NAAMAN
DIPULIHKAN
(2
Raja-raja 5:1-15)
Bapak, ibu, sdr,i yang terkasih.
Setiap
orang pastinya
memiliki masalahnya sendiri, tidak peduli apakah dia orang
yang kaya,
orang kuat, orang pandai dan sebagainya. Termasuk juga dengan
kisah
yang kita baca malam ini.
Saudara, LAI memberi
judul perikop ini dengan “Naaman disembuhkan.” Namun saya lebih memilih judul “Naaman
dipulihkan,” Sebab dia bukan hanya menerima kesembuhan jasmani dari Tuhan
tetapi juga pribadi Naaman sendiri telah dipulihkan.
Siapakah Naaman? Dikatakan bahwa Naaman adalah seorang
panglima pasukan raja Siria, yaitu raja Aram (Band. Lukas 4:27). Seorang
yang kelihatannya terpandang, seorang yang gagah perkasa. Pastinya Naaman memiliki kharisma yang tinggi, belum
lagi ia juga disayangi raja sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan
kepada orang Aram.
Akan tetapi saudara, dari semua yang
dimilikinya, ada satu hal yang menjadikan dirinya buruk, yaitu ia menderita
penyakit kusta. Penyakit
itu ada pada kulitnya yang penuh dengan flek-flek putih yang licin, mengkilap dan melekat. Kusta
juga bisa mengakibatkan daging disekitarnya menjadi mati rasa. Masalahnya saudara, penyakit ini tak terobatkan.
Sehingga meskipun ia
memiliki semua hal yang pantas untuk dibanggakan, namun semuanya itu tidak dapat melindungi Naaman dari penyakit kusta.
Demikian juga dengan kita. Apapun yang kita miliki, tidak dapat melindungi kita dari sakit dan penyakit.
Dalam hal ini saudara, penyakit kusta yang diderita oleh Namaan telah menyebabkan dia kehilangan
sukacita dan kegembiraan; penyakitnya telah melemahkan semangatnya, sehingga ia
tidak dapat menikmati apa yang ia peroleh. Inilah
beban besarnya. Sekarang
baginya, tidak ada kemenangan apa pun yang akan memuaskan batinnya, selain
kesehatannya pulih sepenuhnya.
Bisa dibayangkan oleh kita bagaimana
terpukul dan malunya, Naaman harus menanggung beban itu. Seandainya hal itu
terjadi pada kita, kita pun akan merasakan beban yang berat bukan? Disatu sisi
kita dikenal sebagai seorang yang terpandang di daerah kita, kita memiliki
banyak relasi yang cukup disegani, akan tetapi disisi lain, kita memiliki
penyakit kusta yang tidak kunjung sembuh. Pastilah kita merasa bahwa itu bagian
dari aib kita bukan? Itulah yang terjadi pada Naaman.
Lagi pula saudara, di zaman Perjanjian Lama
karena penyakit
ini seorang yang terkena kusta akan dianggap najis (Imamat 13:3) dan berbahaya, karena dapat menular; sebab itu mereka yang terkena kusta harus
dibawa kepada imam (Imamat 13:9) dan diasingkan dari masyarakat.
Terlebih lagi
penyakit kusta ini dianggap sebagai penyakit kutukan Tuhan (II Raja 15:5).
Namun saudara, terlepas
dari semuanya ini, kta percaya Tuhan punya rencana baik bagi Namaan. Dikatakan
bahwa Naaman memiliki seorang tawanan perempuan yang dijadikan pelayan bagi
isterinya. Gadis pelayan tanpa nama ini hanyalah
gadis biasa. Ia hanya
disebutkan berasal dari bangsa Israel yang pernah dikalahkannya.
Namun sekalipun
bekerja sebagai pelayan bagi orang yang tidak percaya, gadis
muda ini mengenal Tuhan dengan baik. Hal ini terbukti dari pengenalannya
terhadap seorang nabi Allah yang dipakai luar biasa yang tinggal di daerah
Samaria. Dan ia percaya Tuhan pastinya akan memberikan kesembuhan kepada
tuannya melalui nabi itu, jika tuannya mau datang ke sana.
Saudara inilah
keahlian khusus Allah. Disaat kondisi yang dianggap buruk oleh manusia,
Allah memiliki rencana indah dalam kehidupan mnausia. Sehingga keadaan
yang sangat buruk dan tampak mustahil sekalipun dipakai Allah untuk menyatakan
kemuliaanNya.
Untuk itulah, saat Namaan mendengar
berita sukacita ini, ia tertantang untuk pergi. Sebab kerinduannya hanya satu
yaitu ia ingin mengalami pemulihan. Ia ingin merasakan tubuhnya sehat kembali, sehingga
melalui hal itu ia akan menerima kembali segala kehormatan yang dimilikinya.
Maka pergilah Naaman memberitahukan
kepada tuannya, tentang kerinduannya untuk sembuh dan tentang kejadian yang
diperbuat nabi di Samaria (band. Ayat 3-4). Dan hal itu mendapat respon yang
positif dari raja Aram, sehingga raja itu berniat untuk mengirimkan sebuah
surat permohonan kepada raja Israel (ayat 5).
Akan tetapi
kejadian ini rupanya sungguh mengganggu raja Israel. Ia mengoyakkan pakaiannya
dan berkata, “Allahkah
aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim
pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?...
perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku” (ayat 7).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Bagi seorang raja yang pernah
dikalahkan, pastinya surat tersebut seperti sebuah ejekan yang meremehkan,
sehingga sangat wajar jika ia menjadi sangat marah. Akan tetapi ia tidak tahu,
bahwa semua itu telah diatur Tuhan untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan
ditengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan.
Karenanya, saat Elisa mendengar berita
itu, Elisa mengirimkan surat kepada raja dan bertanya: “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu?
Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel”
(ayat 8). Mendengar ucapan Elisa,
hati raja pun menjadi dingin.
Saudara, coba perhatikan bagaimana peran
nabi Elisa dihadapan raja. Kehadirannya sungguh berperan untuk membawa damai.
Ia menunjukkan satu kebenaran dimana hal yang kelihatannya negatif dimata raja,
tetapi diubahnya menjadi satu hal yang positif dimata Tuhan. Sebab Elisa tahu
jalan Tuhan, dan ia ingin menunjukkan kembali kepada raja kemuliaan Tuhan.
Sidang jemaat yang kekasih dalam
Tuhan.
Saya percaya, saat itu Naaman
berangkat, dengan penuh harapan pasti akan kesembuhan dirinya. Karenanya dengan
berbekal sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong
pakaian ia pergi membawanya bagi Elisa, karena pikirnya semua yang ia bawa itu setimpal
dengan kesembuhan dirinya (ayat 5b).
Dikatakan, lalu bergegaslah Naaman
pergi ke rumah Elisa dengan menunggangi kuda. Namun kembali kejadiannya sungguh
diluar dugaannya. Saat Naaman berharap kedatangannya mendapat sambutan hangat,
karena pikirnya ia datang sebagai seorang panglima besar di negerinya. Ia membayangkan
kehadirannya akan disegani oleh Elisa, Hamba Tuhan itu. Tetapi apa yang
terjadi?
Namun ternyata
tidak begitu kejadiannya. Nabi Elisa rupanya tidak mau bertemu langsung dengan
Naaman, ia hanya mengutus pembantunya untuk mengatakan hal yang tidak masuk
akal bagi Naaman. Dikatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka
tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir” (ayat 10).
Saudara, hati siapakah yang tidak akan
panas, saat seseorang merasa diri orang hebat tetapi ia tidak diperlakukan
sebagaimana mestinya. Perhatikan saudara, seringkali manusia merasa harga
dirinya diinjak-injak saat ia merasa tidak diterima sesuai dengan harapannya.
Harga diri seseorang ini bisa menyangkut level pendidikan tertentu, status
ekonominya, gelar yang diperolehnya. Sehingga apa yang menjadi standar
seseorang dalam bersikap dan bertutur kata, itulah harga diri yang dimilikinya.
Demikianlah hati Naaman menjadi panas.
Sebab ia merasa harga dirinya telah dihina oleh Elisa dengan kedatangannya yang
tidak disambut hangat.
Karenanya tidak
heran saat nabi Elisa menunjukkan cara yang harus ditempuhnya tidak masuk akal,
Naaman pulang dengan kemarahan. Ia berkata, “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan
berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di
atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!”
(ayat 11).
Yang lebih menyedihkan
dari sikap Naaman, ia berusaha membandingkan dua sungai yang ada di negerinya
sendiri yang lebih baik daripada sungai Yordan. Katanya: “Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai
Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di
sana dan menjadi tahir?” (ayat 12).
Saudara perhatikan
perkataan Naaman ini, dikatakan “Aku sangka...”, dan perkataan “Bukankah..” Kedua
kata ini bukankah seringkali juga
diucapkan oleh orang-orang yang merasa diri kecewa. Saudara, seringkali orang
berpikir bahwa kesembuhan itu harus selalu dengan cara-cara yang ajaib dan
spektakuler. Orang banyak seringkali berpikir bahwa kesembuhan itu terjadi
dengan cara yang dasyat. Sehingga tanpa disadari bahwa pemikirannya yang
demikian, sebenarnya ia sedang memperalat Tuhan untuk menyembuhkan orang lain
dengan caranya.
Oh saudara, saya
takut pemikiran ini juga yang berkembang dalam benak kita saat ini. Mungkin
kita selalu berkata “Aku sangka...”, “Aku pikir...” Kalau memang
ada, mari buanglah itu dari pikiran Anda! Buanglah semua itu dari pikiran Anda
malam ini, dan lakukan apa yang Allah katakan bagi kita!
Dalam hal ini
saudara, saat kita yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara dalam
kehidupan kita, jangan datang dengan praduga dan cara-cara kita. Tetapi
datanglah dengan satu kerendahan hati dan melihat bagaimana cara Allah bekerja
menyelesaikan masalah kita.
Sidang jemaat yang saya
kasihi,
Sebenarnya melalui kisah
ini, Naaman memiliki dua penyakit, yaitu kesombongan dan kusta. Penyakit yang pertama
mungkin lebih membutuhkan pemulihan yang mendalam sebab Naaman harus turun dari
kereta kesombongannya; sebelum ia dapat disebuhkan dari sakit kustanya.
Karena itu, melihat sikap
Naaman yang mengerutu, pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata
kepadanya: “Bapak,
seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan
melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan
engkau akan menjadi tahir” (ayat 13).
Dalam kesombongannya Naaman
berpikir kalau cuma mandi di Sungai
Yordan untuk mendapatkan kesembuhan, mengapa ia harus cape-cape datang kepada hamba
Tuhan itu. Bukankah ia dapat langsung datang dan mandi sana, tanpa harus
mendengar ucapan yang melecehkan.
Tetapi pertanyaannya, akankah
kejadiannya sama saudara, jika seandainya Naaman langsung datang dan mandi di
sungai Yordan tanpa mendengar perintah Elisa? Saya yakin tidak saudara! Masalahnya bukan
pada sungai-sungai yang lebih baik atau bukan? Tetapi pada kerendahan hati
Namaan untuk mau menaati cara Tuhan bekerja dalam dirinya. Justru Allah memakai Elisa untuk menundukkan
keegoisan Naaman. Sampai Naaman benar-benar menyadari bahwa ia harus belajar
untuk merendahkan diri.
Karenanya setelah mendengar perkataan
bawahannya yang mulai masuk akal bagi dia, Namaan pun pergi dan membenamkan
dirinya sendiri sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan, sebagaimana dikatakan
nabi itu kepadanya. Dan sungguh ajaib! Sesaat setelah Naaman mandi, Tuhan
memulihkan tubuhnya secara luar biasa. Karenanya dikatakan dalam ayat 14, “lalu
pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir”
Saudara yang
kekasih, perhatikan saat Naaman melepaskan harga dirinya, dan mau taat pada
cara kerja Allah, Allah memulihkan keadaan Naaman dengan keadaan yang jauh
lebih baik, bahkan kondisi tubuhnya seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi
tahir.
Dan peristiwa ini
pun pada akhirnya membawa kemuliaan Tuhan. Dikatakan, hingga Naaman kembali
kepada nabi Elisa, ia berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah
kecuali di Israel” (ayat 15).
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Melalui kisah ini, saya
melihat ada 3 hal yang penting yang kita patut pelajari sehubungan dengan Naaman
dipulihkan:
1. Pemulihan dapat terjadi jika ada iman di dalam hati.
Bapak/ ibu yang kekasih
Apa yang diimani oleh anak kecil tawanan
itu, itu juga yang diimani oleh Naaman seorang
kafir. Kita melihat, sekalipun
Naaman belum melihat, namun ia beriman juga dan sangat percaya bahwa apa yang
dikatakan oleh anak kecil itu pasti terjadi.
Karena itu benarlah yang difirmankan Tuhan bahwa “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Iman
Naaman muncul oleh karena mendengar kebenaran yang dikatakan oleh anak kecil
itu, bahwa di Israel ada seorang nabi Tahun yang dapat menyembuhkan
penyakitnya.
Dari sini kita belajar bahwa Iman
dapat tumbuh saat firman Tuhan didengar, diresapi dan disimpan di dalam hati.
Banyak orang tidak mau memasang telinganya baik-baik untuk mendengar firman
Tuhan, atau dia mendengar tetapi firman Tuhan itu masuk telinga yang satu dan
keluar dari telinga yang lain.
Banyak orang percaya hanya mau mendengar khotbah yang
penuh dengan guyonan (humor) yang membuat ia tertawa terpingkal-pingkal,
khotbah yang menghibur bukan mencari tahu apa yang Tuhan mau melalui
firman-Nya. Hanya
firman Tuhan yang dapat membangkitkan iman dihati kita. Mengapa begitu
pentingnya iman? Sebab seperti firman Tuhan katakan dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang yang tidak kita lihat.”
Benar saudara bahwa Iman
adalah dasar, ini menyatakan bahwa tanpa iman kita tidak dapat membangun
pengharapan kita. Kalau tidak ada dasar maka tidak akan
ada bagunan. Bisakah sebuah bagunan yang
sempurna dibangun tanpa dasar? Bisa kita memperoleh apa yang kita harapkan
tanpa iman? Saat kita beriman kepada Yesus dan Yesuslah sebagai dasar iman kita
maka seluruh permintaan kita pasti terjadi Iman adalah bukti, ini menyatakan
bahwa segala sesuatu yang kita minta dan itu belum kelihatan, namun dengan iman
kita tahu bahwa itu sudah kelihatan dan bahkan oleh iman kita sudah
menerimanya.
Dalam hal inilah firman Tuhan dalam
Markus 11:24 berkata, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Saudara, dengan iman kita dapat
melihat pemulihan itu terjadi!! Naaman tidak hanya beriman saja tetapi Imannya
membuat ia bertindak!
· Ia menghadap raja dan
meyakinkan raja atas atas apa yang ia percayai.
· Ia membawa surat resmi dari raja Aram kepada raja
Israel
· Ia tidak pergi dalam penyamaran, tetapi pergi dalam
statusnya sebagai panglima.
· Ia tidak akan pergi dengan tangan kosong, tetapi membawa
dengan emas, perak, dan pakaian.
Dengan demikian, bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan, Allah tidak hanya
menginginkan kita beriman buta, tetapi Allah menginginkan untuk kita beriman
dan bertindak menggapai sesuatu yang dijanjikan Allah bagi kita.
Bagaimana dengan kita saudara, apakah kita juga memiliki iman yang kuat
akan pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita.
Ataukah kita mulai menjadi putus asa dengan kondisi yang tidak kunjung
berubah? Tuhan Yesus pernah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap
saat kita berdoa kepada Tuhan, seperti seorang janda yang tidak pernah putus
asa berharap kepada hakim yang lalim, dan ia pun mendapatkan haknya. Demikian
pula Allah menghargai setiap orang yang mau dengfan tekun menaikkan doa
permohonan kepadaNya.
2. Pemulihan dapat terjadi jika ada ketaatan terhadap apa
yang Tuhan mau
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Naaman memang memiliki iman dan oleh imannya ia
bertindak namun diawal perjalanannya ia memikirkan bagaimana nantinya ia akan
dipulihkan.
Ditambah lagi
kehadirannya sebagai seorang panglima seakan-akan hendak meremehkan nabi Elisa
sebagai hamba Tuhan. Sehingga ketika sesuatu yang tidak masuk akal ditawarkan
Elisa kepadanya ia langsung marah.
Saudara, Apa yang tersirat dari
kebenaran ini. Naaman perlu
tahu bahwa bukan sungai Yordan yang menyembuhkannya, tetapi kesembuhan yang
akan ia terima adalah kasih karunia dan kuasa Allah ketika Naaman menaati apa yang dikatakan Tuhan
melalui nabi Elisa. Dalam hal ini rasa percaya dan taat
adalah satu paket yang ditawarkan Allah bagi mereka yang meminta
pertolonganNya.
Karena itu Allah hanya mencari
ketaatan dari kehidupan Naaman. Iman saja tidak cukup bagi Naaman untuk menerima kesembuhan dan
pemulihan tetapi Allah menghendaki agar Naaman belajar taat kepada perintah
Tuhan.
Sulit memang untuk belajar
taat sama Tuhan. Seseorang pastinya mau serba instan. Semuanya mau serba cepat,
tetapi lupa bahwa ketaatan lebih penting dari pada hasil yang kita harapkan.
Saudara, kadang-kadang bukan
kesembuhan yang menjadi tujuan akhir Tuhan bagi kita, tetapi yang menjadi
tujuan akhir Tuhan ialah bagaimana kita dapat berubah dari sikap yang tidak
taat kepada sikap yang taat.
Ada dua binatang yang memiliki pembawaan yang berbeda,
yaitu anjing dan kucing. Anjing terkenal sebagai binatang yang taat dan loyal
terhadap tuannya. Kalau ada makanan di meja anjing tidak akan makan kalau
tuannya tidak memberikan. Beda dengan kucing! Kucing terkenal dengan binatang
yang curang. Dihadapan tuannya dia begitu lembut, tetapi kalau ada makanan di
meja yang tidak tertutup dan tidak ada majikannya, maka kucing yang lembut tadi
berubah menjadi kucing yang liar, dia akan makan sampai habis.
Pemulihan akan terjadi jika Tuhan mendapati ketaatan
dalam hidup kita. Tuhan tidak mencari orang Kristen
yang hidupnya diatur berdasarkan pola duniawi. Sebaliknya Tuhan mencari orang
Kristen yang mau merendahkan diri dan belajar taat pada pimpinanNya. Karena
dalam diri orang tersebut, ada hati yang mau mencari kehendak Tuhan dalam
hidupnya.
Saudara, Apa yang membuat engkau
tidak taat hari-hari ini? Di area mana engkau tidak taat? Factor apa yang
membuat engkau tidak taat? Malam ini, ambilah komitmen di hadapan Tuhan!
Mulailah belajar untuk taat terhadap apa yang Tuhan
mau bagi kehidupan kita, jangan biarkan iblis menang atas hidupmu, jangan biarkan ia
memperbudak dan menawan hidupmu. Sebaliknya keluarlah dari situasimu yang sulit, sebab Tuhan
menjajikan pemulihan bagi orang yang taat.
3. Pemulihan dapat terjadi jika ada kerendahan hati di
hadapan Tuhan.
Bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan
Perintah nabi Elisa untuk mandi sebanyak tujuh kali di
sungai Yordan adalah suatu
perintah yang bukan saja menuntut ketaatan tetapi juga kerendahan
hati.
Mengapa saudara?
Karena Naaman yang terkenal memiliki
reputasi baik dan kedudukan yang tinggi, bisa saja ia
telah dikuasai oleh dosa kesombongan. Ia menjadi angkuh dan tidak lagi
menghargai orang yang dihadapinya.
Disini, nabi Elisa berusaha memutuskan kesombongan Naaman dan
mengenakan kerendahan hati untuk mau taat pada apa yang direncanakan Tuhan bagi
dirinya.
Dan hasilnya, kerendahan hati Naaman justru dilengkapi dengan Naaman
menerima pemulihan yang sempurna atas penyakitnya dan kehidupannya.
Saudara, belajar untuk rendah hati
di hadapan Tuhan itu sulit sebab banyak yang harus kita korbankan. Baik reputasi dan kedudukan kita menjadi
taruhannya.
Tetapi orang-orang yang mau rendah hati di hadapan
Tuhan, kehidupannya tidak akan dipermalukan. Sebaliknya Tuhan akan mengangkat dan memulihkan kita.
Jangan pernah berkata dalam hati kita, bahwa semua yang kita peroleh
adalah hasil usaha kita. Semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan, karena
itu tidak ada hal yang patut kita sombongkan dalam hidup, selain kita mengakui
bahwa semuanya dianugerahkan Tuhan dalam kehidupan kita. Biarkan Tuhan yang memegang kehidupan kita sehingga ia
dapat membawa kita ke tempat yang aman. Naaman bukan saja dipulihkan dari sakitnya, tetapi ia
dipulihkan menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan. Iman semakin jelas dan
ia menjadi penyembah kepada Allah yang benar.
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar