KEBIMBANGAN
Matius 14:22-33
Seorang aktor laga Hong Kong pernah bercerita dalam sebuah wawancara: “Bahwa dalam melakukan berbagai adegan
berbahaya diperlukan kepercayaan diri yang tinggi untuk melakukannya. Misalnya
dalam adegan melompat di gedung tinggi, jika ragu-ragu, maka lompatan bisa
tidak maksimal dan akan sangat riskan.”
Ia punya pengalaman pribadi mengenai hal itu. Dalam latihan ia
berhasil melakukannya dengan baik, namun ketika shooting dimulai, ia dihinggapi
keraguan yang padahal hanya sekelebat saja. Hasilnya? Ia pun mengalami
kecelakaan. Tetapi untung saja nyawanya selamat.
Bapak/ Ibu/ saudara yang saya kasihi,
Dalam hidup ini, tentunya ada banyak hal yang dapat membuat kita
merasa takut dan cemas. Apalagi dalam iklim di Indonesia ini, kita tidak dapat
memprediksi rasa aman yang sesungguhnya. Masalah politik dan kemelutnya seperti
menjadi bumbu kehidupan kita setiap hari.
Saudara,
Memang, keraguan atau kebimbangan, seringkali menyusup masuk dalam
momen-momen penting di dalam kehidupan kita. Jika kita tidak waspada, hati kita
bisa dengan mudah dipenuhi oleh berbagai keraguan yang akan membuat performa
atau produktivitas kita menurun.
Jika demikian, tentunya kita harus menyingkapi masalah ini sejak awal,
sebelum kebimbangan menguasai diri kita dan membuat kita menjadi lemah.
Sidang Jemaat yang kekasih,
Melalui perikop yang kita baca malam ini, tentunya kita bisa berkaca
dari peristiwa yang di alami oleh Petrus dan murid-murid Yesus lainnya. Peristiwa
pemberian makan kepada lima ribu orang merupakan mujizat yang spektakuler yang
mendahului cerita ini.
Dikatakan: “Sesudah itu Yesus
segera memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan mendahuluiNya ke
seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.” (ayat 22)
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Apa maksud Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya mendahului Dia ke
seberang, yaitu ke Genesaret - sementara Ia berdoa di bukit? Apakah Tuhan Yesus
tahu bahwa badai akan datang di danau Galilea itu? Saudara, Tentu Yesus tahu
segala-galanya. Yesus pun tahu jikalau malam itu di Danau Galilea akan terjadi
badai. Untuk itu Ia mengutus murid-muridNya pergi mendahului, karena dalam
rencanaNya yang besar, inilah jalan yang terbaik bagi murid-muridNya yang
sedang bertumbuh iman.
Selepas Tuhan Yesus membuat mujizat dengan roti dan ikan. Tuhan Yesus
tahu bahwa situasi politik saat itu sedang memuncak. Orang-orang banyak yang
sedang terkesan itu terus menerus mengikuti Dia untuk mendesakNya menjadi raja
dunia. Disatu sisi, Yesus juga mengerti bahwa konsep para murid-murid tentang
Kerajaan Sorga belum sepenuhnya terbentuk. Untuk itu Ia tidak ingin melibatkan
murid-murid dalam hal ini, tetapi Ia lebih memilih menyingkirkan murid-muridNya
ke seberang danau.
Dalam Yohanes 6:15 dapat kita lihat “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia
dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang
diri.”
Sidang jemaat yang
terkasih,
Tidak semua orang datang kepada Yesus dengan motivasi yang benar.
Namun kebanyakan mereka hanya datang karena ingin mendapatkan mujizat dan
berkat jasmani dari Tuhan.
Disinilah
kita melihat hikmat Tuhan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Semua
ditata, semua direncanakan dengan sangat rapi dan membawa kebaikan.
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Dari jumlah dua belas orang murid, empat orang adalah nelayan-nelayan.
Mereka sudah terbiasa hidup dan bekerja di air danau Galilea. Karena itulah
mata pencaharian mereka sebelumnya. Tetapi bagi kedelapan murid yang lainnya yang
bukan nelayan, berlayar pada malam hari pasti menjadi suatu tantangan yang berat.
