MENGAPA HARUS BERGEREJA?
Ibrani 10:19-25;
Kaum
muda yang kekasih di dalam Tuhan,
Saat
kita berinteraksi dengan sahabat, jemaat mungkin kita pernah mendengar satu
pertanyaan yang seperti judul di atas, “Mengapa
kita harus ke gereja, bukankah Tuhan sendiri bilang untuk kita dapat
diselamatkan hanya diperlukan hanya percaya saja?”
Kira-kira
bagaimana menurut kalian? Apakah betul panggilan ke gereja merupakan suatu
keharusan yang memberatkan kita? Saudara, ini adalah pertanyaan mendasar yang
harus kita jawab oleh setiap orang-orang yang mengaku percaya kepada kristus!
Sama
halnya ketika kita ditanya, mengapa kita harus percaya Kristus? Kira-kira, apa
jawaban yang bias kita berikan?
Ya!
Karena hanya di dalam Kristuslah ada keselamatan! Di dalam Kristuslah maka kita
menerima kehidupan kekal. Maka kitapun percaya kepadaNya yang empunya keselamatan
itu. Demikianlah firman Tuhan berkata dalam Yohanes 14:6, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Untuk
itu kembali kepada pertanyaan kita yang pertama, sekarang setelah kita percaya
kepada Kristus, lalu untuk apa kita harus ke gereja? Bukankah kita bisa ibadah
di rumah kita sendiri? Bukankah kita bisa membaca Alkitab sendiri?
Saudara...
Kelihatannya,
pendapat di atas ada benarnya, bahwa kita bisa menghadap Tuhan di rumah kita
sendiri, kita bisa bersaat teduh sendiri, kita merenungkan firman Tuhan sendiri,
kita pun dapat memuji Tuhan sendiri. Akan tetapi, pertanyaannya: itukah yang
Tuhan kehendaki? Apakah demikian teladan yang diberikan oleh jemaat Tuhan
mula-mula?
Faktanya
saudara, tidak semua bisa kita lakukan sendiri. Sebagai makhluk social kita
butuh peran orang lain untuk mengisi kekurangan diri kita. Artinya tidak
semuanya bisa kita lakukan seorang diri tanpa campur tangan orang lain?
Bisakah
seorang tukang cukur mencukur rambutnya sendiri? Atau bisakah seorang dokter
mengobati diri/ mengoperasi dirinya sendiri? Kenyataannya tidak, bukan!
Ada
hal-hal tertentu, dimana kita membutuhkan kehadiran orang lain untuk memberikan
semangat, dorongan, koreksi dan nasihat, demi pertumbuhan rohani kita.
Rekan-rekan pemuda yang kekasih,
Rekan-rekan pemuda yang kekasih,
Sekali lagi saya tekankan bahwa, masalah
terbesar manusia, yaitu keselamatan dan kehidupan kekal. Dan masalah itu, kini telah dibukakan
Yesus bagi kita yang percaya kepadaNya. Sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya tidak lagi berada
dibawah hukuman dosa, melainkan kita memperoleh keselamatanNya. Karena apa,
karena Ia telah membukakan jalan yang baru dan yang membawa kita kepada
kehidupan itu. (ayat 20).
Dengan
demikian, sebenarnya tidak ada alasan yang tepat bagi kita untuk tidak pergi
beribadah di gereja. Gereja memang dipersiapkan Allah sebagai suatu organisme
yang utuh di dalam diriNya. Dimana Kristus sebagai kepala, dan kita (gereja)
sebagai tubuhNya. Ini merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kepercayaan iman
Kristen. Kristuslah dasar gereja. Demikianlah Kristus menghendaki agar gereja dapat berdiri sebagai wadah yang diperuntukkan untuk membina, membangun dan saling mendorong satu sama lain di dalam kasih.
Dengan
demikian, jika ada orang-orang yang tidak mau beribadah ke gereja, atau menganggap bahwa ibadah adalah satu hal yang sia-sia. atau mungkin ibadah dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak memiliki pengaruh sama sekali, sehingga bisa datang dan bisa tidak datang, sebenarnya ia tidak mengerti hakekat kekristenan yang
sesungguhnya.
