Yesaya 31:1-9
Pendahuluan:
Kaum ibu yang kekasih,
Umumnya manusia tidak
pernah suka dengan yang namanya celaka. Celaka adalah sesuatu yang sangat
menakutkan untuk dibicarakan dan dialami oleh seseorang dan kalau bisa tidak
pernah terjadi dalam kehidupannya.
Namun anehnya saudara, dalam
kehidupan kita sehari-hari, sadar atau tidak sadar, kita justru lebih suka
memilih untuk celaka, daripada menjalani kehidupan yang lebih baik. Mereka
berpikir kehidupan yang mereka jalani adalah kehidupan yang dapat diaturnya
sesuka hati, tanpa lebih dahulu mempertimbangkan campur tangan Tuhan
didalamnya. Bahkan yang terjadi lebih sering seseorang mengandalkan apa yang
dilihatnya, daripada mengandalkan Tuhan.
Karena ibu-ibu,
Hari ini kita
diingatkan kembali bahwa Tuhan sangat menghendaki orang-orang yang dikasihiNya
dapat hidup mengandalkan Dia.
Nabi Yeremia pernah
menuliskan janji Tuhan yang mengatakan bahwa: "Diberkatilah orang yang mengan-dalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan!" (Yeremia 17:7).
Dari sini kita melihat
saudara,
Bahwa hidup mengandalkan
Tuhan merupakan topik yang sangat menarik dan bagus untuk kita pelajari dengan
lebih serius. Kenapa? Karena, tidak bisa kita pungkiri, di dalam realitas kehidupan
kita dewasa ini, manusia memiliki tendensi untuk beralih kepada hidup mengadalkan
diri sendiri, lebih mengandalkan kemampuan orang lain atau sesuatu yang
dimilikinya. Sehingga yang terjadi mereka tidak lagi dengan sungguh-sungguh
mengandalkan Tuhan.
Yang lebih tragis lagi,
kenyataan ini bukan hanya dilakukan orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Tetapi orang yang mengaku diri anak-anak Tuhan, mereka yang mengaku diri orang
Kristen, justru mereka juga dengan terang-terangan tidak mengandalkan Tuhan.
Saudara,
Apa artinya hidup
mengandalkan Tuhan? Hidup mengandalkan Tuhan adalah Hidup menaruh kepercayaan
kepada Tuhan yang memiliki otoritas tertinggi di dalam kehidupannya, yang
dengan kesanggupan, kekuatan, dan kemampuan yang dimiliki Allah menjamin kehidupan
kita.
Masalahnya saudara, saat
orang Kristen diperhadapkan dengan masalah, kesulitan hidup, pergumulan yang
berturut-turut, serta tantangan hidup yang tak kunjung henti, hal yang pertama
kali terpikirkan justru adalah siapa yang bisa diajak untuk curhat.
Ibu-ibu yang kekasih,
Kembali kepada pokok
bahasan kita, dalam Yesaya 31. Pasal ini mengulas kecaman Allah atas umat Israel
yang tidak setia. Yang hidupnya lebih mengandalkan kekuatan manusia daripada
kekuatan Allah.
Memang tidak dapat
disangkali, pengalaman yang pernah dialami bangsa Israel saat mereka melihat
bangsa Mesir, menjadikan mereka memiliki pandangan yang salah. Mereka berpikir
kekuatan Mesir yang terkenal dengan tentara berkudanya, adalah bukti kekuatan
mesir yang tidak terkalahkan. Kereta-kereta kuda mereka yang gagah perkasa
dianggpnya mampu menyelamatkan orang Israel dari serbuan musuh.
Karenanya saat mereka
diperhadapkan dengan kondisi yang sulit. Bangsa Israel lebih cenderung untuk mengandalkan
kekuatan militer Mesir daripada datang untuk meminta pertolongan kepada Tuhan
(31:1).
Namun saudara, apa
yang dipikirkan bangsa Israel, rupanya dibantah Tuhan dalam ayat 3. Allah
menyatakan bahwa harapan Israel akan menjadi sia-sia jika mereka mengantung
kepada bangsa Mesir.
Alasan Allah
dinyatakanNya dalam ayat 3: "Sebab orang
Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang
lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila Tuhan mengacungkan tanganNya,
tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya
habis binasa bersama-sama." (Yesaya 31:3).
Saudara ayat ini sangat
jelas memberikan kesaksian kepada kita bahwa Mesir dan segala perlengkapan
perangnya bukanlah sesuatu yang dapat menjamin kelangsungan hidup manusia.
Sebab hanya tangan Tuhanlah yang berotoritas atas segalanya. Karena itu, Allah
memastikan kehancuran bagi siapa yang mengandalkan kekuatan Mesir.
Dengan demikian kaum
ibu yang kekasih,
Firman Tuhan yang
disampaikan melalui Nabi Yesaya ini menyiratkan adanya pesan bahwa Allah tidak
suka dengan orang yang mengandalkan kekuatan lain selain Allah. Apalagi hal
yang salah ini justru dilakukan oleh umat pilihanNya.
Demikian pula dengan
kehidupan kita saat ini. Sebagai orang percaya, kadangkala hati ini lebih tergoda
untuk mengandalkan kekuatan manusia bukan? daripada hidup berserah kepada
Tuhan. Hati-hati saudara, Jangan sampai kita terjebak dengan jaminan yang
ditawarkan dunia. Didunia ini tidak ada jaminan yang mampu memberikan garansi yang
bernilai kekal. Dunia hanya mampu menawarkan garansi yang sifatnya sementara
waktu, dan itu pun terbatas pada hal-hal tertentu saja.
Tetapi berbeda dengan
garansi yang ditawarkan Allah. Allah memberikan garansi yang nilainya kekal.
Garansi yang tidak dapat digugat oleh siapa pun juga.
Sebab apabila ada
seseorang yang berusaha menggugat keputusan Allah, Allah sendiri akan berdiri
menghadapi mereka. Dikatakan “seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan
mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang
dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah
Tuhan semesta alam akan turun berperang untuk memper-tahankan gunung Sion dan
bukitnya.” (Yesaya 31:4).
Saudara,
Dikatakan seperti seekor
singa yang mempetahankan mangsanya dari ancaman apa saja, Allah bertindak
melindungi umatNya. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada satu hal pun yang mampu
menggentarkan Allah dalam melindungi umat kesayanganNya. Justru dengan kuasaNya
yang besar, Allah akan berdiri dan menghardik siapa saja yang mau merebut
umatNya dari tanganNya.
Dari sini menjadi bukti
kepada kita,
Apa gunanya anak-anak
Tuhan takut dengan masalah hidup? Untuk apa orang percaya kuatir akan hidup?
Yang harus kita mengerti adalah, Allah memang terkadang mengijinkan masalah
datang menimpa kita, tetapi bukan berarti Allah akan berdiam diri, dan menutup
mata terhadap keluh kesah kita.
Masalah diijinkan Tuhan
menghampiri kehidupan anak-anak Tuhan dengan satu maksud supaya kita makin
berserah dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. Masalah diijinkan Tuhan datang
dalam kehidupan kita seperti sebuah batu loncatan untuk iman kita dapat semakin
bertumbuh di dalam Tuhan.
Bisa dibayangkan saudara,
Apabila disepanjang
kehidupan kita, tidak ada satu masalah pun yang datang menimpa kita. Kita
mungkin akan bertumbuh menjadi orang yang sombong, seorang yang angkuh di
hadapan Tuhan, karena kita tidak lagi membutuhkan kekuatan Allah untuk menolong
hidup kita.
Karena
itu ibu-ibu yang kekasih,
Mari
kita kembali kepada apa yang Tuhan ajarkan kepada kita. Percayalah tidak ada
satu hal pun yang tidak mungkin tidak bisa kita lewati bersama Tuhan. Sebab
Tuhan menjanjikan dalam 1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Hanya
masalahnya, maukah kita belajar mengandalkan Tuhan dalam hidup kita atau tidak.
Yang
Tuhan mau terjadi dalam kehidupan kita adalah, kita sadar dari kesalahan hidup
kita, dan mulai untuk bertobat kepadaNya.
Yesaya 31:6
berkata: “Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan
jauh-jauh.”
Mungkin selama ini kita
tidak pernah ingat untuk mengandalkan Tuhan. Mungkin selama ini, kita
menganggap membutuhkan Tuhan jika kita merasa perlu.
Jika itu yang kita
lakukan, Tuhan berkata: bertobatlah. Berbaliklah kembali kepada Dia yang
menjamin kehidupan kita.
Sebab disaat kita
menyadari kesalahan yang kita buat. Disaat kita melakukan pertobatan di hadapan
Tuhan, maka apa yang dulu kita anggap sebagai sesuatu yang bisa menjamin hidup
kita, mendorong kita untuk menyingkirkan hal yang tidak berguna di hadapan
Tuhan.
Dalam hal inilah,
Yesaya menggambarkan seperti “tindakan bangsa Israel yang sedang membuang berhala-berhala peraknya
dan berhala-berhala emasnya yang pernah dibuatnya saat mereka berdosa.”
(ayat 7).
Ibu-ibu yang kekasih,
Apa yang dinyatakan
oleh Yesaya terhadap bangsa Israel, kiranya menjadi pelajaran berharga bagi kita
yang hidup saat ini.
Kita memang tidak
bisa menghilangkan persoalan dalam kehidupan kita. Persoalan akan selalu datang
di sepanjang kehidupan kita. Hanya yang membedakan kita dengan orang yang belum
mengenal Tuhan adalah, bagaimana kita menghadapi persoalan yang datang
menghampiri kita, yaitu dengan jalan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Hidup mengandalkan
Tuhan, terkadang membutuhkan proses yang panjang. Di dalamnya mungkin kita
diperhadapkan dengan masalah yang bisa mengikis iman kita. Namun Tuhan telah
berjanji kepada kita, apabila kita bisa mengatasi setiap persoalan hidup kita
bersama dengan Tuhan.
Yaitu orang yang mengandalkan
Tuhan dalam hidupnya, akan senantiasa menjadi seorang yang diberkati oleh Tuhan.
Kembali saya ingin mengajak kita untuk membaca firman Tuhan dari Yeremia 17:7,
“Diberkatilah
orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" Amin!
Terimakasih Tuhan, tulisan yang sangat menguatkan iman.
BalasHapus