PERANAN ROH KUDUS DALAM
KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
Yohanes 16:4-15
Sidang
jemaat yang kekasih dalam Tuhan
Hari
ini seluruh gereja memperingati satu peristiwa besar dalam sejarah gereja,
yaitu tentang hari TurunNya Roh Kudus. Saudara, hari turunNya Roh Kudus atau
yang lebih dikenal dengan sebutan hari Pentakosta, adalah hari ke-50 sesudah
paskah. Pertanyaannya, mengapa turunNya Roh Kudus dikaitkan dengan peristiwa paskah?
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, pastinya kita perlu mengetahui latar
belakangnya terlebih dahulu.
Bapak/
Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Peristiwa
Pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba,
atau pun sebuah kebetulan. Peristiwa ini adalah peristiwa yang memang direncanakan
Allah, jauh sebelumnya. Perjanjian Lama sudah menubuatkannya pada tahun 400 sM
tepatnya dalam Yoel
2:28-32, yang berkata: “Kemudian dari pada itu akan terjadi bahwa Aku akan
mencurahkan Rohku ke atas semua manusia, maka akan-anakmu laki-laki dan
perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi,
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.”
Dan
dalam akhir pelayananNya di dunia sebelum Ia disalibkan, Tuhan Yesus
menjanjikan akan datangNya Roh Kudus bagi murid-muridNya (Yohanes 16:4-15). Karena
itu, apa yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus pada waktu hidupNya itu telah
dipenuhi pada hari Pentakosta. Saudara, nubuatan ini digenapi tepat pada
peristiwa pencurahan Roh Kudus yakni pada hari Pentakosta, dimana saat semua
orang percaya berkumpul di suatu tempat, Tuhan mencurahkan Roh Kudus (Kisah
2:17-21). Dalam hal ini saudara, perayaan Pentakosta diberi makna baru Oleh
Tuhan, dengan pencurahan Roh Kudus. Maka Pentakosta dalam Perjanjian Baru merupakan
hari permulaan zaman baru. Dan ini terjadi hanya satu kali dalam sejarah. Maka
mulai itulah perayaan Pentakosta bagi Gereja, merupakan hari raya gerejawi,
yang dihitung sebagai hari ke-50 sesudah Paskah.
Melalui
ayat-ayat dalam Yohanes inilah saudara, kita akan merenungkan bagaimana peranan
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Pada
saat Tuhan Yesus hendak disalibkan, Tuhan menyampaikan berita yang sangat mengejutkan
bagi para murid, bahwa tidak lama lagi diriNya akan segera mati untuk
menyelesaikan tugas penebusan yang diterimaNya dari Bapa. Tuhan Yesus yang
bermula datang dari Sorga, akan kembali ke sorga (Yohanes 8:23 band. 16:5).
Fakta yang disampaikan Tuhan Yesus menjadikan para murid kecewa dan tawar hati.
Untuk sesaat mereka diliputi oleh hati yang berdukacita. Hati yang berdukacita dalam
konteks ini mengacu pada pikiran, perasaan, dan kehendak dari seluruh pribadi
yang sedang berdukacita.
Memang
saudara, perpisahan sejatinya membawa kita kepada kondisi yang berdukacita.
Begitupula yang terjadi dengan murid-murid Tuhan Yesus. Selama ini, Tuhan Yesus
telah bersama-sama dengan para murid-muridNya. Mereka berjalan bersama-sama,
bekerja, dan bercakap-cakap dengan Yesus. Mereka percaya kepadaNya dan
mengasihiNya. Tiga setengah tahun, bukanlah waktu yang panjang untuk belajar
saling mengenal, tetapi bukan pula waktu yang singkat untuk tidak merasakan
kehilangan.
Tetapi
masalahnya saudara, saat itu mereka berasumsi, bahwa selama masih bersama dengan
guru, mereka tidak akan merasa takut, sebab pembela mereka ada didekat mereka.
Tetapi kalau kepergian Tuhan Yesus itu terjadi, siapa yang akan membela mereka
lagi? Karena itulah, mereka semua menjadi takut mati dan menderita. Mereka
semua terkejut, mereka tertekan dan bingung. Guru mereka, Tuhan mereka,
motivator mereka, keajaiban pekerjaan Anak Allah akan meninggalkan mereka dan
tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Yang mereka tahu bahwa mereka akan
kehilangan Guru Agungnya yaitu Yesus Kristus. Dia akan pergi dan kembali ke
sorga. Tetapi dalam hal ini tidak ada seorang pun yang berani bertanya, kemana
Ia akan pergi! Yang jelas, ini sama sekali tidak masuk akal mereka. Mereka
berkumpul seperti domba yang ketakutan ditengah-tengah gembala mereka pada
malam itu. Mereka takut ditinggalkan, mereka tidak siap untuk ditinggalkan.
Bapak/
ibu yang kekasih,
Ditengah-tengah
kebingungan dan ketakutan para murid, Tuhan Yesus berkata “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu:
Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu” (Ayat 7).
Melalui
pernyataan ini saudara, seakan-akan Tuhan Yesus ingin mengatakan kepada
murid-muridNya: ingatlah semua hal yang sudah Aku ajarkan kepadamu, dan kamu
tahu kebenarannya. Dalam hal ini pun adalah kebenaran bahwa lebih baik bagi
kamu jikalau Aku pergi ke sorga, sebab jika Aku tidak pergi, maka orang yang
percaya tidak akan pernah menerima segala janji Allah, yaitu seorang penghibur
yang akan tinggal diam di hatimu. Tetapi jika Aku pergi maka Aku akan
mengutusNya kepada kamu (Yohanes 16:7). Dari sini Tuhan menegaskan bahwa semua
yang dilakukanNya pada akhirnya akan menjadi sebuah kebaikan bagi mereka yang
percaya kepadaNya.
Lagi
pula jika Tuhan Yesus tetap dalam tubuh jasmani, maka tubuh itu akan terbatas
di satu tempat dan dalam suatu waktu tertentu, sehingga ini akan membatasi
kemampuanNya baik untuk mengajar dan melayani kepada semua murid-muridNya.
Waktu Dia masih dalam tubuh, Ia tidak bisa bersama mereka dimana saja. Waktu Ia
masih dalam tubuh jasmani, Ia tidak bisa mencapai pikiran, hati manusia
dimana-mana, sebab Ia dibatasi oleh tempat dan waktu. Karena itu saudara, selama
kehidupan pelayananNya di dunia yang hanya 3 ½ tahun, Tuhan Yesus memang lebih
berfokus hanya pada orang-orang Israel saja.
Tetapi
dengan kedatangan Roh Kudus maka Ia akan membuka suatu jaman baru yang akan
menerbitkan suatu pelayanan yang lebih luas (Efesus 2:11-3:13). Tidak ada
keterbatasan dalam Roh Kudus. Kemana orang pergi, Roh itu ada dalam orang itu.
Karena itu kedatangan Roh Kudus akan menjadi penggenapan janji Tuhan Yesus
bahwa Ia akan menyertai sampai selama-lamanya sampai akhir zaman (Matius
28:20).
Sebagai
manusia, kita pun sering berpikir adalah lebih baik jika kita hidup
bersama-sama dengan Tuhan Yesus yang kasat mata, kita bisa melihatNya,
merabaNya, dan mendengarkanNya secara langsung. Tidak ada yang dapat
menghalangi kepeduliaan Tuhan Yesus bagi setiap orang yang membutuh-kanNya. Tetapi
saudara, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas bahwa fisik memiliki
keterbatasan pada waktu dan tempat. Karenanya kepergian Tuhan Yesus adalah lebih
berguna bagi kita, ketimbang Ia tetap bersama-sama dalam keterbatasan fisik.
Karena
itu bapak/ ibu yang kekasih, maka genaplah apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Bahwa Ia datang bukan saja melakukan tugas penebusan dimana akan menyucikan
kita dari dosa, tetapi Dia juga memberikan “penghibur” bagi kita, yang mana
penghibur itu adalah “Roh Kudus” dan setiap orang yang memiliki Roh Kristus
adalah milik Yesus (Roma 8:9). Dia akan berdiam di dalam diri setiap orang
percaya. Sehingga hari ini adalah hari yang terbaik agar Roh Kudus masuk dan
tinggal di dalam setiap diri orang percaya, dimana Roh Kudus sendiri adalah
Allah sendiri. Roh Kudus akan membawa manusia pada persekutuan yang tidak
terputus-putus untuk selama-lamanya; dan membawa kepada pengkhotbah Kristen
kuasa dan keefektifan di mana pun ia berkhotbah.
Karena
itu bapak/ ibu yang kekasih, ketika Roh Kudus datang untuk membantu kita,
sebaiknya kita benar-benar meminta bantuan untuk membantu/ menolong diri kita
sendiri. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, kita meminta bantuan orang lain
untuk membantu kita dalam segala aspek kehidupan kita. Karena jika ingin
berhasil, kita membutuhkan bantuan orang lain. Karena kita tidak bisa berhasil
tanpa ada dorongan dan bantuan dari pihak lain karena ketidak sempurnaan kemampuan
kita.
Demikian
juga halnya mengenai iman. Kita sangat membutuhkan pertolongan agar iman kita
selalu kuat dalam menghadapi godaan dan penganiayaan iman dari dunia ini,
terutama kenikmatan yang ditawarkan dunia ini. Kita membutuhkan Roh Kudus yang
meneguhkan dan menghibur kita dalam iman kita kepada Yesus. Allah ingin
melakukan pekerjaanNya di dalam diri kita.
Sekarang
mari kita melihat bagaimana pekerjaan Roh Kudus ini berlaku dalam kehidupan
manusia. Saudara melalui bagian ini, ada dua peranan Roh Kudus yang dijabarkan
Tuhan Yesus atas manusia:
1. Ia Menginsafkan Dunia. Atau lebih tepatnya, Roh kudus bekerja
kepada orang-orang yang terhilang secara rohani (8-11).
Ayat 8
Yesus berkata “Dan
kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan Dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman”. Ketika orang-orang Yahudi menyalibkan Tuhan Yesus,
mereka tidak percaya bahwa mereka sedang berdosa; mereka percaya bahwa mereka
sedang melayani Allah. Akan tetapi
ketika cerita mengenai penyaliban itu kemudian dikhotbahkan, hati mereka sangat
terharu (Kisah 2:37). Mereka sekonyong-konyong menjadi sangat yakin, (insyaf)
bahwa penyaliban itu adalah kejahatan yang terbesar dalam sejarah dan bahwa
dosa merekalah yang menyebabkannya. Apakah yang memberi manusia kesadaran
tentang dosa? Apakah yang merendahkan dia di hadapan Salib? Itulah pekerjaan
Roh Kudus. Hal ini menarik saudara, dimana Roh Kudus melakukan pekerjaan untuk
menginsyafkan dunia akan dosa.
Saudara,
Kata insyaf merupakan istilah hukum yang berarti menerangi, mengungkapkan,
membuktikan kesalahan, menyadarkan dan meyakinkan. Kata ini juga dapat
diartikan sebagai “menjatuhkan keputusan.” Kalau dikatakan bahwa “Roh Kudus akan
menginsyaf dunia akan dosa…” ayat ini memberikan satu pemahaman
bahwa menginsyafkan dosa adalah sebagai hasil dari karya Roh Kudus dalam
mengerjakan sebuah pertobatan sejati pada seseorang. Namun yang patut kita
mengerti adalah Roh Kudus datang kepada gereja, Ia bekerja di dalam dan melalui
gereja. Roh Kudus tidak “melayang-layang” naik turun secara gaib di
deretan bangku-bangku gereja, dan berusaha memenangkan orang yang terhilang.
Sebaliknya Roh Kudus bekerja melalui orang-orang yang menjadi tempat
tinggalNya. Ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, Ia memampukan Petrus
untuk berkhotbah; dan pemberitaan firman itu menginsyafkan mereka yang
mendengar.
Masalahnya
dalam kehidupan manusia, ada pertobatan yang bukan merupakan karya Roh Kudus. Contohnya,
Firaun. Sesudah tulah ketujuh yakni hujan es, kelihatannya Firaun sungguh-sungguh
menyesal. Kepada Musa dia berkata: ”aku telah berdosa kali ini, TUHAN itu yang benar, tetapi
aku dan rakyatkulah yang bersalah. Berdoalah kepada TUHAN, guruh yang sangat
dahsyat dan hujan es itu sudah cukup. maka aku akan membiarkan kamu pergi,
tidak usah kamu tinggal lebih lama lagi” (Keluaran 9:27-28). Tetapi
apa yang terjadi saudara, setelah hujan es itu berhenti, ia kembali lagi ia
berbuat dosa, dengan tetap mengeraskan hatinya (Keluaran 9:34). Ia justru menolak
untuk mengizinkan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Firaun bukannya insaf bahwa
dirinya sudah berbuat kesalahan karena menentang Tuhan. Dia hanya ingin supaya
tulah-tulah itu berlalu makanya, dia seolah-olah insaf. Namun setelah tulah
berlalu, Firaun kembali menentang Tuhan dengan melarang bangsa Israel keluar
dari Mesir. Dari sini kita melihat bahwa penyesalan karena dosa, ternyata juga
dapat dipalsukan. Karenanya terbukti bahwa tidak semua manusia di dunia
bertobat.
Jadi
bagaimana kita bisa membedakannya? Bapak/ ibu yang kekasih, sekarang mari kita
lihat, bahwa Roh Kudus hanya datang pada orang-orang yang sudah dipilih sejak masa
kekekalan, kepada orang-orang yang terhilang secara rohani untuk membuat mereka
menjadi insyaf. Insyaf dari sikap tidak percaya kepada pekerjaan Tuhan Yesus
dan Isyaf bahwa apa yang dilakukan Tuhan Yesus adalah sebuah kebenaran (Yohanes
16:9-10). Karenanya saudara, kita seharusnya bersyukur jika dari milyaran
manusia di bumi ini, Tuhan Allah menurunkan anugerahNya sehingga kita dapat
isyaf dari kesalahan kita dan kita menjadi sadar bahwa kita tidak dapat hidup
tanpa campur tangan Tuhan. Karena itu jangan pernah mempermainkan anugerah
Tuhan yang sudah kita terima. Kalau Roh Kudus sudah turun atas kita maka kita
harus bertanggung jawab atas hidup kita.
Pertobatan yang sejati adalah pertobatan yang dikerjakan oleh
Roh Kudus. Penyesalan ini bukanlah penyesalan seperti Firaun. Penyesalan ini
akan membuat seseorang berbalik sepenuhnya kepada Allah dan tidak lagi
berhubungan dengan perbuatan-perbuatan buruknya. Ketika orang berdosa terhilang
benar-benar diinsyafkan, ia akan melihat kebodohan dna kejahatan dari
ketidak-percayaannya; ia akan mengakui bahwa ia tidak hidup sesuai dengan
kebenaran Kristus; dan ia akan menyadari bahwa ia berada di bawah hukuman
karena ia milik dunia dan Iblis (Efesus 2:1-3). Jadi pertobatan sejati terjadi
di dalam, tidak sekedar di luar atau di permukaan. Pertobatan sejati yang
dikerjakan oleh Roh Kudus akan menghasilkan bukti-bukti eksternal, yakni sebuah
perubahan hidup (1 Raja 21:27; Yesaya 58:5; Nehemia 9:1; Hosea 7:14; Yunus 3:8).
Jadi disinilah bedanya, bahwa seseorang yang sudah diinsyafkan, ia akan
menunjukkan kehidupan Kristianinya dengan baik sebagai bentuk perubahan hidup
yang sudah diterimanya.
Bagaimana
dengan kita saudara, sudahkah kita merasakan pertobatan yang sejati dalam
kehidupan kita? Ataukah kita bertobat karena kita terancam oleh perasaan takut
yang pada akhirnya ketika ancaman itu tidak lagi dirasakan kita kembali menjadi
bebal?
Mari
kita bertobat setiap hari dan memohon belas kasihan Tuhan agar Roh Kudus
menginsafkan kita akan dosa-dosa kita. Celakalah kalau kita tidak bisa melihat
lagi akan dosa-dosa kita. Celakalah kalau mata rohani kita sudah tertutup dan
tidak melihat akan kejahatan-kejahatan kita. kita harus dengan sungguh-sungguh
memohon agar Roh Kudus menginsafkan kita akan dosa-dosa kita.
