengatakan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional. Memiliki gaya hidup penuh rasa syukur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan suplai darah ke hati kita. Jika kita melakukan hal ini dengan rutin, maka dapat meningkatkan kewaspadaan kita, antusiasme, energi dan juga meningkatkan kualitas tidur kita. Mereka yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang penuh rasa syukur cenderung jarang stres dan depresi.
Sebagai orang beriman, kita bersyukur karena Tuhan baik kepada kita. Tuhan senantiasa hadir dalam perjalanan hidup kita. Tuhan selalu peduli terhadap hidup kita. Karena itu, sikap bersyukur berarti kita menyerahkan hidup kepada penyelenggaraan Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang. Dalam hal ini, Yesus Kristus Tuhan kita.

3. Ucapan syukur kita tujukan kepada Allah dan Bapa kita.
Bapak/ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Raja Daud dalam doanya pernah berkata: Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah” (Mazmur 86:12-13).
Sebagaimana pemazmur ingin katakan bahwa tujuan ucapan syukur kita tidak lain adalah untuk memuji nama Allah dan Bapa kita.
Demikian pula, yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dan kepada kita yang hidup saat ini. Bahwa hanya Allahlah yang patut menerima ucapan syukur kita. Hanya Bapa kitalah yang layak menerima pujian dan ucapan syukur kita. Karena berkat pertolongan Dialah, maka kita dapat hidup dan menjalani kehidupan kita hingga saat ini.
Saudara hari ini, KW Debora merayakan HUT yang ke-29. Saya percaya ada banyak liku-liku yang sudah pernah dihadapi dan dilewati sepanjang tahun-tahun yang lalu. Dan hari ini, kita ada semata-mata karena karya Tuhan yang masih memberikan kepada kita kesempatan untuk memuji Dia.
Seperti kata firman Tuhan dalam Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Mari kita berusaha memiliki hati yang penuh syukur kepada Tuhan. Dengan demikian, hidup kita menjadi pujian bagi Tuhan. Tuhan memberkati. Amin

0 komentar:

Posting Komentar