Jumat, 09 Oktober 2015

NAAMAN DIPULIHKAN

NAAMAN DIPULIHKAN
(2 Raja-raja 5:1-15)



Bapak, ibu, sdr,i yang terkasih.
Setiap orang pastinya memiliki masalahnya sendiri, tidak peduli apakah dia orang yang kaya, orang kuat, orang pandai dan sebagainya. Termasuk juga dengan kisah yang kita baca malam ini.
Saudara, LAI memberi judul perikop ini dengan “Naaman disembuhkan.” Namun saya lebih memilih judul “Naaman dipulihkan,” Sebab dia bukan hanya menerima kesembuhan jasmani dari Tuhan tetapi juga pribadi Naaman sendiri telah dipulihkan.
Siapakah Naaman? Dikatakan bahwa Naaman adalah seorang panglima pasukan raja Siria, yaitu raja Aram (Band. Lukas 4:27). Seorang yang kelihatannya terpandang, seorang yang gagah perkasa. Pastinya Naaman memiliki kharisma yang tinggi, belum lagi ia juga disayangi raja sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram.
Akan tetapi saudara, dari semua yang dimilikinya, ada satu hal yang menjadikan dirinya buruk, yaitu ia menderita penyakit kusta. Penyakit itu ada pada kulitnya yang penuh dengan flek-flek putih yang licin, mengkilap dan melekat. Kusta juga bisa mengakibatkan daging disekitarnya menjadi mati rasa. Masalahnya saudara, penyakit ini tak terobatkan.
Sehingga meskipun ia memiliki semua hal yang pantas untuk dibanggakan, namun semuanya itu tidak dapat melindungi Naaman dari penyakit kusta. Demikian juga dengan kita. Apapun yang kita miliki, tidak dapat melindungi kita dari sakit dan penyakit. Dalam hal ini saudara, penyakit kusta yang diderita oleh Namaan telah menyebabkan dia kehilangan sukacita dan kegembiraan; penyakitnya telah melemahkan semangatnya, sehingga ia tidak dapat menikmati apa yang ia peroleh. Inilah beban besarnya. Sekarang baginya, tidak ada kemenangan apa pun yang akan memuaskan batinnya, selain kesehatannya pulih sepenuhnya.
Bisa dibayangkan oleh kita bagaimana terpukul dan malunya, Naaman harus menanggung beban itu. Seandainya hal itu terjadi pada kita, kita pun akan merasakan beban yang berat bukan? Disatu sisi kita dikenal sebagai seorang yang terpandang di daerah kita, kita memiliki banyak relasi yang cukup disegani, akan tetapi disisi lain, kita memiliki penyakit kusta yang tidak kunjung sembuh. Pastilah kita merasa bahwa itu bagian dari aib kita bukan? Itulah yang terjadi pada Naaman.
Lagi pula saudara, di zaman Perjanjian Lama karena penyakit ini seorang yang terkena kusta akan dianggap najis (Imamat 13:3) dan berbahaya, karena dapat menular; sebab itu mereka yang terkena kusta harus dibawa kepada imam (Imamat 13:9) dan diasingkan dari masyarakat. Terlebih lagi penyakit kusta ini dianggap sebagai penyakit kutukan Tuhan (II Raja 15:5).
Namun saudara, terlepas dari semuanya ini, kta percaya Tuhan punya rencana baik bagi Namaan. Dikatakan bahwa Naaman memiliki seorang tawanan perempuan yang dijadikan pelayan bagi isterinya. Gadis pelayan tanpa nama ini hanyalah gadis biasa. Ia hanya disebutkan berasal dari bangsa Israel yang pernah dikalahkannya.
Namun sekalipun bekerja sebagai pelayan bagi orang yang tidak percaya, gadis muda ini mengenal Tuhan dengan baik. Hal ini terbukti dari pengenalannya terhadap seorang nabi Allah yang dipakai luar biasa yang tinggal di daerah Samaria. Dan ia percaya Tuhan pastinya akan memberikan kesembuhan kepada tuannya melalui nabi itu, jika tuannya mau datang ke sana.
Saudara inilah keahlian khusus Allah. Disaat kondisi yang dianggap buruk oleh manusia, Allah memiliki rencana indah dalam kehidupan mnausia. Sehingga keadaan yang sangat buruk dan tampak mustahil sekalipun dipakai Allah untuk menyatakan kemuliaanNya.
Untuk itulah, saat Namaan mendengar berita sukacita ini, ia tertantang untuk pergi. Sebab kerinduannya hanya satu yaitu ia ingin mengalami pemulihan. Ia ingin merasakan tubuhnya sehat kembali, sehingga melalui hal itu ia akan menerima kembali segala kehormatan yang dimilikinya.
Maka pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, tentang kerinduannya untuk sembuh dan tentang kejadian yang diperbuat nabi di Samaria (band. Ayat 3-4). Dan hal itu mendapat respon yang positif dari raja Aram, sehingga raja itu berniat untuk mengirimkan sebuah surat permohonan kepada raja Israel (ayat 5).
Akan tetapi kejadian ini rupanya sungguh mengganggu raja Israel. Ia mengoyakkan pakaiannya dan berkata, “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?... perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku” (ayat 7).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Bagi seorang raja yang pernah dikalahkan, pastinya surat tersebut seperti sebuah ejekan yang meremehkan, sehingga sangat wajar jika ia menjadi sangat marah. Akan tetapi ia tidak tahu, bahwa semua itu telah diatur Tuhan untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan ditengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan.
Karenanya, saat Elisa mendengar berita itu, Elisa mengirimkan surat kepada raja dan bertanya: “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel” (ayat 8). Mendengar ucapan Elisa, hati raja pun menjadi dingin.
Saudara, coba perhatikan bagaimana peran nabi Elisa dihadapan raja. Kehadirannya sungguh berperan untuk membawa damai. Ia menunjukkan satu kebenaran dimana hal yang kelihatannya negatif dimata raja, tetapi diubahnya menjadi satu hal yang positif dimata Tuhan. Sebab Elisa tahu jalan Tuhan, dan ia ingin menunjukkan kembali kepada raja kemuliaan Tuhan.
Sidang jemaat yang kekasih dalam Tuhan.
Saya percaya, saat itu Naaman berangkat, dengan penuh harapan pasti akan kesembuhan dirinya. Karenanya dengan berbekal sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian ia pergi membawanya bagi Elisa, karena pikirnya semua yang ia bawa itu setimpal dengan kesembuhan dirinya (ayat 5b).
Dikatakan, lalu bergegaslah Naaman pergi ke rumah Elisa dengan menunggangi kuda. Namun kembali kejadiannya sungguh diluar dugaannya. Saat Naaman berharap kedatangannya mendapat sambutan hangat, karena pikirnya ia datang sebagai seorang panglima besar di negerinya. Ia membayangkan kehadirannya akan disegani oleh Elisa, Hamba Tuhan itu. Tetapi apa yang terjadi?
Namun ternyata tidak begitu kejadiannya. Nabi Elisa rupanya tidak mau bertemu langsung dengan Naaman, ia hanya mengutus pembantunya untuk mengatakan hal yang tidak masuk akal bagi Naaman. Dikatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir” (ayat 10).
Saudara, hati siapakah yang tidak akan panas, saat seseorang merasa diri orang hebat tetapi ia tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Perhatikan saudara, seringkali manusia merasa harga dirinya diinjak-injak saat ia merasa tidak diterima sesuai dengan harapannya. Harga diri seseorang ini bisa menyangkut level pendidikan tertentu, status ekonominya, gelar yang diperolehnya. Sehingga apa yang menjadi standar seseorang dalam bersikap dan bertutur kata, itulah harga diri yang dimilikinya.
Demikianlah hati Naaman menjadi panas. Sebab ia merasa harga dirinya telah dihina oleh Elisa dengan kedatangannya yang tidak disambut hangat.
Karenanya tidak heran saat nabi Elisa menunjukkan cara yang harus ditempuhnya tidak masuk akal, Naaman pulang dengan kemarahan. Ia berkata, “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!” (ayat 11).
Yang lebih menyedihkan dari sikap Naaman, ia berusaha membandingkan dua sungai yang ada di negerinya sendiri yang lebih baik daripada sungai Yordan. Katanya: “Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” (ayat 12).