Bapak/
ibu/ saudara yang kekasih,
Seorang
religius bertanya kepada orang berdosa yang baru bertobat: “Bagaimana caranya kamu bisa bertobat,
padahal aku sering mengalami kesulitan untuk bertobat?” Jawab orang berdosa tersebut adalah: “Karena aku
seorang yang berdosa, maka aku seperti seorang pengemis yang tidak memiliki
baju baru. Begitu Tuhan menawarkan aku sebuah baju baru, maka aku segera
menerimaNya dengan sukacita. Sebaliknya karena kamu merasa diri sangat
rohaniah, maka kamu merasa memiliki banyak baju baru. Itu sebabnya ketika Tuhan
menawarkan kamu sebuah baju baru, kamu menolak pemberian Tuhan tersebut karena
kamu merasa telah memiliki banyak baju baru.”
Pekerjaan
Roh Kudus yang menginsafkan akan dosa ini bukan hanya bagi mereka yang belum
percaya kepada kristus, tetapi ini merupakan pekerjaan Roh Kudus yang akan
terus dikerjakannya dalam diri kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Maka rendahkanlah
diri kita untuk menerima karya Roh Kudus ini yang menginsafkan kita akan dosa
Hal
ini perlu dikatakan oleh Kristus supaya para murid dapat melihat betapa hebatnya
karunia Roh Kudus yang akan diberikan kepada mereka. Juga, supaya mereka
melihat bahwa sekalipun dunia membenci dan menganiaya mereka, tetapi melalui
pekerjaan Roh Kudus mereka bisa mempertobatkan dunia. Pada waktu dunia membenci
dan memusuhi kita, maka secara alamiah kita juga ingin membalas. Tetapi jelas
bukan itu sikap yang Tuhan kehendaki dari kita. Kita harus mengampuni,
mengasihi mereka, dan tetap berusaha memberitakan Injil kepada mereka, supaya
mereka bisa diselamatkan. Dan Roh Kudus membantu kita dalam hal ini.
Satu-satunya
pribadi yang dapat menyelamatkan dari situasi mengerikan itu adalah Yesus
Kristus, Anak Allah. Tidak ada pertobatan tanpa keinsyafan, dan tidak ada keinsyafan
tanpa pekerjaan Roh Kudus melalui firman Allah yang diberitakan oleh kesaksian
orang-orang percaya yang setia. Dengan demikian, Injil mulai dengan suatu
pengakuan akan keberdosaan umat manusia dan kebutuhan akan kebenaran Allah
(lih. Roma 3:9-18,23). Sebelum ada kesadaran dalam diri seseorang bahwa dia
adalah orang berdosa, maka seseorang tersebut akan tetap merasa tidak
membutuhkan seorang Juruselamat. Berarti fokusnya bukanlah dosa pribadi. Karena
Yesus telah lunas membayarnya. Fokusnya adalah “apakah saudara menerima atau menolak
Yesus?” dan “Apakah yang sudah saudara
lakukan untuk Yesus?”. Roh Kudus akan membimbing dan membalut mereka
untuk percaya kepada kebenaran Yesus dan bukan kebenaran diri sendiri seperti
kain yang sudah kotor oleh dosa.
Yang
berikutnya adalah Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan “Realita Penghakiman”. Dalam Ayat 11 dikatakan: “akan
penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Tuhan Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus akan
menghukum dunia ini karena realitas penghakiman, sebab penguasa dunia ini telah
dihukum. Dan hal ini menjadi referensi untuk penghakiman masa depan.
Kata
menghukum berasal dari drama dalam ruang persidangan. Ini merujuk kepada
pekerjaan jaksa dan kasusnya, dimana tersangka akan berada di kursinya, dan
bukit-bukti yang dipegang oleh jaksa sebagai berkasnya. Fakta pada fakta, bukti
pada bukti, saksi pada saksi, kebenaran pada kebenaran, dan berlahan apabila
punya bukti yang cukup kuat, dengan tidak terelakkan maka hakim akan berkata: “tanpa diragukan
lagi, aku memutuskan kamu bersalah”, dan juga dengan tidak dapat mengelak
terdakwa juga akan berkata “Saya mengakui bahwa saya bersalah”.
Dengan
demikian kita melihat saudara, bahwa ke semua bidang dari kesaksian Roh
berhubungan dengan keperluan manusia dan karya penebusan dari Yesus Kristus.
Setan
mungkin adalah penguasa dan mempunyai kekuatan yang sangat besar di dunia ini.
Tapi pada hakekatnya setan/iblis telah dikalahkan dan telah dihukum melalui
kematian Yesus. Ini sepenuhnya akan disadari ketika manusia berdosa, malaikat
yang jatuh, setan sendiri diperhadapkan kepada Allah yang benar (Filipi
2:6-11).
Roh
Kudus akan memenuhi tugasNya untuk menghukum dunia. Tetapi Dia juga mengharapkan
dan memerintahkan kita untuk memenuhi tugas panggilan kita dan melayani
orang-orang yang belum percaya (15:26-27). Ketika kita ingin memenangkan
jiwa-jiwa yang belum percaya, kita harus juga melakukan: dalam hidup kita
berdoa bagi mereka orang-orang yang belum percaya kepada Yesus, Menyatakan
kepada diri sendiri dan orang lain bahwa Yesus adalah jalan satu-satunya untuk
menuju kepada Allah, Informasikan keburukan yang terjadi sebelum mendengarkan
kebesaran Allah.
Yesus
ingin memberikan dan berbagi banyak informasi/ kabar baik kepada kita dan
kepada murid-muridNya saat itu. Tetapi terkadang kematangan spiritual kita
tidak sanggup dan belum dewasa untuk menerima kabar ari Yesus karena kita hanya
mementigkan diri kita sendiri. Ketika kita mendengar dan mematuhinya, maka
Yesus juga akan berbagi dan memberikan banyak kemampuan kepada kita. Maka
sangatlah diperlukan kita mematangkan spiritual kita.
Ini
jelas menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga. Karena itu
janganlah menolak Dia, dan kalau saudara sudah menerimaNya, rajinlah
memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya kepadaNya.
2. Ia berkomunikasi dengan orang percaya (12-15). Ini lebih
berkaitan dengan tugasnya diantara orang-orang percaya.
Ayat 13 berkata: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak
akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya
itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan
datang.”
Yesus
berjanji bahwa Roh Kudus akan membimbing kita kedalam kebenaran Yesus Kristus.
Ini tidak menunjuk pada kebenaran absolut di tiap bidang, namun di bidang
kebenaran rohani dan pengajaran Yesus. Jadi maksudnya adalah Dia akan
membimbing kita dalam membuat keputusan-keputusn yang praktis yang diperlukan
dalam hidup kita. Yang penting kita mendengar dan mematuhiNya sehingga kita
akan diberikan kebenaran yang dari atas. Sekarang Roh Kuduslah Guru kita, dan
Ia menerapkan prinsip yang sama: Ia mengajar kita kebenaran yang perlu kita
ketahui, pada waktu kita membutuhkannya dan pada waktu kita siap untuk
menerimanya. Jadi ketika oleh Roh kita diminta untuk berpaling dari perbuatan
dan sikap kita yang salah, walaupun dari segi duniawi itu sangat menguntungkan,
maka kita harus mematuhinya apabila memang kita telah memiliki kematangan
spiritual. Kita harus merespon, bergerak dalam perubahan yang positif terutama
dalam memenangkan jiwa-jiwa yang masih dalam dunia kegelapan.
Dalam 16:14 “Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya daripadaKu.” Dari
sini kita pahami bahwa pekerjaan utama dari Roh Kudus adalah meninggikan dan
menerangkan Yesus Sang Mesias. Ia akan memuliakan Tuhan Yesus. Pekerjaan Roh
Kudus sejatinya tidak akan pernah bertentangan dengan apa yang diajarkan Tuhan
Yesus kepada kita. Jadi kita harus tahu bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak akan
pernah terpisah dari Yesus Kristus atau firman Allah. Nyatanya Roh tidak pernah
menyinarkan lampu sorot kepada DiriNya sendiri, namun selalu pada Yesus
(Yohanes 14:26).
Roh
itu ternyata akan berkomunikan (berhubungan) dengan kita sebagaimana Tuhan Yesus
sendiri yang berhubungan dengan kita. Pekerjaan Roh Kudus bersifat
Kristosentris artinya berpusatkan pada Kristus. Ia akan menarik perhatian bukan
kepada diriNya sendiri, tetapi kepada Kristus. Ia akan memuliakan Kristus. Dan
Rohlah yang menjadi teman kita berbagi dalam mengarungi kehidupan ini. Dan satu
hal yang perlu kita ingat. Pekerjaan dari roh Kudus adalah untuk memuliakan
Yesus.
Jadi
jika segala pekerjaan yang dilakukan adalah untuk kemuliaan roh itu sendiri,
sebenarnya itu bukanlah Roh Kudus tetapi pekerjaan roh busuk yang berusaha
mencuri kemuliaan Yesus. Dan ini berlaku juga bagi kita dalam melayani dan
berbuat baik. Bahwa semuanya itu bukanlah untuk diri kita sendiri tetapi untuk
kemuliaan Tuhan. Dan hal ini juga ditekankan dalam ayat 15. Bapa sama dengan
Anak.
Kemuliaan
dari Anak adalah untuk kemuliaan Bapa. Dengan demikian, Tuhan Yesus tidak
berjanji mengenai apa dan bagaimana langkah kita sampai jauh kedepan. Tapi Dia
berjanji akan menuntun kita apa langkah yang akan kita ambil hari ini dan saat
ini. Itulah makanya Mazmur 119:105 berkata: “FirmanMu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”. Ini bukan berbicara soal lampu
sorot, tetapi sebuah pelita kecil yang sangat berguna untuk menerangi jalan
kita 2 atau 3 langkah kedepan. Ini dilakukan agar kita tetap berjuang dan
berpengharapan teguh. Kita harus berjalan bersama Allah langkah demi langkah
dalam kehidupan ini.
Orang
yang mengatakan bahwa dirinya dipenuhi Roh Kudus tetapi tidak pernah
memberitakan Injil/ berusaha membawa orang kepada Kristus, jelas bahwa segala
yang ia bicarakan adalah omong kosong. Demikian juga kalau ia terus menerus
meninggikan Roh Kudusnya dan bukan Kristusnya. Meninggikan Roh Kudus sebetulnya
tidak salah, karena Ia juga adalah Allah sendiri. Tetapi kalau seseorang hanya
meninggikan Roh Kudus tetapi tidak meninggikan Kristus, orang itu pasti tidak
dipenuhi oleh Roh Kudus, dan mungkin bahkan sama sekali tidak memiliki Roh
Kudus. Sekarang Kristus mengingatkan mereka bahwa Roh Kudus tidak akan datang
untuk mendirikan kerajaan yang baru, tetapi sebaliknya meneguhkan kemuliaan
yang telah diberikan kepadaNya oleh Bapa.
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan
Hari
ini, kita mengerti bahwa Penolong itu sudah datang, yaitu Roh Kudus. Dia
tinggal dan berdiam dalam hati setiap pengikutNya. Hebatnya, Roh Kudus tinggal
bersama mereka selama-lamanya dan ditawarkan kepada setiap pribadi. Roh Kudus
datang untuk bersaksi tentang Kristus, menginsafkan akan dosa, menuntun pada
segala kebenaran, memberikan keberanian, dan hikmat. Melalui kuasa Roh Kudus,
kehidupan Kristus, sifat-sifat-Nya, kuasaNya, dan kekuatan-Nya nyata melalui
kehidupan seseorang. Setiap orang yang dikuasai Roh Kudus tak akan menjalankan
tugasnya dengan kekuatan sendiri atau meniru-niru sifat Kristus. Hidupnya akan
selalu dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, Kristus sendiri menyatakan
kehidupanNya melalui kehidupan orang itu. Sehingga kehidupan kita mencerminkan
kemuliaan Tuhan Yesus. Selamat merayakan Pentakosta. Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar