YESUS KRISTUS ADALAH RAJA
Lukas 24:50-53
Sidang jemaat yang
kekasih,
Pentingnya kenaikan
Kristus ke sorga seringkali diabaikan oleh gereja-gereja pada zaman modern ini.
Gereja-gereja Protestan biasanya lebih memfokuskan pelayanannya untuk merayakan
Natal, Jumat Agung, dan Paskah. Sebagian gereja yang lain juga merayakan hari
Pentakosta. Tetapi sedikit gereja Protestan yang memberikan perhatian yang
cukup pada hari Kenaikan Yesus. Padahal saudara, peristiwa kenaikan Tuhan ke Surga adalah sebuah peristiwa penting dalam rangka penebusan. Kenyataan
ini mungkin disebabkan oleh ketidak-cukupan pemahaman gereja akan pentingnya
peristiwa kenaikan ini. Seharusnya peristiwa kenaikan Tuhan Yesus menjadi suatu
hal yang fenomenal dalam kekristenan. Sebab kenaikan Yesus merupakan puncak
dari pelayananNya di bumi dan pantas untuk diperlakukan sama seperti hari Natal,
Jumat Agung, Paskah dan Pentakosta.
Bapak/ ibu yang kekasih,
Peristiwa-peristiwa di
atas tidak bisa dipisahkan satu sama yang lain. Keempat peristiwa di atas saling
berhubungan satu sama lain. Kita melihat, tanpa kelahiranNya tidak mungkin
kasih Allah yang besar dapat dirasakan umat manusia, tanpa adanya salib bisa
dipastikan tidak ada yang namanya penebusan. Dan tanpa adanya kebangkitan Yesus,
bisa dipastikan kita akan mengesampingkan “Juruselamat”
yang telah mati, dimana kuasa untuk menyelamatkan akan dipertanyakan.
KebangkitanNya justru menandakan persetujuan Allah atas pengorbanan Kristus. Karenanya
saudara, sangat tidak masuk di akal jika dalam Kekristenan diperkenalkan
tentang makna salib tanpa adanya kebangkitan. Dapat dipastikan bahwa kotbah
Petrus di saat Pentakosta, adalah sebuah omong kosong, jika Kristus tidak
bangkit dari kematian. Justru kebangkitanNya menyatakan bahwa kematian tidak
berkuasa atas Dia. Karena itu kematian tidak akan menjadi bagianNya.
Sama halnya bahwa tidak
mungkin ada salib tanpa Kebangkitan, demikian pula dengan Kebangkitan tanpa
Kenaikan. Maksudnya saudara, kalau tidak ada kenaikan Tuhan Yesus, maka tidak
akan ada kemuliaan Kristus. Dan lebih lagi, kita menjadi orang-orang yang gagal
memperoleh janji kemuliaan dari Allah. Tanpa kenaikan Yesus, bisa dipastikan
tidak akan ada Pentakosta dan tidak akan ada Kedatangan Kristus kedua kali.
Karenanya lebih berguna
bagi kita jikalau Tuhan Yesus naik ke sorga, bukan hanya menyatakan tentang
KeilahianNya, tetapi juga sebagai jalan masuk bagi peran Roh Kudus dalam
kehidupan orang-orang percaya.
Demikianlah
janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 16:7. Tuhan
Yesus berkata: “Namun benar yang Kukatakan ini
kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku
tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."
Dengan demikian
saudara, KenaikanNya yang mulia menyatakan bahwa Tuhan Yesus
telah memenuhi kurban penebusanNya. Dan sejak itu Dia menjadi
pengantara dan pembela kita di hadapan Allah. Dengan kata lain, Dia tidak hanya
menjadi pengantara kita di Bumi ketika masih “dalam hidupNya sebagai manusia” ketika “Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan kepada Dia.....dan menjadi pokok keselamatan abadi bagi
semua yang taat kepadaNya” (Ibrani 5:7, 9), tetapi juga Tuhan
Yesus meneruskan pengantaraanNya itu di Surga.
