PERGUNAKANLAH WAKTU YANG ADA
Efesus 5:15-17
Bapak ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Berbicara tentang waktu, dalam kaitannya dengan kehidupan
kita, kita mendapati satu fakta bahwa kehidupan yang sementara kita jalani
adalah sangat singkat. Alkitab menegaskan kepada kita bahwa usia manusia pada
umumnya 70 tahun, dan kalau ia kuat ia akan mencapai garis 80 tahun.
Dikatakan dalam Mazmur 90:10 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika
kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan
penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”
Saudara, berkenaan dengan hal ini, ada seseorang yang
mencoba membuat catatan bagaimana ia telah mempergunakan waktu sepanjang hidupnya
selama 70 tahun. Setelah ia menghitung-hitung maka ia mendapatkan angka-angka sebagai
berikut: Tidur 23 tahun (32,9%), Bekerja 16 tahun (22,8%), Beribadah 0,5 tahun (0,7%),
Nonton TV 8 tahun (11,4%), Makan 6 tahun (8,6%), Berpergian 6 tahun (8,6%),
Bersantai-santai 4,5 tahun (6,5%), Sakit 4 tahun (5,7%), Berpakaian 2 tahun
(2,8%).
Dari sini ia mendapatkan
satu kesimpulan bahwa 93,6% ia habiskan hidupnya untuk memuaskan keinginannya.
Sebab 5,7% ia harus jalani dalam kondisi sakit. Sisanya hanya 0.5% ia
persembahkan untuk Tuhan.
Saudara mungkin kita akan terkejut dengan banyaknya waktu
yang disia-siakan untuk hal-hal yang tidak berguna atau untuk hal-hal yang
sifatnya duniawi sementara waktu untuk hal-hal yang rohani bagi pekerjaan Tuhan
sangat sedikit.
Mungkin kitapun bisa membuat catatan tentang kehidupan kita
dalam rentang 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun mengenai hal-hal apa yang kita
lakukan. Namun dari semua catatan itu, yang terpenting untuk kita sadari adalah
bagaimana kita menjalani waktu yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita dengan
sesuatu yang berkenan kepadaNya.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Setuju atau tidak, kehidupan ini penuh dengan pilihan. Kita
bisa memilih hidup yang bermakna atau memilih menjalani hidup yang sia-sia.
Kita bisa memilih hidup memuliakan Allah atau memilih hidup yang mempermalukan
nama-Nya.
Pada saat memilih, kita bisa mengandalkan diri sendiri dan hanya
memperhatikan kepentingan sendiri, tetapi kita juga bisa memilih untuk mengandalkan
hikmat Allah dan memuliakan Allah.
Akan tetapi saudara, sadarkah bahwa dalam sehari yang kita
lalui ada 86.400 detik yang dihadiahkan Tuhan kepada kita, dan itu berlaku sama
bagi semua orang. Sebab kita masing-masing menjalani kehidupan selama 24 jam
dalam sehari. Sekarang coba kita kalikan angka tersebut dengan umur kita
sekarang, maka kita akan terkejut melihat angkanya.
Misalnya kita akan menghitungnya dalam waktu satu tahun.
Maka 86.400 x 365 hari = 31.536.000 detik. Kalau kita mau menghitungkan
sepanjang umur 40 tahun, maka kita memiliki 31.536.000 x 40 = 1.261.440.000
detik. Saudara, apa yang kita pakai untuk mengisi milyaran atau trilyunan detik
yang sudah kita lalui hingga saat ini?
Sebuah bagian dari doa Musa yang pernah dicatat dalam kitab
Mazmur menggambarkan akan kesadarannya betapa pentingnya waktu yang telah
disediakan Allah bagi kita. Musa berkata: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Jika kita bandingkan kehidupan kekal yang menantikan kita,
hidup di dunia ini memanglah sangat singkat. Tetapi bukankah 86.400 detik
sehari seharusnya lebih dari cukup bagi kita untuk melakukan sesuatu yang
menyenangkan hati Tuhan?
Dalam kaitannya dengan panggilan hidup sebagai anak-anak
terang yang disampaikan Paulus dalam surat Efesus 5:1-21 kita bisa melihat
dengan jelas bagaimana kita bisa mengisi dan memanfaatkan waktu kita dengan baik.
Bahwa sesungguhnya mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya adalah nasehat
yang berasal dari Firman Tuhan. Namun sayangnya saudara, banyak orang-orang
diluar sana yang tidak tahu pentingnya nilai hidup yang diberikan Tuhan bagi
dirinya, sehingga mereka mengabaikan kebenaran firman Tuhan ini.
Tetapi bagi kita yang hidup di dalam kebenaran Tuhan, mari
kita memperhatikan apa yang Tuhan mau kita kerjakan sehubungan dengan kehidupan
yang Tuhan telah percayakan dalam kehidupan kita:
1. Perhatikanlah Dengan Seksama Bagaimana Kamu Hidup (ay.15).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Apa yang dijelaskan oleh firman Tuhan ini pada dasarnya
menunjuk kepada implikasi dari hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan (4:1). Dikatakan
disana: “Sebab
itu aku menasihatkan kamu, …… supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah
dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.” Kita perhatikan saudara
saat Paulus menasihati para pembacanya untuk memperhatikan dengan seksama
bagaimana mereka hidup. Secara literal sebenarnya ia sedang berkata bahwa: “Allah
menghendaki agar setiap orang percaya dapat menjalani kehidupan-nya dengan
segala kewaspadaan. Atau Allah menghendaki agar setiap kita menjalani kehidupan
dengan tepat, akurat dan dalam pertimbangan yang baik.”
Untuk menjelaskan bagian ini, Paulus memberikan suatu
perbandingan yang sangat kontras tentang kehidupan dengan memakai kata “bebal”
dan “arif”.
Saudara, Orang yang bebal itu adalah orang yang tidak suka
diajar, ia tidak peduli dengan yang namanya nasehat apalagi teguran. Orang
bebal selalu merasa benar dalam jalan yang ia tempuh. Dan jika ada orang yang
tidak sepaham dengan dia maka ia akan menganggap orang yang tidak sepaham itu
salah, sebab dia tidak pernah merasa salah.
Orang yang bebal biasanya tidak mau memperhatikan bagaimana
dia hidup. Ia menjalani kehidupannya dengan sangat sembrono dan tanpa tujuan. Yang
dikejarnya adalah kesenangan diri dan kepuasan jasmani.
Lagi pula orang bebal tentu saja tidak akan menyukai Firman
Tuhan, sebab Firman Tuhan seperti yang dikatakan dalam II Timotius 3:16-17 “…memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia
kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Orang yang bebal tidak menyukai Firman Tuhan sebab Firman
Tuhan itu akan selalu mengajar sementara mereka tidak suka diajar, Firman Tuhan
akan menyatakan kesalahan sementara mereka merasa diri selalu benar, Firman
Tuhan akan memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran, sementara
orang bebal merasa hidupnya telah sempurna. Ia tidak butuh dikoreksi. Maka yang
terjadi orang yang bebal akan merasa diri lebih pintar daripada firman Tuhan.
Nah saudara, Firman Tuhan mengingatkan kita supaya “jangan seperti
orang bebal, tetapi seperti orang arif.” Berbeda dengan orang yang
bebal, orang Arif adalah orang yang mau diajar, suka menerima nasehat dan
bertindak hati-hati dalam hidupnya. Sebab ia tahu, sekali ia memutuskan hal
yang salah, keputusan itu akan membawa dampak di masa yang akan datang.
Karena itu, orang yang arif atau bijak, ia akan memilih untuk
menjalani kehidupan dengan hikmat Allah. Hikmat Allah akan menjadi fondasi
jalan hidupnya. Sebab pertimbangan-pertimbangan yang diambilnya adalah dari
firman Tuhan. Kita bandingkan dengan Mazmur 119:105 yang mengatakan: “Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Jadi saudara, firman Tuhan yang dibacanya setiap hari, yang
direnungkannya itulah yang akan menuntun jalan hidupnya. Bagaimana menjalani kehidupan
di dalam keluarga, gereja, tempat ia bekerja, masyarakat dan dunia ini?
Bagaimana dengan kita saudara? Kalau kita yang hadir disini sadar dan mau untuk
memperbaharui kehidupan kita di hadapan Tuhan, maka kita akan hidup seperti
orang-orang yang arif.
2. Pergunakanlah Waktu Yang Ada (ay.16).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Ada dua istilah “waktu” yang dipakai dalam bahasa Yunani,
yaitu “kronos” dan “Kairos”. “Kronos”
berbicara soal kronologi waktu yang terus berjalan dari detik ke detik
dan dari hari ke hari. Sedangkan “Kairos” adalah
waktu yang berkaitan dengan sebuah momentum atau kesempatan. Nah yang manarik
saudara, Paulus menggunakan kata “waktu” dalam
ayat ini, adalah pada istilah “Kairos.” Jadi kalau kita terjemahkan secara harafiah
maka ayat ini akan berbunyi: “Dan tebuslah/
pakailah dengan maksimal segala kesempatan yang ada, karena hari-hari ini
adalah jahat.”
Saudara, dari sini kita mendapatkan satu pemahaman bahwa
waktu itu sangat berharga. Jadi sebenarnya Alkitab mau menjelaskan kepada kita
bahwa betapa mahalnya sebuah waktu sampai Allah meminta kita untuk menebusnya/ memakainya
secara maksimal “segala
yang ada”. Karena itu adalah kesempatan yang berharga. Dan setiap
kesempatan pastinya tidak boleh kita sia-siakan. Hanya orang-orang yang bodoh
yang selalu membiarkan kesempatan itu berlalu dengan sia-sia.
Saudara, kita tidak tahu berapa lama kita menjalani
kehidupan kita. Kita tidak tahu berapa lama kita bertahan dalam pengabdian di
lembaga yang kita jalani saat ini. Tetapi kalau kita mau kaitkan ayat ini
dengan pokok bahasan kita, maka apa yang sedang kita kerjakan saat ini, itu adalah
kesempatan yang berharga yang kita peroleh, yang tidak boleh kita sia-siakan.
Jadi saudara, ungkapan “Pergunakan setiap waktu yang ada” lebih berbicara tentang sebuah momentum yang
diberikan Tuhan Allah kepada setiap orang. Oleh karena itu biarlah setiap waktu
yang kita lalui sejatinya memberikan makna dalam kehidupan kita masing-masing.
Lagi pula Firman Tuhan mengingatkan bahwa “Hari-hari yang
kita lalui jahat.” Saudara, yang dimaksud dalam ayat ini adalah
segala tipu muslihat iblis untuk menggagalkan masa depanmu dengan berbagai
cara. Iblis tahu Allah memiliki rencana yang indah bagi hidupmu, dan iblis
sungguh cemburu dan menginginkan agar kita tidak sampai kepada apa yang
dirancangkan Allah bagi kita. Bagi orang muda iblis sangat senang menipu kita
dengan mempergunakan hawa nafsu orang muda. Bagi orang tua iblis senang
memanipulasi mereka sehingga mereka terlena dengan zona nyaman yang mereka
peroleh.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Jadi karena kehidupan yang kita sedang jalani dipenuhi oleh
kejahatan yang berusaha menjatuhkan anak-anak Tuhan, penting bagi kita untuk
mengisinya dengan hal-hal yang berkenan kepada Allah.
Lagi pula saudara, Alkitab mengatakan bahwa sejarah digambarkan
seperti sebuah garis linier dari titik alfa sampai titik omega dan semua itu
harus dipertanggung-jawabkan satu demi satu di hadapan Tuhan. Kalau tadi
dikatakan bahwa waktu yang diberikan Tuhan kepada kita sangat berharga untuk
kita abaikan begitu saja. Maka kesadaran kita akan mahalnya sebuah waktu
kiranya menjadikan kita seorang yang bijaksana dalam mempergunakan waktu. Kita
yang telah mengerti betapa mahalnya sebuah waktu, sejatinya tidak akan
menyia-nyiakan setiap kesempatan yang kita peroleh untuk hidup memuliakan Tuhan.
Dengan demikian meskipun kita hidup di tengah-tengah hati
yang jahat ini, ditengah-tengah dunia yang bengkok ini, kita tidak akan menghindari
ataupun takut terhadap kuasa tersebut. Sebaliknya kiranya justru itu semakin
mendorong kita untuk bijaksana, mempergunakan waktu yang ada di dunia yang
telah jatuh dalam dosa ini untuk menjalani hidup yang menyenangkan Allah.
3. Berusahalah Supaya Dapat Mengerti
Kehendak Tuhan (ay. 17).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Dalam bagian yang terakhir ini, kembali Paulus
memperbandingkan dua hal yang kontras. Kali ini ia ia menggunakan kata “bodoh” dan “mengerti”. Dalam terjemahan baru dikatakan: “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (ay 17). Atau dalam
terjemahan aslinya berkata; “Karena itu, janganlah kamu menjadi bodoh, tetapi
mengertilah apa yang menjadi kehendak Tuhan.”
Saudara, peringatan yang sama juga dapat kita lihat dalam
catatan Paulus dalam Kolose. Disana dikatakan: “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap
orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada“ (Kolose 4:5).
Dari sini kita mendapatkan satu pemahaman bahwa seseorang yang
telah percaya kepada Tuhan Yesus, tidak boleh kembali pada cara hidup mereka
yang lama karena itu adalah suaru kebodohan (Efesus 4:18). Sebaliknya mereka
harus berusaha untuk mencapai tujuan Allah.
Dan tujuan Allah tidak lain adalah supaya kita mengerti
kehendakNya. Ini merupakan suatu konsep yang utuh dari pekerjaan Allah di dalam
Kristus. Dimana Allah mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus. Allah
mengerjakan segala sesuatu dalam kesesuaiannya dengan tujuan kehendakNya
(1:11), menetapkan semua orang menjadi anak-anakNya (1:5). Demikian pula
sebagai anak-anak Tuhan, tujuan hidup kita tidak lain adalah untuk mengerti
kehendak Tuhan. Karena itu Saudara, seorang yang telah mengalami kelahiran baru
di dalam Tuhan Yesus pastinya akan menghindari kehidupan yang bodoh, sebaliknya
Allah menghendaki kita untuk berusaha mengerti kehendakNya.
Kata “Mengerti” kita
pahami berarti menggunakan akal kita untuk mencari dan melakukan kehendak
Allah. Allah ingin agar kita tidak hanya mengetahui kehendakNya, melainkan juga
dengan akal yang dikaruniakan Tuhan kepada kita, Ia menghendaki supaya kita
dapat memahami kehendakNya.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kehendak Tuhan memang seringkali melampaui rancangan dan
jalan manusia (Yesaya 55:8-9). Tetapi dalam ketaatan kita untuk melakukan
setiap firmanNya disitulah terpancang satu hikmat untuk dapat mengerti kehendak
Tuhan.
Karena itu, yang terpenting bagi kita saudara, berusahalah untuk
mengerti kehendak Tuhan dengan membaca, merenungkan, memperlajari dan melakukan
firman Tuhan. Dengan demikian hidupmu akan berhasil di hadapan Allah dan
sesama.
Kembali kepada topik pembahasan kita saudara, Setiap kita
dikaruniakan waktu 86.400 detik per-hari. Pertanyaannya, dengan apa kita
mengisinya? Sudahkah kita mempergu-nakan setidaknya sedikit dari detik-detik
itu untuk mengucap syukur kepada Tuhan? Sudahkah kita mempergunakannya untuk
berdoa dan terus membangun hubungan yang lebih dalam lagi kepada Tuhan? Berapa
banyak waktu yang kita pakai untuk mempergunakan semua talenta yang diberikan
Tuhan demi memuliakanNya? Atau paling tidak mari kita kembali berpikir: Seberapa
penting kita menganggap waktu yang ada ini?
Saudara, waktu yang sudah lewat tidak akan pernah bisa
kembali lagi. Jika kita masih terbiasa membuang-buang waktu, saya rasa inilah saatnya
untuk kita dapat mulai berubah. “supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut
keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” (1 Petrus 4:2).
Mari kita memanfaatkan waktu yang masih ada dengan melakukan sesuatu yang
berkenan kepadaNya. Saya rindu hari ini kiranya Tuhan menyadarkan kita untuk kembali
menjadi orang-orang yang bijak dalam menggunakan waktu. Amin
0 komentar:
Posting Komentar