Coba
perhatikan kehidupan orang-orang Israel di dalam Zaman Perjanjian Lama. Seseorang
yang ingin memper-sembahkan korban tidak akan berani untuk mencoba masuk ke
dalam Kemah Suci atau Bait Allah. Bahkan seorang imam besar sekalipun hanya
diijinkan masuk satu kali dalam setahun. Kalian tahu alasannya? Karena antara
Allah dan umatNya terdapat tirai yang tebal, yang memisahkan tempat kudus dan
tempat Mahakudus.
Akan
tetapi kini, karena kematian Kristus, maka jurang pemisah itu kini tidak ada
lagi. Allah senantiasa mengundang kita hadir dalam BaitNya yang kudus, karena
Kristus. Sehingga bagi orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, ia
akan menganggap satu kehormatan yang begitu besar apabila ia dapat pergi
beribadah di rumah Tuhan.
Kaum
muda yang saya kasihi,
Ibadah
sangat berguna untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik dan membuat
pertumbuhan rohani kita semakin dewasa. Hal ini tentu hanya dapat dicapai jika
kita memahami hakekat sebenarnya dari ibadah itu.
Saudara,
hakekat ibadah bukan terletak dari gambaran yang tampak secara lahiriah,
dekorasi gedung yang mewah, MC yang menghidupkan, Pemusik yang menggugah
semangat bernyanyi dll. Akan tetapi ibadah yang benar adalah ibadah yang
didalamnya ada kuasa Allah yang dirasakan mampu mengubahkan kehidupan rohani
kita.
Kita
datang beribadah bukan supaya kita diayani. Akan tetapi sebaliknya kita datang
beribadah adalah supaya kita bisa melayani Allah, kita menyembah Allah.
Untuk
itu, kita mesti melihat nasihat Paulus yang menggambarkan hal ini sebagai salah
satu fenomena menjelang hari-hari terakhir. "Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5).
Saudara
Ini adalah golongan yang secara lahiriah melakukan ibadah, datang ke gereja,
berdoa, menyanyi, namun semua itu dilakukan tanpa disertai kerinduan yang
sungguh-sungguh, melainkan hanya sebatas aktivitas rutin semata. Makanya tidak
heran jika mereka ini akan tetap hidup dalam keraguan dan gampang goyah ketika
permasalahan menerpa mereka.
Dikatakan,
mereka “hadir dalam ibadah, namun pada
hakekatnya memungkiri kekuatannya.” Secara fisik mereka menjalankan
kewajiban beribadah, tapi sebenarnya mereka tidak menangkap inti dari ibadah
itu sendiri. Maka tidak akan ada apa-apa yang dialami dan diperoleh dari ibadah
itu sendiri. Semua hanyalah akan sia-sia.
Rekan-rekan
pemuda,
Ibadah
yang benar seharusnya bisa membuat hidup kita diubahkan menjadi lebih baik
dengan pertumbuhan iman yang pesat. Hakekat dari ibadah sesungguhnya adalah
sebuah sarana bagi kita untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan, masuk dan diam
dalam hadiratNya, bersekutu dan bergaul akrab dengan Tuhan.
Jika
ini kita sadari penuh, maka kita tidak akan main-main lagi dalam ibadah kita.
Ibadah yang benar akan menghasilkan sesuatu yang besar.
Kita
bisa belajar dari kesungguhan hati jemaat mula-mula. Dimana "Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan." (Kisah Para Rasul 2:46-47). Lihatlah bagaimana Tuhan
memberkati mereka dengan jiwa-jiwa baru, karena Allah menghargai kesungguhan
hati mereka dalam beribadah.
Ibadah
yang sejati akan menghasilkan perubahan budi, yang akan membuat pribadi kita
menjadi baru, terus bertumbuh lebih baik lagi dengan mengetahui kehendak Allah,
apa yang baik dan berkenan kepadaNya dan apa yang sempurna. (Roma 12:2).
Dalam hal inilah maka kita
harus terus melatih diri kita untuk dapat beribadah dengan benar, karena itu akan
sangat berguna baik untuk hidup di dunia maupun untuk hidup yang akan datang.
(1 Timotius 4:7b-8).
Tuhan
telah memberi keselamatan atas kita sebagai kasih karuniaNya yang begitu besar,
oleh karena itu ia menginginkan kita untuk meninggalkan kefasikan dan
kedagingan, nafsu-nafsu duniawi dan memilih hidup bijaksana dan taat beribadah.
Kalau
begitu, apa yang mesti kita lakukan? Minimal melalui pembacaan kita malam ini
kita menemukan 4 kebenaran penting:
1. Marilah kita beribadahlah dengan
sungguh-sungguh (ayat 22). Artinya:
Janganlah
kita sampai lupa untuk berbakti kepada Tuhan. Sekali dua kali ketika kita
pertama kali diingatkan, seharusnya itu mampu mengubahkan cara pandang kita.
Jangan
lagi kita ogah-ogahan untuk pergi beribadah. Bagaimanapun tidak ada tawaran
lain yang lebih berharga dibandingkan tawaran beribadah. Untuk itu, kita mesti
mempersiapkan diri kita secara rohani agar saat kita bersekutu kita merasakan
kuasa dan karya Tuhan bekerja di dalam diri kita.
2. Tetaplah Teguh berpegang pada pengakuan iman
kita (ayat 23).
Janganlah
kita sampai melepaskan diri dari apa yang sudah kita imani. Sebab apabila
seorang percaya menaruh pengharapannya pada kristus dan bergantung pada kesetiaan
Allah, orang itu tidak akan goyah.
3. Berusaha untuk saling mendorong dan saling
memperhatikan (ayat 24).
Sebagai
orang percaya kita mestinya sadar bahwa kekristenan bukanlah untuk kepentingan
diri sendiri saja tetapi juga untuk orang lain. Untuk itu di dalam ibadah kita
bisa saling mengingatkan, saling menegur dan saling menasihati. Sehingga
keutuhan persekutuan tetap terjaga. Untuk itu, disinilah letak masalahnya, ketika
kita melihat ada rekan-rekan kita yang telah lama undur dari persekutuan,
seharusnya kita yang setia berusaha memberikan kekuatan bagi mereka yang telah
lama undur. Sebab, kesetiaan untuk hadir dalam jemaat dapat mendorong orang
lain untuk hadir dan merangsang mereka berbuat baik.
4. Kita harus lebih giat menjelang kedatangan
Tuhan Yesus yang kedua (ayat 25).
Pengenalan
kita tentang Allah seharusnya memacu semangat kita untuk lebih dan lebih lagi
untuk giat dalam beribadah. Zaman ini semakin lama semakin tua, dunia ini
semakin lama semakin rusak keparahannya. Jangan sampai, ketika Tuhan Yesus
datang, kita kedapatan sedang tidak setia beribadah.
Untuk itu, agar kita tidak kecolongan waktu, teruslah kita giat beribadah menjelang hari Tuhan mendekat. Sama halnya 5 Gadis yang bijaksana, yang mempersiapkan 5 buli-buli minyak beserta 5 pelita yang dipegangnya. Sehingga ketika tiba saatnya sang Mempelai datang, mereka pun dapat masuk bersama-sama ke ruang perjamuan dengan penuh sukacita (Matius 25:1). Amin.
Untuk itu, agar kita tidak kecolongan waktu, teruslah kita giat beribadah menjelang hari Tuhan mendekat. Sama halnya 5 Gadis yang bijaksana, yang mempersiapkan 5 buli-buli minyak beserta 5 pelita yang dipegangnya. Sehingga ketika tiba saatnya sang Mempelai datang, mereka pun dapat masuk bersama-sama ke ruang perjamuan dengan penuh sukacita (Matius 25:1). Amin.
0 komentar:
Posting Komentar