Tetapi karena Tuhan Yesus memerintahkan untuk mendahuluiNya ke
seberang, murid-murid itu pun menaatinya. Mereka mendayung perahu perahu mereka hingga ketengah Danau. Dikatakan, malam
itu bukanlah malam seperti biasanya. Cuaca yang dingin disertai gelombang yang
besar menjadi tantangan mereka di depan. Tetapi mereka terus mendayung, hingga sampai
kejauhan 3 mil.
Rupanya, saudara-saudara,
Hati merekapun diliputi kecemasan. Tuhan Yesus yang mereka nantikan
itu tidak juga kunjung datang. Bisa saja mereka berpikir bahwa Tuhan Yesus
sengaja memasukkan mereka ke dalam bahaya. Dengan pikiran ini, bisa saja
menjadikan mereka bertambah panik! Belum lagi gelapnya malam dan letihnya badan
membuat mereka kehilangan konsentrasi.
Sidang Jemaat yang kekasih,
Dalam dituasi yang demikian, kira-kira hal itu terjadi kira-kira pada
jam 3 malam, akhirnya Yesus datang menemui murid-murid dengan cara berjalan di
atas air. Sebenarnya ini adalah waktu yang tepat, karena disaat murid-murid
tengah kesulitan karena gelombang yang menyerang mereka, Tuhan Yesus datang
untuk memberikan jalan keluar.
Tetapi kondisi murid-murid saat itu tengah panik, ditambah dengan
konsentrasi mereka yang mulai memudar, membawa respon yang salah ketika mereka
melihat kehadiran Yesus.
Kurang
jelas siapakah dari antara murid-murid yang pertama kali melihat Yesus. Namun
dari teriakan yang muncul pada saat malam yang gelap itu, pastilah membuat
seluruh murid semakin bertambah panik. Sehingga dengan spontan mereka
berteriak, “Hantu... itu hantu!” Saudara, kita lihat betapa dangkalnya iman
murid-murid bukan? Pengalaman mereka melihat mujizat Tuhan tidak juga
menyadarkan mereka akan Keilahian Yesus. Sehingga wajar jika ketika mereka
melihat samar-samar ada seseorang yang mendekati perahu mereka dengan berjalan
di atas air, mereka kira itu sebuah hantu.
Akan tetapi melihat hal demikian, Yesus pun kemudian menenangkan
mereka, dengan berkata: “Tenanglah! Aku
ini, jangan takut!” (ayat 27)
Saudara,
Petrus masih meragukan keaslian Tuhan Yesus, menawarkan diri untuk
turut berjalan di atas air. "Lalu
Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku
datang kepada-Mu berjalan di atas air." (ay 28). Yesus
memanggilnya, dan Petrus pun mengalami peristiwa yang ajaib dengan
berjalan di atas air. Ia terus berjalan di atas air sampai menghampiri Yesus.
(ay 29). Antara Iman dan logika, sepertinya sedang berperang di kepala Petrus
saat itu. Hingga ketika terpaan tiupan angin laut yang dirasakannya, Iman
Petruspun kalah dengan logikanya sehingga Ia berteriak, Tuhan, tolonglah aku!”
(ayat 30).
Saudara,
Kita melihat, saat imannya memudar, dan ia pun mulai tenggelam. Seketika itu pula Petrus lalu berteriak minta tolong pada Yesus. Dan Yesus
pun kemudian menegurnya. "Segera
Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang
kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" (Matius 14:31). Petrus
kemudian diselamatkan, dan mereka menaiki kapal. Seketika itu pula angin pun
reda. (ay 32).
Sidang jemaat yang kekasih,
Ini kesaksian hidup Petrus dan para murid Yesus yang tidak asing lagi
bagi kita. Lihatlah bahwa apa yang dialami Petrus pada mulanya luar biasa.
Petrus sudah mengalami keajaiban dengan berjalan di atas air adalah sebuah
pengalaman yang tidak pernah dirasakan murid-murid Yesus yang lain. Tapi ketika
rasa bimbang mulai timbul disertai rasa takut, maka ia pun mulai tenggelam. Ini
jelas merupakan sebuah gambaran bagaimana kebimbangan bisa menghancurkan kehidupan
kita.
Seperti Petrus, kita pun bisa mengalami perkara-perkara besar dan
ajaib dalam hidup kita, ketika kita taat sepenuhnya pada Tuhan. Tapi lihatlah
ketika kita mulai mengandalkan perasaan yang seringkali bias dan dipenuhi
kebimbangan, maka kita pun akan tenggelam.
Saudara,
Iblis raja tipu muslihat sangat suka memanfaatkan kebimbangan manusia
untuk masuk dan menghancurkan diri kita dari dalam. Iblis akan selalu berusaha
menghabisi iman kita dengan cara menyerang kita lewat kebimbangan demi
kebimbangan. Kebim-bangan akan membuat kita ragu-ragu dalam melangkah, Kebimbangan
dan bisa menimbulkan ketidak-percayaan kepada Tuhan. Dan ketidakpercayaan ini
akan mengarah pada ketidaktaatan, yang pada akhirnya kita pun akan tenggelam
sia-sia.
Untuk itu, kisah ini adalah pesan penting bagi kita agar tidak
mengandalkan diri kita sendiri saja. Jangan sok tahu, begitu kira-kira pesan Injil.
Think simple, think wise, listen to God and
follow Him. Itu adalah intisari hidup di dalam Tuhan. Apa
yang dialami Petrus sering kita alami juga dalam kehidupan kita. Banyak orang
yang mungkin sudah mengalami berbagai pengalaman ajaib bersama Tuhan, mengalami
kuasa dan mukjizatNya yang luar biasa, namun kemudian ketika kebimbangan mulai
merasuki hati dan pikiran kita, maka kita pun mulai kehilangan seluruh berkat
dan janji-janjiNya.
Untuk itu saudara-saudara,
Agar kita tidak menjadi bimbang, penting bagi kita untuk mengetahui
apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita, apa yang Dia kehendaki,
dimana Dia akan ada bersama kita karena kita berjalan sesuai rencanaNya.
Dalam perjalanan hidup kita secara logika manusia bisa penuh dengan
ketidak-pastian, tapi ingatlah bahwa hidup yang terbaik bukanlah tergantung
pada pendapat kita atau manusia, tapi sepenuhnya tergantung pada Tuhan.
Yakobus mengingatkan kita untuk meminta dalam iman. "Hendaklah ia memintanya dalam iman,
dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang
laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin" (Yakobus
1:6).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Jika kita ingin bertumbuh dengan baik, Jangan bimbang, karena dengan
kebimbangan kita tidaklah akan mendapatkan apa-apa, tapi percayalah sepenuhnya
pada Tuhan, karena bagi diriNya tidak ada satu pun yang mustahil.
Yesus pernah berkata "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja
yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal
itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24). Jadi
dengan demikian, percaya, itu timbul dari iman. Dari mana iman timbul? "Iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).
Untuk itu Bapak/ ibu yang kekasih,
Angin kehidupan memang sering datang dari
arah yang berlawanan. Ada saatnya ketika kita harus melawannya, dan hidup
menjadi suatu pergumulan berat dengan diri sendiri, dengan lingkungan kita, dengan
pencobaan kita, dengan dukacita kita, dengan keputusan kita.
Namun pada saat demikian sebenarnya tidak
seorangpun harus bergumul sendirian karena Yesus datang untuk menolongnya
melewati badai kehidupan, dengan tangan yang terentang untuk menyelamatkan, dan
dengan suaraNya yang tenang dan jelas menghibur hati kita supaya kita jangan
takut.
Malam ini, jikalau Bapak/ ibu saudara, hidup
dalam kebimbangan. Jika ada diantara kita yang tengah bergumul dengan kehidupan
yang sepertinya tidak ada kepastian. Percayalah ada Tuhan Yesus yang siap
menolong. Dia tahu segala hal yang belum terjadi dan yang akan terjadi. Karena
Dialah Allah yang sejati. Hanya yang Ia tunggu adalah respon kita untuk meminta
pertolongan kepadaNya. Ia menunggu teriakan kita yang berseru kepadaNya dengan
iman, maka Ia pun akan bertindak menolong kita. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar