DASAR YANG TEGUH
Lukas 6:46-49
Sidang jemaat yang
dikasihi Tuhan.
Apa yang menyebabkan
sebuah bangunan kokoh berdiri? Salah satu contoh sejarah yang masih dapat kita
saksikan dari tujuh keajaiban dunia, adalah menara Pisa yang berada di Italy.
Pada saat bangunan ini didirikan tahun 1173 hingga sekarang, sudut
kemiringannya sudah mencapai 450. Dan anehnya walaupun setiap tahun
menara ini bertambah miring, namun bangunan ini tetap kokoh berdiri walaupun
cuaca buruk banyak menimpanya?
Satu alasannya karena
bangunan ini memiliki dasar yang kokoh. Dasar yang memiliki daya cengkram kuat
yang mampu menopang bangunan yang ada di atasnya.
Sama halnya dengan kisah
yang kit abaca pada pagi hari ini. Pada saat Yesus mengisahkan tentang sebuah
bangunan, seringkali perkataan Yesus mempunyai latar belakang dalam Perjanjian
Lama. Mungkin latar belakang perumpamaan yang diucapkan Yesus adalah seperti
dalam Yehezkiel 13:10-16, dimana disebutkan “suatu tembok yang
runtuh sebab hujan lebat yang membanjir dan angin topan yang bertiup”
Namun terlepas dari
tafsiran ini, kita melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus tentang hal
mendirikan bangunan adalah suatu hal yang relevan dan masuk akal sampai saat
ini. Dan inilah yang menjadi pelajaran penting bagi seorang yang ahli bangunan.
Ia harus memiliki perhitungan yang mantap bagaimana sebuah bangunan akan
dididirikan.
Saudara, untuk mendapatkan
sebuah bangunan yang kokoh berdiri, bukan hanya dibutuhkan bahan-bahan yang
terbaik sebagai pembuat dinding dan atap. Tetapi yang terpenting juga adalah
sebuah pondasi yang kuat. Sebab melalui pondasi inilah akan menopang seluruh
bangunan yang dibangun di atasnya. Satu kesalahan saja dalam mempertimbangkan
sebuah dasar bangunan, maka dalam sekejap bangunan itu akan roboh oleh cuaca.
Sama halnya dengan sebuah
bangunan, iman seseorangpun perlu memiliki dasar yang kokoh agar ia dapat
bertahan terhadap gelombang persoalan hidup.
Melalui perikop yang kita
baca ini, saya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana memiliki dasar yang
teguh? Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan pagi hari ini:
1. Milikilah Hikmat Kebijaksanaan
Saya tertarik dengan apa
yang dijelaskan dalam Matius 7:24 bahwa “setiap orang yang mendengar perkataanKu
ini – perkataan Yesus - dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana…”
rupanya di dunia ini banyak orang pintar tetapi sedikit orang yang
bijaksana.
Hari ini kita belajar satu
hal, dimana Tuhan tidak menuntut supaya kita pintar. Karena kepintaran tidaklah
menjamin seseorang dapat hidup lebih baik. Akan tetapi yang Tuhan tuntut dari
kita adalah milikilah hikmat kebijaksanaan.
Kuncinya ada pada belajar
untuk mendengarkan suara Tuhan dan berusahalah melakukan setiap firmanNya.
Orang yang mampu melakukan kedua-duanya adalah orang yang bijaksana.
Sebaliknya Yakobus pernah menasi-hatkan kepada kita
tentang hal ini dalam Yakobus 1:22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri.”
Di sini kita melihat ada dua hal yang kontras yang
menjadi tantangan kita, sebagai orang percaya: menjadi orang bijaksana atau
menjadi seorang penipu? Ketika kita belajar mendengarkan dan melakukan setiap
firman maka kita dikatakan sebagai orang yang bijaksana. Sebaliknya ketika kita
mendengarkan firman Tuhan tetapi tidak mau melakukannya, maka kita dikatakan
sebagai seorang penipu.
Saudara jika pertanyaan ini ditujukan kepada kita
sekalian, mana yang Bapak Ibu pilih? Saya yakin semua Bapak/ ibu yang ada
disini setuju dan mau dikatakan sebagai orang-orang yang bijaksana.
Untuk itu marilah kita memintanya kepada Tuhan. Dan
kita akan dapat benar-benar menjadi orang yang bijaksana, asalkan kita mau
belajar mendengarkan sungguh-sungguh setiap firman yang kita dengarkan. Dan
kitapun sungguh-sungguh mau melakukannya dalam kehidupan kita.
2. Belajarlah Setia pada Firman Tuhan
Sidang Jemaat yang kekasih
Untuk dapat memiliki iman
yang kokoh dalam hidup, tidaklah cukup hanya dengan mendengar firmanNya dan memanggil
Dia “Tuhan”.
Kita juga harus menaati setiap apa yang diperintahkanNya bagi kita. Untuk itu setiap
orang yang mendengar pengajaranNya haruslah melakukannya dengan setia di dalam
hidupnya.
Mengapa setia, karena
kesetiaan inilah yang akan membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan. Kesetiaan
menjadi bukti kita mau melakukan setiap firman itu kapan saja dan dimana saja.
Artinya kita bukan hanya
mau melakukan hal-hal yang menguntungkan diri kita. Hal-hal yang manis
didengar. Hal-hal yang baik-baik saja.
Tetapi juga hal-hal yang
mungkin bisa terjadi, kita setia melakukan hal-hal yang sulit dalam hidup kita.
Seperti halnya mengampuni sesama, ataupun seperti tema kita bulan ini,
menjalankan saat teduh kita setiap hari.
Injinkan saya bertanya, berapa
banyak di antara kita yang memanfaatkan waktu teduh kita bersama Tuhan, walaupun
itu hanyalah 10 menit dalam sehari?
Saudara,
Saya menyadari, untuk menjalankan
saat teduh bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak tantangan dan cobaan harus
kita lalui untuk dapat melakukannya. Apalagi bagi Bapak Ibu yang memiliki
kesibukan yang padat.
Saya sendiri punya
pengalaman tentang hal ini. Ketika pelayanan saya mulai padat, ketika pekerjaan
bertambah banyak, saya lupa mengisi waktu teduh saya bersama keluarga. Dan apa
yang terjadi, saya merasa hari-hari yang saya lalui seakan-akan kosong, saya
tidak dapat lagi menghargai hari yang saya lalui saat itu dan akhirnya menjadi
sesuatu yang rutin.
Kehidupan yang seperti ini
bukanlah kehidupan yang enak dan membawa berkat. Tetapi kehidupan yang
membosankan. Sebaliknya, ketika saat teduh itu mulai dijalankan, ada sesuatu
yang baru, semangat baru, yang dapat menggairahkan kehidupan saya sekeluarga.
Dimana kami belajar untuk senantiasa bersyukur atas karya Tuhan dalam kehidupan
kami.
Jemaat yang mengasihi
Tuhan
Jika Kristus ada di dalam
hati kita, maka mulut kita senantiasa penuh dengan ucapan syukur. Jika kita
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, maka buah-buah kita akan baik
dan rumah kita pun akan berdiri teguh pada saat badai menerpa hidup kita.
Seperti halnya pohon yang
berada dalam terpaan angin. Semakin tinggi pohon, maka semakin besarlah
goncangannya. Pada saat angin keras atau badai datang menerpa, maka pohon yang
tinggi akan lebih mudah terombang-ambing kesana-kemari daripada pohon yang
rendah. Tetapi mengapa pohon yang tinggi itu tetap kokoh berdiri? Karena akar
pohon itu menancap cukup dalam ke dalam tanah.
Demikianlah kehidupan
kita. Jika kita ingin memiliki dasar yang teguh dalam iman kita, akar iman kita
harus kita tancapkan dalam Tuhan. Sehingga pada saat badai kehidupan itu datang
menerpa, kita tidak akan tumbang walaupun goncangan itu sempat membawa kita
oleng.
Sidang jemaat yang
kekasih.
Sepanjang tahun 2016
mungkin ada kegagalan-kegagalan yang pernah kita lakukan. Ada komitmen-komitmen
yang belum sempat kita jalankan untuk Tuhan. Kita mungkin mengalami saat teduh
yang bocor.
Untuk itu menyambut bulan
SATE ini, marilah kita lebih giat lagi mempersiapkan bangunan iman kita di
hadapan Tuhan, dengan tekad baru untuk bersaat teduh dengan-Nya. Tahun 2017
merupakan tahun misteri bagi setiap orang. Tidak ada yang tahu 2017 akan
terjadi apa pada hidup kita, namun satu hal yang pasti, ketika kita memasang
dasar yang kokoh di dalam Kristus, badai hidup apapun yang akan melanda kehidupan
kita, Tuhan akan memberikan kesanggupan untuk menghadapinya.
Dasar untuk semua hal ini
adalah iman secara pribadi yang menyelamatkan kepada Tuhan Yesus Kristus.
Seperti perkataan yang pernah diucapkan oleh Dr. H.A Ironside, “kita tidak dapat
menjalani kehidupan tanpa terlebih dahulu memilikinya.”
Untuk itu mintalah
kepada Tuhan hidup yang lebih bijaksana dan setialah dengan apa yang telah
Tuhan firmankan kepada kita. Sehingga tahun 2017 kita awali dengan langkah
pasti menuju pertumbuhan iman kita. Selamat berjuang dalam saat teduh kita.
Tuhan Yesus memberkati. amin
0 komentar:
Posting Komentar