KARYA ALLAH DI TENGAH KEJAHATAN MANUSIA (Yohanes 11:45-57)
Bapak, ibu, sdr.i yang
kekasih dalam Tuhan
Memasuki bulan Maret ini, gereja-gereja
biasanya mulai membicarakan topik tentang hari-hari kesengsaraan Tuhan dalam
khotbah-khotbah mingguannya. Demikian pula dengan gereja kita saudara, bulan
Maret ini, menjelang peringatan Paskah tahun ini, gereja kita pun akan mengupas
topik yang sama. Dan khususnya pada hari ini, saya mengambil tema tentang “Karya Allah Di
Tengah Kejahatan Manusia”.
Bapak/ ibu yang kekasih
Berbicara tentang Karya
Allah, saya percaya di dalam kehidupan manusia Allah terus bekerja dari dulu,
sekarang dan dimasa yang akan datang. Bahkan saat Tuhan Yesus berhadapan dengan
orang-orang Farisi yang mempermasalahkan soal penyembuhan atas seorang yang
lumpuh, Tuhan Yesus berkata: “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja
juga” (Yohanes 5:17).
Saudara, pernyataan Tuhan
Yesus ini menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Hingga dari kalangan orang-orang Yahudi sendiri
sudah ada niat untuk membunuh Yesus saat itu (Yohanes 5:18). Bahkan sampai
dipenghujung perdebatan soal kebangkitan Lazarus, niat jahat manusia terhadap
Tuhan Yesus sepertinya sudah tidak dapat terbendung lagi.
Disini kita melihat
saudara, sekalipun dosa merajalela dan sepertinya terus menguasai hati umat
manusia, akan tetapi Allah tidak akan pernah kehabisan cara untuk berkarya
dalam kehidupan manusia.
Sebaliknya “Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
(Roma 8:28). Dari sinilah kita pahami saudara, tidak pernah ada niat
jahat muncul dari hati Allah, sekalipun itu muncul dalam situasi yang sulit
yang sedang kita hadapi.
Bapak/ ibu yang kekasih
dalam Tuhan,
Kembali kepada topik yang
kita baca hari ini, perikop yang ini dilatar-belakangi oleh peristiwa
kebangkitan Lazarus. Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati adalah
mujizat Tuhan Yesus yang terakhir sebelum penyalibanNya, tetapi mujizat
tersebut pastilah yang terbesar dan yang menimbulkan paling banyak tanggapan
baik dari sahabat-sahabatNya maupun dari musuh-musuhNya. Yohanes memilih mujizat
itu sebagai mujizat ketujuh yang dicatat dalam kitabnya, karena mujizat itu
benar-benar yang paling penting dalam pelayanan Tuhan Yesus di bumi. Ia telah
membangkitkan orang lain dari antara orang mati, yang tentunya sudah
terkuburkan selama empat hari lamanya. Secara logika, kejadian ini sangat tidak
masuk di akal. Sebab jasad yang telah mati itu telah membusuk secara alamiah. “Ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati” (Yohanes 11:39).
Tetapi faktanya Lazarus
kembali hidup dalam kondisi segar bugar seperti sediakala. Kebangkitan itu
adalah suatu mukjizat yang tidak dapat disangkal atau dihindari oleh para
pemimpin Yahudi.
Bapak, ibu, sdr.i yang
terkasih
Yohanes
tidak menceritakan mengenai pengalaman Lazarus tentang bagaimana ia dapat hidup
kembali. Dia tidak menceritakan hal itu karena waktu itu, dan masa kini pun, kejadian
itu tidaklah penting untuk diceritakan. Tetapi yang lebih penting adalah
kesaksian mengenai Tuhan Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup. Sebab, jika
Tuhan Yesus tidak dapat melakukan apa pun atas kematian, semua yang
dilakukanNya menjadi tidak berarti. Demikianlah dikatakan oleh Firman Tuhan
dalam 1
Korintus 15:19, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan
pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala
manusia.”
Namun masalahnya saat itu
adalah peristiwa kebangkitan Lazarus, telah menimbulkan banyak reaksi-reaksi
yang berbeda terhadap peristiwa itu. Yang pada akhirnya menyisakan dua kelompok
orang yang memiliki respon yang berbeda terhadap mujizat yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus.
Bapak, ibu, sdr.i yang
terkasih
Ada sekelompok orang yang
kemudian menjadi percaya setelah mereka melihat peristiwa yang spektakuler yang
dibuat Tuhan Yesus (45). Sehingga mereka merasa kagum akan apa yang sudah Tuhan
lakukan.
Tetapi ada juga kelompok
lain, yang justru melalui peristiwa itu hatinya tertutup oleh kebenaran
sehingga beberapa orang “ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan
menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu” (46).
Saudara,
ayat ini sangat mengherankan. Apakah hati manusia begitu buruknya, sehingga
orang-orang yang telah menyaksikan mukjizat kebangkitan dari antara orang mati,
dapat melawan Dia yang membangkitkan orang?
Masalahnya
adalah, mereka pergi kepada orang-orang Farisi, bukan kepada imam-imam, bukan
karena orang Farisi berkuasa membunuh Tuhan Yesus, tetapi karena imam-iman
berada di lapisan atas, dan sulit dihubungi oleh rakyat, sementara orang-orang
Farisi mudah dicari orang, karena mereka berkeliaran dimana-mana.
Yang
lebih heran saudara, biasanya orang-orang Farisi tidak senang dengan imam-imam
kepala. Sebab Mahkamah Agung dikuasai oleh imam-imam kepala, dan orang-orang
Farisi hanya merupakan minoritas. Pemerintah Roma memberikan kuasa atas segala
urusan keYahudian di Israel kepada Mahkamah Agung, tetapi mereka tidak berhak
menjalankan hukuman maut. Namun dalam kasus ini, mereka bersepakat untuk melakukan
makar melawan Tuhan Yesus. Mereka berniat melakukan
tindakan pembunuhan.
Mengapa saudara? Karena
orang-orang Farisi lebih mementingkan kekuasaan, kepuasan, keuangan dan
kenikmatan yang dinikmatinya selama ini. Sehingga ketenaran yang terjadi pada
Tuhan Yesus dianggapnya sebagai suatu batu sandungan yang akan membahayakan
reputasinya. Mereka tidak mau disanyingi oleh Tuhan Yesus.
Lagi pula orang Farisi
tidak berbahagia ketika sebuah kebenaran diungkapkan, mereka justru merasa was-was
dan gelisah saat kebenaran Firman Tuhan dinyatakan atas mereka. Selama ini
mereka berlindung dibawah kedok Institusi agama yang sebenarnya hanya tempat
untuk menyimpan kebusukan dan kejahatan mereka.
Jadi saudara, siapa yang
melawan Yesus? Institusi agama! Siapa yang melawan Yesus? Ahli-ahli Taurat! Dan
orang-orang Farisi!
Bapak, ibu, sdr.i yang terkasih
Hingga dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya dan dengan cara yang seksama, mereka mengadakan rapat
mendadak. Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi itu memanggil Mahkamah Agama
untuk menanyakan apa yang harus diperbuat?
Saudara ini bukan kasus moral
yang melanggar Hukum Taurat. Tetapi kasusnya diungkapkan sangat jelas, bahwa
Tuhan Yesus telah banyak membuat mujizat.
Kalau seandainya mereka
peka terhadap kebenaran. Bukankah seharusnya mujizat-mujizat besar yang
dilakukan itu cukup menjadi bukti bahwa ada kuasa Allah dibaliknya?
Tetapi seperti Musa yang
banyak melakukan mujizat ketika dia akan membebaskan bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir tapi Firaun semakin tidak percaya. Demikianlah yang
dilakukan Tuhan Yesus atas mujizat-mujizatNya dan orang-orang Yahudi pun tidak
mau percaya.
Bapak/ ibu/ sdr yang
kekasih
Hal ini membuktikan bahwa
orang-orang Yahudi tidak mencari kebenaran tetapi mereka mencari cara untuk
melindungi kepentingan mereka sendiri. Memang saudara, kejadian
itu semakin menjadikan Tuhan Yesus menjadi popular di mata rakyat, lagi pula mereka
tidak dapat menyangkal kuasa-Nya.
Mereka
tidak mengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mau memimpin pemberontakan melawan Roma,
sehingga ketakutan yang mereka ucapkan dalam ayat ini masuk akal. Pasti
Pemerintah Roma, yang gagah perkasa, tidak membiarkan pemberontakan yang mereka
bayangkan. Mereka jauh lebih senang dengan keadaan yang enak yang mereka
nikmati saat itu, dari pada kekacauan politis dan militer yang mereka bayangkan.
Bapak,ibu,sdr.i yang
terkasih
Yesus semakin tenar dan
semakin memiliki banyak pengikut. Hal tersebut dapat mengundang bahaya bagi
keamanan apabila penjajah Roma mengetahuinya. Karena mereka takut kalah
popular. Mereka takut rahasia kebusukan mereka pada akhirnya terbongkar karena
Tuhan Yesus mengungkapkan kebenarannya.
Jadi,
motivasi mereka nyata. Mereka tidak melawan Dia demi kepentingan kebenaran dan
kemuliaan Allah.
Mereka
hanya memikirkan diri mereka sendiri. Karenanya mereka mengambil keputusan yang masuk akal, yaitu
bahwa Tuhan Yesus mengancam keamanan bangsa yang dikuasai orang Romawi.
Dua kali mereka seolah-olah
menunjukkan keprihatinannya tentang “bait Allah kita” dan “bangsa kita”. Tetapi,
sebenarnya yang sedang mereka pikirkan adalah status dan popularitas mereka
sendiri.
Karena itu di tengah-tengah
persidangan yang berlangsung itu Kayafas tampil untuk bicara. Karena dia Imam
besar pada tahun itu. Siapakah itu Kayafas saudara? Dia adalah Imam besar orang
Saduki bukan orang Farisi, tetapi dalam kasus ini, kedua golongan tersebut sepakat
bersama melawan musuh.
Kayafas
menghina mereka, dan menuntut bahwa mereka membunuh Tuhan Yesus, demi
kepentingan mereka. Namun perkataannya mengandung arti yang lain. Dia tidak
memikirkan kematian Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat di kayu salib. Dia hanya
memikirkan kematian Tuhan Yesus sebagai pemberontak. Demikian juga dia tidak
memikirkan kebinasaan di neraka. Sebaliknya dia hanya memikirkan kebinasaan di
tangan tentara Roma.
Tetapi saudara, ucapannya
itu sekaligus bernilai nubuat dalam kedudukannya sebagai orang yang mewakili
bangsa. Karena itu ia berkata “lebih berguna bagimu jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada
seluruh bangsa kita ini binasa.” Artinya bahwa seorang harus menjadi
pengganti bagi orang banyak sesuai dengan ajaran PB tentang penebusan dosa. Sebab
dalam pengertian Yohanes, Kayafas telah menyampaikan hal tentang penyelamatan.
Kekhawatiran Kayafas cukup
dibuktikan hampir empat puluh tahun kemudian ketika Yerusalem dihan-curkan oleh
tentara Romawi karena orang-orang Yahudi memberontak. Tentu, kita sebagai
pembaca tahu bahwa Yesus tidak bermaksud untuk memberontak terhadap kuasa
Romawi.
Juga, ada petunjuk yang
dapat kita lihat yaitu dalam kata “bagimu” di ayat 50, yang merujuk kepada kepentingan
satu kelompok yang dijaga. Dalam hal ini, Kayafas serta Mahkamah Agung dapat
berkuasa karena dukungan orang Romawi, walaupun kuasanya juga terbatas. Namun karena
kepentingan itu, mereka menolak Yesus meskipun mereka menerima bahwa Yesus
melakukan banyak mujizat (Ayat 47).
Namun, di tengah maksud
jahatnya itu, Kayafas tetap mengerjakan apa yang menjadi kehendak Allah dimana
Kristus harus mati bagi penebusan banyak orang. Dengan demikian saudara, di
tengah-tengah konspirasi ini, kata-kata yang diucapkan Kayafas di ayat 49-50
merupakan kata-kata yang bersifat ironis, karena memuat makna yang lebih dalam
yang tidak disadarinya: Yesus akan mati "untuk bangsa itu ...ini memang benar akan
tetapi bukan seperti apa yang dimaksudkan oleh Kayafas. Ini adalah benar dalam
arti dan cara yang lebih besar dan mulia.
Tuhan dapat berkata-kata bahkan melalui
orang-orang yang paling tidak disukaiNya terkadang Dia memberi pesanNya melalui
seorang tanpa orang itu sendiri menyadarinya. Yesus harus mati bagi bangsa dan
juga bagi umat Tuhan di seluruh dunia. Tetapi juga untuk mengumpulkan dan
mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai" (Ayat
51-52).
Kematian Yesus di pandang sebagai sesuatu yang mempunyai tujuan yang
mempersatukan. Istilah “anak-anak Allah” dipergunakan tentang mereka yang akan
percaya.
Bapak,ibu,sdr.i yang
kekasih
Inilah yang sebenarnya menjadi
"puncak"
konspirasi para pemimpin Yahudi, bahwa siasat jahat mereka pada akhirnya
digunakan Allah untuk menyelamatkan orang yang percaya kepada Anak-Nya yang
tunggal, yaitu Yesus Kristus.
Dengan demikian, pernyataan
Kayafas menjadi salah satu penjelasan yang penting tentang makna kematian
Kristus (Ayat 51), yaitu bahwa kematian-Nya adalah cara Allah untuk keselamatan,
yang sekalipun saat itu ia tidak memahaminya secara pasti.
Tetapi pada akhirnya penjelasan
itu diperluas oleh penulis Injil dalam Ayat 52 bahwa Kematian Kristus “bukan hanya
berlaku untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan
anak-anak Allah yang tercerai berai.”
Hal ini sejalan dengan apa
yang dinyatakan Yohanes dalam Yohanes 1:12, “Tetapi semua orang yang menerimaNya
diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya.”
Dari sini kita melihat saudara
satu misteri kedaulatan Allah berlaku didalam kejahatan manusia sekali pun. Dimana
Kristus memang diutus untuk menyelamatkan dunia melalui kematian-Nya.
Bapak,ibu,sdr.i yang
terkasih
Akan tetapi, apakah dengan
demikian Allah menguasai para pemimpin Yahudi untuk membunuh Kristus? Ternyata
tidak! Alasan mereka untuk membunuh Kristus sangat masuk akal. Tidak ada
pemaksaan atau manipulasi oleh Allah. Kedaulatan Allah tetap bekerja di tengah-tengah
kehendak manusia, dan bukan melawan kehendak manusia.
Karenanya saat hari Paskah
mulai mendekat, banyak orang mencari-cari Tuhan Yesus, “sementara imam-imam kepala dan orang-orang
Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu dimana Dia
berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia” (Ayat 57).
Saudara,
rencana mereka untuk membunuh Dia mungkin belum diumumkan, tetapi perintah ini jelas
merupakan hasil dari pertemuan mereka dengan Mahkamah Agama.
Sidang jemaat yang
kekasih,
Hari ini, melalui
perenungan kita kali ini, saya mau menantang respon kita atas kebenaran firman ini.
Apakah kita masih menganggap bahwa Allah hanya berdiam diri saat kita berada
ditengah-tengah kejahatan manusia? Ataukah kita mulai percaya bahwa Allah juga
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita? Masalah bisa datang
kapan saja dan dimana saja. Datangnya masalah tidak menunggu kita terlebih
dahulu untuk siap menghadapinya. Tetapi satu hal yang dikehendaki Tuhan bagi
kita adalah, percayalah bahwa apa yang dikerjakan Tuhan bagi kita adalah yang
terbaik bagi kita. Supaya melaluinya iman kita menjadi setahap lebih tinggi
dari yang biasanya. Dan kita menjadi orang-orang yang percaya yang menang di
dalam iman.
Yang berikutnya, jika kita
adalah orang yang berkuasa, kita perlu merenungkan kepentingan apa yang kita
berhalalkan di atas Kristus. Saudara, kepentingan yang paling berbahaya adalah melegalkan
kepentingan lembaga gereja. Misalnya, kita mendiamkan kebenaran untuk menjaga
keamanan. Kita tahu bahwa itu adalah suatu ketidak-benaran. Tetapi kita
berdalih dengan alasan untuk kebaikan gereja, untuk kebaikan jemaat, pada akhirnya
kita melanggar norma-norma firman Tuhan. Saudara, gereja adalah milik Kristus,
maka kelolalah gereja sesuai dengan kehendak Kristus. Bukan berdasarkan apa
yang kita tahu atau yang kita sepakati bersama.
Jika kita berada pada
posisi bersama dengan Kristus, biarlah kita dapat dikuatkan bahwa Allah tetap
bekerja di tengah-tengah niat jahat manusia.
Bapak, ibu, sdr.i yang
terkasih
Peristiwa ini juga
mengingatkan kepada kita semua, bahwa kepercayaan kita di dalam Kristus
bukanlah pilihan kita, tetapi karena anugerahNya semata, yang sanggup
membukakan hati kita dan mengubah hati kita untuk mengenal kebenaran.
Dengan demikian, ingatlah
saudara! Bukan kita yang memilih Dia, tetapi Dia yang memilih kita, oleh sebab
itu marilah kita senantiasa mensyukuri karya keselamatan Yesus yang ada dalam
hidupmu. Namun bukan hanya mensyukurinya saja tetapi semakin hari semakin hidup
dalam kebenaran-kebenaranNya, sehingga kita semakin mengenal Dia dan semakin
bertumbuh ke arah Dia.
Anugerah Allah tidak dapat
dibeli, namun hanya dapat dihidupi. Oleh karena itu selama kita masih bernafas selama
kita masih hidup di dunia ini marilah kita terus hidup benar di hadapanNya,
terus mengasihinya merenungkan firmanNya sehingga kita tahu apa yang harus kita
lakukan dan perbuat dalam hidup ini sebagai anak-anak Tuhan. Selamat
memasuki bulan Paskah. Tuhan Yesus memberkati. Amin
0 komentar:
Posting Komentar