JANJI BERKAT KEPADA MEREKA
YANG TAAT
Ulangan 11:22-25
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Berbicara
soal janji berkat, tidak bisa dipungkiri bahwa ada begitu banyak orang menginginkan
berkat, tetapi tidak semua mau taat. Mungkin kita bertanya, mengapa berkat
harus dikaitkan dengan ketaatan? Sebab, berkat yang sesungguhnya adalah datang
dari ketaatan pada perintah Tuhan. Sedangkan kutuk datangnya dari
ketidaktaatan.
Ketaatan
adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh
mana Anda diberkati adalah tergantung sejauh mana Anda taat pada Tuhan. Namun
lebih dari sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih
menyertai kita atau tidak dalam segala yang hal yang kita lakukan.
Saudara,
Pertanyaannya
bagi kita saudara: Ketika Anda mendengar kata “taat”, apa yang muncul di pikiran
Anda? Gambaran yang “positif” atau “negatif”? Kira-kira, apakah Anda
menyukai “ketaatan”?
Bapak/
ibu yang kekasih,
Ada
orang yang tidak suka “taat” karena dia merasa kebebasannya dibatasi. Anak-anak
umumnya tidak suka mentaati perintah orang tuanya, oleh karena merasa hak
mereka dibatasi. Coba kita perhatikan bagaimana reaksi anak-anak saat orang tua
meminta mereka belajar sebelum diperbolehkan untuk main? Atau selama seminggu
ini tidak boleh menonton televisi karena sedang menghadapi ujian semester?
Apakah mereka taat kepada perintah orang tua? Kebanyakan tidak bukan!
Yang
terjadi justru anak-anak mau taat pada sesuatu yang mereka sukai. Sebaliknya, mereka
tidak suka taat pada perintah yang mereka tidak sukai. Inilah realita
keberadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa. Bahwa kecenderungan manusia
adalah mengikuti keinginannya sendiri, mereka cenderung memuaskan keinginan daging.
Bapak/
ibu yang kekasih daam Tuhan,
Tuhan
Yesus adalah Pribadi yang memberi contoh kepada kita bagaimana Ia menunjukkan
ketaatanNya pada Bapa dalam hidupNya selama 33 ½ tahun di bumi. “Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat melalui apa yang telah
dideritaNya” (Ibrani 5:8). “Itulah sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama” (Filipi 2:9). Dengan
kata lain bapak/ Ibu, Allah sangat berkenan kepada orang yang taat kepadaNya
dalam situasi sulit sekalipun.
Bapak/
Ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kembali
kepada Kitab Ulangan yang kita baca kali ini, ini merupakan nasehat Musa yang
mengulang kembali kisah perjalanan umat selama 40 tahun di padang gurun dan
mengingatkan mereka segala ketetapan –peraturan – hukum Tuhan, Allah Israel
supaya mereka tidak melupakan Firman dan kisah perjalanan mereka bersama Tuhan saat
akan memasuki Tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan.
Peringatan
yang disampaikan Musa kepada umat adalah suatu janji masa depan. Musa
mengingatkan umat, bahwa apabila mereka sungguh-sungguh berpegang pada segala
perintah Tuhan, mengasihi-Nya, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya,
dan dengan berpaut kepada-Nya (ayat 22). Inilah kesuksesan yang menanti umat
yang taat, mengasihi, dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan.
Tentu
saja yang dimaksudkan disini bukan kesuksesan duniawi, suatu kesuksesan yang
diingingkan orang secara pribadi. Faktanya saudara, banyak dari umat Allah yang
walaupun tetap miskin secara materail, tetapi mereka sukses dalam kehidupan
mereka. Ketika mereka memperoleh rahmat Tuhan untuk menunjukkan jiwa yang puas
di tengah keterbatasan sumber daya, mereka berhasil menunjukkan bahwa Tuhan itu
cukup, mengatasi segalanya. Itulah kesaksian hidup beriman mereka di tengah
bangsa-bangsa yang menyembah ilah-ilah kesuburan dan kemakmuran.
Dalam
hal inilah bapak/ ibu yang kekasih dalam Tuhan. Saya mengajak kita untuk
belajar bagaimana menjadi anak Tuhan yang taat agar janji berkat Tuhan dapat
turun atas kita:
1. Berpegang pada perintah Tuhan (Ayat 22).
Bapak/
ibu yang kekasih,
Apa
yang dilakukan seseorang jika hampir terjatuh? Sudah pasti ia akan mencari
sesuatu yang dapat dipegangnya agar ia dapat terbebas dari kejatuhan.
Begitu
pula dengan kerohanian bangsa Israel. Perintah Musa kepada bangsa Israel adalah
mereka harus “Berpegang
pada perintah Tuhan.” Perintah
Tuhan adalah pedoman untuk kelangsungan hidup dan keselamatan mereka di tanah
Kanaan. Tanpa itu, tidak ada seorang pun dapat berhasil meraihnya. Namun, untuk
dapat berpegang pada Perintah Tuhan, perlu bagi mereka untuk mendengar dengan
sungguh-sungguh akan isi dari perintah itu.
Saudara,
mengapa hal mendengar penting bagi mereka? Sebab kenyataannya, bangsa Israel
tidak sungguh-sungguh mendengarkan apa yang diperintahkan Tuhan atas mereka. Perintah
Tuhan bagi mereka seperti sesuatu yang lewat begitu saja. Apa yang di sampaikan
oleh Tuhan, dengan mudahnya mereka lupakan. Itulah sebabnya, untuk dapat
berpegang pada perintah Tuhan, maka terlebih dahulu mereka harus dengan sungguh-sungguh
mendengarkan.
Dalam
hal ini saudara, sungguh-sungguh mendengar memberi arti bahwa bangsa Israel
bukan hanya mendengar sambil lalu, tapi Tuhan menuntut perhatian khusus mereka
pada apa yang mereka dengar. Artinya mereka bukan hanya sekedar mendengar lalu
melupakan, namun mendengar dan kemudian tetap mengingatnya.
Dampak
dari ketaatan mendengar ini adalah menjadikan perintah Tuhan sebagai pegangan
dalam hidup. Apapun yang terjadi, perintah dan ketetapan dari Tuhan harus
menjadi pegangan dan tolok ukur kehidupan mereka.
Tuhan
adalah Bapa yang baik, yang ingin selalu memberkati kita. Karena itu saudara, jangan
pernah mencurigai Allah. Iman berarti mempercayai bahwa Allah mau dan ingin
memberi yang terbaik untuk kita.
Iman
yang benar adalah iman yang lahir dari Allah. Dan iman yang lahir dari Allah
pastinya membawa kita untuk mengenal Allah. Jadi semakin kita mengenal Allah, seharusnya
membawa kita semakin mentaati Allah. Dalam hal inilah saudaraku, ketaatan yang
lahir dari iman, akan menolong kita untuk taat dengan hati yang bersukacita.
Masalahnya,
ada begitu banyak orang mau taat sama Tuhan, tetapi mengeluh dalam
menjalankannya. Tidak ada sukacita yang membuatnya semakin bersemangat dalam
melakukan ketaatan, sebab dijalaninya dengan mengeluh. Taat tanpa sukacita
hanyalah mendatangkan kuk atau beban terhadap jiwa kita. Apakah Anda taat
kepada orang tua dengan bersungut-sungut? Apakah Anda taat kepada suami dengan
mengeluh? Ingatlah bapak/ ibu yang kekasih, ketika kita taat kepada pemimpin
kita, sejatinya kita sedang taat kepada Tuhan, karena pemimpin adalah wakil
Allah (Roma 13:1).
Allah
berkenan kepada ketaatan. Allah menaruh nilai tinggi kepada ketaatan. Karena
itu jalan pertama bagi kita untuk dapat menaati Tuhan adalah hanya dengan
berpegang teguh pada perintah Tuhan. Sebaliknya, ketidaktaatan kita adalah
sebuah pelanggaran yang serius bagi Allah.
2. Mengasihi Tuhan Melalui Hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya
(ayat 22).
Bapak/
ibu yang kekasih,
Umumnya,
saat orang melakukan suatu perintah dari atasanya karena motif “rasa takut” dan
“segan”.
Efeknya adalah, mereka hanya taat karena takut dan enggan dan tidak dilakukan
dengan ketulusan. Sebaliknya, jika mengerjakan sesuatu karena alasan cinta atau
kasih, maka siapapun akan melakukannya dengan sepenuh hati kepada mereka yang
dikasihi.
Hal
inilah yang dimaksudkan oleh Musa. Bagian ini bicara soal ketaatan tanpa pamrih
untuk mengikuti jalan atau cara hidup sesuai kehendak Tuhan dan bukan sesuai
jalan hidup dan kehendak sendiri. Hal itu dilakukan dengan tulus karena
mengasihi Allah dan bukan hanya karena takut dihukum.
Taat
yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama akan
prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. Taat dibangun atas
dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan.
Allah
memberkati orang yang taat kepada otoritas. Anda mau diberkati? Taatilah dan
hormatilah otoritasmu. Berkat Allah melimpah terhadap orang yang menghormati
otoritasnya.
Tidak
dapat diragukan lagi bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang bebal. Mereka
cenderung melakukan apa yang dianggap baik dan menyenangkan mereka. Israel
diminta mengikuti. Istilah “Menurut jalan yang ditunjukkanNya” ini setara artinya dengan mematuhi. Bukankah
Israel terkenal sebagai umat bermental “persungutan”? Banyak
hal yang mereka responi dengan bersungut dan membantah. Poin kedua ini
mengandung makna penting bahwa mereka bukan hanya mendengar perintah, tapi
harus mengingatnya; bukan hanya mengingat perintah, tapi juga harus
mengerjakannya; bukan hanya sekedar mengerjakannya, tapi juga harus mengerjakan
dengan benar; dan bukan hanya mengerjakan dengan benar, tetapi juga mereka harus
melakukannya dengan kasih yang tulus kepada Allah, sehingga dengan kasih itu,
mereka dapat melakukan segala sesuatu tanpa lagi bersungut-sungut dan
berbantah-bantah dan bukan karena alasan terpaksa.
Jadi
bapak/ ibu yang kekasih,
Jika
selama ini kita berlaku tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak
mengasihi Tuhan. Tidak taat artinya kita lebih mengasihi diri kita, lebih mengasihi
daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah.
Kasih
yang sejati seharusnya dapat diekspresikan dengan sikap menghormati Tuhan.
Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti perintah-perintahNya. Taat
tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan
bertahan sementara. Sebaliknya, taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati
yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, maka
seharusnya tidak akan menyulitkan kita untuk melakukan perintah-perintahNya.
Bagaimana
dengan kita bapak ibu yang kekasih,
Jika
kita menginginkan berkat Tuhan hadir dalam kehidupan kita, kunci yang kedua
adalah belajar untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa
yang telah ditetapkanNya bagi kita.
3. Apa gunanya hidup dalam ketaatan?
Pada
ayat 23-25 Musa menyampaikan bahwa jika mereka sungguh-sungguh melakukan
perintah dan ketetapan Allah sebagaimana yang diperintahkan ayat 22, maka
negeri perjanjian yakni Tanah Kanaan akan menjadi milik mereka. Bangsa Israel
tidak perlu lagi kuatir apakah mereka dapat merebut tanah Kanaan atau tidak.
Sebab tanah Kanaan tidak akan direbut dengan susah payah oleh bangsa Israel, sebaliknya
justru diberikan Tuhan bagi mereka.
Hal
ini ingin menekankan bahwa hanya lewat ketaatan dan kepatuhan kepada Allah
sajalah bangsa Israel akan memperoleh berkat. Pertanyaannya, berkat apakah yang
akan mereka terima itu?
Ada
banyak jenis berkat yang akan Tuhan berikan, jika umat Israel sungguh-sungguh
taat kepada Allah. Silakan bandingkan jenis berkat dalam Ulangan 28:1-10 dst. Bahkan
jika kita perhatikan dalam Ulangan 28:15, kita akan menemukan bahwa: hingga
urusan dapur, pekerjaan, kandungan dll akan diberkati Tuhan. Terlebih lagi, saat
mereka masuk atau keluar, Tuhan pu akan memberkati mereka.
RELEVANSI DAN APLIKASI
Bapak/
ibu yang kekasih dalam Tuhan,
Kita
tidak mungkin berharap bahwa Allah akan memberkati dan menyertai kita, jika
hidup yang kita lakukan tak berkenan kepadaNya. Hidup berkenan kepada Allah
hanya dapat terlihat melalui gaya hidup dalam ketaatan melakukan segala yang
Tuhan kehendaki bagi kita.
Tanpa
ketaatan, mustahil kita dapat menerima berkat penyertaan dan perlindungan
Tuhan. Banyak orang hanya melakukan segala perintah dan Firman Tuhan dengan
kemunafikan. Atau berusaha taat melakukan perintah Tuhan tetapi yang sesuai
yang ia inginkan.
Tidak
demikian yang seharusnya kita lakukan saudara. Semua yang difirman Tuhan harus
kita lakukan dengan ketulusan yang sungguh. Orang percaya diajak untuk
mengerjakan perintah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa. Itu semua hanya bisa
dikerjakan jika kita mengasihi Allah.
Pribadi
yang mengasihi Allah, adalah mereka yang rindu menyenangkan Tuhan yang
dikasihinya, lewat melakukan segala yang Tuhan kehendaki. Karena itu lakukan
dengan setia segala perintah dan FirmanNya sebagai wujud kita mengasihi Tuhan,
yang telah lebih dulu mengasihi dan menyelamatkan kita. Tatatilah Tuhan!!
Karena di sanalah janji bekat itu diberikan. Ketaatan kepada Tuhan bukanlah
sesuatu yang memberatkan kita jika kita mengingat bahwa hidup kita sudah
ditebus dari kesia-siaan dan dosa. Amin.