Dengan demikian, peristiwa
itu menandai momen tertinggi penghormatan kepada Kristus sebelum kedatanganNya
yang kedua kali. Justru pada peristiwa Kenaikan inilah Kristus memasuki
kemuliaanNya. Hal ini menunjukkan ke-tuhan-an Yesus, kepenuhan hidup
dan kuasa serta kuasanya sebagai raja semesta alam.
Lagi pula saudara, kenaikan
Tuhan Yesus Kristus ke sorga bukanlah sebuah cerita fiksi. Setelah
menggenapi misi Allah datang ke dunia "...bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28).
Dengan demikian kembalinya Tuhan Yesus ke sorga adalah menyatakan tempat
asalNya. Sebab demikianlah firman Tuhan dalam Yohanes
8:23 berkata: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia
ini, Aku bukan dari dunia ini."
Dari sini kita mengerti saudara,
bahwa jika Yesus Kristus tidak naik ke sorga, apa yang dikatakanNya selama ini adalah
bohong. Justru dengan KenaikanNya ke sorga merupakan sebuah bukti
sekaligus penegasan kepada dunia bahwa Dia benar-benar utusan Allah, Dia
berasal dari sorga dan kembali ke sorga. Lagi pula kenaikanNya disaksikan oleh
seluruh murid-muridNya.
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan,
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan,
Sekarang mari kita
perhatikan bagaimana peristiwa besar ini terjadi dengan disaksikan oleh para
murid-muridNya? Dalam ayat 50 dikatakan:
“Lalu
sampailah Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia
mengangkat tanganNya dan memberkati mereka.”
Tindakan Tuhan Yesus yang
memberkati para murid bukanlah hal yang aneh bagi mereka. Sebab tangan Tuhan
memang sudah biasa memberkati mereka. Kita melihat bahwa selama
3½ tahun pelayananNya di bumi. Tuhan Yesus selalu memberkati banyak orang,
tetapi juga secara khusus Ia memberkati murid-muridNya. Karena itu tindakan memberkati
adalah hal yang biasa dilakukan Tuhan Yesus terhadap murid-muridNya, dan Ia
selalu melakukan hal itu.
Lagi pula saudara, tangan
Tuhan Yesus adalah tangan yang penuh berkat. Kita mengingat kembali bagaimana
pada awal pelayananNya, saat Tuhan Yesus hadir dalam sebuah pernikahan yang
diadakan di Kana, Tuhan Yesus mampu mengubah air menjadi anggur, sehingga peristiwa
itu menjadi kesaksian yang baik bagi keluarga yang mengadakan pesta. Atau
mungkin kita ingat dengan peristiwa Tuhan Yesus yang memberi makan 4000 orang
dan 5000 orang. Dimana melalui beberapa roti dan ikan yang ada Tuhan Yesus
mampu melipatgandakan hingga cukup memberi makan semua orang, bahkan lebih. Tangan
yang sama juga yang telah memberkati orang yang buta sehingga dapat melihat.
Tangan ini pula yang menyembuhkan penderita kusta hingga tahir dengan sempurna.
Tangan ini pulalah yang membangkitkan seorang muda di Nain.
Ada begitu banyak peristiwa-peristiwa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus melalui
tanganNya yang penuh berkat.
Namun saudara, berkat
yang diberikan Tuhan bukan hanya bersifat umum, yaitu kepada orang-orang secara
umum. Kepada para murid-muridNya pun, Tuhan Yesus memberikan berkat khusus. Hal
ini nampak saat Tuhan Yesus berdoa untuk memberkati
murid-murid yang sudah diberikan Bapa kepadaNya (Yohanes 17:9). Dan juga
terhadap semua orang yang percaya kepadaNya (Yohanes 17:20). Demikian pula halnya saat
Tuhan Yesus mengajak para muridNya ke daerah sekitar Betania, saat dimana Tuhan
Yesus hendak naik ke sorga, Tuhan Yesus menyiapkan berkat khusus bagi
murid-muridNya.
Kita melihat saudara,
bahwa Tuhan Yesus memberkati murid-murid sebagai seorang yang memiliki
kewenangan untuk itu. Sebagai Imam Besar yang telah selesai melakukan tugas
pendamaian/ penebusan, karena Yesus memang baru saja menyelesaikan penebusan di
atas kayu salib. Saudara, ini adalah sesuatu yang sangat spesial.