Saudara perhatikan perkataan Naaman ini, dikatakan “Aku sangka...”, dan perkataan “Bukankah..” Kedua kata ini bukankah seringkali juga diucapkan oleh orang-orang yang merasa diri kecewa. Saudara, seringkali orang berpikir bahwa kesembuhan itu harus selalu dengan cara-cara yang ajaib dan spektakuler. Orang banyak seringkali berpikir bahwa kesembuhan itu terjadi dengan cara yang dasyat. Sehingga tanpa disadari bahwa pemikirannya yang demikian, sebenarnya ia sedang memperalat Tuhan untuk menyembuhkan orang lain dengan caranya.
Oh saudara, saya takut pemikiran ini juga yang berkembang dalam benak kita saat ini. Mungkin kita selalu berkata “Aku sangka...”, “Aku pikir...” Kalau memang ada, mari buanglah itu dari pikiran Anda! Buanglah semua itu dari pikiran Anda malam ini, dan lakukan apa yang Allah katakan bagi kita!
Dalam hal ini saudara, saat kita yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara dalam kehidupan kita, jangan datang dengan praduga dan cara-cara kita. Tetapi datanglah dengan satu kerendahan hati dan melihat bagaimana cara Allah bekerja menyelesaikan masalah kita.
Sidang jemaat yang saya kasihi,
Sebenarnya melalui kisah ini, Naaman memiliki dua penyakit, yaitu kesombongan dan kusta. Penyakit yang pertama mungkin lebih membutuhkan pemulihan yang mendalam sebab Naaman harus turun dari kereta kesombongannya; sebelum ia dapat disebuhkan dari sakit kustanya.
Karena itu, melihat sikap Naaman yang mengerutu, pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir” (ayat 13).
Dalam kesombongannya Naaman berpikir  kalau cuma mandi di Sungai Yordan untuk mendapatkan kesembuhan, mengapa ia harus cape-cape datang kepada hamba Tuhan itu. Bukankah ia dapat langsung datang dan mandi sana, tanpa harus mendengar ucapan yang melecehkan.
Tetapi pertanyaannya, akankah kejadiannya sama saudara, jika seandainya Naaman langsung datang dan mandi di sungai Yordan tanpa mendengar perintah Elisa? Saya yakin tidak saudara! Masalahnya bukan pada sungai-sungai yang lebih baik atau bukan? Tetapi pada kerendahan hati Namaan untuk mau menaati cara Tuhan bekerja dalam dirinya. Justru Allah memakai Elisa untuk menundukkan keegoisan Naaman. Sampai Naaman benar-benar menyadari bahwa ia harus belajar untuk merendahkan diri.
Karenanya setelah mendengar perkataan bawahannya yang mulai masuk akal bagi dia, Namaan pun pergi dan membenamkan dirinya sendiri sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan, sebagaimana dikatakan nabi itu kepadanya. Dan sungguh ajaib! Sesaat setelah Naaman mandi, Tuhan memulihkan tubuhnya secara luar biasa. Karenanya dikatakan dalam ayat 14, “lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir”
Saudara yang kekasih, perhatikan saat Naaman melepaskan harga dirinya, dan mau taat pada cara kerja Allah, Allah memulihkan keadaan Naaman dengan keadaan yang jauh lebih baik, bahkan kondisi tubuhnya seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Dan peristiwa ini pun pada akhirnya membawa kemuliaan Tuhan. Dikatakan, hingga Naaman kembali kepada nabi Elisa, ia berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” (ayat 15).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Melalui kisah ini, saya melihat ada 3 hal yang penting yang kita patut pelajari sehubungan dengan Naaman dipulihkan:

1. Pemulihan dapat terjadi jika ada iman di dalam hati.
Bapak/ ibu yang kekasih
Apa yang diimani oleh anak kecil tawanan itu, itu juga yang diimani oleh Naaman seorang kafir. Kita melihat, sekalipun Naaman belum melihat, namun ia beriman juga dan sangat percaya bahwa apa yang dikatakan oleh anak kecil itu pasti terjadi.
