Jumat, 14 November 2014

KEBIMBANGAN

KEBIMBANGAN
Matius 14:22-33


Bapak/ Ibu yang kekasih,
Seorang aktor laga Hong Kong pernah bercerita dalam sebuah wawancara: “Bahwa dalam melakukan berbagai adegan berbahaya diperlukan kepercayaan diri yang tinggi untuk melakukannya. Misalnya dalam adegan melompat di gedung tinggi, jika ragu-ragu, maka lompatan bisa tidak maksimal dan akan sangat riskan.”
Ia punya pengalaman pribadi mengenai hal itu. Dalam latihan ia berhasil melakukannya dengan baik, namun ketika shooting dimulai, ia dihinggapi keraguan yang padahal hanya sekelebat saja. Hasilnya? Ia pun mengalami kecelakaan. Tetapi untung saja nyawanya selamat.
Bapak/ Ibu/ saudara yang saya kasihi,
Dalam hidup ini, tentunya ada banyak hal yang dapat membuat kita merasa takut dan cemas. Apalagi dalam iklim di Indonesia ini, kita tidak dapat memprediksi rasa aman yang sesungguhnya. Masalah politik dan kemelutnya seperti menjadi bumbu kehidupan kita setiap hari.
Saudara,
Memang, keraguan atau kebimbangan, seringkali menyusup masuk dalam momen-momen penting di dalam kehidupan kita. Jika kita tidak waspada, hati kita bisa dengan mudah dipenuhi oleh berbagai keraguan yang akan membuat performa atau produktivitas kita menurun.
Jika demikian, tentunya kita harus menyingkapi masalah ini sejak awal, sebelum kebimbangan menguasai diri kita dan membuat kita menjadi lemah.
Sidang Jemaat yang kekasih,
Melalui perikop yang kita baca malam ini, tentunya kita bisa berkaca dari peristiwa yang di alami oleh Petrus dan murid-murid Yesus lainnya. Peristiwa pemberian makan kepada lima ribu orang merupakan mujizat yang spektakuler yang mendahului cerita ini.
Dikatakan: “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan mendahuluiNya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.” (ayat 22)
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Apa maksud Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya mendahului Dia ke seberang, yaitu ke Genesaret - sementara Ia berdoa di bukit? Apakah Tuhan Yesus tahu bahwa badai akan datang di danau Galilea itu? Saudara, Tentu Yesus tahu segala-galanya. Yesus pun tahu jikalau malam itu di Danau Galilea akan terjadi badai. Untuk itu Ia mengutus murid-muridNya pergi mendahului, karena dalam rencanaNya yang besar, inilah jalan yang terbaik bagi murid-muridNya yang sedang bertumbuh iman.
Selepas Tuhan Yesus membuat mujizat dengan roti dan ikan. Tuhan Yesus tahu bahwa situasi politik saat itu sedang memuncak. Orang-orang banyak yang sedang terkesan itu terus menerus mengikuti Dia untuk mendesakNya menjadi raja dunia. Disatu sisi, Yesus juga mengerti bahwa konsep para murid-murid tentang Kerajaan Sorga belum sepenuhnya terbentuk. Untuk itu Ia tidak ingin melibatkan murid-murid dalam hal ini, tetapi Ia lebih memilih menyingkirkan murid-muridNya ke seberang danau.
Dalam Yohanes 6:15 dapat kita lihat “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.”
Sidang jemaat yang terkasih,
Tidak semua orang datang kepada Yesus dengan motivasi yang benar. Namun kebanyakan mereka hanya datang karena ingin mendapatkan mujizat dan berkat jasmani dari Tuhan.
Disinilah kita melihat hikmat Tuhan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Semua ditata, semua direncanakan dengan sangat rapi dan membawa kebaikan.
Bapak/ Ibu yang kekasih,
Dari jumlah dua belas orang murid, empat orang adalah nelayan-nelayan. Mereka sudah terbiasa hidup dan bekerja di air danau Galilea. Karena itulah mata pencaharian mereka sebelumnya. Tetapi bagi kedelapan murid yang lainnya yang bukan nelayan, berlayar pada malam hari pasti menjadi suatu tantangan yang berat.
Tetapi karena Tuhan Yesus memerintahkan untuk mendahuluiNya ke seberang, murid-murid itu pun menaatinya. Mereka mendayung perahu perahu mereka hingga ketengah Danau. Dikatakan, malam itu bukanlah malam seperti biasanya. Cuaca yang dingin disertai gelombang yang besar menjadi tantangan mereka di depan. Tetapi mereka terus mendayung, hingga sampai kejauhan 3 mil.
Rupanya, saudara-saudara,
Hati merekapun diliputi kecemasan. Tuhan Yesus yang mereka nantikan itu tidak juga kunjung datang. Bisa saja mereka berpikir bahwa Tuhan Yesus sengaja memasukkan mereka ke dalam bahaya. Dengan pikiran ini, bisa saja menjadikan mereka bertambah panik! Belum lagi gelapnya malam dan letihnya badan membuat mereka kehilangan konsentrasi.
Sidang Jemaat yang kekasih,
Dalam dituasi yang demikian, kira-kira hal itu terjadi kira-kira pada jam 3 malam, akhirnya Yesus datang menemui murid-murid dengan cara berjalan di atas air. Sebenarnya ini adalah waktu yang tepat, karena disaat murid-murid tengah kesulitan karena gelombang yang menyerang mereka, Tuhan Yesus datang untuk memberikan jalan keluar.
Tetapi kondisi murid-murid saat itu tengah panik, ditambah dengan konsentrasi mereka yang mulai memudar, membawa respon yang salah ketika mereka melihat kehadiran Yesus.
Kurang jelas siapakah dari antara murid-murid yang pertama kali melihat Yesus. Namun dari teriakan yang muncul pada saat malam yang gelap itu, pastilah membuat seluruh murid semakin bertambah panik. Sehingga dengan spontan mereka berteriak, “Hantu... itu hantu!” Saudara, kita lihat betapa dangkalnya iman murid-murid bukan? Pengalaman mereka melihat mujizat Tuhan tidak juga menyadarkan mereka akan Keilahian Yesus. Sehingga wajar jika ketika mereka melihat samar-samar ada seseorang yang mendekati perahu mereka dengan berjalan di atas air, mereka kira itu sebuah hantu.
Akan tetapi melihat hal demikian, Yesus pun kemudian menenangkan mereka, dengan berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (ayat 27)
Saudara,
Petrus masih meragukan keaslian Tuhan Yesus, menawarkan diri untuk turut berjalan di atas air. "Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." (ay 28). Yesus memanggilnya, dan Petrus pun mengalami peristiwa yang ajaib dengan berjalan di atas air. Ia terus berjalan di atas air sampai menghampiri Yesus. (ay 29). Antara Iman dan logika, sepertinya sedang berperang di kepala Petrus saat itu. Hingga ketika terpaan tiupan angin laut yang dirasakannya, Iman Petruspun kalah dengan logikanya sehingga Ia berteriak, Tuhan, tolonglah aku!” (ayat 30).
Saudara,
Kita melihat, saat imannya memudar, dan ia pun mulai tenggelam. Seketika itu pula Petrus lalu berteriak minta tolong pada Yesus. Dan Yesus pun kemudian menegurnya. "Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" (Matius 14:31). Petrus kemudian diselamatkan, dan mereka menaiki kapal. Seketika itu pula angin pun reda. (ay 32).
Sidang jemaat yang kekasih,
Ini kesaksian hidup Petrus dan para murid Yesus yang tidak asing lagi bagi kita. Lihatlah bahwa apa yang dialami Petrus pada mulanya luar biasa. Petrus sudah mengalami keajaiban dengan berjalan di atas air adalah sebuah pengalaman yang tidak pernah dirasakan murid-murid Yesus yang lain. Tapi ketika rasa bimbang mulai timbul disertai rasa takut, maka ia pun mulai tenggelam. Ini jelas merupakan sebuah gambaran bagaimana kebimbangan bisa menghancurkan kehidupan kita.
Seperti Petrus, kita pun bisa mengalami perkara-perkara besar dan ajaib dalam hidup kita, ketika kita taat sepenuhnya pada Tuhan. Tapi lihatlah ketika kita mulai mengandalkan perasaan yang seringkali bias dan dipenuhi kebimbangan, maka kita pun akan tenggelam.
Saudara,
Iblis raja tipu muslihat sangat suka memanfaatkan kebimbangan manusia untuk masuk dan menghancurkan diri kita dari dalam. Iblis akan selalu berusaha menghabisi iman kita dengan cara menyerang kita lewat kebimbangan demi kebimbangan. Kebim-bangan akan membuat kita ragu-ragu dalam melangkah, Kebimbangan dan bisa menimbulkan ketidak-percayaan kepada Tuhan. Dan ketidakpercayaan ini akan mengarah pada ketidaktaatan, yang pada akhirnya kita pun akan tenggelam sia-sia.
Untuk itu, kisah ini adalah pesan penting bagi kita agar tidak mengandalkan diri kita sendiri saja. Jangan sok tahu, begitu kira-kira pesan Injil.
Think simple, think wise, listen to God and follow Him. Itu adalah intisari hidup di dalam Tuhan. Apa yang dialami Petrus sering kita alami juga dalam kehidupan kita. Banyak orang yang mungkin sudah mengalami berbagai pengalaman ajaib bersama Tuhan, mengalami kuasa dan mukjizatNya yang luar biasa, namun kemudian ketika kebimbangan mulai merasuki hati dan pikiran kita, maka kita pun mulai kehilangan seluruh berkat dan janji-janjiNya.
Untuk itu saudara-saudara,
Agar kita tidak menjadi bimbang, penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita, apa yang Dia kehendaki, dimana Dia akan ada bersama kita karena kita berjalan sesuai rencanaNya.
Dalam perjalanan hidup kita secara logika manusia bisa penuh dengan ketidak-pastian, tapi ingatlah bahwa hidup yang terbaik bukanlah tergantung pada pendapat kita atau manusia, tapi sepenuhnya tergantung pada Tuhan.
Yakobus mengingatkan kita untuk meminta dalam iman. "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin" (Yakobus 1:6).
Bapak/ ibu yang kekasih,
Jika kita ingin bertumbuh dengan baik, Jangan bimbang, karena dengan kebimbangan kita tidaklah akan mendapatkan apa-apa, tapi percayalah sepenuhnya pada Tuhan, karena bagi diriNya tidak ada satu pun yang mustahil.
Yesus pernah berkata "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24). Jadi dengan demikian, percaya, itu timbul dari iman. Dari mana iman timbul? "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).
Untuk itu Bapak/ ibu yang kekasih,
Angin kehidupan memang sering datang dari arah yang berlawanan. Ada saatnya ketika kita harus melawannya, dan hidup menjadi suatu pergumulan berat dengan diri sendiri, dengan lingkungan kita, dengan pencobaan kita, dengan dukacita kita, dengan keputusan kita.
Namun pada saat demikian sebenarnya tidak seorangpun harus bergumul sendirian karena Yesus datang untuk menolongnya melewati badai kehidupan, dengan tangan yang terentang untuk menyelamatkan, dan dengan suaraNya yang tenang dan jelas menghibur hati kita supaya kita jangan takut.
Malam ini, jikalau Bapak/ ibu saudara, hidup dalam kebimbangan. Jika ada diantara kita yang tengah bergumul dengan kehidupan yang sepertinya tidak ada kepastian. Percayalah ada Tuhan Yesus yang siap menolong. Dia tahu segala hal yang belum terjadi dan yang akan terjadi. Karena Dialah Allah yang sejati. Hanya yang Ia tunggu adalah respon kita untuk meminta pertolongan kepadaNya. Ia menunggu teriakan kita yang berseru kepadaNya dengan iman, maka Ia pun akan bertindak menolong kita. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar