MAKNA HIDUP SYUKUR
1 Tesalonika 5:18
Kaum
ibu yang saya kasihi dalam Tuhan,
Setiap
orang pastinya memiliki situasi yang berbeda-beda satu sama yang lain. Dan setiap
detail dari kehidupan kita masing-masing adalah sesuatu yang unik. Rasanya sudah
menjadi rahasia umum jika orang seringkali sulit untuk mengucap syukur kepada
Tuhan, terlebih ketika ia sedang diperhadapkan dengan banyaknya kesulitan,
masalah, kesukaran atau pun kekurangan. Nyatanya, bukan perkara mudah memang
untuk dapat mengucap syukur di tengah situasi yang tidak baik! Tidak
jarang terkadang kita pun menjadi orang-orang Kristen selalu mengajukan syarat:
Maksudnya, kalau sakit sudah disembuhkan, kalau ekonomi sudah dipulihkan, kalau
sudah mendapatkan jodoh, kalau keadaan berjalan dengan baik dan diberkati
barulah dari mulut kita keluar ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan.
Saudara,
kalau mengucap syukur dalam keadaan yang baik-baik saja semua orang pasti bisa
melakukannya. Sebaliknya mengucap syukur dalam segala hal, rasanya tidak semua orang
mampu melakukannya. Yang terjadi adalah kita lebih mudah terjebak dalam situasi
yang pesimis dan bersungut-sungut dari pada mengucap syukur bila keadaannya
buruk.
Ibu-ibu
yang kekasih,
Dunia
pastinya akan menjadi heran saat seseorang yang tengah dibebani dengan
kesedihan kok disuruh untuk mengucap syukur kepada Allah. Sehingga mereka
berkata “Memangnya
film India yang dalam segala keadaan hidup selalu diselingi nyanyian. Kehidupan
film tidak seindah kenyataan yang kita hadapi tahu!”
Betul
ibu-ibu, kehidupan dalam film selalunya digambarkan sebagai sesuatu yang
sempurna, yang indah dan muluk-muluk. Tetapi janji Tuhan tidak pernah
muluk-muluk. Janji Tuhan selalunya tepat sasaran dan disertai berkat bagi
mereka yang taat melakukan kehendak-Nya. Lagi pula janji Tuhan berbeda dengan
tayangan televisi.
Masalahnya
adalah, sadarkah kita bahwa hidup manusia itu ibarat sebuah roda yang
senantiasa berputar, kadang kita berada pada posisi atas, dan kadang kita
berada pada posisi yang bawah. Dengan kata lain, hidup itu penuh dengan
berbagai perubahan. Ada kalanya kita mengalami kesuksesan besar, namun ada
kalanya kita mengalami kegagalan besar. Ibaratnya, saat kita berhadapan dengan
matahari, bayangan akan jatuh di belakang kita, tetapi jika kita membelakangi
matahari, semua bayangan akan tampak di depan kita. Jadi manakah yang mau kita
pilih?
Sebagai
murid Kristus, kita diperintahkan untuk “selalu bersyukur kepada Tuhan Allah kita dalam segala hal,”
Dalam 1 Tesalonika 5:18 tadi firman Tuhan berkata: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Kalimat
“Mengucap
syukurlah dalam segala hal” bukan hanya berbicara soal hal-hal yang
baik-baik saja, tetapi dalam hal-hal
yang tidak baik pun Allah menuntut kita untuk selalu mengucap syukur. Sebab
itulah yang dikehendaki Allah! Pertumbuhan rohani kita bukan hanya meliputi
pemahaman akan firman Allah, akan tetapi kita juga harus bertumbuh dalam
pengucapan syukur kepada Allah. Kita lihat saudara, mengucap syukur selalunya
ditujukan kepada Allah dan tidak pernah kepada manusia. Sesama kita merupakan
berkat dari Allah.
Mengapa
Allah memerintahkan kita untuk selalu bersyukur? Karena semua perintah-Nya ini diberikan
untuk menjadikan berkat-berkat tersedia bagi kita.
Masih
ingatkah ibu-ibu dengan firman Allah dalam Roma 8:28 yang berkata: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Dari
sini menegaskan satu hal kepada kita bahwa yang memegang kendali atas hidup
kita bukan diri kita sendiri, tetapi otoritas ada pada Allah sendiri. Dan Allah
selalunya mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana-Nya. Jadi bukan pada rencana kita.
Orang
Kristen yang sejati pastinya akan menyadari keberadaan dirinya di hadapan sang Penciptanya.
Sadar akan ketidaklayakannya dan butuh pertolongan Tuhan, sadar bahwa hidupnya
harus senantiasa diisi dengan ungkapan syukur. Karenanya ia akan selalu bersyukur
saat kebahagiaan menghampiri hidupnya atau pun ketika permasalahan datang
menerpa kehidupannya.
Ibu-ibu
yang kekasih,
Alasan
yang lain mengapa kita dituntut untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan adalah:
Karena Allah adalah sumber cinta
dan berkat kekal. Saudara, Tuhan mengklaim diri-Nya
sebagai sumber kasih dan berkat yang tidak pernah berkesudahan. Rahmat-Nya
selalu baru tiap pagi dan itu disediakan bagi orang yang bersandar kepada-Nya
sebagai bentuk kesetiaan Tuhan (Ratapan 3:22-23). Karenanya saudara, hanya
orang-orang yang mampu bersyukurlah yang bisa melihat bagaimana Tuhan terus bekerja
di dalam kehidupannya. Sebaliknya, orang yang hidupnya selalu pesimis, selalu
mengeluh, ia selalunya melewatkan anugerah Tuhan yang terjadi dalam hidupnya.
Lagi
pula, Tuhan Yesus berjanji tak akan pernah
meninggalkan dan mengabaikan umat-Nya. Dalam Ibrani 13:5 Allah
berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” Maksudnya adalah dalam
situasi apapun, baik susah atau pun senang, Allah yang adalah sumber kehidupan
tak akan sekali-kali meninggalkan kita.
Perasaan
kehilangan Allah yang seringkali dialami seseorang bukan membuktikan bahwa
Allah tidak peduli dalam kehidupan kita. Sebaliknya, yang mesti kita mengerti adalah, Allah
terkadang memakai kesulitan-kesulitan hidup untuk menjadikan batu loncatan bagi
iman kita, untuk kita dapat lebih bergantung kepada-Nya.
Saudara,
benarkah Tuhan tidak mendengarkan doa kita? Mari kita cross check dengan firman
Tuhan dalam Yakobus 4:2-4, “Kamu tidak
memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu
tidak menerima apa-apa karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu
hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang
tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan
dirinya musuh Allah.”
Jelas
sekali ibu-ibu, permasa-lahanya bukan karena Alah tidak mendengar setiap
doa-doamu. “Mata Tuhan selalunya tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada teriak mereka minta tolong (Mazmur 34:15).
Terlebih lagi “Apabila
orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka
dari segala kesesakannya” (Mazmur 34:18). Jadi saudara, tidak ada
doa yang tidak dengar oleh Tuhan. Semua doa di dengar oleh-Nya. Masalahnya
adalah apakah doa-doa yang dinyatakan kepada-Nya sudah sejalan dengan rencana
dan kehendak-Nya atau tidak? Jangan sampai kata firman Tuhan, doa kita hanya
untuk memuaskan hawa nafsu kita.
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan
Kita harus
ingat baik-baik bahwa penderitaan yang kita alami adalah sifatnya sementara. Lagi
pula “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Korintus 10:13).
Dari
sini kita mengerti bahwa Allah menjanjikan untuk memberikan kemampuan untuk
dapat bertahan menghadapi serangan dari pencobaan. Dengan demikian, masalahnya
bukan dilihat dari kemampuan yang kita kira kita miliki, tetapi pada ukuran
yang Allah lihat dari pandangan-Nya.
Sebab
Yesus telah terlebih dahulu menanggung penderitaan di kayu salib, sekalipun Ia
tidak pernah berdosa (Ibrani 4:15). Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan
dengan sempurna semua orang yang oleh-Nya datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi pengantara mereka (Ibrani 7:25). Jadi ibu-ibu yang
kekasih, ketika kita mengetahui akan semua kebaikan Tuhan ini, masih sulitkah
kita untuk bersyukur kepada Tuhan? Saya rasa tidak! Justru dengan kita belajar untuk bersyukur,
kita menempatkan diri siapakah kita di hadapan Tuhan. Syukur yang sejati yang
lahir dari anak-anak Tuhan adalah responnya atas anugerah keselamatan yang
telah diterimanya dari Tuhan. Syukur yang lahir dari mulut anak-anak Tuhan
adalah responnya atas iman yang telah diterimanya dari Tuhan.
Karena
itu bukan tanpa alasan Allah memerintahkan kita untuk senantiasa mengucapkan
syukur dalam kehidupan kita. Sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi
anak-anak-Nya. Ketika kita bersyukur kepada Allah dalam keadaan apa pun juga, Allah
menjanjikan untuk memberikan damai sejahtera untuk kita dapat melewatinya. Sehingga
saat kita berdukacita sekalipun, kita masih dapat bergembira dengan memuji
Allah. Saat merasakan sakit, kita dapat bersukacita karena Pendamaian Kristus.
Saat mengalami kesedihan yang mendalam, kita dapat memiliki penghiburan dan
kedamaian akan pengaruh ilahi. Jadi meski pun hari ini mungkin kita masih
memiliki setumpuk persoalan yang menerpa kehidupan kita, ingatlah bahwa Tuhan
tetap baik. Tuhan baik, karena memang Ia baik adanya.
Justru
saat kita diijinkan Tuhan untuk menghadapi masalah dan pencobaan, itu karena Dia
mempunyai rencana yang indah dan baik dalam hidup kita. Ia ingin melatih kita
menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Karena itu jangan pernah mema-damkan
karya Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita melalui sikap-sikap yang
pesimistis, sebaliknya marilah kita terus bersikap optimis sehingga karya Tuhan
dapat memunculkan sesuatu yang baik dalam kehidupan kita.
Latihan
mengucap syukur akan menghindarkan kita dari dosa iri hati. Pengucapan syukur
membuat kita berkonsentrasi pada apa yang kita terima tanpa membandingkan dan
menandingkan dengan apa yang orang lain terima.
Bersyukur
berarti bahwa kita melibatkan Allah atas apa yang Allah berikan atau izinkan
terjadi dalam kehidupan kita. Mengucap syukur akan membuat kita memandang
kehidupan ini dari sisi yang positif. Oleh karena itu, bersyukurlah senantiasa.
Kaitannya
dengan acara HUT Komisi Debora yang ke-31 ini, saya ingin mengajak kita untuk
kembali merenungkan, berapa banyak perbuatan Tuhan sudah kita rasakan dalam
kehidupan komisi kita? Mungkin perjalanan komisi kita serasa naik turun dan
lambat pertumbuhannya, tetapi marilah kita tetap bersykur kepada Tuhan, sambil
kita tetap focus terhadap apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan. Bagian
kita adalah mari kita tetap setia dalam persekutuan yang telah Tuhan bentuk
ditengah-tengah dan selebihnya itu adalah bagian Tuhan. Selamat ulang tahun.
Kiranya Tuhan memberkati. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar