MENGERTI TUJUAN HIDUP
Efesus 1:3-14
Sidang
jemaat yang kekasih,
Pernahkah
Anda berpikir bahwa kehidupan ini seperti sebuah perjalanan yang mengalir biasa-biasa
saja? Dimulai dari kanak-kanak kemudian tumbuh menjadi dewasa, kita masuk dunia
sekolah, kemudian kita kuliah, kita bekerja, setelah bekerja kita menikah, lalu
mempunyai anak-anak, setelah itu kita menjadi tua, menjadi kakek-nenek dan pada
akhirnya kita meninggal.
Apakah
arti hidup ini saudara? Melihat kenyataan ini, tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak sekali orang berpikir seperti ini: “Bahwa hidup sepertinya terasa sangat simpel
dan tidak menarik”. Kita berusaha ini dan itu dan pada akhirnya kita
meninggalkan semuanya. Hidup seperti
sebuah siklus yang dimulai dari lahir dan diakhiri dengan sebuah kematian. Ada satu klip yang
menceritakan kepada kita bahwa hidup itu begitu singkat.
Pertanyaannya
saudara, apakah hidup kita hanya sebatas itu saja? Apakah arti hidupmu? Apakah tujuan hidup kita?
Coba
kita berpikir ulang saudara, dan kita melihat dari kacamata Tuhan, bagaimanakah
Tuhan memandang kehidupan kita? Mengapa Tuhan menciptakan kita dan
menempatkannya di dalam dunia? Apa tujuannya? Bagaimana kita dapat mengerti apa
yang direncanakan Tuhan dalam hidup kita?
Saudaraku
yang dikasihi Tuhan,
Setuju
atau tidak, sebenarnya Tuhan sedang menuntut kita kembali memiliki hidup yang menurut
maksud dan tujuan Allah. Namun ini baru bisa terjadi jika kita sudah kembali
kepada Kristus. Dari sinilah rencana dan maksud itu baru bisa mencapai
kepenuhannya. Sebab sebelum kita sampai kepada tujuannya, kita harus mengerti
maksud dari Allah Pencipta kita bahwa setiap orang harus tahu di mana
bagiannya.
Artinya
bapak ibu yang kekasih,
Jika
saudara ditetapkan jadi petani. Jadilah petani Kristen yang baik, menjadi pengusaha
Kristen yang baik, dokter Kristen yang baik, intelektual Kristen yang baik. Artinya,
kita harus mengerti dimana posisi kita masing-masing dalam dunia profesi kita.
Bahwa sebenarnya itu semua bukan atas dasar kemauan kita sendiri, tapi rencana Tuhan
yang membentuknya demikian. Bukan untuk kesenangan diri kita saudara, melainkan
demi rencana Allah dalam hidup kita agar kerajaan Allah itu digenapi.
Sebab
jika kita tidak kembali kepada maksud Allah, maka semua yang kita kerjakan akan
menjadi sia-sia. Kita seperti sedang menimbun kehancuran yang kita kejar selama
bertahun-tahun, dan mendapati kehidupan yang tanpa arti.
Bapak/
ibu yang dikasihi Tuhan,
Sebagai
orang yang telah mengenal Kristus, seharusnya kita patut memuji nama Allah,
oleh karena di dalam Kristus kita menerima segala berkat-berkat rohani di
sorga. Saudara ini adalah sebuah rahasia besar. Namun rahasia itu telah disingkapkan
Allah kepada setiap orang yang menaruh percaya kepada Kristus. Dan rahasia
besar ini baru bisa dimengerti apabila orang tersebut menyatakan diri menerima
dan menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
Disebut
sebagai berkat-berkat rohani saudara, karena untuk membedakan dari pemberian-pemberian
yang lain dari Allah. Misalnya, kekayaan, jabatan, kesembuhan, kesehatan,
panjang umur, pengetahuan, hal-hal ini diberikan Allah kepada orang percaya
maupun yang tidak percaya. Bahkan matahari diterbitkan dan hujan diturunkanNya pun
kepada orang yang jahat dan orang yang baik, kepada orang yang benar dan kepada
orang yang tidak benar (Matius 5:45).
Tetapi
berkat-berkat rohani yang disebut dalam ayat-ayat ini hanya disediakan Allah
kepada orang-orang yang telah percaya kepada Kristus. Berkat rohani itu disebut
“di dalam
sorga”, untuk menyatakan bahwa ragam berkat ini semata-mata hanya
karunia dari sorga, tidak ada yang berasal dari dunia, tidak ada sedikitpun usaha
dari manusia untuk memper-olehnya dan tidak ada suatu keunggulan dari seseorang
sehingga ia berhak menerima berkat rohani ini.
Karena itu yang patut
kita mengerti bahwa sumber berkat itu tidak lain adalah dari Allah Bapa kita. Bukan dari setan, dan bukan pula manusia, yang
sekalipun Allah sering menggunakan manusia sebagai saluran berkat-Nya. Tetapi
dalam hal ini, firman Tuhan menegaskan, bahwa Allah Bapalah yang menyingkapkan
rahasia besar ini di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Saudaraku
setidaknya ada 7 rahasia yang dinyatakan Allah Bapa sebagai berkat-berkat
rohani yang dilimpah-kanNya kepada orang percaya, yaitu:
1.
Allah telah memilih kita supaya kudus, dan tak bercacat dan itu
dikerjakan sebelum dunia dijadikan (ayat 4).
2.
Allah telah menentukan kita dari semula menjadi anak-anakNya,
sesuai dengan kerelaanNya (ayat 5).
3.
Orang-orang percaya beroleh penebusan, yaitu pengampunan akan dosa,
berdasarkan kasih karuniaNya (ayat 7).
4.
Menerima penyataan rahasia Allah sesuai kehendakNya (ayat 9).
5.
Hidup kita menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya (ayat 12)
6.
Mendengarkan firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan (ayat
13).
7.
Dimeteraikan dengan Roh Kudus sampai kita memperoleh keseluruh-annya
(ayat 13-14).
Dari
sini kita pahami satu hal saudara, bahwa menjadi Kristen bukanlah sebuah
pilihan dari setiap orang. Agama Kristen bukanlah suatu pilihan seperti
kebanyakan agama-agama lain. Artinya menjadi Kristen bukan karena kemauan
pribadi seseorang. Bukan pula berdasarkan pilihan seseorang. Tetapi kekristenan
adalah penyataan Allah yang berlaku pada setiap orang yang dikehendakiNya. Allahlah
yang memilih saudara dan saya supaya mengalami kasih karuniaNya yang menjadi
latar belakang pemilihan itu. Dan pemilihan itu sekaligus menunjukkan bahwa
kita memiliki hidup yang berbeda dengan anak-anak dunia (Yohanes 15:19).
Karena
itu bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kehadiran
kita di dalam dunia ini bukan sekedar memenuhi angka statistic tetapi sungguh-sungguh
merupakan bagian dari rencana Allah yang agung. Dan inilah yang patut kita
syukuri dalam kehidupan kita, bahwa bukan karena kekuatan kita, kita ada. Bukan
karena hikmat yang ada pada kita, kita memperoleh kekayaan. Tetapi semuanya
semata-mata hanya karena kasih karunia Allah.
Yang
menarik disini saudara, bahwa pilihan itu dikerjakan Allah jauh sebelum kita
dilahirkan, jauh sebelum kita mengerti tentang kekristenan, dimana Allah telah
menetapkan kita menjadi milik kepunyaanNya. Dan menjadikan kita anak-anakNya.
Saudaraku,
tidak ada hal yang lebih indah dalam kehidupan kita, ketika kita yang
terlantar, kita yang seharusnya menjadi musuh Allah. Namun di dalam Kristus,
kita diangkat, kita diadopsi menjadi anak-anak Allah.
Hal
ini memperlihatkan kepada kita saudara, betapa berharganya kita dalam
pemandangan Allah. Kita adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah bukan
karena kita layak dan patut menerimanya tetapi semata-mata atas kerelaanNya
yang memilih kita (Band. Yesaya 43:4).
Justru melalui karya penebusan Yesus Kristus itulah,
pada akhirnya kita memperoleh jalan pada pengampunan akan dosa. Sebab sebelum
kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita adalah hamba dosa. Kita hidup terikat
oleh dosa dan buah dosa itu merusak seluruh aspek kehidupan kita. Namun, kemudian
Kristus hadir dan menebus kita dari cara hidup yang sia-sia yang kita warisi
dari nenek moyang kita. Bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas, tetapi Kristus menebus kita dengan darahNya yang mahal (1 Petrus
1:18-19). Dan karena Kristus, maka Allah menganggap kita berharga di mataNya.
Sidang
jemaat yang dikasihi Tuhan,
Kolose
2:13 mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita.
Dikatakan “segala dosa” hal itu menyangkut dosa-dosa
kita di masa lampau, dosa kita yang sekarang dan dosa yang akan datang... semuanya
sudah diampuni oleh Tuhan Yesus. Dan pengampunanNya cukup untuk setiap orang
yang percaya kepadaNya.
Hal ini
menegaskan bukan supaya kita menganggap enteng dosa, sebaliknya supaya kita
tidak dengan sengaja kembali berbuat dosa. Namun apabila kita jatuh karena
dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang
adil (Band. 1 Yohanes 2:1).
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kesadaran
bahwa Kristus telah mengampuni segala dosa kita, membawa kita kepada satu kehidupan
yang merdeka dari dosa. Kita tidak lagi terikat oleh dosa, kita dibebaskan dari
perasaan tertuduh karena dosa, dan kita mendapatkan rasa aman untuk menjalani kehidupan
yang baru di dalam Kristus. Hanya Allah, menuntut kita untuk tidak
mempergunakan kemerdekataan itu untuk hidup di dalam dosa.
Bapak ibu
yang kekasih dalam Tuhan,
Kenyataan
ini menjawab pernya-taan dalam ayat ke-4 bahwa Allah memilih kita supaya kita
hidup kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Saudara, inilah bukti bahwa
keselamatan itu tidak tergantung dari usaha manusia, tetapi tergantung
sepenuhnya pada karya Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.
Dan inilah
harapan yang kita miliki di dalam Kristus, yaitu supaya kita semua beroleh bagian
yang telah ditetapkan Allah sebelumnya. Dan melalui kebenaran firmanNya di
dalam Injil, memberikan kepada kita kekuatan dan penghiburan sebab untuk itulah
firman Tuhan ini dituliskan.
Lagi pula karya keselamatan itu saudara, dijamin
sepenuhnya oleh satu pribadi yaitu Roh Kudus. Jadi saudara, saat kita
percaya kepada Tuhan Yesus, kita dimateraikan oleh Roh Kudus yang menjadi
jaminan bahwa keselamatan yang Tuhan janjikan kepada kita adalah sesuatu yang
pasti akan menjadi milik kita. Meterai dalam lingkungan
perdagangan, diibaratkan sebagai satu tanda jadi atas persetujuan pembelian.
Jadi Roh
Kuduslah yang membe-rikan kepada kita kekuatan dan kuasa dalam hidup dan
pelayanan kita. Orang yang telah menerima Roh Kudus
telah memegang jaminan sebelum sampai memperoleh seluruhnya.
Dalam
hal ini kita melihat, bahwa peranan Roh Kudus sangat penting bagi
kehidupan orang percaya. Dikatakan dalam Yohanes 16:8-11, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap
tidak percaya kepadaKu; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu
tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum”.
Dari
sini kita mendapatkan satu pemahaman saudara, bahwa tanpa Roh Kudus bekerja
terhadap orang-orang pilihanNya, orang tersebut tidak akan mungkin sadar dengan
dosanya. Karena itu meterai Roh Kudus adalah bukti nyata bahwa Tuhan memberikan
jaminan penuh kepada anak-anakNya.
Refleksi:
Sidang
jemaat yang dikasihi Tuhan,
Pertanyaannya
bagi kita saudara, apakah saudara sudah ada di dalam Kristus? Kalau belum,
inilah saatnya bagi saudara untuk mengambil keputusan menerima dan
mengundang Dia masuk dalam hati dan hidup saudara.
Renungkanlah
kehidupan kita hari ini, apakah kita sudah menikmati kekayaan rohani yang ada
di dalam Kristus? Apakah kita masih dihantui oleh perasaan-perasaan takut?
Apakah kita masih dihantui oleh perasaan-perasaan bersalah karena dosa yang
telah kita lakukan? Apakah ada dosa yang masih mengikat kita dan sulit untuk
kita tinggalkan? Ataukah kita masih bingung dengan tujuan hidup kita?
Saudaraku,
marilah kita mengerti karya Tuhan yang luar biasa itu dalam kehidupan kita.
Bahwa bukan tanpa tujuan Allah menciptakan kita. Bukan tanpa dasar kita percaya
kepada Yesus Kristus dan menjadi orang-orang Kristen. Tetapi semuanya itu
dinyatakan Allah supaya kita semakin mengasihi dan memuji Allah dalam kehidupan
kita. Dan kita dimampukan untuk memaknai hidup dengan cara yang tepat. Inilah
alasan kita mengapa kita perlu memuliakan Allah dalam kehidupan kita sebagai
tujuan dari hidup kita.
Dengan
demikian saudara, kehadiran kita di dalam Dia, memberi penegasan bahwa di luar
Dia kita tidak berdaya dan hampa. Di luar Dia, kita tidak mampu mewujudkan
kehadiran kita yang bermakna. Sehingga wajar apabila kebanyakan orang merasakan
hidupnya begitu hambar dan seperti sebuah rutinitas. Sebaliknya, orang-orang
yang berada di dalam Kristus. Ia akan semakin hari semakin
mempertanggung-jawabkan hidupnya dengan baik di hadapan Tuhan.
Dengan
pemahaman yang demikian, maka kehadiran kita semua sebagai orang percaya
patutlah diwarnai dengan ucapan syukur sebab Allah menempatkan kita dengan
rencana besar dan disertai dengan kuasa otoritas Allah. Rencana besar itu
adalah kegenapan segala sesuatu (ayat 10) dan memberitakan rencana besar itu
kepada sesama kita.
Kiranya
melalui kebenaran firman Tuhan ini, kita semakin mengerti untuk apa kita hidup
dan kemana arah tujuan kita. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar