IBADAH YANG BERKENAN
KEPADA TUHAN
(YESAYA: 1:10-20)
Pendahuluan
Sidang
jemaat yang dikasihi Tuhan.
Setiap kita pastinya
merindukan, dapat menjalin suatu ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Ibadah yang
dibangun atas dasar penyembahan umat kepada penciptanya. Ibadah kepada TUHAN ini
mengungkapkan satu penghormatan, kasih, dan ketundukan kepada TUHAN.
Karena apa,
saudara? Karena ibadah yang sejati sebenarnya timbul dari hati dan dinyatakan
dalam sebuah perbuatan. Artinya, apa yang kita nyatakan dalam hal lahiriah dari
suatu ibadah, sejatinya tidak akan menjadi berarti jika bukan merupakan
ekspresi batiniah kita.
Dalam hal
inilah yang juga dipahami oleh Rasul Paulus sehingga Ia menuliskannya dalam Roma 12:1, “demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersem-bahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Karena itu
saudara, bila ibadah adalah sebuah ekspresi batiniah, maka tidak akan mungkin timbul
satu pertentangan antara ibadah dan perbuatan sehari-hari. Sebab yang
terpenting dalam sebuah ibadah bukanlah terletak pada korban persembahan,
melainkan pada orangnya. Maksudnya, orang yang beribadah menentukan korban yang
dipersembahkannya, sebaliknya korban persembahan tidak menggambarkan sebagai orang
yang beribadah.
Bapak/ ibu
yang kekasih,
Ada
kesaksian seorang pendeta. Saat Pendeta itu bertanya kepada jemaatnya, “Apa tujuan saudara datang ke gereja?” Dengan
spontan semua jemaat menjawabnya, “Untuk
beribadah kepada Tuhan.”
Namun saudara
setelah ibadah usai, mereka berbicara satu dengan yang lain dengan komentar, “Yah… Ibadahnya tidak enak, ibadahnya tidak ada
spirit apa-apa, jujur hari ini saya tidak mendapat apa-apa dari ibadah tadi.” Saudara,
bukankah komentar seperti itu seringkali kita dengar dari orang yang datang ke
gereja dengan tujuan yang salah.
Dari sini
kita melihat saudara, rupanya banyak orang datang ke gereja bukan dengan maksud
untuk menyembah Tuhan, tetapi hanya untuk mencari berkat dan hiburan.
Mereka kira dengan ibadah, mereka harus dipuaskan batinnya, setelah satu minggu
bekerja keras. Mereka kira dengan meluangkan waktu selama ibadah, itu berarti
Allah harus melayani mereka? Atau memberkati mereka? Dan kalau mereka sudah puas
maka itu dianggapnya sebagai suatu ibadah yang sesungguhnya. Karena itu tidak
heran saudara, jika mereka menjadi kecewa ketika mereka mendapati suatu ibadah
yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Saudara kita
patut mengerti, bahwa tujuan dari sebuah ibadah bukanlah kepuasan batin kita.
Tetapi tujuan ibadah itu adalah untuk meninggikan dan mengagungkan nama Tuhan,
karena memang hanya Tuhanlah yang layak untuk ditinggikan. Karena itu, kita
harus menyediakan hati untuk mendengar dan menerima Firman Tuhan. Kita
harus mempersiapkan diri untuk dapat menyembah Tuhan dengan benar.
Dengan
demikian tujuan utama kita ke gereja adalah untuk mengagungkan serta memuliakan
Allah, bukan untuk mendapatkan berkat semata-mata. Allah memang berjanji akan
memberkati, kalau kita taat kepadaNya. Namun saudara, jangan sampai setiap doa,
puji, persembahan serta ibadah kita pada akhirnya ditolak oleh Allah seperti halnya
yang terjadi pada bangsa Israel. Sebab itu akan sangat menyedihkan.
Sidang
jemaat yang dikasihi Tuhan,
Apa yang
kita baca dalam Kitab Yesaya ini, merupakan sebuah teguran keras yang dapat menjadi
satu pelajaran penting bagi kita. Bahwa Allah tidak membutuhkan adanya sebuah
korban dalam sebuah ibadah jika hal itu muncul dari sikap yang tidak
sungguh-sungguh, tetapi yang Allah tuntut dari setiap orang yang datang
kepadaNya adalah hati yang bersih. Hati yang mau menyembah kepadaNya.
Karena itu
kita melihat bagaimana Yesaya sangat menekankan pentingnya pengajaran ini, dengan
satu maksud untuk mengingatkan umat Israel dapat menyembah Tuhan Allah saja,
serta berbuat sesuai dengan sifat-sifat kekudusan-Nya itu.
Saudara, apa
yang salah dari penyembahan bangsa Israel? Salah satu yang disoroti oleh Yesaya
adalah upacara-upacara ibadah yang dilakukan umat pada saat itu serta bagaimana
sikap mereka kepada sesama manusia.
Bayangkan
saudara, Yerusalem yang dahulu sangat dibanggakan sebagai kota hukum yang baik,
yaitu di mana umat Allah hidup dalam kebenaran, kejujuran, adil dan kesetiaan
kepada Allah, tapi sekarang mereka justru meninggalkan semuanya itu, umat
Israel sudah melupakan Allah. Mereka tidak peduli lagi kepada Allah, bahkan nilai-nilai
kemanusiaan mereka abaikan.
Keadaan
inilah yang mendorong Yesaya untuk menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel.
Peranannya yang sangat penting bagi Israel nampak saat raja-raja yang dipilih
dan diurapi, diingatkan untuk memimpin kembali bangsa Israel dapat beribadah
kepada Allah. Yang walaupun dalam pelaksanaannya, mereka seringkali mengabaikan
tanggung jawab tersebut dan menyalahgunakan kekuasaan yang ada pada mereka
untuk kesenangan dan kepentingan-kepentingan pribadi.
Namun yang
menarik bagi kita adalah, tekad Yesaya untuk terus membimbing dan menasihati para
raja untuk dapat berlaku sesuai dengan kehendak Allah.
Karena itu
diawal perikop kita melihat bagaimana Yesaya menyerukan firman Tuhan kepada
bangsa Israel supaya mereka meninggalkan ibadah yang sia-sia. Sebab inti dosa
mereka adalah ibadah yang penuh kemunafikan terhadap Tuhan. Dosa yang paling
berat bukanlah kriminal, melainkan tidak adanya kesadaran tentang dosa itu.
Saudara, kelihatannya
bangsa ini sangat-sangat religius. Mereka mempersembahkan begitu banyak korban
persembahan bagi Tuhan, tetapi sayangnya itu bukan keluar dari hati nurani yang
tulus. Sebaliknya mereka hanya berusaha memamerkan kesalehan diri, supaya
dilihat orang bahwa mereka seorang yang suci. Padahal saudara, Allah tidak bisa
dikelabui oleh tindakan-tindakan lahiriah yang munafik seperti itu. Sebab Tuhan
tahu kedalaman hati setiap orang, bagaimana motivasi mereka saat datang untuk
beribadah.
Pertanyaannya
bagi kita adalah? Bisakah kita menipu Allah, jika kita percaya Allah adalah
Allah yang Mahatahu. Bisakah kita menyembu-nyikan sesuatu yang buruk, jika
kenyataannya Allah Mahamelihat? Adakah kebohongan untuk suatu kebaikan? Jawabannya,
tidak bisa bukan!
Karena itu Allah
ingin agar seluruh umatNya mendengarkan dengan seksama apa yang ingin Allah
nyatakan: di ayat 10 Tuhan berkata: “dengarkanlah
firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran
Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!”
Saudara,
pernyataan ini begitu keras ditujukan kepada para pemimpin dan seluruh bangsa
Israel. Allah menghendaki agar seluruh umat Israel dapat memperhatikan dengan
sungguh-sungguh apa yang sedang Allah katakan kepada mereka.
Mereka
diumpamakan sebagai “para pemimpin,
manusia Sodom” dan “manusia
Gomora”. Apa maksudnya saudara? Kita mengenal, bahwa kota Sodom adalah
salah satu dari daratan dimana Lot, kemenakan Abraham memutuskan untuk tinggal
(Kejadian 13:8-13). Kata Sodom juga sering dipakai sebagai lambang untuk
menggambarkan dunia yang penuh dengan pemberon-takan terhadap Allah melalui
kehidupan yang penuh kejahatan dan perbuatan asusila, serta sebagai lambang
dari murka Allah terhadap kejahatan tersebut.
Sedangkan
kota Gomora adalah salah satu diantara kelima kota di daratan di sekeliling
Yordan, yang dimusnahkan dengan api (Kejadian 19:24). Dalam hal inilah bangsa
Israel, diumpamakan seperti bangsa Gomora yang penuh dengan kedegilan hati dank
arena itu harus menerima hukuman.
Melalui
kedua gambaran ini, Allah ingin agar bangsa Israel dapat bercermin dari prilaku
mereka yang salah selama ini. Bahwa apa yang mereka lakukan bagi Tuhan bukanlah
sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan. Tetapi, yang terjadi justru sangat-sangat
memilukan hati Tuhan:
-
Tuhan jemu
dengan korban bakaran berupa domba jantan, lembu jantan ataupun kambing jantan.
-
Tuhan jijik
ketika melihat sikap hati mereka yang penuh dengan kejahatan saat memasuki
pelataran bait SuciNya.
-
Bukan hanya
itu saudara, Tuhan juga merasa bosan saat perayaan ibadah mereka naikan seperti
sebuah sandiwara.
-
Dan yang
terakhir, Tuhan merasa enggan dengan semua doa yang dipanjatkan namun tangan
mereka penuh dengan darah dosa.
Dari sini
kita melihat sepertinya Tuhan ingin mengatakan kepada seluruh umat Israel, bukan
itu yang Tuhan inginkan dari mereka. Bukan ritual-ritual yang diperankan
seperti sebuah sandiwara, sebuah ibadah yang isinya penuh dengan kebohongan.
Begitu pun
dengan ibadah gereja masa kini, Allah tidak menginginkan dan tidak menghendaki
ibadah-ibadah kita yang penuh dengan kemunafikan. Allah tidak menginginkan
persembahan yang kita berikan kepada gereja sebagai hasil dari
perbuatan-perbuatan jahat seperti (hasil korupsi dan hasil mencuri).
Saat ini banyak
orang Kristen, berbuat sesukanya terhadap gereja. Mereka melecehkan kekudusan
Allah dengan cara memberikan persembahan dari hasil perbuatan jahat mereka. Saat
ini juga banyak orang Kristen yang seolah-olah “menyuap” Allah dengan uang-uang yang mereka berikan ke gereja.
Sekali lagi ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN ITU!! Allah hanya mau kita menyadari akan
kekudusan-Nya dan bertindak sesuai dengan kekudusan Allah.
Namun saudara,
dibalik semuanya itu, Allah yang adalah Kasih masih memberikan kita kesempatan
untuk bertobat. Allah masih mau mengampuni setiap orang percaya yang
benar-benar mau bertobat. Tetapi pertobatan yang dituntut Allah di sini
bukanlah pertobatan yang hanya bersifat sementara saja, atau hanya sebatas di
ibadah saja. Allah mau kita menunjukkan sikap kita yang benar-benar mau
bertobat dengan cara melakukan hal-hal yang baik kepada sesama kita.
Tugas
kewajiban orang Kristen terhadap masyarakat adalah melaksa-nakan dan
mengerjakan kebenaran dan keadilan, memperjuangkan keadilan sosial dan
menjunjung tinggi serta membangun mental yang baik. Dan pada saatnya, kita akan
melihat hasil ketaatan dan kasih Allah itu dalam kehidupan kita dan kehidupan
orang yang kita layani.
Demikian
pula yang Tuhan inginkan dalam sebuah ibadah bahwa kita datang dengan penuh
kerendahan hati, dan siap untuk menyembah Dia.
Karena itu sebelum
Allah menyatakan murkaNya yang dasyat kepada bangsa Israel. Allah
memperingatkan mereka untuk kembali kepada jalan yang benar. di ayat 16-17 dijelaskan:
“Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatan yang jahat…, berhentilah berbuat jahat,
belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan….”
Saudara, kita
melihat kepedulian Allah yang bukan hanya mengkritik dosa dan kesalahan umat,
tetapi juga Allah menyediakan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi,
yaitu adanya pertobatan umat untuk kembali kepada Allah.
Sidang
jemaat yang dikasihi Tuhan.
Ini menjadi
satu pelajaran berharga bagi kita, bagaimana kita datang beribadah kepada
Tuhan. Memang tidak bisa dipungkiri saudara, bahwa setiap orang pastinya
memiliki beragam motivasi untuk datang ke gereja dan beribadah. Setiap orang
memiliki latar belakang yang berbeda saat mereka hadir dalam ibadah. Bisa saja
saat mereka datang, mereka sedang dalam pergumulan yang cukup berat sehingga
mereka tidak berkonsentrasi dalam ibadah. Atau saat datang beribadah, suami –
isteri sebelumnya sedang dalam percekcokan kecil yang membawa hati mereka
gusar. Atau bisa saja ada orang yang datang beribadah, tetapi tidak tahu harus
bagaimana.
Karena itu
saudara, penting bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak sebelum ibadah itu di
mulai. Kita datang lebih awal dari jam-jam ibadah kita dan berdiam diri di
hadapan Tuhan, dengan mengambil saat teduh. Kita siapkan hati dan pikiran kita,
kalau dirasa perlu kita minta ampun kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan
memberikan kita damai sejahtera untuk dapat mengikuti ibadah dengan baik.
Supaya ibadah yang sedang kita jalani, sungguh-sungguh dapat berkenan kepada
Tuhan.
Bagaimana dengan kita
bapak/ ibu yang kekasih. Sudahkah kita mempersiapkan hati dengan baik saat kita
datang beribadah kepada Tuhan? Biarlah perenungan ini menjadi koreksi bagi kita
untuk dapat memberikan sebuah ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Amin.
saya setuju,mulai hari ini saya akan berusaha untuk bertobat,percaya,dan menerima Tuhan.
BalasHapusPuji Tuhan,,Amin sangat membrkati
BalasHapus