HIDUP BERTUMBUH
DI DALAM KRISTUS
(Kolose 2:6-15)
Bapak
ibu yang kekasih dalam Tuhan.
Pertumbuhan
rohani merupakan hal yang dikehendaki Tuhan terjadi pada setiap orang percaya.
Kenyataannya Allah menciptakan kita adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Karena itu setiap orang percaya perlu untuk bertumbuh. Bertumbuh dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Kristus. Dalam hal inilah Rasul Petrus
menjelaskan dalam 2 Petrus 3:18, “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan
dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.“
Dari
sini kita melihat saudara bahwa Allah menginginkan agar kita dapat menjadi
dewasa dan mengembangkan karakteristik yang dimiliki Yesus Kristus. Masalahnya
adalah, pertumbuhan jasmani kita seringkali tidak berjalan seimbang dengan
perumbuhan rohani.
Banyak
orang lebih mementingkan pemenuhan gizi bagi kebutuhan jasmaninya, sehingga
mereka mengabaikan hal-hal yang bersifat rohani.
Tahukah
kita saudara, bahwa pertumbuhan rohani kita tidaklah didapat secara otomatis.
Dibutuhkan komitmen yang terencana. Kita harus mau bertumbuh, memutuskan untuk
bertumbuh dan melakukan upaya untuk bertumbuh serta terus-menerus bertumbuh
dalam satu pertumbuhan yang sehat. Karena itu pertumbuhan rohani adalah satu
proses yang panjang yang harus dipikirkan sejak dini.
Jangan
sampai, kita bertahun-tahun menjadi seorang Kristen tapi pengenalan kita akan
Tuhan tetap saja dangkal! Sebab jika demikian, maka kita sebenarnya sedang
tidak mengalami pertumbuhan.
Dalam
hal ini, penulis Ibrani pernah menegur kehidupan jemaat yang demikian: "Sebab sekalipun
kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih
perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih
memerlukan susu, bukan makanan keras" (Ibrani
5:12).
Bapak
ibu saudara yang dikasihi Tuhan
Hal
yang paling kuat membentuk kehidupan kita adalah komitmen-komitmen yang kita
buat. Komitmen-komitmen kita bisa mengembangkan kita atau bahkan menghancurkan
kita. Artinya adalah ketika kita menempatkan diri untuk berusaha bertumbuh di
dalam Kristus, maka kita pasti akan memacu diri untuk mengalami pertumbuhan
itu. Sebaliknya jika kita menempatkan diri untuk tidak mau bertumbuh di dalam
kristus maka itu berarti kita sedang berusaha menghancurkan iman kita.
Pertanyaan
bagi kita, bagaimana kita menciptakan kehidupan yang bertumbuh di dalam
kristus? Karena itu melalui perikop yang kita baca ini, kita akan belajar
bagaimana kita memiliki kehidupan yang bertumbuh di dalam Kristus.
1. Dasar Untuk Bertumbuh adalah Menerima dan Tetap
Dalam Yesus (ay. 6)
Bapak/
ibu yang kekasih,
Syarat
pertama dan yang paling esensi bagi setiap orang yang mau bertumbuh adalah ia
harus menerima
Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan tetap hidup di dalamnya.”
Saudara,
ini adalah syarat yang mau tidak mau harus dialami setiap orang percaya. Masalahnya
adalah tidak ada satu pertumbuhan yang dapat terjadi di luar Kristus.
Pertumbuhan rohani sejatinya dimulai dari penerimaan dia akan Kristus di dalam
hatinya dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Jika
hal pertama sudah dilakukan, maka kita dapat melangkah ketahap yang kedua,
yaitu “...hidup
tetap di dalam Dia" (ayat 6).
Bapak/
ibu yang kekasih,
Kata
“tetap” memiliki
pengertian “tidak berubah, tidak goyah, tetap
konsisten.” Dalam hal ini, setiap orang yang telah menerima Kristus,
memiliki tanggung jawab untuk tetap konsisten di dalam Kristus.
Kita
percaya bahwa kesempatan untuk mengenal dan menerima Kristus dalam hati dan
akal yang sehat merupakan sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Anugerah
ini tidak boleh kita anggap enteng dan sia-sia, di dalamnya dibutuhkan tanggung
jawab untuk memeliharanya. Karena itu “Allah menghendaki agar orang percaya dapat
tetap di dalam Dia.” Artinya Allah menghendaki orang percaya tidak
keluar jalur, sebab kalau keluar jalur sedikitpun itu berarti kita keluar dari
Anugerah Allah.
Saudara,
Tuhan Yesus berkata jika kita tinggal di dalam Dia ada jaminan sumber kuasa/
kekuatan yang selalu tersedia untuk menjalani hidup kekristenan kita sesulit
apapun. Karena itu, tinggal di dalam Dia bukan sekedar perasaan yang kita
rasakan tetapi berdasarkan kebenaran oleh iman kepada Tuhan.
Tuhan
Yesus juga menggambarkan tinggal di dalam Dia seperti ranting yang menempel
pada pokoknya (Yohanes 15:1-8). Jika ranting tidak menyatu lagi dengan pohonnya
maka ranting itu pasti akan mati. Demikianlah tinggal di dalam Tuhan berarti kita
tetap melekat kepada Tuhan dan dipenuhi kasih Tuhan. Kita hidup dalam
pengajaran-pengajaran yang benar yang kita dapat dari Tuhan.
Dengan
demikian, orang yang tetap tinggal di dalam Tuhan, membuat dirinya tetap hidup,
tetap kuat dan siap mengalami proses pertumbuhan.
2. Pertumbuhan itu ditandai dengan sebuah proses:
berakar, dibangun, bertambah teguh, dan melimpah dengan syukur (ay. 7)
Saudara,
dikatakan “Hendaklah
berakar…di dalam Dia” Kata “berakar” adalah istilah dalam
bidang pertanian. Kata kerja dalam bahasa Yunani ini memiliki makna “berakar sekali
untuk selamanya.” Kata “berakar” ini
biasa juga dipakai untuk menjelaskan penggambaran sebuah pohon yang memiliki
akar yang tertancap dalam-dalam dibawah tanah. Dengan akar yang kuat, membawa
kita menjadi seperti sebuah tanaman yang kokoh menghadapi angin pengajaran
(Band. Efesus 4:4).
Saudara,
Kita bukan seperti “tanaman cangkok” yang dipindahkan berkali-kali dari tanah ke
tanah. Sekali kita berakar oleh iman di dalam kristus, tidak perlu lagi
mengganti tanah! Akar yang baik akan menyerap makanan yang ada di dalam tanah
yang pertama, akar menjadi sebuah sarana yang dapat mensuplai nutrisi sebuah
pohon, sehingga pohon itu dapat menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Dengan “akar” yang kokoh juga secara langsung memberikan
kekuatan dan kemantapan bagi pohon yang bertumbuh di atasnya.
Pohon
akan tetap kokoh apabila akarnya tertanam dalam di tanah. Semakin akar itu
menembus jauh ke dalam tanah, semakin kuat tanaman tersebut. Akar selalu
masuk ke bawah tanah dengan tujuan membangun dasar yang kuat. Begitu juga
kehidupan orang Kristen yang tetap di dalam Tuhan, senantiasa karib dan melekat
kepada Tuhan. Pohon ini akan tetap kokoh meski diterpa angin.
Yang
berikutnya saudara, dikatakan: “Hendaklah tetap dibangun di dalam Dia.” Istilah
yang kedua yang dipakai Paulus adalah istilah yang dipakai dalam bidang “arsitektur.” Hal ini memberikan gambaran
kepada kita, ibarat sebuah rumah yang dibangun di atas landasan yang teguh
demikian pula iman kita.
Tuhan
menghendaki kita untuk dapat terus
bertumbuh secara sempurna di dalam Dia, "sampai kita semua telah mencapai kesatuan
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus
4:13).
Demikian
pula tanda yang ketiga yang dijelaskan oleh Paulus yaitu “dan hendaklah
tetap diteguhkan dalam iman seperti yang telah diajarkan.”
Sama
seperti pohon besar yang berakar di dalam tanah dan menghisap makanannya dari
sana, begitulah orang Kristen harus berakar di dalam Kristus, sumber kehidupan
dan kekuatannya. Sama juga seperti rumah yang berdiri teguh karena dibangun di
atas landasan yang kokoh, begitulah kehidupan orang Kristen dapat menghadapi
setiap badai karena berdiri pada kekuatan Kristus. Kristus bagaikan sumber bagi
kehidupan seorang Kristen dan landasan bagi kemantapannya.
Saudara,
iman kita harus dinamis. Iman yang benar tidak boleh statis. Maksudnya, iman
yang benar selalu membawa seseorang untuk merindukan pengalaman-pengalaman baru
bersama dengan Tuhan dan pengenalan secara pribadi akan Tuhan itu sendiri. Hal
ini akan menambahkan kekuatan baru kepada iman kita. Iman kita akan bertambah
teguh jika kita berhadapan dengan masalah apapun dengan cara tetap memegang
firman Tuhan. Iman selalu teguh karena adanya firman yang hidup dalam kita.
Dan
tanda yang keempat dari pertumbuhan rohani adalah “Tetap berlimpah-limpah dengan pengucapan
syukur.”
Saudara,
kita melihat Rasul Paulus, kembali menyinggung soal “ucapan syukur.” Di dalam Kolose 1:3, 12), kita mendapati bahwa
Paulus begitu menekankan pentingnya mengucap syukur kepada Allah. Dari sini
kita mendapatkan satu pemahaman bahwa “mengucap syukur” merupakan ciri
kehidupan kekristenan yang tetap dan khas.
Ucapan
syukur adalah obat yang manjur untuk stress dan depresi. Kita sering tidak
menyadari efek yang luar biasa dari mengucap syukur. Mengucap syukur memiliki
kuasa. Bersyukur mendatangkan pemulihan & mujizat yang tidak pernah dialami
oleh orang-orang yang senantiasa bersungut-sungut.
Karena
itu, salah satu kepentingan orang Kristen adalah menceritakan dalam kata-kata
dan menunjukkan dalam hidupnya sikap mengucap syukur atas segala sesuatu yang
telah dilakukan Allah baginya di dalam alam maupun di dalam anugerah.
Mengucap
syukur adalah tujuan seluruh tindakan manusia, baik yang kelihatan dalam
perkataan maupun perbuatan. Hati yang melimpah ucapan syukur adalah tanda dari
kedewasaan Kristen. Bila orang Kristen berlimpah dengan ucapan syukur, ia
benar-benar membuat sebuah kemajuan.
Dengan
demikian bapak/ ibu yang kekasih,
Tidak
ada hal yang lain yang dikehendaki Allah bagi kita selain kita mengalami
pertumbuhan rohani yang baik. Bertumbuh adalah sesuatu yang dapat diamati orang
lain dari kehidupan kita. Artinya jika kita bertumbuh pasti ada perubahan kearah
yang lebih baik dan hal itu selalu akan kelihatan. Selalu akan dirasakan oleh
orang-orang disekitar kita.
3. Tanda yang lain adalah memiliki kewaspadaan
terhadap filsafat dunia (ayat 8)
Sidang
jemaat yang kekasih,
Seorang
Kristen yang tidak mendapatkan pertumbuhan rohani dari Kristus dan dari
orang-orang Kristen yang lain, pada akhirnya akan menjadi seorang yang lemah.
Disini
kita melihat, Paulus sadar akan bahaya yang satu ini. Karena itu ia melanjutkan
nasihatnya dengan menjelaskan tanda yang kelima dari sebuah pertumbuhan yaitu “memiliki
kewaspadaan.” Dikatakan: “Hati-hatilah supaya jangan ada seorang pun
yang menawan kamu melalui filsafatnya yang hampa dan palsu...” (ayat 8).
Saudara
ada satu gambaran militer yang dipakai Paulus dalam kalimat ini, yaitu kata “menawan.” Kata
ini memiliki pengertian: “memperdaya, menghasut, meracuni.” Dari sini kita mendapatkan satu pemahaman bahwa
orang-orang yang tengah mengalami proses pertumbuhan sejatinya ia perlu selalu
berhati-hati agar dirinya tidak mudah diperdaya, dihasut atau diracuni oleh
filasat guru-guru palsu.
Mengapa
saudara? Karena filsafat guru-guru palsu ini “kosong dan palsu.” Dikatakan kosong dan palsu, karena sumber ajaran
mereka adalah ajaran turun-temurun/ (tradisi) manusia bukan dari kebenaran
firman Tuhan. Alasan yang kedua, filsafat
guru-guru palsu itu selalu melibatkan “roh-roh
dunia ini”, mereka memberikan satu pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip
dasar supranatural yang melibatkan roh-roh dunia, bukan menurut Kristus.
Saudara,
bukankah dunia saat ini senang dengan filsafat-filsafat dunia, senang dengan
hal-hal yang berbau mistik. Jangan heran saudara, jika saat ini orang begitu
digandrungi oleh “trend batu akik” batu bumi, yang dianggap sebagai batu
mulia, batu yang memiliki kekuatan magis, jika dipakai oleh orang-orang
tertentu. Sehingga memaksa mereka membuat spekulasi harga. Begitu kuatnya daya tarik
tentang batu, hingga nilai batu jauh melampaui harga emas atau berlian.
Saudara
itulah fenomena yang terjadi saat ini. Dunia saat ini, adalah dunia postmodern.