Karena itu benarlah yang difirmankan Tuhan bahwa Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Iman Naaman muncul oleh karena mendengar kebenaran yang dikatakan oleh anak kecil itu, bahwa di Israel ada seorang nabi Tahun yang dapat menyembuhkan penyakitnya.
Dari sini kita belajar bahwa Iman dapat tumbuh saat firman Tuhan didengar, diresapi dan disimpan di dalam hati. Banyak orang tidak mau memasang telinganya baik-baik untuk mendengar firman Tuhan, atau dia mendengar tetapi firman Tuhan itu masuk telinga yang satu dan keluar dari telinga yang lain.
Banyak orang percaya hanya mau mendengar khotbah yang penuh dengan guyonan (humor) yang membuat ia tertawa terpingkal-pingkal, khotbah yang menghibur bukan mencari tahu apa yang Tuhan mau melalui firman-Nya. Hanya firman Tuhan yang dapat membangkitkan iman dihati kita. Mengapa begitu pentingnya iman? Sebab seperti firman Tuhan katakan dalam  Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang yang tidak kita lihat.”
Benar saudara bahwa Iman adalah dasar, ini menyatakan bahwa tanpa iman kita tidak dapat membangun pengharapan kita. Kalau tidak ada dasar maka tidak akan ada bagunan. Bisakah sebuah bagunan yang sempurna dibangun tanpa dasar? Bisa kita memperoleh apa yang kita harapkan tanpa iman? Saat kita beriman kepada Yesus dan Yesuslah sebagai dasar iman kita maka seluruh permintaan kita pasti terjadi Iman adalah bukti, ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita minta dan itu belum kelihatan, namun dengan iman kita tahu bahwa itu sudah kelihatan dan bahkan oleh iman kita sudah menerimanya.
Dalam hal inilah firman Tuhan dalam Markus 11:24 berkata, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Saudara, dengan iman kita dapat melihat pemulihan itu terjadi!! Naaman tidak hanya beriman saja tetapi Imannya membuat ia bertindak!
·       Ia menghadap raja dan meyakinkan raja atas atas apa yang ia percayai.
·       Ia membawa surat resmi dari raja Aram kepada raja Israel
·       Ia tidak pergi dalam penyamaran, tetapi pergi dalam statusnya sebagai panglima.
·       Ia tidak akan pergi dengan tangan kosong, tetapi membawa dengan emas, perak, dan pakaian.
Dengan demikian, bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan, Allah tidak hanya menginginkan kita beriman buta, tetapi Allah menginginkan untuk kita beriman dan bertindak menggapai sesuatu yang dijanjikan Allah bagi kita.
Bagaimana dengan kita saudara, apakah kita juga memiliki iman yang kuat akan pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita.
Ataukah kita mulai menjadi putus asa dengan kondisi yang tidak kunjung berubah? Tuhan Yesus pernah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap saat kita berdoa kepada Tuhan, seperti seorang janda yang tidak pernah putus asa berharap kepada hakim yang lalim, dan ia pun mendapatkan haknya. Demikian pula Allah menghargai setiap orang yang mau dengfan tekun menaikkan doa permohonan kepadaNya.

2. Pemulihan dapat terjadi jika ada ketaatan terhadap apa yang Tuhan mau
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Naaman memang memiliki iman dan oleh imannya ia bertindak namun diawal perjalanannya ia memikirkan bagaimana nantinya ia akan dipulihkan. Ditambah lagi kehadirannya sebagai seorang panglima seakan-akan hendak meremehkan nabi Elisa sebagai hamba Tuhan. Sehingga ketika sesuatu yang tidak masuk akal ditawarkan Elisa kepadanya ia langsung marah.
Saudara, Apa yang tersirat dari kebenaran ini. Naaman perlu tahu bahwa bukan sungai Yordan yang menyembuhkannya, tetapi kesembuhan yang akan ia terima adalah kasih karunia dan kuasa Allah ketika Naaman menaati apa yang dikatakan Tuhan melalui nabi Elisa. Dalam hal ini rasa percaya dan taat adalah satu paket yang ditawarkan Allah bagi mereka yang meminta pertolonganNya.
Karena itu Allah hanya mencari ketaatan dari kehidupan Naaman. Iman saja tidak cukup bagi Naaman untuk menerima kesembuhan dan pemulihan tetapi Allah menghendaki agar Naaman belajar taat kepada perintah Tuhan.
Sulit memang untuk belajar taat sama Tuhan. Seseorang pastinya mau serba instan. Semuanya mau serba cepat, tetapi lupa bahwa ketaatan lebih penting dari pada hasil yang kita harapkan.
Saudara, kadang-kadang bukan kesembuhan yang menjadi tujuan akhir Tuhan bagi kita, tetapi yang menjadi tujuan akhir Tuhan ialah bagaimana kita dapat berubah dari sikap yang tidak taat kepada sikap yang taat.
Ada dua binatang yang memiliki pembawaan yang berbeda, yaitu anjing dan kucing. Anjing terkenal sebagai binatang yang taat dan loyal terhadap tuannya. Kalau ada makanan di meja anjing tidak akan makan kalau tuannya tidak memberikan. Beda dengan kucing! Kucing terkenal dengan binatang yang curang. Dihadapan tuannya dia begitu lembut, tetapi kalau ada makanan di meja yang tidak tertutup dan tidak ada majikannya, maka kucing yang lembut tadi berubah menjadi kucing yang liar, dia akan makan sampai habis.
Pemulihan akan terjadi jika Tuhan mendapati ketaatan dalam hidup kita. Tuhan tidak mencari orang Kristen yang hidupnya diatur berdasarkan pola duniawi. Sebaliknya Tuhan mencari orang Kristen yang mau merendahkan diri dan belajar taat pada pimpinanNya. Karena dalam diri orang tersebut, ada hati yang mau mencari kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Saudara, Apa yang membuat engkau tidak taat hari-hari ini? Di area mana engkau tidak taat? Factor apa yang membuat engkau tidak taat? Malam ini, ambilah komitmen di hadapan Tuhan!
Mulailah belajar untuk taat terhadap apa yang Tuhan mau bagi kehidupan kita, jangan biarkan iblis menang atas hidupmu, jangan biarkan ia memperbudak dan menawan hidupmu. Sebaliknya keluarlah dari situasimu yang sulit, sebab Tuhan menjajikan pemulihan bagi orang yang taat.

3. Pemulihan dapat terjadi jika ada kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan
Perintah nabi Elisa untuk mandi sebanyak tujuh kali di sungai Yordan adalah suatu perintah yang bukan saja menuntut ketaatan tetapi juga kerendahan hati.
Mengapa saudara?
Karena Naaman yang terkenal memiliki reputasi baik dan kedudukan yang tinggi, bisa saja ia telah dikuasai oleh dosa kesombongan. Ia menjadi angkuh dan tidak lagi menghargai orang yang dihadapinya.
Disini, nabi Elisa berusaha memutuskan kesombongan Naaman dan mengenakan kerendahan hati untuk mau taat pada apa yang direncanakan Tuhan bagi dirinya.
Dan hasilnya, kerendahan hati Naaman justru dilengkapi dengan Naaman menerima pemulihan yang sempurna atas penyakitnya dan kehidupannya.
Saudara, belajar untuk rendah hati di hadapan Tuhan itu sulit sebab banyak yang harus kita korbankan. Baik reputasi dan kedudukan kita menjadi taruhannya. Tetapi orang-orang yang mau rendah hati di hadapan Tuhan, kehidupannya tidak akan dipermalukan. Sebaliknya Tuhan akan mengangkat dan memulihkan kita.
Jangan pernah berkata dalam hati kita, bahwa semua yang kita peroleh adalah hasil usaha kita. Semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan, karena itu tidak ada hal yang patut kita sombongkan dalam hidup, selain kita mengakui bahwa semuanya dianugerahkan Tuhan dalam kehidupan kita. Biarkan Tuhan yang memegang kehidupan kita sehingga ia dapat membawa kita ke tempat yang aman. Naaman bukan saja dipulihkan dari sakitnya, tetapi ia dipulihkan menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan. Iman semakin jelas dan ia menjadi penyembah kepada Allah yang benar. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar