Kamis, 02 Oktober 2014

DOA YANG MEMULIHKAN


DOA YANG MEMULIHKAN

(Lukas 22:31-34)

Bapak/ Ibu yang kekasih,
Tak dapat disangkal dalam hidup ini dengan sadar atau tidak kita sering melakukan penyangkalan seperti Simon Petrus. Tindakan dan ucapan kita tidak lagi menyatakan kerendahan hati, kebaikan, keadilan serta kekudusan Tuhan! Yang ditonjolkan hanyalah kemanusiaan yang tidak dikontrol dan dikuasai Roh Kudus!
Sadar atau tidak, terkadang tindakan dan ucapan kita, tidak lagi menyatakan kasih Kristus yang tanpa syarat, tanpa menuntut, tanpa menghakimi dan tidak berubah. Sebaliknya, kita telah gagal total memberikan kesaksian sebagai orang-orang percaya pilihan yang mengenal Kristus.

Dalam keadaan yang demikian saudara, apakah yang kita butuhkan dan yang dibutuhkan oleh rekan-rekan kita yang jatuh dalam kegagalan tersebut?
Bapak/ ibu yang kekasih,
Perikop ini ditulis dalam konteks di malam ketika Tuhan Yesus menetapkan perjamuan terakhir dengan murid-muridNya. Malam yang terakhir bagi Yesus sebelum Ia ditangkap dan di Salibkan. Malam yang seharusnya menjadi malam kehangatan diantara murid-murid dengan GuruNya, namun justru malam itu diwarnai dengan sebuah pertengkaran mengenai siapa yang terbesar diantara mereka.
Saudara saya mengajak kita untuk lebih focus pada tokoh yang bernama Petrus. Dalam hal ini, Yesus kenal dan tahu betul siapa Simon Petrus itu! Petrus adalah seorang yang sungguh-sungguh mengasihi dan mau melayani Yesus. Dan Yesus memahami betul apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan Simon Petrus. Sekalipun ia komit pada panggilannya, namun Simon Petrus juga adalah seorang
yang sering bertindak dan mengucapkan kata-kata yang tidak terkontrol dan dikuasai Roh Kudus!
Tindakan dan ucapan Simon Petrus banyak kali hanya didorong oleh emosi saja, seperti yang sering Anda dan saya lakukan juga bukan? Makanya tidak heran seringkali kita gagal sebagai saksi-saksi Kristus dalam tindakan dan ucapan-ucapan
kita!
Karena itu bapak/ ibu yang kekasih.
Melalui tokoh Petrus, kita belajar betapa manusia memiliki kelebihan dalam hidupnya, namun ia tetap memiliki kelemahan.
Saudara, kira-kira apa kelebihan Petrus:
Ø Nama Petrus muncul 128 kali dalam Injil.
Ø Ia adalah murid Yesus yang pertama yang dipanggilNya dari seorang Nelayan (Markus 1:16)
Ø Ia dikenal sebagai murid yang dekat dengan Yesus (Petrus, Yohanes dan Yakobus)
Ø Ia memiliki pengetahuan yang baik. Yaitu ketika Yesus bertanya tentang siapa Dia, Petrus menjawabnya dengan bijaksana. (Matius 16:16 “Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!")
Ø Petrus memiliki tekad yang baik. Yaitu ketika Yesus hendak meninggalkan murid-murid, Petrus berkeinginan untuk mengikut Yesus. (Matius  26:33 Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.")
Ø Petrus juga memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan Yesus, khususnya ketika Ia berjalan di atas air. (Matius 14:28-29 “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.” Dan itu tidak pernah dirasakan oleh murid-murid yang lain.)
Ø Dalam penyebutan urutan, Nama Petrus memiliki posisi yang baik. Namanya selalu disebutkan terlebih dahulu sebelum kedua murid terdekat Yesus, memiliki indikasi bahwa ia menjadi pemimpin kelompok murid Tuhan Yesus.
Ø Setelah kebangkitan Tuhan Yesus, Petrus berhasil menobatkan 3000 jemaat. (Kis 2:41 “Orang-orang yang menerima perkata-annya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.)
Ø Petrus memiliki kuasa penyembuhan. Contoh: (Kis 3:6-7 “Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.”)
Ø Bayangannya pun berkuasa menyem-buhkan (Kis 5:15 “bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.”)
          Namun demikian, sekalipun kita melihat Petrus memiliki banyak kelebihan. Ternyata Petrus juga seorang manusia biasa yang memiliki banyak kelemahan. Kelemahan-kelemahannya paling tidak terdaftar sbb:
Ø Ia pernah menegur Yesus untuk tidak menuruti jalan salib yang menjadi kehendak Bapa bagi Yesus. (Matius  16:23 “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.")
Ø Ia bersikap kelewatan. Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Petrus menolak kakinya dicuci oleh Yesus yang mencuci kaki murid-muridnya (karena ia merasa tidak layak), namun ketika Tuhan Yesus menjawabnya ia menjadi sok. (Yohanes 13:6-9 “Yesus menjawabnya "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Petrus lalu menjawab Yesus, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!")
Ø Ia menyangkal Yesus sebanyak 3 kali. (Matius 26:34 “Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.")
Ø Tindakannya selalu gegabah dan penuh emosi. Contohnya saat ia memotong telinga imam besar (Matius  26:51 “Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.”)

Dari sini, kita melihat betapapun hebatnya seorang Petrus, namun toh pada dasarnya ia tetap manusia biasa yang tidak luput dari kelemahaman. Bukankah begitupula dengan diri kita sekalian bapak/ Ibu? Dalam keadaan yang demikian, tindakan apakah yang sangat kita butuhkan?
Mari kita perhatikan apa yang Tuhan Yesus buat kepada Petrus? Diayat 31-32, Tuhan Yesus berkata: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau jikalau engkau sudah insyaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.
Menarik saudara, Tuhan Yesus tidak berkata-kata kepada Petrus dalam kemarahan tetapi dengan kesedihan dan dengan kekuatanNya. Sikap Tuhan Yesus ini memberikan teladan yang sangat luar biasa dalam menghadapi kegagalan Simon Petrus tersebut! Walaupun Ia menegur Petrus namun sekaligus Yesus juga menghiburnya. Yesus berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Ya, satu model konseling yang luar biasa, saudara. Disatu sisi Tuhan Yesus sedang menegur, disisi yang lain Ia juga memberikan penghiburan dan berdoa untuknya. Yesus mendoakan Simon Petrus agar imannya tidak gugur.
Sejatinya saudara, ketika kita merasa dan menganggap diri kita gagal sebagai orang pilihan Kristus, bisa saja iman kita goyah. Kita menganggap diri kita tidak layak lagi untuk melayani Tuhan. Rasa-rasanya kita ingin meninggalkan panggilan dan pelayanan kita. Dan ujung-ujungnya sebagian dari kita meninggalkan ibadah rutin kita. Apalagi ketika terus-menerus “dihakimi” oleh sesama rekan sepela-yanan!
Disini kita melihat, Yesus memberikan teladan yang sempurna saudara. Ia mendoakan Simon Petrus. Ya, doa itulah yang sangat dibutuhkan oleh anda dan saya, ketika kita sedang dalam kekalutan masalah dan kebimbingan dalam iman. Bukan terus-terusan diinterogasi atau ditegur atau terus-menerus diungkapkan dosa-dosanya! Kita tahu bahwa kita sudah bersalah dan gagal, kita tahu dosa menarik kita untuk kembali merasa tidak layak untuk datang kepada Allah. Namun, kita tidak membutuhkan lagi “kotbah” yang kedua!
Tetapi yang sangat kita butuhkan dalam kondisi yang demikian adalah dukungan doa, agar kita dapat bangkit lagi dari kegagalan kita. Demikian juga rekan-rekan kita yang merasa dan menganggap diri mereka gagal. Sebenarnya mereka tidak perlu ”dikotbahin” lagi ataupun dijadikan bahan gosip! Sebaliknya biarlah itu menjadi pokok-pokok doa pribadi kita agar imannya dapat kembali bertumbuh.
Perhatikan ucapan Tuhan Yesus diayat 32: “Jikalau engkau sudah insyaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Seakan-akan Yesus ingin mengatakan kepada Petrus, “Engkau akan menolak Aku; dan engkau akan menangis dengan sedihnya; tetapi akibatnya adalah bahwa engkau dengan demikian akan lebih sanggup untuk menolong saudara-saudaramu yang menjalani pencobaan macam ini.”
Saudara kita tidak dapat dengan sungguh-sungguh menolong seseorang sampai kita berada dalam dapur kesengsaraan yang sama atau perasaan malu yang sama seperti yang ia sendiri telah alami. Kita tidak cukup sampai pada keputusan untuk turut simpati terhadap kelemahan dan pergumulan saudara-saudara kita, sebaliknya kita harus sampai kepada perasaan empati terhadap pergumulan dan kelemahan saudara-saudara kita. Sambil mengingatkan ia bahwa masih ada jalan keluar yang baik yang disediakan Yesus bagi masalah-masalah kita.
Penulis Ibrani mengingatkan bahwa dalam kegagalan kita, ada Yesus yang mendoakan: “Sebab Imam Besar yang kita
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa
“…”Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
” (Ibrani 4:15; dan 7:25).
Bagaimana dengan kita saudara-saudara, akankah kita juga tergerak untuk mendoakan saudara-saudara kita yang sedang mengalami kelemahan iman?
Kiranya melalui ayat-ayat yang kita renungkan malam ini. Melalui doa dan pengampunan Kristus, Simon Petrus dapat kembali dipulihkan kembali pada panggilan dan pelayanannya. Anda dan saya juga membutuhkan doa dan pengampunan yang demikian, sehinga kita mampu
mendoakan dan mengampuni mereka yang mengalami kegagalan.

0 komentar:

Posting Komentar