Dan dengan tangan yang sama Tuhan Yesus kembali memberkati murid-muridNya sebelum
terangkat ke surga.
Dengan berkat ini
seolah-olah Ia berkata: “Ini adalah ringkasan dari seluruh hidupKu; Aku hidup
untuk memberkati engkau. Ini adalah tujuan akhir dari pengajaranKu, pelayananKu,
dan kematianKu, yaitu supaya Aku memberkati engkau”.
Tangan yang diangkat untuk
memberkati murid-murid itu adalah tangan yang berlubang bekas paku. Ini
menunjukkan adanya harga yang harus Ia bayar untuk bisa memberikan berkat
kepada kita.
Karena itu, Bapak/ ibu yang kekasih, kalau saat ini saudara masih ada di luar Kristus, datanglah segera kepada Yesus, supaya saudara pun dapat menerima berkat khusus ini! Percayalah bahwa kesenangan dunia manapun tidak dapat dibandingkan dengan berkat khusus ini! Jadi kalau Yesus memberkati saudara, maka saudara pasti akan diberkati.
Karena itu, Bapak/ ibu yang kekasih, kalau saat ini saudara masih ada di luar Kristus, datanglah segera kepada Yesus, supaya saudara pun dapat menerima berkat khusus ini! Percayalah bahwa kesenangan dunia manapun tidak dapat dibandingkan dengan berkat khusus ini! Jadi kalau Yesus memberkati saudara, maka saudara pasti akan diberkati.
Kalau saudara adalah orang-orang
kristen yang sungguh-sungguh, maka sadarilah dan percayalah bahwa Tuhan Yesus
selalu memberkati saudara. Jadi apakah saudara sedang mengalami hal yang enak
atau sedang dalam keadaan yang menderita, apakah saudara sedang dalam keadaan
sehat atau sakit, apakah saudara sedang mempunyai banyak uang atau dalam
kemiskinan, percayalah bahwa Ia selalu memberkati saudara. Apapun hal yang
tidak enak yang saudara alami itu, percayalah bahwa Allah sedang merancangkan
sebuah berkat yang terselubung, yang pasti akan membawa kebaikan bagi saudara. Sebab
berkatNya tidak dapat disamakan dengan materi dunia. BerkatNya jauh melebihi
apa yang ada di dunia. Karena itulah janji firmanNya yang dinyatakan dalam Roma 8:28 yang
berbunyi: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah". Dengan demikian bapak/ ibu yang kekasih, apalagi yang bisa membuat kita
kuatir, jika Allah selalu menjanjikan penyertaanNya dalam kehidupan kita.
Apalagi yang bisa menjadikan kita gusar, jika janji penyertaanNya bukan hanya
berlaku saat kita di dunia, tetapi juga bernilai kekal. Yang pasti adalah,
percayalah dengan sungguh-sungguh kepada janji Tuhan itu saudara.
Bapak,
ibu, saudara yang terkasih
Dalam Ayat 51 dikatakan: “Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia
berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.” Ayat ini memiliki kesan bahwa momen perpisahan
Tuhan Yesus disertai dengan tangan yang selalu memberkati. Lagi pula patut kita
sadari bahwa kenaikanNya ke sorga bukanlah sebuah pembiaran Allah terhadap para
murid yang baru dilatihNya selama 3 ½ tahun. Allah tidak membiarkan Murid-murid
sendirian, atau membiarkannya dalam kondisi putus asa tanpa harapan. Kembalinya
Yesus ke sorga bukan berarti Dia meninggalkan dan membiarkan umatNya bergumul
sendiri di tengah-tengah dunia ini. JanjiNya bahwa Ia akan selalu menyertai
kehidupan umat pilihanNya sampai selama-lamanya. Karena itu Ibrani 13:5b
berkata: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Lagi
pula saudara, kepergian Tuhan Yesus ke sorga adalah lebih berguna dan harusnya
demikian. Saudara Tuhan Yesus pernah berkata, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yohanes
16:7).
Dari sini kita ketahui bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin. PenyertaanNya bukan hanya diberikan saat Dia masih di dalam dunia, tetapi dengan memberikan Roh kudus bagi kita, membuktikan bahwa Allah selalu menjamin pemeliharaanNya atas kita, dimana "...Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26). Kuasa Roh Kudus akan menyertai, menguatkan, menuntun, menopang dan menolong kita dalam segala hal.
Dari sini kita ketahui bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin. PenyertaanNya bukan hanya diberikan saat Dia masih di dalam dunia, tetapi dengan memberikan Roh kudus bagi kita, membuktikan bahwa Allah selalu menjamin pemeliharaanNya atas kita, dimana "...Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26). Kuasa Roh Kudus akan menyertai, menguatkan, menuntun, menopang dan menolong kita dalam segala hal.
Memang saudara, saat Tuhan
Yesus naik ke sorga, tidak ada paduan suara yang menyanyikan kidung perpisahan,
sebagaimana pewartaan kelahiranNya kepada para gembala (Lukas 2:13-14). Tidak
ada band yang meniupkan lagu-lagu kemenangan. Namun, walaupun demikian,
peristiwan kenaikan Tuhan Yesus bukanlah sebuah perpisahan yang membawa
kesedihan. Sebaliknya ini adalah hari yang berbahagia, dimana Tuhan Yesus ke
sorga adalah untuk menyediakan tempat bagi kita. Demikianlah janji Tuhan Yesus
yang mengatakan "Dan apabila Aku telah
pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:3).
Iniah berita sukacita kita. Berita bahwa Allah ada bersama-sama dengan umat
yang dikasihiNya bukan saja di dalam dunia, tetapi jaminanNya diberikan hingga
kita dapat tinggal bersama-sama denganNya selama-lamanya. Karena itu pada
saatnya nanti, kita pasti tinggal bersama dengan Dia di sorga.
Bapak/ Ibu/ Saudara yang
kekasih,
Dalam catatan Injil
Markus, disebutkan bahwa terangkatNya Tuhan Yesus ke sorga adalah untuk duduk
di sebelah kanan Allah. Dikatakan bahwa: “terangkatlah Ia ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah.”
(Markus 16:19). Hal ini
menggenapkan apa yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Lukas 22:69
dimana: “Mulai
sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.”
Dari sini menjelaskan satu
makna penting bagi kita bahwa inti dari kenaikan
ke Surga terletak pada kenyataan bahwa Ia duduk
di sebelah kanan Allah Bapa, yaitu
mengambil bagian dalam kemaha-kuasaan Allah yang telah memberi Dia “segala kuasa di
Surga dan di Bumi” (Matius 28: 18).
Apa artinya ketika
dikatakan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa? Setiap kata hanya
dapat dimengerti dalam konteksnya. Tanpa memahami konteks maka arti sebuah kata
bisa diselewengkan. Tuhan Yesus telah didudukkan di sebelah kanan Bapa di
Sorga, artinya: Allah telah memberikan sebuah kedudukan tertinggi, yaitu untuk
memerintah bersama dengan kuasa ilahi bersama Allah Bapa.
Gambaran tersebut diambil
dari praktik kuno dimana seorang yang secara khusus diperkenankan oleh sang
raja didudukkan di sebelah kanannya. Hal ini berbicara tentang penghormatan
yang diberikan kepada orang itu dan akan perannya di dalam kekuasaan sang raja.
Bahwa Yesus telah
dihormati dengan cara yang demikian dijelaskan di banyak tempat dalam Kitab
Suci. Ibrani
1:3 adalah contohnya “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Dan setelah
Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk disebelah kanan Yang mahabesar,
di tempat yang tinggi.”
Hal ini berarti bahwa
kepadaNya diberikan kehormatan serta kemuliaan yang paling tinggi, artinya
bahwa Ia benar-benar mengambil bagian dalam kemuliaan Allah Bapa. Posisi
Kristus disebelah kanan Bapa juga berbicara tentang kuasa Tuhan yang sekarang
atas dunia dan gereja. Ini adalah kuasa yang Ia katakan sebelum kenaikanNya
tetapi setelah kebangkitanNya. Semua kuasa di sorga telah diberikan kepada
Yesus hanya dapat berarti bahwa kuasa yang harus Ia jalankan di bumi juga akan
diakui di sorga. Jika demikian, ini merupakan sebuah pernyataan yang baik
tentang keilahian Kristus yang penuh – karena kuasa itu adalah kuasa Allah.
Posisi Kristus disebelah
kanan Bapa juga berbicara tentang kuasa Tuhan yang sekarang atas dunia dan
gereja. Ini berarti bahwa semua kuasa di sorga telah diberikan kepada Yesus
hanya dapat berarti bahwa kuasa yang harus Ia jalankan dibumi juga akan diakui
di sorga.
Bapak/ ibu yang kekasih
dalam Tuhan,
Ayat 52 berkata: “Mereka sujud menyembah
kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.”
Kita melihat saudara,
dimana perasaan para murid setelah Yesus meninggalkan mereka sangat berbeda
dengan perasaan saat Tuhan Yesus pertama kali berbicara bahwa Ia akan
meninggalkan mereka (Yohanes 14:1). Saat ini tidak ada lagi perasaan sedih yang
dirasakan murid-muridNya. Catatan Lukas memperlihatkan keadaan emosi mereka: "Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah
dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu
mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Luk. 24:51-52)
Pada ayat-ayat ini, Lukas
menunjukkan bahwa para murid penuh dengan sukacita ketika mereka kembali ke
Yerusalem. Perubahan perasaan ini tercatat dengan sangat jelas.
Perenungan tentang
kenaikan Kristus ke surga ini memang seharusnya memberikan sukacita kepada
semua kita yang percaya kepadaNya. Dan sekaligus menyadarkan kita akan
ketuhanan Yesus. Itulah yang dipahami para murid sehingga mereka serentak sujud
menyembah kepadaNya. Mengapa saudara? Sebab dengan kenaikanNya ke sorga memberikan
kepada para murid suatu kepastian bahwa mereka mempunyai seorang sahabat, bukan
saja di atas bumi, tetapi juga di surga.
Sesungguhnya merupakan hal
yang sangat indah untuk mengetahui bahwa di sorga yang adalah tempat Yesus
berdiam. Sekarang kita mungkin mengalami banyak penderitaan, tetapi ada satu
saat kelak, kita akan menyusul Tuhan dan Juruselamat kita ke surga. Renungkan
ini, dan bersukacitalah di tengah-tengah segala penderitaan saudara! Sebab itu
para murid pulang ke Yerusalem dengan penuh sukacita.
Tuhan Yesus naik ke Sorga
dengan tubuh kemuliaan. Tubuh ini merupakan suatu berkat akhir zaman. Pada
waktu kebangkitan tubuh jasmani Kristus telah mengalami perubahan menjadi tubuh
yang tidak bisa rusak dan mengalami pemuliaan. Pada zaman sekarang ini tubuh
orang mati akan kembali menjadi tanah, tetapi pada akhir zaman kita akan
dibangkitkan dan diubahkan menjadi tubuh kemuliaan, yaitu tubuh yang tidak
cacat, yang tidak dapat hancur, yang kekal dan sempurna. Hanya tubuh seperti
inilah yang masuk dan menetap di Sorga. Artinya: pada waktu Tuhan Yesus naik ke
Sorga, berkat akhir zaman telah tiba, seperti halnya Tuhan Yesus bangkit dari
kematian. Kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus merupakan hadirnya berkat akhir
zaman. Dengan kuasa-Nya yang mengatasi waktu Tuhan telah membawa berkat akhir
zaman itu masuk ke dalam masa kini.
Tidak ada pribadi yang
kemuliaannya melampaui Tuhan Yesus Kristus. KemuliaanNya melampaui segala
sesuatu. Tuhan Yesus telah mengalami kebangkitan dari kematian, maut telah
dikalahkanNya, dan dengan tubuh kemuliaanNya Dia telah naik ke Sorga dan duduk
di sebelah kanan Allah Bapa, dan kepada-Nya segala kuasa diberikan. Tidak ada
nama paling tinggi yang melampaui Dia (Efesus 1:20-22).
Yang terakhir saudara,
Yang terakhir saudara,
Perhatikan ayat 53: “Mereka
senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.” Ayat
ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman,
dan bersama-sama memuliakan Allah. Dari sini memberikan satu pengajaran
berharga bahwa penting bagi kita untuk senantiasa menyenangi persekutuan,
ibadah atau kebaktian. Orang-orang Kristen yang memahami karya Kristus dengan
benar pastinya akan lebih menyenangi waktu-waktu ibadah ketimbang hal-hal yang
lain.
Namun kenyataannya
saudara, ada orang kristen yang lebih senang berteman dengan orang kafir
sehingga melupakan persekutuan. Kalau saudara adalah orang seperti ini,
bertobatlah! Saudara harus ingat saat saudara masuk surga nanti, tidak akan ada
satupun orang kafir di sana, tempat kita berbeda. Dunia kita berbeda. Jadi
saudara, kalau saudara merasa tidak senang bersekutu dengan sesama saudara
seiman, bisa jadi saudara tidak mengerti kebenaran firman Tuhan ini. Lagi pula
saudara, ini merupakan perintah yang penting untuk kita pahami. Justru
menjelang kedatanganNya yang kedua kali, kita harus menunjukkan kerajinan kita
dalam beribadah. Seperti yang nyata dalam firman Tuhan dalam Ibrani 10:24-25,
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih
dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang
hari Tuhan yang mendekat.”
Dengan demikian sidang
jemaat yang kekasih dalam Tuhan, tidak ada sesuatu yang lebih indah yang dapat
kita temukan dalam sebuah persekutuan, kecuali dalam persekutuan dalam
orang-orang beriman.
Kenaikan Tuhan Yesus mengandung
arti bahwa Ia pergi ke tempat yang khusus untuk tujuan yang khusus pula. Dia
pergi kepada Bapa, ke sebelah kanan Allah Bapa. Dia naik ke tahta yang memiliki
kuasa atas dunia ini. Yesus pergi untuk pengangkatanNya dan peneguhanNya
sebagai Raja atas segala raja. Kerajaan Allah merupakan suatu kenyataan pada
masa kini dalam hal yang rohani.
Demikianlah Kristus
memerintah atas gerejaNya: dengan kekuasaan serta kekuatan Injil. Di dalam
Yesus Kristus, Allah telah datang kepada kita dengan kemahakuasaanNya untuk
melepaskan, membenarkan, menyelamatkan dan memerdekakan kita. Kristus meme-rintah
gerejaNya melalui firman dan Roh.
Kita melihat bahwa tujuan
Kenaikan Kristus adalah untuk berkuasa di sorga. Melalui Kenaikan-Nya, Ia
mengambil peran Raja dari alam semesta. Kekuasaan-Nya pada masa ini tidak
terlihat oleh penduduk dunia. Ini merupakan tugas para murid, dan sekarang
kita, untuk menyaksikan kekuasaan yang tidak terlihat tersebut. Yohanes Calvin
menegaskan bahwa ini merupakan tugas dari gereja yang kelihatan untuk
memperlihatkan pada dunia akan pemerintahan Kristus yang tidak kelihatan.
Dengan demikian, sudahkah
kita menjadi saksi bagi Tuhan yang telah bangkit dan yang sekarang bertahta di
dalam Kerajaan Sorga? Atau sudah setiakah kita kepada Tuhan menjelang
kedatanganNya dengan tekun bersekutu bersama saudara seiman kita? Ataukah justru
kita semakin menjauhkan diri dari persekutuan dan sibuk dengan urusan kita
masing-masing. Seakan-akan apa yang kita kerjakan lebih penting dari
persekutuan dengan Tuhan. Kiranya
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan ini, menjadi perenungan berharga bagi
kita dalam memperingati hari kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus. Sehingga kita
dapat lebih memaknai peristiwa yang besar ini dengan cara yang benar yang Tuhan
kehendaki. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar