Minggu, 01 Januari 2017

DASAR YANG TEGUH

DASAR YANG TEGUH
Lukas 6:46-49


Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan.
Apa yang menyebabkan sebuah bangunan kokoh berdiri? Salah satu contoh sejarah yang masih dapat kita saksikan dari tujuh keajaiban dunia, adalah menara Pisa yang berada di Italy. Pada saat bangunan ini didirikan tahun 1173 hingga sekarang, sudut kemiringannya sudah mencapai 450. Dan anehnya walaupun setiap tahun menara ini bertambah miring, namun bangunan ini tetap kokoh berdiri walaupun cuaca buruk banyak menimpanya?
Satu alasannya karena bangunan ini memiliki dasar yang kokoh. Dasar yang memiliki daya cengkram kuat yang mampu menopang bangunan yang ada di atasnya.
Sama halnya dengan kisah yang kit abaca pada pagi hari ini. Pada saat Yesus mengisahkan tentang sebuah bangunan, seringkali perkataan Yesus mempunyai latar belakang dalam Perjanjian Lama. Mungkin latar belakang perumpamaan yang diucapkan Yesus adalah seperti dalam Yehezkiel 13:10-16, dimana disebutkan suatu tembok yang runtuh sebab hujan lebat yang membanjir dan angin topan yang bertiup
Namun terlepas dari tafsiran ini, kita melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus tentang hal mendirikan bangunan adalah suatu hal yang relevan dan masuk akal sampai saat ini. Dan inilah yang menjadi pelajaran penting bagi seorang yang ahli bangunan. Ia harus memiliki perhitungan yang mantap bagaimana sebuah bangunan akan dididirikan.
Saudara, untuk mendapatkan sebuah bangunan yang kokoh berdiri, bukan hanya dibutuhkan bahan-bahan yang terbaik sebagai pembuat dinding dan atap. Tetapi yang terpenting juga adalah sebuah pondasi yang kuat. Sebab melalui pondasi inilah akan menopang seluruh bangunan yang dibangun di atasnya. Satu kesalahan saja dalam mempertimbangkan sebuah dasar bangunan, maka dalam sekejap bangunan itu akan roboh oleh cuaca.
Sama halnya dengan sebuah bangunan, iman seseorangpun perlu memiliki dasar yang kokoh agar ia dapat bertahan terhadap gelombang persoalan hidup.
Melalui perikop yang kita baca ini, saya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana memiliki dasar yang teguh? Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan pagi hari ini:

1.  Milikilah Hikmat Kebijaksanaan
Saya tertarik dengan apa yang dijelaskan dalam Matius 7:24 bahwa “setiap orang yang mendengar perkataanKu ini – perkataan Yesus - dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana…rupanya di dunia ini banyak orang pintar tetapi sedikit orang yang bijaksana.
Hari ini kita belajar satu hal, dimana Tuhan tidak menuntut supaya kita pintar. Karena kepintaran tidaklah menjamin seseorang dapat hidup lebih baik. Akan tetapi yang Tuhan tuntut dari kita adalah milikilah hikmat kebijaksanaan.
Kuncinya ada pada belajar untuk mendengarkan suara Tuhan dan berusahalah melakukan setiap firmanNya. Orang yang mampu melakukan kedua-duanya adalah orang yang bijaksana.
Sebaliknya Yakobus pernah menasi-hatkan kepada kita tentang hal ini dalam Yakobus 1:22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
Di sini kita melihat ada dua hal yang kontras yang menjadi tantangan kita, sebagai orang percaya: menjadi orang bijaksana atau menjadi seorang penipu? Ketika kita belajar mendengarkan dan melakukan setiap firman maka kita dikatakan sebagai orang yang bijaksana. Sebaliknya ketika kita mendengarkan firman Tuhan tetapi tidak mau melakukannya, maka kita dikatakan sebagai seorang penipu.
Saudara jika pertanyaan ini ditujukan kepada kita sekalian, mana yang Bapak Ibu pilih? Saya yakin semua Bapak/ ibu yang ada disini setuju dan mau dikatakan sebagai orang-orang yang bijaksana.
Untuk itu marilah kita memintanya kepada Tuhan. Dan kita akan dapat benar-benar menjadi orang yang bijaksana, asalkan kita mau belajar mendengarkan sungguh-sungguh setiap firman yang kita dengarkan. Dan kitapun sungguh-sungguh mau melakukannya dalam kehidupan kita.

2. Belajarlah Setia pada Firman Tuhan
Sidang Jemaat yang kekasih
Untuk dapat memiliki iman yang kokoh dalam hidup, tidaklah cukup hanya dengan mendengar firmanNya dan memanggil Dia “Tuhan”. Kita juga harus menaati setiap apa yang diperintahkanNya bagi kita. Untuk itu setiap orang yang mendengar pengajaranNya haruslah melakukannya dengan setia di dalam hidupnya.
Mengapa setia, karena kesetiaan inilah yang akan membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan. Kesetiaan menjadi bukti kita mau melakukan setiap firman itu kapan saja dan dimana saja.
Artinya kita bukan hanya mau melakukan hal-hal yang menguntungkan diri kita. Hal-hal yang manis didengar. Hal-hal yang baik-baik saja.
Tetapi juga hal-hal yang mungkin bisa terjadi, kita setia melakukan hal-hal yang sulit dalam hidup kita. Seperti halnya mengampuni sesama, ataupun seperti tema kita bulan ini, menjalankan saat teduh kita setiap hari.
Injinkan saya bertanya, berapa banyak di antara kita yang memanfaatkan waktu teduh kita bersama Tuhan, walaupun itu hanyalah 10 menit dalam sehari?
Saudara,
Saya menyadari, untuk menjalankan saat teduh bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak tantangan dan cobaan harus kita lalui untuk dapat melakukannya. Apalagi bagi Bapak Ibu yang memiliki kesibukan yang padat.
Saya sendiri punya pengalaman tentang hal ini. Ketika pelayanan saya mulai padat, ketika pekerjaan bertambah banyak, saya lupa mengisi waktu teduh saya bersama keluarga. Dan apa yang terjadi, saya merasa hari-hari yang saya lalui seakan-akan kosong, saya tidak dapat lagi menghargai hari yang saya lalui saat itu dan akhirnya menjadi sesuatu yang rutin.
Kehidupan yang seperti ini bukanlah kehidupan yang enak dan membawa berkat. Tetapi kehidupan yang membosankan. Sebaliknya, ketika saat teduh itu mulai dijalankan, ada sesuatu yang baru, semangat baru, yang dapat menggairahkan kehidupan saya sekeluarga. Dimana kami belajar untuk senantiasa bersyukur atas karya Tuhan dalam kehidupan kami.
Jemaat yang mengasihi Tuhan
Jika Kristus ada di dalam hati kita, maka mulut kita senantiasa penuh dengan ucapan syukur. Jika kita berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, maka buah-buah kita akan baik dan rumah kita pun akan berdiri teguh pada saat badai menerpa hidup kita.
Seperti halnya pohon yang berada dalam terpaan angin. Semakin tinggi pohon, maka semakin besarlah goncangannya. Pada saat angin keras atau badai datang menerpa, maka pohon yang tinggi akan lebih mudah terombang-ambing kesana-kemari daripada pohon yang rendah. Tetapi mengapa pohon yang tinggi itu tetap kokoh berdiri? Karena akar pohon itu menancap cukup dalam ke dalam tanah.
Demikianlah kehidupan kita. Jika kita ingin memiliki dasar yang teguh dalam iman kita, akar iman kita harus kita tancapkan dalam Tuhan. Sehingga pada saat badai kehidupan itu datang menerpa, kita tidak akan tumbang walaupun goncangan itu sempat membawa kita oleng.
Sidang jemaat yang kekasih.
Sepanjang tahun 2016 mungkin ada kegagalan-kegagalan yang pernah kita lakukan. Ada komitmen-komitmen yang belum sempat kita jalankan untuk Tuhan. Kita mungkin mengalami saat teduh yang bocor.
Untuk itu menyambut bulan SATE ini, marilah kita lebih giat lagi mempersiapkan bangunan iman kita di hadapan Tuhan, dengan tekad baru untuk bersaat teduh dengan-Nya. Tahun 2017 merupakan tahun misteri bagi setiap orang. Tidak ada yang tahu 2017 akan terjadi apa pada hidup kita, namun satu hal yang pasti, ketika kita memasang dasar yang kokoh di dalam Kristus, badai hidup apapun yang akan melanda kehidupan kita, Tuhan akan memberikan kesanggupan untuk menghadapinya.
Dasar untuk semua hal ini adalah iman secara pribadi yang menyelamatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Seperti perkataan yang pernah diucapkan oleh Dr. H.A Ironside, kita tidak dapat menjalani kehidupan tanpa terlebih dahulu memilikinya. 
Untuk itu mintalah kepada Tuhan hidup yang lebih bijaksana dan setialah dengan apa yang telah Tuhan firmankan kepada kita. Sehingga tahun 2017 kita awali dengan langkah pasti menuju pertumbuhan iman kita. Selamat berjuang dalam saat teduh kita. Tuhan Yesus memberkati. amin

0 komentar:

Posting Komentar