Dunia yang mempercayai hal-hal yang mistik sebagai sebuah kebenaran. Dan
kemunculan batu akik menegaskan, betapa kuatnya dunia mistik melekat dalam
kehidupan masyarakat kita.
Pertanyaannya?
Apakah kita harus mengikuti filsafat kosong bila kita memiliki seluruh
kepenuhan di dalam Kristus? Akankan kita memilih meminum air yang kotor
sementara di dalam rumah kita terdapat air yang bersih? Pastinya tidak bukan!
Masalah itulah tantangan kita saat ini. Karena itu firman Tuhan menasihatkan
kepada kita supaya kita bisa berhati-hati terhadap gejala-gejala alam seperti
ini.
4. Milikilah Seluruh Kesempur-naan dan Kebenaran
Sejati Dalam Kristus (ay. 9-15)
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan.
Ketika
seseorang dilahirkan kembali ke dalam keluarga Allah, ia dilahirkan dengan
kepenuhan di dalam Kristus. Yang perlu kita ketahui, pertumbuhan rohaninya
bukan karena penambahan, melainkan karena pemeliharaan. Ia bertumbuh dari dalam
keluar. Tidak ada yang perlu ditambahkan kepada Kristus karena Dia adalah
kepenuhan Allah sendiri. Ketika orang percaya mengenakan kepenuhan Kristus, ia “dipenuhi di
dalam seluruh kepenuhan Allah” (Efesus 3:19).
Berkenaan
dengan semua itu yang sangat luar biasa adalah; setiap orang percaya mengalami kepenuhan
itu! “Dan kamu dipenuhi di dalam Dia” (Kolose 2:10).
Bentuk
kata kerja Yunaninya menunjukkan bahwa kepenuhan ini adalah pengalaman yang
kekal. Sebagai orang Kristen kita tidak hanya cukup percaya dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat saja, namun harus makin bertumbuh di dalamNya. Kita
harus berupaya untuk mengenal Dia lebih dalam lagi.
Dengan
demikian, mau tidak mau, setiap anak-anak Tuhan harus mengalami pertumbuhan
rohani yang baik. Tanpa pertumbuhan rohani yang baik, ia tidak akan mampu
menangkal hasutan-hasutan dunia yang berkembang.
Namun,
bagi mereka yang mau untuk terus bertumbuh, Rasul Paulus memberi semacam sebuah
penawar yang benar dan abadi untuk menghadapi pengajaran palsu, yakni: “dalam Dialah
berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan,” dalam terjemahan
aslinya mengatakan, “sebab di dalam Dia berdiam seluruh kelimpahan keAllahan secara nyata”
(ayat 9).
Hal
ini berarti, kebenaran Allah yang sejati hanya didapatkan dalam Kristus. Kristuslah
pribadi kebenaran itu. Dan kebenaran Kristus adalah kebenaran Allah. Kalau
Kristus yang paling tertinggi dalam seluruh kebenaran kita, apalagi yang harus
ditambahkan dan dicari?
Nyatanya seluruh kepenuhan
hanya ada di dalam kristus, dan kita telah dipenuhi di dalam Dia, jadi apakah kita
memerlukan sesuatu yang lain? Pastinya tidak ada
bukan?
Kita
tidak memerlukan lagi segala macam hikmat dari filsafat dunia, terlebih
filsafat-filsafat kafir untuk kita turuti. Sebab semua itu tidak berkenan pada
Tuhan. Kita harus berpusat pada pengajaran Kristus dalam Alkitab, karena itu Allah
sudah memenuhkannya bagi setiap orang yang membutuhkan hikmat.
Kesimpulan:
Dengan
demikian bapak/ ibu yang kekasih,
Marilah
kita hidup bertumbuh di dalam Kristus, dengan tinggal tetap dalam pengajaran
yang berpusat pada Kristus. Semua bentuk pengajaran yang dikehendaki Kristus
telah tertuang dalam Alkitab. Sebab Alkitab itu menjadi petunjuk hidup iman
kita. Tidak perlu filasat dunia, ajaran turun-temurun, hal-hal yang berbau
mistik, termasuk adat istiadat yang bertentangan dengan Alkitab apalagi
penuh dengan nilai-nilai mistik. Kebenaran sejati hanya kita dapatkan dalam
Kritus.
Karenanya
seseorang yang mengalami kepenuhan hidup dalam Kristus pastinya akan menyenangi
persekutuan dengan Tuhan dan firmanNya, giat melayaniNya dan hidupnya menjadi
kesaksian. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar