DOA YANG
MEMULIHKAN
(Lukas
22:31-34)
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Tak dapat disangkal dalam
hidup ini dengan sadar atau tidak kita sering melakukan penyangkalan seperti Simon
Petrus. Tindakan dan ucapan kita tidak lagi menyatakan kerendahan hati, kebaikan, keadilan serta kekudusan Tuhan! Yang
ditonjolkan hanyalah kemanusiaan yang tidak dikontrol dan dikuasai Roh Kudus!
Sadar atau tidak, terkadang
tindakan dan ucapan kita, tidak lagi menyatakan kasih Kristus yang tanpa
syarat, tanpa menuntut, tanpa menghakimi dan tidak berubah. Sebaliknya, kita
telah gagal total memberikan kesaksian sebagai orang-orang percaya pilihan yang
mengenal Kristus.
Dalam keadaan yang demikian saudara,
apakah yang kita butuhkan dan yang dibutuhkan oleh rekan-rekan kita yang jatuh
dalam kegagalan tersebut?
Bapak/ ibu yang kekasih,
Perikop ini ditulis dalam
konteks di malam ketika Tuhan Yesus menetapkan perjamuan terakhir dengan
murid-muridNya. Malam yang terakhir bagi Yesus sebelum Ia ditangkap dan di
Salibkan. Malam yang seharusnya menjadi malam kehangatan diantara murid-murid
dengan GuruNya, namun justru malam itu diwarnai dengan sebuah pertengkaran
mengenai siapa yang terbesar diantara mereka.
Saudara saya mengajak kita
untuk lebih focus pada tokoh yang bernama Petrus. Dalam hal ini, Yesus kenal
dan tahu betul siapa Simon Petrus itu! Petrus adalah seorang yang
sungguh-sungguh mengasihi dan mau melayani Yesus. Dan Yesus memahami betul apa
yang menjadi kelebihan dan kekurangan Simon Petrus. Sekalipun ia komit pada panggilannya,
namun Simon Petrus juga adalah seorang
yang sering bertindak dan mengucapkan kata-kata yang tidak terkontrol dan dikuasai Roh Kudus!
yang sering bertindak dan mengucapkan kata-kata yang tidak terkontrol dan dikuasai Roh Kudus!
Tindakan dan ucapan Simon
Petrus banyak kali hanya didorong oleh emosi saja, seperti yang sering Anda dan
saya lakukan juga bukan? Makanya tidak heran seringkali kita gagal sebagai saksi-saksi
Kristus dalam tindakan dan ucapan-ucapan
kita!
kita!
Karena itu bapak/ ibu yang
kekasih.
Melalui tokoh Petrus, kita belajar betapa manusia
memiliki kelebihan dalam hidupnya, namun ia tetap memiliki kelemahan.
Saudara, kira-kira apa kelebihan Petrus:
Ø
Nama Petrus
muncul 128 kali dalam Injil.
Ø
Ia adalah murid
Yesus yang pertama yang dipanggilNya dari seorang Nelayan (Markus 1:16)
Ø
Ia dikenal
sebagai murid yang dekat dengan Yesus (Petrus, Yohanes dan Yakobus)
Ø
Ia memiliki
pengetahuan yang baik. Yaitu ketika Yesus bertanya tentang siapa Dia, Petrus
menjawabnya dengan bijaksana. (Matius 16:16 “Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!")
Ø
Petrus memiliki
tekad yang baik. Yaitu ketika Yesus hendak meninggalkan murid-murid, Petrus
berkeinginan untuk mengikut Yesus. (Matius
26:33 Petrus menjawab-Nya:
"Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali
tidak.")
Ø
Petrus juga
memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan Yesus, khususnya ketika Ia berjalan di
atas air. (Matius 14:28-29 “Lalu Petrus
berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang
kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka
Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.” Dan
itu tidak pernah dirasakan oleh murid-murid yang lain.)
Ø
Dalam penyebutan
urutan, Nama Petrus memiliki posisi yang baik. Namanya selalu disebutkan terlebih
dahulu sebelum kedua murid terdekat Yesus, memiliki indikasi bahwa ia menjadi
pemimpin kelompok murid Tuhan Yesus.
Ø
Setelah
kebangkitan Tuhan Yesus, Petrus berhasil menobatkan 3000 jemaat. (Kis
2:41 “Orang-orang yang menerima
perkata-annya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.)
Ø
Petrus memiliki
kuasa penyembuhan. Contoh: (Kis 3:6-7 “Tetapi
Petrus berkata: "Emas dan perak
tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus
Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan
kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan
mata kaki orang itu.”)
Ø
Bayangannya pun
berkuasa menyem-buhkan (Kis 5:15 “bahkan
mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di
atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya
bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.”)
Namun demikian, sekalipun kita melihat
Petrus memiliki banyak kelebihan. Ternyata Petrus juga seorang manusia biasa
yang memiliki banyak kelemahan. Kelemahan-kelemahannya paling tidak terdaftar
sbb:
Ø
Ia pernah menegur
Yesus untuk tidak menuruti jalan salib yang menjadi kehendak Bapa bagi Yesus. (Matius 16:23 “Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu
batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.")
Ø Ia bersikap kelewatan. Dalam
Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Petrus menolak kakinya dicuci oleh Yesus
yang mencuci kaki murid-muridnya (karena ia merasa tidak layak), namun ketika
Tuhan Yesus menjawabnya ia menjadi sok. (Yohanes 13:6-9 “Yesus menjawabnya "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak
mendapat bagian dalam Aku." Petrus lalu menjawab Yesus, "Tuhan,
jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!")
Ø
Ia menyangkal
Yesus sebanyak 3 kali. (Matius 26:34 “Yesus berkata
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.")
Ø Tindakannya selalu gegabah dan penuh emosi. Contohnya
saat ia memotong telinga imam besar (Matius 26:51
“Tetapi seorang dari mereka yang
menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya
kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.”)
Dari sini, kita melihat betapapun hebatnya seorang
Petrus, namun toh pada dasarnya ia tetap manusia biasa yang tidak luput dari
kelemahaman. Bukankah begitupula dengan diri kita sekalian bapak/ Ibu? Dalam keadaan yang demikian,
tindakan apakah yang sangat kita butuhkan?
Mari kita perhatikan apa
yang Tuhan Yesus buat kepada Petrus? Diayat 31-32, Tuhan Yesus berkata: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut
untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya
imanmu jangan gugur. Dan engkau jikalau engkau sudah insyaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu.”
Menarik saudara, Tuhan Yesus
tidak berkata-kata kepada Petrus dalam kemarahan tetapi dengan kesedihan dan
dengan kekuatanNya. Sikap Tuhan Yesus ini memberikan teladan yang sangat luar
biasa dalam menghadapi kegagalan Simon Petrus tersebut! Walaupun Ia menegur
Petrus namun sekaligus Yesus juga menghiburnya. Yesus berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu
jangan gugur.” Ya, satu model konseling yang luar biasa, saudara. Disatu sisi Tuhan
Yesus sedang menegur, disisi yang lain Ia juga memberikan penghiburan dan berdoa
untuknya. Yesus mendoakan Simon Petrus agar imannya tidak gugur.
Sejatinya saudara, ketika kita
merasa dan menganggap diri kita gagal sebagai orang pilihan Kristus, bisa saja iman
kita goyah. Kita menganggap diri kita tidak layak lagi untuk melayani Tuhan. Rasa-rasanya
kita ingin meninggalkan panggilan dan pelayanan kita. Dan ujung-ujungnya
sebagian dari kita meninggalkan ibadah rutin kita. Apalagi ketika terus-menerus
“dihakimi” oleh sesama rekan sepela-yanan!
Disini kita melihat, Yesus
memberikan teladan yang sempurna saudara. Ia mendoakan Simon Petrus. Ya, doa
itulah yang sangat dibutuhkan oleh anda dan saya, ketika kita sedang dalam
kekalutan masalah dan kebimbingan dalam iman. Bukan terus-terusan diinterogasi
atau ditegur atau terus-menerus diungkapkan dosa-dosanya! Kita tahu bahwa kita
sudah bersalah dan gagal, kita tahu dosa menarik kita untuk kembali merasa
tidak layak untuk datang kepada Allah. Namun, kita tidak membutuhkan lagi “kotbah”
yang kedua!
Tetapi yang sangat kita
butuhkan dalam kondisi yang demikian adalah dukungan doa, agar kita dapat bangkit
lagi dari kegagalan kita. Demikian juga rekan-rekan kita yang merasa dan menganggap
diri mereka gagal. Sebenarnya mereka tidak perlu ”dikotbahin” lagi ataupun dijadikan
bahan gosip! Sebaliknya biarlah itu menjadi pokok-pokok doa pribadi kita agar
imannya dapat kembali bertumbuh.
Perhatikan ucapan Tuhan
Yesus diayat 32: “Jikalau engkau sudah insyaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”
Seakan-akan Yesus ingin mengatakan kepada Petrus, “Engkau akan menolak Aku; dan
engkau akan menangis dengan sedihnya; tetapi akibatnya adalah bahwa engkau
dengan demikian akan lebih sanggup untuk menolong saudara-saudaramu yang
menjalani pencobaan macam ini.”
Saudara kita tidak dapat
dengan sungguh-sungguh menolong seseorang sampai kita berada dalam dapur
kesengsaraan yang sama atau perasaan malu yang sama seperti yang ia sendiri
telah alami. Kita tidak cukup sampai pada keputusan untuk turut simpati
terhadap kelemahan dan pergumulan saudara-saudara kita, sebaliknya kita harus
sampai kepada perasaan empati terhadap pergumulan dan kelemahan saudara-saudara
kita. Sambil mengingatkan ia bahwa masih ada jalan keluar yang baik yang
disediakan Yesus bagi masalah-masalah kita.
Penulis Ibrani mengingatkan
bahwa dalam kegagalan kita, ada Yesus yang mendoakan: “Sebab Imam Besar yang kita
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa“…”Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” (Ibrani 4:15; dan 7:25).
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa“…”Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” (Ibrani 4:15; dan 7:25).
Bagaimana dengan kita
saudara-saudara, akankah kita juga tergerak untuk mendoakan saudara-saudara
kita yang sedang mengalami kelemahan iman?
Kiranya melalui ayat-ayat yang
kita renungkan malam ini. Melalui doa dan pengampunan Kristus, Simon Petrus dapat
kembali dipulihkan kembali pada panggilan dan pelayanannya. Anda dan saya juga membutuhkan
doa dan pengampunan yang demikian, sehinga kita mampu
mendoakan dan mengampuni mereka yang mengalami kegagalan.
mendoakan dan mengampuni mereka yang mengalami kegagalan.
0 komentar:
Posting Komentar